Menjauhi Popularitas

Menjauhi Popularitas

Dari Habib bin Abi Tsabit rahimahullah, katanya, “Pada suatu hari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu keluar dari rumahnya, lantas (ada beberapa) orang membuntutinya. Ia bertanya, ‘Apakah kalian punya keperluan?’

‘Tidak, akan tetapi kami ingin berjalan bersamamu,’ jawab mereka.

‘Kembalilah, sesungguhnya hal itu sebuah kehinaan bagi yang mengikuti dan membahayakan (fitnah) hati bagi yang diikuti,’ tukas Ibnu Mas’ud.” (Shifatush Shafwah, 1/406)

Dari al-Harits bin Suwaid rahimahullah, katanya, “Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Seandainya kalian mengetahui diriku (seperti) yang aku ketahui, pasti kalian akan menaburi tanah di atas kepalaku’.” (Shifatush Shafwah, 1/406, 497)

Dari Bistham bin Muslim rahimahullah, katanya, “Adalah Muhammad bin Sirin rahimahullah jika berjalan bersama seseorang, ia berdiri dan berkata, ‘Apakah kamu punya keperluan?’

Jika orang yang berjalan bersamanya mempunyai keperluan, maka ia tunaikan. Jika kembali berjalan bersamanya, ia bertanya lagi, ‘Apakah kamu mempunyai keperluan?’.” (Shifatush Shafwah 3/243)

Dari al-Hasan rahimahullah, salah seorang murid Ibnul Mubarak rahimahullah, katanya, “Pada suatu hari aku bepergian bersama Ibnul Mubarak. Lalu kami mendatangi tempat air minum yang manusia berkerumun untuk mengambil airnya. Ibnul Mubarak mendekat untuk minum. Tidak ada seorang pun yang mengenalnya sehingga mereka mendesak dan menyingkirkannya. Ketika telah keluar, berkatalah ia kepadaku, ‘Inilah kehidupan, yaitu kita tidak dikenal dan tidak dihormati.’

Ketika berada di Kufah, kitab manasik dibacakan kepadanya, hingga sampai pada hadits dan terdapat ucapan Abdullah bin al-Mubarak (Ibnul Mubarak, red.) dan kami mengambilnya. Ia berkata, ‘Siapa yang menulis ucapanku ini?’

Aku katakan, ‘Penulis.’

Maka ia mengerik tulisan itu dengan jari tangannya hingga terhapus kemudian berkata, ‘Siapakah aku hingga ditulis ucapannya?’.” (Shifatush Shafwah, 4/135)

Dari seseorang, katanya, “Aku melihat wajah al-Imam Ahmad sangat muram setelah dipuji seseorang (dengan ucapan) ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah subhanahu wa ta’la membalas Anda dengan kebaikan, red.) atas perjuangan Islam Anda.’

Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, ‘Bahkan Allah subhanahu wa ta’latelah memberi kebaikan Islam kepadaku. Siapakah dan apa aku ini?’.” (Siyar A’lamin Nubala, 11/225)


Sumber : Asy Syariah Edisi 006, Permata Salaf

14 November 2011

http://asysyariah.com/menjahui-popularitas/

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi