Ad-Durarul Bahiyyah - Kitab Jenazah

كِتَابُ الۡجَنَائِزِ

مِنَ السُّنَّةِ عِيَادَةُ الۡمَرِيضِ، وَتَلۡقِينُ الۡمُحۡتَضَرِ الشَّهَادَتَيۡنِ وَتَوۡجِيهُهُ وَتَغۡمِيضُهُ إِذَا مَاتَ، وَقِرَاءَةُ يٓس عَلَيۡهِ وَالۡمُبَادَرَةُ بِتَجۡهِيزِهِ إِلَّا لِتَجۡوِيزِ حَيَاتِهِ وَالۡقَضَاءِ لِدَيۡنِهِ وَتَسۡجِيَتُهُ، وَيَجُوزُ تَقۡبِيلُهُ وَعَلَى الۡمَرِيضِ أَنۡ يُحۡسِنَ الظَّنَّ بِرَبِّهِ وَيَتُوبَ إِلَيۡهِ وَيَتَخَلَّصَ مِنۡ كُلِّ مَا عَلَيۡهِ.
Termasuk sunnah:

  • Membesuk orang yang sakit.
  • Menuntun orang yang menjelang wafat untuk membaca dua kalimat syahadat.
  • Menghadapkan dan memejamkan mata ketika telah meninggal.
  • Membacakan surah Yaasin.
  • Menyegerakan penyelenggaraan jenazah kecuali masih ada kemungkinan hidup.
  • Menyegerakan pelunasan hutang.
  • Menutupi jasadnya.
  • Boleh untuk menciumnya.
  • Wajib bagi orang yang sakit untuk:
    • berbaik sangka kepada Rabbnya,
    • bertobat kepadanya, dan
    • melepaskan diri dari semua tanggungan.
فَصۡلٌ وَيَجِبُ غُسۡلُ الۡمَيِّتِ الۡمُسۡلِمِ عَلَى الۡأَحۡيَاءِ، وَالۡقَرِيبُ أَوۡلَى بِالۡقَرِيبِ إِذَا كَانَ مِنۡ جِنۡسِهِ، وَأَحَدُ الزَّوۡجَيۡنِ بِالۡآخَرِ، وَيَكُونُ الۡغُسۡلُ ثَلَاثًا أَوۡ خَمۡسًا أَوۡ أَكۡثَرَ بِمَاءٍ وَسِدۡرٍ، وَفِي الۡآخِرَةِ كَافُورًا، وَتُقَدَّمُ الۡمَيَامِنُ وَلَا يُغَسَّلُ الشَّهِيدُ.

Pasal


  • Wajib bagi orang-orang yang masih hidup untuk memandikan jenazah seorang muslim.
  • Kerabatnya lebih utama untuk memandikan apabila sama jenis kelaminnya. Demikian pula salah satu dari suami istri terhadap yang lainnya.
  • Cara memandikan:
    • Jumlah basuhan bisa tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu dengan menggunakan air dan daun bidara.
    • Basuhan yang terakhir menggunakan air kafur.
    • Didahulukan bagian tubuh yang kanan.
  • Orang yang mati syahid tidak dimandikan.
فَصۡلٌ وَيَجِبُ تَكۡفِينُهُ بِمَا يَسۡتُرُهُ وَلَوۡ لَمۡ يَمۡلِكۡ غَيۡرَهُ، وَلَا بَأۡسَ بِالزِّيَادَةِ مَعَ التَّمَكُّنِ مِنۡ غَيۡرِ مُغَالَاةٍ، وَيُكَفَّنُ الشَّهِيدُ فِي ثِيَابِهِ الَّتِي قُتِلَ فِيهَا وَنُدِبَ تَطۡيِيبُ بَدَنِ الۡمَيِّتِ وَكَفَنِهِ.

Pasal


  • Wajib mengkafani jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupinya meskipun ia tidak memiliki selainnya.
  • Tidak mengapa melebihkannya apabila mampu tanpa berlebih-lebihan.
  • Orang yang mati syahid dikafani dengan pakaian yang ia kenakan ketika terbunuh.
  • Disukai untuk memberi wangi-wangian di tubuh jenazah dan di kain kafannya.
فَصۡلٌ وَتَجِبُ الصَّلَاةُ عَلَى الۡمَيِّتِ وَيَقُومُ الۡإِمَامُ حِذَاءَ رَأۡسِ الرَّجُلِ وَوَسۡطَ الۡمَرۡأَةِ، وَيُكَبِّرُ أَرۡبَعًا أَوۡ خَمۡسًا؛ وَيَقۡرَأُ بَعۡدَ التَّكۡبِيرَةِ الۡأُولَى الۡفَاتِحَةَ وَسُورَةً، وَيَدۡعُو بَيۡنَ التَّكۡبِيرَاتِ بِالۡأَدۡعِيَةِ الۡمَأۡثُورَةِ، وَلَا يُصَلَّى عَلَى الۡغَالِ، وَقَاتِلِ نَفۡسِهِ، وَالۡكَافِرِ، وَالشَّهِيدِ. وَيُصَلَّى عَلَى الۡقَبۡرِ وَعَلَى الۡغَائِبِ.

Pasal


  • Wajib salat terhadap jenazah.
  • Tata cara salat jenazah:
    • Imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah lelaki dan bagian tengah jenazah wanita.
    • Bertakbir empat atau lima kali.
    • Membaca surah Al-Fatihah dan satu surah lainnya setelah takbir pertama.
    • Berdoa di antara takbir-takbir dengan doa-doa yang diajarkan Nabi.
  • Jenazah yang tidak disalatkan adalah orang yang melakukan ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi), orang yang bunuh diri, orang kafir, dan orang yang mati syahid.
  • Salat jenazah bisa dikerjakan di atas kubur atau dengan cara salat gaib.
فَصۡلٌ وَيَكُونُ الۡمَشۡيُ بِالۡجَنَازَةِ سَرِيعًا. وَالۡمَشۡيُ مَعَهَا وَالۡحَمۡلُ لَهَا سُنَّةٌ؛ وَالۡمُتَقَدِّمُ عَلَيۡهَا وَالۡمُتَأَخِّرُ عَنۡهَا سَوَاءٌ، وَيُكۡرَهُ الرُّكُوبُ، وَيَحۡرُمُ النَّعۡيُ وَالنِّيَاحَةُ وَاتِّبَاعُهَا بِالنَّارِ، وَشَقُّ الۡجَيۡبِ، وَالدُّعَاءُ بِالۡوَيۡلِ وَالثُّبُورِ، وَلَا يَقۡعُدُ الۡمُتَّبِعُ لَهَا حَتَّى يُوضَعَ؛ وَالۡقِيَامُ لَهَ مَنۡسُوخٌ.

Pasal


  • Berjalan membawa jenazah dengan cepat.
  • Berjalan mengiringi dan memikul jenazah adalah sunnah.
  • Yang berjalan di depan atau di belakang jenazah sama saja.
  • Dibenci untuk menaiki kendaraan.
  • Diharamkan:
    • mengumumkan kematian,
    • meratap,
    • mengikuti jenazah dengan api,
    • merobek saku baju, dan
    • mendoakan kecelakaan dan kebinasaan.
  • Tidak boleh bagi orang yang mengiringi jenazah untuk duduk sebelum jenazah itu diletakkan.
  • Syariat berdiri untuk jenazah mansukh.
فَصۡلٌ وَيَجِبُ دَفۡنُ الۡمَيِّتِ فِي حُفۡرَةٍ تَمۡنَعُهُ مِنَ السِّبَاعِ، وَلَا بَأۡسَ بِالضَّرۡحِ وَاللَّحۡدُ أَوۡلَى؛ وَيُدۡخَلُ الۡمَيِّتُ مِنۡ مُؤَخَّرِ الۡقَبۡرِ وَيُوضَعُ عَلَى جَنۡبِهِ الۡأَيۡمَنِ مُسۡتَقۡبِلًا، وَيُسۡتَحَبُّ حَثۡوُ التُّرَابِ مِنۡ كُلِّ مَنۡ حَضَرَ ثَلَاثَ حَثۡيَاتٍ، وَلَا يُرۡفَعُ الۡقَبۡرُ زِيَادَةً عَلَى شِبۡرٍ وَالزِّيَارَةُ لِلۡمَوۡتَى مَشۡرُوعَةٌ، وَيَقِفُ الزَّائِرُ مُسۡتَقۡبِلًا لِلۡقِبۡلَةِ؛ وَيُحَرَّمُ اتِّخَاذُ الۡقُبُورِ مَسَاجِدَ وَزَخۡرَفَتُهَا وَتَسۡرِيجُهَا وَالۡقُعُودُ عَلَيۡهَا وَسَبُّ الۡأَمۡوَاتِ، وَالتَّعۡزِيَةُ مَشۡرُوعَةٌ، وَكَذٰلِكَ إِهۡدَاءُ الطَّعَامِ لِأَهۡلِ الۡمَيِّتِ.

Pasal


  • Wajib mengubur jenazah di liang tanah yang dapat melindungi dari binatang buas.
  • Tidak mengapa liangnya berupa lubang yang dasar bagian tengahnya lebih dalam dan liang lahad (lubang kubur yang bagian dasarnya diperluas menyamping ke arah kiblat) itu lebih utama.
  • Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur.
  • Jenazah diletakkan di atas lambung kanan menghadap kiblat.
  • Disukai bagi setiap yang hadir untuk menaburkan tanah sebanyak tiga taburan.
  • Kuburan tidak ditinggikan lebih dari satu jengkal.
  • Ziarah kubur itu disyariatkan.
  • Orang yang berziarah berdiri menghadap kiblat.
  • Diharamkan:
    • menjadikan kuburan sebagai masjid-masjid,
    • menghiasinya,
    • memberi lampu,
    • duduk di atasnya, dan
    • mencela orang yang telah mati.
  • Takziah itu disyariatkan, demikian pula memberi hadiah makanan bagi keluarga jenazah.


dari ismailibnuisa.blogspot.com

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi