بسم الله الرحمن الرحيم
Afwan untuk ummahat semua, ana ingin sedikit berbagi secuil
kisah ana dalam perjalanan ana mendidik putra ana. Ia adalah putra
pertama ana. Namanya ibrohim, usianya kini menginjak 5 tahun. Ana
sengaja untuk tidak memasukkannya ke tk karena jarak tk salafiyyah
dengan rumah ana lumayan jauh. Kasihan bila setiap hari ia harus pulang
pergi seperti itu. Ana mengkhawatirkan kesehatannya.
Maka ana berinisiatif untuk mengajari sendiri, dengan
berbekal sedikit pengalaman ana dulu ketika masih membantu mengajar di
salah satu mahad di malang. Tentu saja, berbekal niat, untuk bisa
mewujudkan ibu adalah almadrosatul uwla', dalam mengantar anak-anaknya
mengenal manhaj yang haq, sebagai bekal untuk meniti ash shirothol
mustaqim.
Tidak banyak kemampuan yang ana miliki,namun dengan
tertatih, ana tetap berazam untuk bisa mentarbiyah anak-anak di atas
alquran dan sunnah. Mulailah ana membimbing Ibrohim menghafal al quran,
mufrodat, belajar membaca arob dan latin, berhitung, juga membekalinya
sedikit pengetahuan dasar tentang aqidah, akhlaq dan fiqh.
Ana memakai modul yang sudah tersedia di penerbit-penerbit bermanhaj salaf.
tibalah suatu hari, dimana ana menjelaskan tentang surga dan neraka. Subhanalloh...
betapa hati ini terkejut, ketika suatu hari dengan setengah menangis, dia berkata:"ummi, Ibrohim takut, bagaimana nanti kalau ibrohim sudah mati? Masuk syurga atau neraka?".
tibalah suatu hari, dimana ana menjelaskan tentang surga dan neraka. Subhanalloh...
betapa hati ini terkejut, ketika suatu hari dengan setengah menangis, dia berkata:"ummi, Ibrohim takut, bagaimana nanti kalau ibrohim sudah mati? Masuk syurga atau neraka?".
Ya Robbi...menetes air mata ini....
bukankah ana yang lebih berhak untuk merasa ketakutan seperti itu?
Bukankah setiap hari ana sering membimbing dia mengenal agama-Mu, namun tidak ada kepastian bahwa diri ini juga akan selamat. Allohu musta'an... Dengan masih ketakutan, Ibrohim kembali bertanya:"ummi, kalau ibrohim sama Alloh dimasukkan syurga, apa nanti abi sama ummi udah nunggu ibrohim disitu?"
bukankah ana yang lebih berhak untuk merasa ketakutan seperti itu?
Bukankah setiap hari ana sering membimbing dia mengenal agama-Mu, namun tidak ada kepastian bahwa diri ini juga akan selamat. Allohu musta'an... Dengan masih ketakutan, Ibrohim kembali bertanya:"ummi, kalau ibrohim sama Alloh dimasukkan syurga, apa nanti abi sama ummi udah nunggu ibrohim disitu?"
Dengan tak kuasa menahan air mata....dalam hati kecil ana
berbisik, duhai anakku, ummi juga tidak tahu nak, akankah ummi mu ini
akan berkumpul denganmu di syurga? Seorang yang faqir dan dhoif, yang
dengan tertatih berusaha untuk membimbingmu, dan kau pun mengira diri
ini adalah seorang ibu yang hebat, sedangkan tidak ada kepastian apapun
tentang nasib ummi mu ini di akhirat kelak.
Kejadian ini, berhasil menyuntikkan motivasi tersendiri
bagi ana, untuk kembali bangkit dan berbenah. Beribadah dan menuntut
ilmu semaksimal mungkin sebisa ana. Bukan hanya engkau yang perlu
belajar nak, ummi pun sangat perlu sekali untuk belajar.
Bukan hanya engkau yang perlu merasa khawatir akan masa
depan di akhirat kelak, bahkan ummi mu ini, yang faqir dan dhoif, yang
setiap hari kau selalu berhusnudzon kepadanya bahwa ia adalah seorang
ibu yang sholihah, lebih berhaq untuk merasa khawatir tentang masa
depannya di akhirat kelak, karena hujjah telah tegak. Setiap hari, lewat
lisan ini kau belajar tentang agama Alloh.
⚠Duhai...bagaimana kiranya jika ummi menghasungmu untuk
selalu berusaha menjadi hamba Nya yang sholih, namun hal yang sama tidak
ummi terapkan ke diri ummi sendiri. Allohu mustaan... Alloh lah tempat
ummi meminta pertolongan.
Ummahatty fillah... kadang dalam perjalanan kita
mentarbiyah anak-anak kita, sering terselip teguran-teguran lembut untuk
kita. Maka, marilah kita sama-sama untuk lebih peka terhadap celoteh
lugu anak kita.
Duhai anakku ibrohim... Jadilah engkau hamba Alloh yang
sholih, dan jadilah engkau sebagai salah satu dari barisan para
penghafal alquran, serta kibarkanlah bendera dakwah di atas alquran dan
sunnah. Harapan ini tertumpu di pundakmu nak...
izinkan ana untuk menutup kisah ini dengan seuntai doa...
izinkan ana untuk menutup kisah ini dengan seuntai doa...
Ya Alloh...jadikanlah aku, suamiku dan anak-anakku sebagai
hamba-Mu yang Engkau satukan kembali di jannah Mu.Aamiin yaa Robbal
'Aalamiin...
✒_Ummu fulanah...
_______________________
http://tarbiyah-aulad.blogspot.com
_______________________
http://tarbiyah-aulad.blogspot.com
WA. Tarbiyatul Aulaad (BILAAD)
pada 29.08.2015
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi