Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahulloh
Berikut audio rekaman kajian beliau hafizhahulloh dalam bahasa sunda dengan tema “Akhlak Mulia” tanggal 19 Muharram 1437H (01/11/2015) di Masjid Al Hikmah Ciwaru Banjaran Kabupaten Bandung:
[HQ]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
[16 KBPS]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
[32 KBPS]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Mengingat kajian ini yang disampaikan dalam bahasa sunda, maka kami dari tim admin Fawaid Kajian Bandung mencoba untuk mentranskrip sekaligus menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, agar dapat dimengerti khususnya bagi yang tidak mengerti dan memahami bahasa sunda. Berikut resume yang sekaligus sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
Disebutkan dalam hadits, “Nabi diutus Alloh Ta’ala untuk menyempurnakan akhlak.” (al-adabul mufrad). Akhlak disini ialah akhlak mulia atau akhlak yang baik. Ajaran Islam mengandung akhlak mulia, adapun definisi akhlak sebagai berikut:
1. Makna Umum: agama, tabiat, moral, perilaku, mu’amalat. Semua masuk ke dalam makna akhlak.
2. Istilah: satu gambaran keadaan jiwa yang muncul dalam perilaku. Bila perilaku baik, maka itu menjadi sebab akhlak terpuji. Sebaliknya bila perilaku jelek, maka itu menjadi sebab akhlak jelek.
Akhlak mulia bukan sekedar muamalah yang baik, tetapi lebih dari itu juga muamalah yang baik kepada Alloh. Ciri muamalah yang baik ada 3, antaralain:
[1]. Membenarkan apa yang datang dari Alloh, atau melalui lisan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Contoh: Hadits tentang lalat, apabila hinggap di dalam minuman maka dicelup semuanya, lalu dibuang, karena salah satu sayap mengandung racun sementara bagian sayap lainnya mengandung penawarnya. Menunjuk kepada akhlak yang baik, berita ini datang dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Penolakan atas berita tersebut merupakan wujud akhlak yang buruk kepada Alloh dan Rosul-Nya. Karena kabar dari Nabishollallohu ‘alaihi wa sallammerupakan wahyu dari Alloh, tidak datang dari hawa nafsu. Wajib bagi kita untuk taat dan dengarkan dalam perkara ini.
Contoh lainnya yakni hadits tentang perdebatan antara surga dan neraka. Ini adalah perkara ghoib dan Rosulshollallohu ‘alaihi wa sallammendapatkan wahyu dari Alloh Ta’ala. Kewajiban kita dalam menunjukkan akhlak yang baik kepada Alloh ialah membenarkan. Sebagaimana Firman-Nya:
“Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”(QS. Al Baqarah: 1-3)
Jadi keimanan terhadap perkara ghaib sebagai ujian atas keimanan seseorang dimana nantinya terlihat siapa orang beriman dan siapa orang kafir.
[2]. Mengamalkan Hukum-Hukum Alloh (Kewajiban yang sudah Alloh Wajibkan kepada kita). Alloh mewajibkan puasa di bulan Ramadhan, jika seseorang memiliki akhlak yang baik kepada Alloh maka ia mengerjakannya. Demikian halnya dengan kewajiban sholat.
[3]. Keridhaan atas segala takdir ketentuan Alloh. Ridha disini bukan berarti pasrah, tetapi menerima ketetapan Alloh. Contoh: Musibah sakit, tidak ada seorang pun yang ingin sakit, tetapi apabila Alloh menghendaki pada diri orang tersebut sakit, maka kewajiban kita dalam menunjukkan akhlak mulia ialah ikhlas dalam menerima takdir Alloh, karena ini akan menghapus dosa. Demikian pula ujian kemiskinan. Bila Alloh takdirkan atas diri seseorang kemiskinan atau kefakiran maka wajib baginya menerima ketentuan Alloh. Ujian dan cobaan merupakan ketentuan Alloh yang berlaku. Alloh menciptakan manusia dalam keadaan susah dan kita harus percaya bahwa ada hikmah dibalik kesulitan, ujian dan cobaan.
Seseorang yang bisa mengamalkan tiga amalan diatas berarti sudah mengamalkan akhlak mulia. Muamalah kepada manusia juga masuk dalam akhlak mulia. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia kepada sesama manusia?
[1]. Menjaga diri supaya tidak sampai mencelakakan atau menyakiti orang lain, Wajib menjaga tutur kata dan tingkah laku.
[2]. Memiliki perhatian besar kepada sesama manusia.
[3]. Bermanis muka setiap ada di hadapan kaum muslimin, salah satunya dengan menyebarkan salam.
Ini adalah contoh akhlak terpuji di hadapan manusia. Maka dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada Alloh dan akhlak kepada manusia. Alloh akan melihat hati seseorang bukan kepada rupa seseorang. Lahir dan batin memiliki hubungan yang kuat, jika batinnya baik otomatis lahirnya juga baik. Jika batinnya buruk otomatis lahirnya juga buruk.
Allohu a’lam bi showab.
Sumber http://www.fawaidkajianbandung.web.id/akhlak-mulia/
Berikut audio rekaman kajian beliau hafizhahulloh dalam bahasa sunda dengan tema “Akhlak Mulia” tanggal 19 Muharram 1437H (01/11/2015) di Masjid Al Hikmah Ciwaru Banjaran Kabupaten Bandung:
[HQ]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
[16 KBPS]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
[32 KBPS]:
Akhlak Mulia (Bahasa Sunda) – Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Mengingat kajian ini yang disampaikan dalam bahasa sunda, maka kami dari tim admin Fawaid Kajian Bandung mencoba untuk mentranskrip sekaligus menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, agar dapat dimengerti khususnya bagi yang tidak mengerti dan memahami bahasa sunda. Berikut resume yang sekaligus sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
Disebutkan dalam hadits, “Nabi diutus Alloh Ta’ala untuk menyempurnakan akhlak.” (al-adabul mufrad). Akhlak disini ialah akhlak mulia atau akhlak yang baik. Ajaran Islam mengandung akhlak mulia, adapun definisi akhlak sebagai berikut:
1. Makna Umum: agama, tabiat, moral, perilaku, mu’amalat. Semua masuk ke dalam makna akhlak.
2. Istilah: satu gambaran keadaan jiwa yang muncul dalam perilaku. Bila perilaku baik, maka itu menjadi sebab akhlak terpuji. Sebaliknya bila perilaku jelek, maka itu menjadi sebab akhlak jelek.
Akhlak mulia bukan sekedar muamalah yang baik, tetapi lebih dari itu juga muamalah yang baik kepada Alloh. Ciri muamalah yang baik ada 3, antaralain:
[1]. Membenarkan apa yang datang dari Alloh, atau melalui lisan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Contoh: Hadits tentang lalat, apabila hinggap di dalam minuman maka dicelup semuanya, lalu dibuang, karena salah satu sayap mengandung racun sementara bagian sayap lainnya mengandung penawarnya. Menunjuk kepada akhlak yang baik, berita ini datang dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Penolakan atas berita tersebut merupakan wujud akhlak yang buruk kepada Alloh dan Rosul-Nya. Karena kabar dari Nabishollallohu ‘alaihi wa sallammerupakan wahyu dari Alloh, tidak datang dari hawa nafsu. Wajib bagi kita untuk taat dan dengarkan dalam perkara ini.
Contoh lainnya yakni hadits tentang perdebatan antara surga dan neraka. Ini adalah perkara ghoib dan Rosulshollallohu ‘alaihi wa sallammendapatkan wahyu dari Alloh Ta’ala. Kewajiban kita dalam menunjukkan akhlak yang baik kepada Alloh ialah membenarkan. Sebagaimana Firman-Nya:
“Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”(QS. Al Baqarah: 1-3)
Jadi keimanan terhadap perkara ghaib sebagai ujian atas keimanan seseorang dimana nantinya terlihat siapa orang beriman dan siapa orang kafir.
[2]. Mengamalkan Hukum-Hukum Alloh (Kewajiban yang sudah Alloh Wajibkan kepada kita). Alloh mewajibkan puasa di bulan Ramadhan, jika seseorang memiliki akhlak yang baik kepada Alloh maka ia mengerjakannya. Demikian halnya dengan kewajiban sholat.
[3]. Keridhaan atas segala takdir ketentuan Alloh. Ridha disini bukan berarti pasrah, tetapi menerima ketetapan Alloh. Contoh: Musibah sakit, tidak ada seorang pun yang ingin sakit, tetapi apabila Alloh menghendaki pada diri orang tersebut sakit, maka kewajiban kita dalam menunjukkan akhlak mulia ialah ikhlas dalam menerima takdir Alloh, karena ini akan menghapus dosa. Demikian pula ujian kemiskinan. Bila Alloh takdirkan atas diri seseorang kemiskinan atau kefakiran maka wajib baginya menerima ketentuan Alloh. Ujian dan cobaan merupakan ketentuan Alloh yang berlaku. Alloh menciptakan manusia dalam keadaan susah dan kita harus percaya bahwa ada hikmah dibalik kesulitan, ujian dan cobaan.
Seseorang yang bisa mengamalkan tiga amalan diatas berarti sudah mengamalkan akhlak mulia. Muamalah kepada manusia juga masuk dalam akhlak mulia. Bagaimana menunjukkan akhlak mulia kepada sesama manusia?
[1]. Menjaga diri supaya tidak sampai mencelakakan atau menyakiti orang lain, Wajib menjaga tutur kata dan tingkah laku.
[2]. Memiliki perhatian besar kepada sesama manusia.
[3]. Bermanis muka setiap ada di hadapan kaum muslimin, salah satunya dengan menyebarkan salam.
Ini adalah contoh akhlak terpuji di hadapan manusia. Maka dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada Alloh dan akhlak kepada manusia. Alloh akan melihat hati seseorang bukan kepada rupa seseorang. Lahir dan batin memiliki hubungan yang kuat, jika batinnya baik otomatis lahirnya juga baik. Jika batinnya buruk otomatis lahirnya juga buruk.
Allohu a’lam bi showab.
Sumber http://www.fawaidkajianbandung.web.id/akhlak-mulia/
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi