Keutamaan Sahabat Rasulullah

Silsilah Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah (Bahagian 18-B)
Bab 18:
Para Sahabat Rasulullah (Bag. 2 - Selesai)
Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “...Kemudian seutama-utama manusia setelah mereka adalah para Sahabat Rasulullah lainnya, iaini generasi yang baginda diutus di tengah-tengah mereka.
Kerana itu, setiap orang yang menemani baginda, baik selama setahun, sebulan, sehari, satu jam atau bahkan hanya (sekali) melihat baginda, maka ia termasuk Sahabat Rasulullah*. Ia mendapat status sebagai seorang Sahabat sesuai dengan kadar persahabatannya. Keterdahuluannya bersama Rasulullah, mendengar serta melihat baginda. Yang paling rendah di antara mereka dalam persahabatan tetap lebih utama daripada generasi yang tidak menyaksikan baginda, sekalipun ia berjumpa dengan Allah membawa seluruh amalan (kebaikkan).
Merekalah orang-orang yang menemani Nabi, melihat dan mendengar dari baginda. Dan barangsiapa yang menyaksikan baginda dengan matanya meskipun hanya sesaat, serta beriman kepada baginda, ia adalah lebih utama kerana persahabatannya tersebut daripada golongan Tabi'in (murid-murid Sahabat), sekalipun mereka melakukan setiap amalan kebaikan**.”
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
* Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Inilah definisi Sahabat dari penulis (al-Imam Ahmad). Apa yang menyebabkan seorang Sahabat mendapatkan martabat ini? Andai pun ia melihat Rasulullah hanya sekilas saja, ia sudah dianggap sebagai seorang Sahabat. Lebih-lebih, bila persabahabatannya tersebut selama setahun, sebulan, sehari ataupun sejam.
Dan tentang definisi Sahabat pengertian yang benar adalah siapa saja yang menyaksikan Nabi, beriman dengannya dan meninggal di atas agama Islam.
Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian mencela para Sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya salah seorang di antara kalian berinfaq semisal gunung Uhud berupa emas, nescaya tidak akan dapat mencapai satu mud salah seorang dari mereka, bahkan tidak pula setengahnya." (HR Bukhari).”
** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Sahabat yang paling bawah sekalipun, tidak dapat disusul oleh seutama-utama Tabi'in. Sekalipun ia datang dengan seluruh amalan (soleh) dan berbagai kebaikkan, namun ia tetap tidak akan dapat menyusul seorang Sahabat dalam keutamaan ini.
Tidaklah aku mengetahui setelah para Nabi ada manusia yang semisal mereka dalam sepanjang sejarah. Aku belum pernah mengetahui orang yang semisal mereka dalam hal keimanan, keyakinan, jihad, penyerahan serta pengorbanan.
❗Dari sinilah, iaitu dari sikap Ahlus Sunnah dalam memposisikan para Sahabat, mereka pun mengatakan: BARANGSIAPA YANG MERENDAHKAN SEORANG SAHABAT SAJA, IA ADALAH SEORANG ZINDIQ.
Hanya semata-mata sikap merendahkan! Lalu bagaimana lagi jika itu sebuah cacian, tuduhan, bahkan mengkafirkan mereka?!! Barangsiapa yang merendahkan seorang Sahabat, berarti ia (seperti) seorang Rafidhi yang buruk.
❗Menurut mereka para pengikut Ibnu Saba' al-Yahudi (Syiah) itu lebih utama daripada Abu Bakr dan Umar, masyaAllah!! Ya, didikan ala Rawafidh dan Khawarij, pengikut Ibnu Saba' al-Yahudi itu lebih baik daripada didikan Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam! Semoga Allah memburukkan mereka.”

(Faedah dari Kitab Syarh Ushul as-Sunnah, karya asy Syaikh Rabi’ al-Madkhali, diterbitkan Maktabah Al Huda, diterjemahkan Ustadz Muhammad Higa)

WhatsApp طريق السلف
www.thoriqussalaf.com
telegram.me/thoriqussalaf
18/11/2015

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi