Diejek Teman ? Sabar aja....
Dalam interaksi dengan teman-temannya di sekolah, sering
kita dapati antara anak yang satu dengan yang lainnya saling mengejek.
Ada saja bahan untuk mengejek. Entah kekurangan fisik, barang/benda,
nama yang unik dll.
Hal ini sebetulnya merupakan bentuk bullying secara
verbal. Makin banyak teman-temannya yang mengejek, makin berat tekanan
yang diderita si anak. Sementara itu, makin bereaksi si anak, makin
senang teman-temannya mengejek atau membully secara verbal.
Jika tidak ditangani dengan baik anak akan malas untuk belajar dan berangkat ke sekolah/pondok.
Bagaimana kiat menghadapinya?
Pertama:
Orang tua harus senantiasa memantau, memperhatikan dan
menanyakan ada kejadian apa disekolah dari kejadian yang lucu,
menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Ejekan merupakan sesuatu yang menyedihkan, biarkan anak
bercerita untuk mengungkapkan perasaannya. Hal ini akan bisa mengurangi
bebannya sekian persen.
Kedua :
Kita beri pengarahan bahwa orang yang mengejek kita dan
mencari celah kekurangan kita biasanya iri terhadap kelebihan kita yang
lain. Bisa jadi juga orang yang mengejek itu dulunya merupakan korban
dari ejekan dan ingin balas dendam. Jika anak sudah mengerti, dia akan
lebih tenang dan lebih mudah untuk tidak menghiraukan ejekan.
Ketiga:
Kita beri pengarahan bahwa orang yang mengejek kita
menghendaki kita menjadi sedih dan terganggu dengan ejekan itu, padahal
apabila kita tidak menghiraukannya (cuek saja) hal itu tidak
memudharatkan kita sedikitpun.
Kalau ada yang mengejek, bilang saja "Iyaaa...", niscaya
yang mengejek akan salah tingkah. Tetaplah tenang, teruslah berjalan,
teruslah belajar, sabar saja... Biarkan anjing menggonggong kafilah
tetap berlalu...
Keempat :
Tetap berbuat baik, bersikap baik dan dermawan terhadap
teman-teman di sekolah/pondok sekalipun orangnya mengejek kita.
Misalnya dengan membagi makanan, meminjamkan buku atau baca buku yang
bagus bareng teman ketika istirahat dll. Biasanya orang yang suka
mengejek akan malu, tersadar dan sebagian mereka minta maaf.
Satu hal yang perlu di ingat , ketika memberi pengarahan kepada anak adalah dengan bentuk dialogis sehingga anak mudah memahaminya.
Kiat-kiat diatas sudah kami praktekkan dan alhamdulillah biidznillah sukses.
Sumber: Pengalaman Abu dan Ummu Haidar.
Ummu Haidar Cilacap (Bilaad 7)
Wa.Tarbiyatul Aulaad
(BILAAD)
sumber http://tarbiyah-aulad.blogspot.co.id/2015/11/catatan-ummi-ke-9.html
pada 11.11.2015
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi