💎 PETUAH SANG GURU 💎
🖋 Pada suatu hari Sufyan Ats Tsauri pernah menulis sepucuk surat kepada Abbad bin Abbad.
💦 Mari kita resapi pesan-pesan beliau Rohimahullah ❗️❗️❗️
"أما بعد: فإنَّك في زمان كان أصحاب النبي - صلَّى الله عليه وسلَّم - يتعوَّذون أن يدركوه، ولهم من العِلم ما ليس لنا، ولهم مِن القِدم ما ليس لنا، فكيف بنا حين أدركْناه على قلَّة عِلم، وقلَّة صبر، وقلَّة أعوان على الخير، وفسادٍ من الناس، وكدَر مِن الدنيا؟!
" Adapun setelahnya :
Sesungguhnya engkau hidup di zaman yang para sahabat nabi Sholallahu alaihi wa sallam berlindung untuk melaluinya padahal mereka memiliki ilmu yang tidak kita miliki,dan mereka lebih dahulu dari kita(dalam hal kebaikan).
Lalu bagaimana dengan kita ketika melalui zaman tersebut dengan ilmu yang sedikit, kurang dalam kesabaran,sedikitnya teman-teman yang membantu dalam hal kebaikan,rusaknya masyarakat,dan keruhnya pengaruh dunia....🖋
Bersambung insyaallah ❓❓❓
⛓ "... فعليكَ بالأمْرِ الأول والتمسُّك به، وعليك بالخُمول، فإنَّ هذا زمن خمول، وعليك بالعُزْلة وقلَّة مخالَطة الناس، فقد كان الناس إذا الْتقَوا ينتفع بعضُهم ببعض، فأمَّا اليوم فقد ذهَب ذاك، والنجاةُ في ترْكهم - فيما نرى...
" ...Wajib atasmu untuk (mengambil) urusan dari orang-orang awal dan berpegang teguh dengannya, dan hendaknya engkau bersembunyi karena sesungguhnya sekarang adalah zamannya bersembunyi,,,
Hendaknya engkau mengasingkan diri dan sedikit berbaur dengan manusia, kalau dulu ketika mereka saling bertemu maka sebagiannya mengambil manfaat dari yang lain,akan tetapi hari ini telah hilang hal tersebut.
Maka keselamatan adalah dengan meninggalkan mereka, menurut pandangan kami ...🖋
💡 Maksud ucapan beliau adalah:
Agar kita mengambil urusan agama ini dari pendahulu-pendahu kita yang sholih yaitu Nabi Sholallahu alaihi wa sallam, para sahabat,tabi'in dan yang mrngikuti mereka dengan baik. Dan hendaknya berpegang teguh dengannya.
⛰ Kemudian beliau menganjurkan kita untuk bersembunyi dan mengsingkan diri.
Hal ini bila kita mendapati dimana masyarakat sudah benar-benar rusak parah sulit untuk memperbaiki keadaannya dan kita mengkhawtirkan diri dan keluaga ini terpengruh kerusakan tersebut ,hal ini berdasarkan beberapa riwayat diantaranya :
خَيْرُ الناسِ في الفِتَنِ رجلٌ آخِذٌ بِعِنانِ فَرَسِه أوْ قال بِرَسَنِ فَرَسِه خلفَ أَعْدَاءِ اللهِ يُخِيفُهُمْ و يُخِيفُونَهُ ، أوْ رجلٌ مُعْتَزِلٌ في بادِيَتِه ، يُؤَدِّي حقَّ اللهِ تَعالَى الذي عليهِ
“Sebaik-baik manusia ketika berhadapan dengan fitnah adalah orang yang memegang tali kekang kudanya menghadapi musuh-musuh Allah. Ia menakuti-nakuti mereka, dan merekapun menakut-nakutinya. Atau seseorang yang mengasingkan diri ke lereng-lereng gunung, demi menunaikan apa yang menjadi hak Allah” (HR. Al Hakim 4/446, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/311).
Sebagaimana juga dalam hadits,
قال رجلٌ : أيُّ الناسِ أفضلُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! قال ( مؤمنٌ يجاهد بنفسِه ومالِه في سبيلِ اللهِ ) قال : ثم من ؟ قال ( ثم رجلٌ مُعتزلٌ في شِعبٍ من الشِّعابِ . يعبد ربَّه ويدَعُ الناسَ من شرِّه
“Seseorang bertanya kepada Nabi: ‘siapakan manusia yang paling utama wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Orang yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya di jalan Allah’. Lelaki tadi bertanya lagi: ‘lalu siapa?’. Nabi menjawab: ‘Lalu orang yang mengasingkan diri di lembah-lembah demi untuk menyembah Rabb-nya dan menjauhkan diri dari kebobrokan masyarakat'” (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143).
⛰ Antara Uzlah Dan Muamalah 🌇
🏞 Tekait dengan ucapan Imam Sufyan Ats Tsauri diatas kami memandang perlunya menyertakan pembahasan ini. Mana yang lebih utama uzlah(mengasingkan diri) atau bermuamalah dengan masyarakat❓
Dalam masalah ini ada khilaf dikalangan salaf sebagaimana dijelaskan oleh Al Hafidl Ibnu Hajar Rohimahullah Ta'la dalam kitab beliau Fathul Barri syarah Shohih Al Bukhori ( 13/42) :
" para salaf berbeda pendapat mengenai hukum asal uzlah. Jumhur ulama berpendapat bahwa bergaul di tengah masyarakat (yang bobrok) itu lebih utama karena dengan hal itu didapatkan banyak keuntungan diniyyah, semisal tersebarnya syiar-syiar Islam, memperkokoh kekuatan kaum Muslimin, tercapainya banyak kebaikan-kebaikan seperti saling menolong, saling membantu, saling mengunjungi, dan lainnya. Dan sebagian ulama berpendapat, uzlah itu lebih utama karena lebih terjamin keselamatan dari keburukan, namun dengan syarat ia memahami benar keadaan yang sedang terjadi”
💡Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya:
“Apakah bagi orang yang berusaha menjalani agama dengan benar itu lebih baik uzlah atau bergaul di tengah masyarakat?”.
Beliau menjawab: “Masalah ini walaupun para ulama khilaf, baik khilaf kulliy maupun khilaf haliy, namun yang benar adalah bergaul di tengah masyarakat terkadang wajib dan terkadang mustahab (dianjurkan). Dan seseorang terkadang diperintahkan untuk tetap bergaul di tengah masyarakat dan terkadang diperintahkan untuk menyendiri. Mengkompromikannya yaitu dengan melihat apakah dengan bergaul itu dapat terwujud saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, jika demikian maka diperintahkan untuk bergaul. Namun jika dalam bergaul di tengah masyarakat terdapat unsur saling tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran, maka ketika itu terlarang. Dan berkumpul bersama orang-orang dalam berbagai jenis ibadah seperti shalat 5 waktu, shalat jum’at, shalat Id, shalat Kusuf, shalat istisqa, dan yang lainnya adalah perkara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
👣 Demikian juga berkumpul bersama masyarakat dalam ibadah haji, dalam memerangi orang kafir, dalam memerangi kaum khawarij, (adalah hal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Walau penguasa ketika itu fajir. Walaupun diantara masyarakat itu ada banyak orang fajir. Demikian juga (diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya) berkumpul bersama orang-orang dalam hal-hal yang dapat menambah keimanan, karena ia mendapat manfaat dari kumpulan itu maupun ia yang memberi manfaat, atau semisal itu.
⛺️ Dan semestinya seseorang memiliki waktu menyendiri, yang ia gunakan untuk berdoa, berdzikir, shalat, ber-tafakkur, muhasabah, memperbaiki hatinya, dan hal-hal lain yang khusus untuknya tanpa ada orang lain. Ini semua butuh bersendirian. Baik di rumahnya, – sebagaimana kata Thawus:
"Sebaik-baik tempat bagi seseorang untuk menyimpan dirinya adalah rumahnya, ia dapat menahan pandangannya dan lisannya disana’ – , maupun di luar rumah.
🚦 Maka memutuskan untuk bergaul di tengah masyarakat secara mutlak, ini adalah kesalahan. Demikian juga memutuskan untuk menyendiri secara mutlak, ini juga kesalahan. Namun untuk menakar kadar mana yang lebih utama bagi seseorang apakah yang ini ataukah yang itu, dan mana yang lebih baik baginya dalam setiap keadaan, ini sangat membutuhkan penelaahan keadaan masing-masing sebagaimana telah kami jelaskan” (Majmu’ Al Fatawa, 10/425, dinukil dari Mafatihul Fiqh 47 – 48).🖋
📖 Lanjutan Petuah Sang Guru
... وإيَّاكَ والأمراء أن تدنوَ منهم وتخالطَهم في شيءٍ مِن الأشياء، وإيَّاك أن تُخدعَ فيُقال لك: تشفع وتدرأ عن مظلوم، أو ترد مَظْلمة، فإنَّ ذلك خديعةُ إبليس، وإنَّما اتخذها فجَّار القُرَّاء سُلَّمًا، وكان يُقال: اتَّقوا فِتنةَ العابد الجاهل، والعالِم الفاجِر، فإنَّ فتنتهما فتنةٌ لكلِّ مفتون...
" ... Hati-hati engkau dari para penguasa,dekat dengan mereka dan engkau berbaur dengan mereka dalam satu urusan dari urusan-urusanmu.
❗️Hati-hati engkau untuk melakukan tipu daya,sampai ada orang yang berkata tentangmu : Engkau telah memberikan syafaat,membela orang yang terdlolimi atau mengembalikan hak orang yang terdlolimi. "
🐾 Maka Sesungguhnya itu adalah tipu daya iblis,dan hal ini hanya dijadikan sebagai tangga(untuk meraih dunia) oleh ahli qiro'ah yang fajir.
💥 Sebagaimana kata pepatah:
"Hati-hati kalian dari fitnah ahli ibadah yang jahil(bodoh) dah ahli ilmu fajir karena fitnah keduanya akan menimbulkan fitnah bagi setiap orang yang terfitnah...✍
✨ Petuah Sang Guru
وما لَقِيتَ مِن المسألة والفُتيا، فاغتنمْ ذلك، ولا تُنافسْهم فيه، وإيَّاكَ أن تكون كمَن يحبُّ أن يُعمَل بقوله أو يُنشَر قولُه، أو يُسمَع من قوله، فإذا تُرِك ذاك منه عُرِف فيه، وإياك وحبَّ الرِّياسة، فإنَّ الرجل تكون الرياسة أحبَّ إليه مِن الذهب والفِضَّة، وهو بابٌ غامِض لا يُبصره إلا البصيرُ من العلماء السماسرة، فتفقَّد نفْسك، واعمل بنيَّة، واعلم أنَّه قد دَنَا مِن الناس أمرٌ يشتهي الرجلُ أن يموت، وسلام
" ...Dan apabila engkau menemui sebuah masalah atau (dimintai) fatwa maka hendaknya kamu manfaatkan kesempatan tersebut (untuk menyampaikan ilmu dan kebenaran ), dan janganlah engkau jadikan hal tersebut ajang untuk bersaing dengan mereka (ahli ilmu ).
⚡️ Hati-hati engkau untuk menjadi orang yang senang apabila ucapannya diamalkan dan disebarkan atau didengarkan.
Apabila dia ditinggalkan maka akan diketahui darinya ( persaan tersinggung dan marah )
👑 Hati-hati engkau dari sifat senang mendapatkan kepemimpinan karena seorang laki-laki lebih menyukai kepemimpinan daripada emas dan perak.
🔬 Hal ini merupakan pintu yang rumit tidak ada yang dapat melihatnya kecuali orang memiliki pandangan (yang dalam) dari kalangan ulama yang berpengalaman.
🔍 HENDAKNYA KAMU KOREKSI JIWAMU, DAN BERAMAL LAH DENGAN NIAT YANG IKHLASH.
📌 Dan ketahuilah bahwa telah dekatnya sebuah masa dikalangan manusia dimana seseorang lebih mengharapkan kematian (untuk dirinya).
Wassalaam ✍
💡💡💡 Demikianlah petuah agung dari guru yang bijak .
Petuah ini bisa kita lihat pada kitab Hilyatul Auliya' ( 3/138 )
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita mampu mengamalkan petuah agung tersebut.
Allahumma Amiin ✍
Abu Sufyan Al Musy
Sumber telegram.me/uimusy
Pada 01.12.2015
02.12.2015
03.12.2015
04.12.2015
05.12.2015
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi