〰〰〰〰〰〰
🌷📝 Kajian Hadits: Syarh Arbain anNawawiyyah
💎 HADITS KE 9 (Bag. ke 3 - Selesai)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhoinya- beliau berkata: saya mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Segala yang aku larang jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sesuai dengan kemampuan kalian. Karena sesungguhnya hal yang membinasakan umat sebelum kalian adalah mereka banyak bertanya-tanya (tanpa faidah) dan sikap menyelisihi para Nabi yang mereka lakukan (H.R alBukhari dan Muslim)
📌 BANYAK BERTANYA : ANTARA TERPUJI DAN TERCELA
Pertanyaan yang baik adalah bertanya dalam masalah ilmu agama kepada ahlinya untuk tujuan mengamalkan ilmu tersebut. Atau, pertanyaan yang tujuannya untuk menambah iman, semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin takut kepada-Nya, semakin cinta kepada Allah. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para Sahabat kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam adalah mayoritas pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada para Ulama jika kalian tidak mengetahuinya (Q.S an-Hal:43)
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam juga mencela orang yang bodoh tapi tidak mau bertanya, berbicara tanpa ilmu (menyebabkan kebinasaan bagi orang lain) :
أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
Tidakkah mereka bertanya jika tidak mengetahuinya. Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya (H.R Abu Dawud)
Ibunda kaum beriman, Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata :
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak terhalangi perasaan malu untuk (bertanya) berusaha memahami agama (H.R Muslim)
Sahabat Nabi Ibnu Abbas -semoga Allah meridhoinya- ditanya: dengan cara bagaimana engkau mendapatkan ilmu sampai (banyak) seperti ini? Beliau berkata : dengan lisan yang banyak bertanya dan hati yang banyak berpikir (al-Bidayah wan Nihaayah (8/329)).
Ibnu Abbas -semoga Allah meridhoinya- juga berkata : Aku bertanya satu permasalahan kepada 30 Sahabat Nabi (al-Bidayah wan Nihaayah (8/329))
Ibnu Syihab az-Zuhri -rahimahulloh- berkata : Ilmu adalah gudang-gudang (perbendaharaan), dan kunci (pembukanya) adalah bertanya (Jaami’ Bayaanil Ilmi wa Fadhlih (1/179)
Di antara pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang diajukan oleh seseorang yang sebenarnya sudah tahu jawabannya, namun ia lontarkan pertanyaan di majelis agar diketahui jawabannya oleh orang-orang yang hadir di majelis itu. Sebagaimana yang dilakukan Jibril yang menanyakan tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat (H.R Muslim)
Sedangkan sikap bertanya yang tercela, di antaranya adalah :
1⃣. Banyak bertanya pada saat masih turunnya wahyu, sehingga dikhawatirkan memberatkan kaum muslimin (Q.S al-Maidah:101)
2⃣. Bertanya-tanya tentang rahasia di balik takdir, yang hanya Allah saja yang tahu. Contoh : bertanya mengapa si A ditakdirkan begini, sedangkan si B ditakdirkan demikian?
وَإِذَا ذُكِرَ الْقَدَرُ فَأَمْسِكُوا
Jika disebutkan tentang takdir, maka tahanlah (diamlah) (Shahihul Jaami’ no 546).
3⃣. Bertanya tentang kaifiyat Sifat Allah. Seperti pertanyaan : Seperti apa Wajah Allah? Bagaimana bentuk istiwa’ Allah di atas ‘Arsy? Semua itu tidak ada yang tahu kecuali Allah.
وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ
...dan tidak ada yang tahu takwilnya (kaifiyat /makna secara menyeluruh) kecuali Allah... (Q.S Ali Imran:7)
4⃣. Sekedar bertanya tidak untuk mengamalkannya, atau tidak untuk memahami makna ayat dan hadits (menambah iman), hanya sekedar menguji ustadz atau Syaikh.
5⃣. Bertanya tentang permasalahan yang tidak akan pernah terjadi.
6⃣. Banyak bertanya pada saat kondisi Ustadz atau Syaikh sudah capek, letih, dan semisalnya.
Para Sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam menjaga adab untuk bertanya. Mereka tidak menambah pertanyaan karena merasa kasihan dengan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam. Simaklah adab dari perkataan Ibnu Mas’ud -semoga Allah meridhoinya-:
حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوْ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
...demikianlah Nabi mengkhabarkan kepadaku, yang sebenarnya kalau aku minta tambah penjelasan, niscaya beliau akan menambahinya.. (H.R Muslim)
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, termasuk dalam hal memberi jawaban. Sebenarnya, kalau Sahabat terus bertanya, akan terus dijawab oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam, namun hal itu tidak dilakukan Sahabat karena menjaga adab kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
📝 Disalin dari Draft Buku "40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain anNawawiyah)". Penulis Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
〰〰〰〰〰〰〰
📚🔰Salafy Kendari || http://bit.ly/salafy-kendari
Pada 20.01.2016
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi