[B๐ฃ๐ฃMbastis] 9⃣
GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN
(ANTARA KRITIKAN TERHADAP SEBUAH BUKU DENGAN AMBISI B๐ฃ๐ฃMBASTIS MENGUNDANG MASS MEDIA HANYA UNTUK MENUDUH BERDASARKAN DUGAAN DENGAN DATA KADALUARSA EMPATBELAS TAHUN YANG LALU)
Bukti ketiga,
Diantara deretan bukti lain yang menunjukkan kekejian fitnah dan kedustaan besar Pak Adung Abdurrohman tatkala melemparkan vonis ustadz Ayip Syafrudin terkait dengan jaringan radikal kelompok Solo adalah bukti tulisan ustadz Ayip yang dimuat di majalah Qudwah
Edisi 10 Vol. I 1434 H/2013 M halaman 88-92 berjudul JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA.

Gambar 44. Cover majalah Qudwah
Di dalam tulisan tersebut dipaparkan sejarah kaum teroris radikal ekstrem khawarij dan para dedengkotnya di Indonesia, termasuk pewaris gerakan Kartosuworyo yang berhasil direkrut oleh Hispran yang kemudian menjadi dua gembong besar mereka, Abdullah Sungkar dan Abubakar Ba'asyir dengan markasnya Ngruki, Solo.
Jadi dalam posisi ini, ustadz Ayip menjelaskan peran besar jaringan Radikalis Ekstremis Khawarij dalam mengkader penerusnya dengan berpusat di Ngruki, Solo dan bukan sebaliknya, ustadz Ayip terlibat dalam jaringan radikal kelompok Solo seperti yang ditudingkan secara serampangan, ambisius, tendensius oleh Adung Abdurrohman dalam jumpa persnya yang kemudian disebarluaskan berita tersebut ke seantero dunia. Allahul musta'an.
Simak saja bukti nukilan di bawah ini:
๐ฅ๐ฃ๐ฅ๐ซ๐ฃ JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA ๐ฃ ๐ฅ๐ฃ๐ฅ๐ซ
๐ Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin
๐ Nama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah nama yang tak asing bagi kalangan pergerakan Islam di Indonesia.
Pria kelahiran Cepu, 7 Januari 1907 ini telah tertoreh dalam sejarah pemberontak.
Tak sekadar itu, terhadap para pengikutnya, Kartosoewirjopun menancapkan doktrin anti pemerintah melalui cara kekerasan bersenjata dan aksi aksi-aksi teror.
Pengaruh doktrin yang ia tanam masih terasa kental hingga sekarang.
Walau dengan kemasan dan gaya yang nampak berbeda, namun warna Khawarij tak bisa pupus dari para pengikutnya.
Penamaan Khawarij itu sendiri bermula dari aksi sekelompok orang yang melakukan penentangan terhadap pemerintahan Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
Bahkan, disebutkan bahwa pemahaman Khawarij ini telah tumbuh sejak kekhalifahan Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu.
Yaitu saat terjadi pengerahan masa guna mengepung kediaman khalifah. Klimaks dari aksi demontrasi itu, terbunuhlah sahabat mulia, menantu Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu. Sejarah kelam ini digagas oleh seorang Yahudi kelahiran Shan'a Yaman, Abdullah bin Saba.
Akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang mau menerima perjanjian-perjanjian dengan penjajah Belanda, Kartosoewirjo angkat senjata. Iapun proklamirkan Negara Islam Indonesia (NII), pada 7 Agustus 1948 di Cisampak, Kecamatan Cilugagar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelum memproklamirkan NII, ia mengangkat diri sebagai Imam (emimpin) NII pada Mei 1948.
Pria yang dikeluarkan dari fakultas kedokteran NIAS (Nederlandsch Indische Artsan School) karena gemar membaca buku komunis ini, tak semata mengarahkan senjatanya kepada pemerintah Indonesia, Kyai Yusuf Tauziri, sebagai guru;spiritual dan teman bergaulnya selama 20 tahun, tak luput diperangi pula.
Dalam priode 1949-1958, pondok pesantren Kyai Yusuf Tauziri di Cipari, Garut, diserang pasukan bersenjata Kartosoewirjo hingga puluhan kali. Sang Kyai sendiri yang menjadi target penyerangan selalu luput.
Bagi Kartosoewirjo, Kyai Yusuf Tauziri sendiri telah dihukumi murtad, kafir serta halal darah dan hartanya. Itu hanya lantaran Sang Kyai tak setuju dengan Kartosoewirjo yang menentang pemerintah dan memproklamirkan NII. Inilah sikap takfir (mudah mengkafirkan sesama muslim).
Melalui kerja keras aparat keamanan pemerintah, akhirnya Kartosoewirjo berhasil ditangkap di sebuah lembah antara Gunung Sangkar dan Gunung Geber, sekitar Bandung Selatan, pada 4 Juni 1962.
Petualangan politik Kartosoewirjopun berakhir. Selama aksi-aksi teror yang dilakukannya, masyarakat telah banyak dirugikan. Infrastrukur masyarakat Jawa Barat banyak yang hancur. Hasil pertanian merosot tajam. Banyak pengungsi, dan tentu saja korban jiwa tak sedikit dari kalangan kaum muslimin. Aksi terorisme hanya menyisakan kesengsaraan bagi masyarakat.
Menurut pengakuan Kartosoewirjo saat diinterogasi Tim Pemeriksa Kodam IV Siliwangi (sekarang KODAM III Siliwangi, red), bahwa dirinya pernah menerima "Wahyu Cakraningrat" saat dirinya di siang hari tengah tertidur dalam sebuah gubuk di daerah Galunggung. Tiba tiba menyelinap seberkas sinar ke dalam gubuk itu dan melukiskan rangkaian kalimat syahadat pada keningnya. Kejadian ini oleh Kartosoewirjo digunakan untuk mengangkat martabat dirinya di mata para pengikutnya. Katanya, ini merupakan keagungan Allah yang dilimpahkan kepadanya.
Tak sekedar itu, Kartosoewirjopun berusaha pula untuk mendapatkan harta pusaka dari Cinunuk, yaitu keris bernama Ki Dongkol dan Ki Rompang. Menurut takhayul masyarakat, siapa yang bisa menjodohkan kedua keris tersebut akan mendapatkan kejayaan dan kemenangan. Tentu, ini merupakan kesyirikan yang dilarang dalam Islam.
Tertangkapnya Kartosoewirjo yang kemudian dieksekusi mati pada 1962, tak lantas menyurutkan paham Khawarij. Begitu pula saat sebagian pengikutnya dijebloskan ke rumah tahanan, pun tak memupuskan gerakan takfir "Sang Imam". Setelah masa penahanan berakhir, sebagian pengikut "Sang Imam" dengan setia melanjutkan perjuangannya.
Mereka melakukan konsolidasi dan merekrut anggota baru. Wadah untuk gerakan mereka diberi nama Komando Jihad (Komji). Para petinggi Komji yang merupakan anak buah Kartosoewirjo, diantaranya Danu Muhammad Hasan, Dodo Muhammad Darda, Haji Ismail Pranoto (Hispran), Gaos Taufiq, Aceng Kurnia dan Adah Djaelani.
Belum seumur jagung gerakan mereka dijalankan, aparat telah mengendusnya. Para petinggi itupun diberangus. Mereka semua, beserta 700 anggotanya, diciduk aparat keamanan. Aceng Kurnia dan Adah Djaelani berhasil meloloskan diri. Akan tetapi, sekali lagi, tindakan represif aparat keamanan tak menjadikan mereka berhenti.
Setelah mereka lepas dari jeratan terali besi, pada tahun 1976, mulailah aksi terorisme digalakkan. Gaos Taufiq membentuk tim guna melaksanakan serangkaian aksi teror.
Seperti pembajakan pesawat, peledakan bom di beberapa tempat, merampas senjata, merampok harta (sekalipun milik kaum muslimin sebagai bentuk fa'i), membunuh jiwa tanpa haq.
๐ Aksi teror yang dilakukan Gaos Taufik dan kawan-kawan, diantaranya melakukan perampokan di perkebunan karet di Marbu Selatan, menggarong di Batang Sereh, Belawan, mengebom Rumah Sakit Imanuel di Bukit Tinggi, Gereja Methodis, Perguruan Budi Murni di Medan, serta meledakkan Masjid Nurul Iman di Padang. Lalu anggota merekapun sempat melemparkan granat saat Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ).
Melalui seorang anggotanya yang lari dari kejaran aparat, aksi teror memanaskan Pulau Jawa. Warman adalah nama pelarian tersebut. Warman pula yang menjadi otak serangkaian aksi terorisme, sehingga pada masa saat itu sangat akrab sekali di telinga masyarakat istilah "Teror Warman".
Terbunuhnya Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada 1979, tak lepas dari tangan Warman. Beserta rekannya, Hasan Bauw, Abdulloh Umar dan Farid Ghazali, Warman menghabisi nyawa sang rektor.
Alasannya sang rektor adalah yang paling bertanggung jawab atas penangkapan Abdulloh Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir.
Tak cuma itu, teman seiring pun dibantai Warman. Setelah aparat menyergap dan menembak mati Farid Ghazali, Warman malah membantai Hasan Bauw. Warman melakukan itu karena dianggap Hasan Bauw telah membocorkan persembunyian Farid Ghazali.
Setelah pada itu, pada Mei 1980 terjadi perampokan uang gaji pegawai P & K (Pendidikan dan Kebudayaan) Kecamatan Banjarsari Ciamis. Sejumlah 20 juta rupiah berhasil digondol kawanan teroris ini. Setahun kemudian, polisi berhasil menembak mati Warman di Soreang, Kabupaten Bandung.
Pada 11 Maret 1981, anggota Komji lainnya melakukan penyerangan terhadap empat polisi di Kosekta 65 Cicendo, Bandung. Tak sedang berapa lama, 14 anggota Komji yang melakukan penyerangan berhasil ditangkap. Buntut dari penangkapan ini terjadi pembajakan Pesawat Garuda Woyla. Pembajakan inipun berakhir dramatis.
Pasukan Anti Teror dari kesatuan Parakomando Kopasandha (sekarang Kopasus, red) menyerbu masuk pesawat yang dibajak dan melibas mati para pembajak kecuali Imran Bin Muhammad Zein. Setelah diadili, anggota Komji satu inipun akhirnya dihukum tembak mati.
๐ Di barisan petinggi Komjipun tak kalah sibuk. Haji Ismail Pranoto (Hispran) melakukan gerakan perekrutan pengikut baru. Hispran mendekati Abdulloh Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir yang saat itu keduanya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki. Dengan mengusung ide Darul Islam (DI), akhirnya Hispran berhasil merekrut keduanya. Hispran lantas membaiat dua ustadz Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu. Sejak itu, keduanya resmi bergabung dalam barisan pengusung Darul Islam.
Dari keduanya proses kaderisasi berlangsung lebih sistematis. Lahirlah orang-orang semacam Ali Ghufron alias Muklas, Enceng Nurjaman alias Hambali, Faturrohman Al Ghazi, Ainul Bahri alias Abu Dujana, Abdul Aziz alias Qudama alias Imam Samudra, dan lainnya. Nama-nama tersebut berkesempatan menempuh pelatihan militer di Afghanistan. Mereka dilatih dalam urusan bahan peledak dan persenjataan.
Dalam perkembangan selanjutnya, barisan pengusung ide Darul Islam di Solo dan Yogyakarta banyak terpengaruh pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin (IM).
Para aktivis Ikhwanul Muslimin dari Timur tengah yang saat itu berstatus dosen di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA), sekarang LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Dan Arab) melakukan serangkaian kajian dan diskusi sebagi bentuk kerjasama LPBA dengan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki.
Sejak saat itu, mulailah buku-buku karya Sayyid Quthub seperti Fi Zhilalil Qur'an, Said Hawa, seperti Al Islam, karya Hasan Al-Banna seperti Usrah, dan lainnya menjadi rujukan dalam pembinaan jama'ah.
Tak mengherankan bila kemudian dalam proses kaderisasi dan perekrutan, mereka menggunakan metode usrah. Sehingga era 1980-an di kalangan aktivis pergerakan sangat akrab dengan istilah Kelompok Usrah.
Pemikiran Ikhwanul Muslimin sendiri sangat kental dengan isu jihad. Tentu saja, isu ini sangat sesuai bagi generasi baru penerus perjuangan "Sang Imam" Kartosoewirjo.
Maka, mulailah segala bentuk aksi teror dikemas dalam bahasa "jihad". Keagungan syariat jihad ternodai karena ulah mereka yang memaknai jihad secara menyesatkan.
Berbagai aksi terorpun melanda negeri. Sebut saja, perampokan dan peledakan Hayam Wuruk Plaza. Pengeboman Masjid istiqlal, Jakarta. Aksi bom Natal yang secara serentak meledak di delapan kota.
Dalam rangka mendanai Bom Bali I, Imam Samudra dan kawan-kawan merampok Toko Mas Elita di Serang Banten. Setelah itu, Oktober 2002 ledakan dahsyat terjadi di Bali. Ratusan nyawa melayang akibat Bom Bali I ini. Disusul kemudian kedutaan Australia di Jakarta dibom. Masih banyak lagi aksi-aksi terorisme dengan membawa kedok bendera jihad.
Sebagai sebuah paham, Khawarij sangat sulit dipadamkan. Jaringan mereka terus berkembang. Melalui wahana pondok-pondok pesantren yang mereka bangun, kaderisasi itu terus berlangsung dan paham terus menjalar.
Wallahu 'alam.
Sumber bacaan:
Majalah Asy Syari'ah No. 86/VIII/134H/2012.
Darul Islam dan Kartosoewirjo "Angan-angan yang Gagal", Holk H. Dengel, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
-Selesai penukilan -
Sumber: Majalah Qudwah Edisi 10 Vol 01.1434 H/2013
Bukti fisik gambar makalah tersebut yang dimuat Majalah Qudwah simak di bawah ini:

Gambar 45. Halaman 88

Gambar 46. Halaman 89

Gambar 47. Halaman 90

Gambar 48. Halaman 91

Gambar 49. Halaman 92
Satu lagi bukti bahwa Ustadz Ayip Syafrudin sangatlah keras menentang paham teroris radikal ekstrem, membeber dan menelanjangi dua dedengkot kaderisasi jaringannya yang berpusat di Solo dan ini menjadi cermin bagi wajah dusta Adung Abdurrohman untuk kesekian kalinya yang tanpa merasa takut sama sekali dengan adzab pembalasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala melemparkan fitnah dan tuduhan keji kepada beliau.
ุฅِุฐْ ุชََََُّْููููู ุจِุฃَْูุณَِูุชُِูู ْ َูุชََُُููููู ุจِุฃََْููุงُِููู ْ ู َุง َْููุณَ َُููู ْ ุจِِู ุนِْูู ٌ َูุชَุญْุณَุจَُُููู ًَِّูููุง ََُููู ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุนَุธِูู ٌ
"(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar" (QS. An Nur 15).
Kenapa Adung Abdurrohman memilih mengundang pers agar memblow-up tuduhannya di berbagai mass media sehingga tersebar luas di masyarakat dan bukannya mendatangi pihak Kepolisian untuk membeberkan bukti-bukti keterkaitan ustadz Ayip Syafrudin dengan jaringan radikal seperti yang dituduhkannya?!
Apa sesungguhnya agenda besar di balik tuduhannya dan serangan kejinya terhadap pihak-pihak yang selama ini dikenal ketegasannya dalam melawan, menyingkap, membongkar dan memperingatkan umat akan berbahayanya jaringan radikal ekstrem Khawarij Takfiri Teroris yang melancarkan teror dan operasi bombing di negeri kaum muslimin ini?! bagaimana mungkin dikatakan dia mewakili suara yang melawan gerakan teroris radikal ekstrem sementara yang diserang dan dihujatnya habis justru adalah pihak yang nyata-nyata sangat getol memperingatkan umat dari keberadaan jaringan teroris radikal ekstrem di berbagai majalah, tulisan,website-website, dan berbagai sarana yang mereka miliki?! Ataukah ini merupakan bagian agenda pengalihan isyu dengan memanfaatkan momen pasca bom Thamrin karena kemarahan pihak kelompok ekstrem radikal Syiah dan liberalis yang merasa kepanasan karena berbagai manuver dan makar jahat mereka terhadap kaum muslimin Indonesia disingkap dan dibongkar kejahatannya?! Allahu a'lam.

Gambar 50. Fitnah keji
Jika saja Pak Adung Abdurrohman memiliki bukti-bukti valid lagi kuat keterlibatan ustadz Ayip dengan jaringan radikal ekstrem "teroris" tentulah bukan media massa yang dimanfaatkan dan ditungganginya untuk menyerang dan membekuk orang-orang yang sedang dibidiknya bahkan dia takkan melepaskan buruannya sekejappun untuk segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib agar ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!!!
Hanya saja dugaan, bualan, kebohongan, pemaksaan makna, politisasi, ambisius, tendensius tidaklah memiliki nilai dan kekuatan hukum apapun dihadapan pihak berwajib sebagai alasan untuk menangkap orang yang dibidiknya sehingga diapun lebih memilih mengundang dan menunggangi media massa agar mengakomodasi opininya sehingga bisa cepat tersebarluas di masyarakat awam yang notabene mudah dikelabui, dipermainkan dan disulut emosinya, karena sedikit saja yang bisa diajak berfikir ilmiyah dan sehat untuk menimbang sejauh mana kejujuran ucapannya bila dibandingkan dengan bukti dan fakta yang mendustakan tuduhan kejinya. Allahul musta'an.
๐นBERSAMBUNG IN SYA ALLAH๐น
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
Pada 27.01.206
GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN
(ANTARA KRITIKAN TERHADAP SEBUAH BUKU DENGAN AMBISI B๐ฃ๐ฃMBASTIS MENGUNDANG MASS MEDIA HANYA UNTUK MENUDUH BERDASARKAN DUGAAN DENGAN DATA KADALUARSA EMPATBELAS TAHUN YANG LALU)
Bukti ketiga,
Diantara deretan bukti lain yang menunjukkan kekejian fitnah dan kedustaan besar Pak Adung Abdurrohman tatkala melemparkan vonis ustadz Ayip Syafrudin terkait dengan jaringan radikal kelompok Solo adalah bukti tulisan ustadz Ayip yang dimuat di majalah Qudwah
Edisi 10 Vol. I 1434 H/2013 M halaman 88-92 berjudul JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA.

Gambar 44. Cover majalah Qudwah
Di dalam tulisan tersebut dipaparkan sejarah kaum teroris radikal ekstrem khawarij dan para dedengkotnya di Indonesia, termasuk pewaris gerakan Kartosuworyo yang berhasil direkrut oleh Hispran yang kemudian menjadi dua gembong besar mereka, Abdullah Sungkar dan Abubakar Ba'asyir dengan markasnya Ngruki, Solo.
Jadi dalam posisi ini, ustadz Ayip menjelaskan peran besar jaringan Radikalis Ekstremis Khawarij dalam mengkader penerusnya dengan berpusat di Ngruki, Solo dan bukan sebaliknya, ustadz Ayip terlibat dalam jaringan radikal kelompok Solo seperti yang ditudingkan secara serampangan, ambisius, tendensius oleh Adung Abdurrohman dalam jumpa persnya yang kemudian disebarluaskan berita tersebut ke seantero dunia. Allahul musta'an.
Simak saja bukti nukilan di bawah ini:
๐ฅ๐ฃ๐ฅ๐ซ๐ฃ JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA ๐ฃ ๐ฅ๐ฃ๐ฅ๐ซ
๐ Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin
๐ Nama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah nama yang tak asing bagi kalangan pergerakan Islam di Indonesia.
Pria kelahiran Cepu, 7 Januari 1907 ini telah tertoreh dalam sejarah pemberontak.
Tak sekadar itu, terhadap para pengikutnya, Kartosoewirjopun menancapkan doktrin anti pemerintah melalui cara kekerasan bersenjata dan aksi aksi-aksi teror.
Pengaruh doktrin yang ia tanam masih terasa kental hingga sekarang.
Walau dengan kemasan dan gaya yang nampak berbeda, namun warna Khawarij tak bisa pupus dari para pengikutnya.
Penamaan Khawarij itu sendiri bermula dari aksi sekelompok orang yang melakukan penentangan terhadap pemerintahan Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
Bahkan, disebutkan bahwa pemahaman Khawarij ini telah tumbuh sejak kekhalifahan Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu.
Yaitu saat terjadi pengerahan masa guna mengepung kediaman khalifah. Klimaks dari aksi demontrasi itu, terbunuhlah sahabat mulia, menantu Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu. Sejarah kelam ini digagas oleh seorang Yahudi kelahiran Shan'a Yaman, Abdullah bin Saba.
Akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang mau menerima perjanjian-perjanjian dengan penjajah Belanda, Kartosoewirjo angkat senjata. Iapun proklamirkan Negara Islam Indonesia (NII), pada 7 Agustus 1948 di Cisampak, Kecamatan Cilugagar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelum memproklamirkan NII, ia mengangkat diri sebagai Imam (emimpin) NII pada Mei 1948.
Pria yang dikeluarkan dari fakultas kedokteran NIAS (Nederlandsch Indische Artsan School) karena gemar membaca buku komunis ini, tak semata mengarahkan senjatanya kepada pemerintah Indonesia, Kyai Yusuf Tauziri, sebagai guru;spiritual dan teman bergaulnya selama 20 tahun, tak luput diperangi pula.
Dalam priode 1949-1958, pondok pesantren Kyai Yusuf Tauziri di Cipari, Garut, diserang pasukan bersenjata Kartosoewirjo hingga puluhan kali. Sang Kyai sendiri yang menjadi target penyerangan selalu luput.
Bagi Kartosoewirjo, Kyai Yusuf Tauziri sendiri telah dihukumi murtad, kafir serta halal darah dan hartanya. Itu hanya lantaran Sang Kyai tak setuju dengan Kartosoewirjo yang menentang pemerintah dan memproklamirkan NII. Inilah sikap takfir (mudah mengkafirkan sesama muslim).
Melalui kerja keras aparat keamanan pemerintah, akhirnya Kartosoewirjo berhasil ditangkap di sebuah lembah antara Gunung Sangkar dan Gunung Geber, sekitar Bandung Selatan, pada 4 Juni 1962.
Petualangan politik Kartosoewirjopun berakhir. Selama aksi-aksi teror yang dilakukannya, masyarakat telah banyak dirugikan. Infrastrukur masyarakat Jawa Barat banyak yang hancur. Hasil pertanian merosot tajam. Banyak pengungsi, dan tentu saja korban jiwa tak sedikit dari kalangan kaum muslimin. Aksi terorisme hanya menyisakan kesengsaraan bagi masyarakat.
Menurut pengakuan Kartosoewirjo saat diinterogasi Tim Pemeriksa Kodam IV Siliwangi (sekarang KODAM III Siliwangi, red), bahwa dirinya pernah menerima "Wahyu Cakraningrat" saat dirinya di siang hari tengah tertidur dalam sebuah gubuk di daerah Galunggung. Tiba tiba menyelinap seberkas sinar ke dalam gubuk itu dan melukiskan rangkaian kalimat syahadat pada keningnya. Kejadian ini oleh Kartosoewirjo digunakan untuk mengangkat martabat dirinya di mata para pengikutnya. Katanya, ini merupakan keagungan Allah yang dilimpahkan kepadanya.
Tak sekedar itu, Kartosoewirjopun berusaha pula untuk mendapatkan harta pusaka dari Cinunuk, yaitu keris bernama Ki Dongkol dan Ki Rompang. Menurut takhayul masyarakat, siapa yang bisa menjodohkan kedua keris tersebut akan mendapatkan kejayaan dan kemenangan. Tentu, ini merupakan kesyirikan yang dilarang dalam Islam.
Tertangkapnya Kartosoewirjo yang kemudian dieksekusi mati pada 1962, tak lantas menyurutkan paham Khawarij. Begitu pula saat sebagian pengikutnya dijebloskan ke rumah tahanan, pun tak memupuskan gerakan takfir "Sang Imam". Setelah masa penahanan berakhir, sebagian pengikut "Sang Imam" dengan setia melanjutkan perjuangannya.
Mereka melakukan konsolidasi dan merekrut anggota baru. Wadah untuk gerakan mereka diberi nama Komando Jihad (Komji). Para petinggi Komji yang merupakan anak buah Kartosoewirjo, diantaranya Danu Muhammad Hasan, Dodo Muhammad Darda, Haji Ismail Pranoto (Hispran), Gaos Taufiq, Aceng Kurnia dan Adah Djaelani.
Belum seumur jagung gerakan mereka dijalankan, aparat telah mengendusnya. Para petinggi itupun diberangus. Mereka semua, beserta 700 anggotanya, diciduk aparat keamanan. Aceng Kurnia dan Adah Djaelani berhasil meloloskan diri. Akan tetapi, sekali lagi, tindakan represif aparat keamanan tak menjadikan mereka berhenti.
Setelah mereka lepas dari jeratan terali besi, pada tahun 1976, mulailah aksi terorisme digalakkan. Gaos Taufiq membentuk tim guna melaksanakan serangkaian aksi teror.
Seperti pembajakan pesawat, peledakan bom di beberapa tempat, merampas senjata, merampok harta (sekalipun milik kaum muslimin sebagai bentuk fa'i), membunuh jiwa tanpa haq.
๐ Aksi teror yang dilakukan Gaos Taufik dan kawan-kawan, diantaranya melakukan perampokan di perkebunan karet di Marbu Selatan, menggarong di Batang Sereh, Belawan, mengebom Rumah Sakit Imanuel di Bukit Tinggi, Gereja Methodis, Perguruan Budi Murni di Medan, serta meledakkan Masjid Nurul Iman di Padang. Lalu anggota merekapun sempat melemparkan granat saat Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ).
Melalui seorang anggotanya yang lari dari kejaran aparat, aksi teror memanaskan Pulau Jawa. Warman adalah nama pelarian tersebut. Warman pula yang menjadi otak serangkaian aksi terorisme, sehingga pada masa saat itu sangat akrab sekali di telinga masyarakat istilah "Teror Warman".
Terbunuhnya Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada 1979, tak lepas dari tangan Warman. Beserta rekannya, Hasan Bauw, Abdulloh Umar dan Farid Ghazali, Warman menghabisi nyawa sang rektor.
Alasannya sang rektor adalah yang paling bertanggung jawab atas penangkapan Abdulloh Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir.
Tak cuma itu, teman seiring pun dibantai Warman. Setelah aparat menyergap dan menembak mati Farid Ghazali, Warman malah membantai Hasan Bauw. Warman melakukan itu karena dianggap Hasan Bauw telah membocorkan persembunyian Farid Ghazali.
Setelah pada itu, pada Mei 1980 terjadi perampokan uang gaji pegawai P & K (Pendidikan dan Kebudayaan) Kecamatan Banjarsari Ciamis. Sejumlah 20 juta rupiah berhasil digondol kawanan teroris ini. Setahun kemudian, polisi berhasil menembak mati Warman di Soreang, Kabupaten Bandung.
Pada 11 Maret 1981, anggota Komji lainnya melakukan penyerangan terhadap empat polisi di Kosekta 65 Cicendo, Bandung. Tak sedang berapa lama, 14 anggota Komji yang melakukan penyerangan berhasil ditangkap. Buntut dari penangkapan ini terjadi pembajakan Pesawat Garuda Woyla. Pembajakan inipun berakhir dramatis.
Pasukan Anti Teror dari kesatuan Parakomando Kopasandha (sekarang Kopasus, red) menyerbu masuk pesawat yang dibajak dan melibas mati para pembajak kecuali Imran Bin Muhammad Zein. Setelah diadili, anggota Komji satu inipun akhirnya dihukum tembak mati.
๐ Di barisan petinggi Komjipun tak kalah sibuk. Haji Ismail Pranoto (Hispran) melakukan gerakan perekrutan pengikut baru. Hispran mendekati Abdulloh Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir yang saat itu keduanya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki. Dengan mengusung ide Darul Islam (DI), akhirnya Hispran berhasil merekrut keduanya. Hispran lantas membaiat dua ustadz Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu. Sejak itu, keduanya resmi bergabung dalam barisan pengusung Darul Islam.
Dari keduanya proses kaderisasi berlangsung lebih sistematis. Lahirlah orang-orang semacam Ali Ghufron alias Muklas, Enceng Nurjaman alias Hambali, Faturrohman Al Ghazi, Ainul Bahri alias Abu Dujana, Abdul Aziz alias Qudama alias Imam Samudra, dan lainnya. Nama-nama tersebut berkesempatan menempuh pelatihan militer di Afghanistan. Mereka dilatih dalam urusan bahan peledak dan persenjataan.
Dalam perkembangan selanjutnya, barisan pengusung ide Darul Islam di Solo dan Yogyakarta banyak terpengaruh pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin (IM).
Para aktivis Ikhwanul Muslimin dari Timur tengah yang saat itu berstatus dosen di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA), sekarang LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Dan Arab) melakukan serangkaian kajian dan diskusi sebagi bentuk kerjasama LPBA dengan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki.
Sejak saat itu, mulailah buku-buku karya Sayyid Quthub seperti Fi Zhilalil Qur'an, Said Hawa, seperti Al Islam, karya Hasan Al-Banna seperti Usrah, dan lainnya menjadi rujukan dalam pembinaan jama'ah.
Tak mengherankan bila kemudian dalam proses kaderisasi dan perekrutan, mereka menggunakan metode usrah. Sehingga era 1980-an di kalangan aktivis pergerakan sangat akrab dengan istilah Kelompok Usrah.
Pemikiran Ikhwanul Muslimin sendiri sangat kental dengan isu jihad. Tentu saja, isu ini sangat sesuai bagi generasi baru penerus perjuangan "Sang Imam" Kartosoewirjo.
Maka, mulailah segala bentuk aksi teror dikemas dalam bahasa "jihad". Keagungan syariat jihad ternodai karena ulah mereka yang memaknai jihad secara menyesatkan.
Berbagai aksi terorpun melanda negeri. Sebut saja, perampokan dan peledakan Hayam Wuruk Plaza. Pengeboman Masjid istiqlal, Jakarta. Aksi bom Natal yang secara serentak meledak di delapan kota.
Dalam rangka mendanai Bom Bali I, Imam Samudra dan kawan-kawan merampok Toko Mas Elita di Serang Banten. Setelah itu, Oktober 2002 ledakan dahsyat terjadi di Bali. Ratusan nyawa melayang akibat Bom Bali I ini. Disusul kemudian kedutaan Australia di Jakarta dibom. Masih banyak lagi aksi-aksi terorisme dengan membawa kedok bendera jihad.
Sebagai sebuah paham, Khawarij sangat sulit dipadamkan. Jaringan mereka terus berkembang. Melalui wahana pondok-pondok pesantren yang mereka bangun, kaderisasi itu terus berlangsung dan paham terus menjalar.
Wallahu 'alam.
Sumber bacaan:
Majalah Asy Syari'ah No. 86/VIII/134H/2012.
Darul Islam dan Kartosoewirjo "Angan-angan yang Gagal", Holk H. Dengel, Pustaka Sinar Harapan, 1995.
-Selesai penukilan -
Sumber: Majalah Qudwah Edisi 10 Vol 01.1434 H/2013
Bukti fisik gambar makalah tersebut yang dimuat Majalah Qudwah simak di bawah ini:

Gambar 45. Halaman 88

Gambar 46. Halaman 89

Gambar 47. Halaman 90

Gambar 48. Halaman 91

Gambar 49. Halaman 92
Satu lagi bukti bahwa Ustadz Ayip Syafrudin sangatlah keras menentang paham teroris radikal ekstrem, membeber dan menelanjangi dua dedengkot kaderisasi jaringannya yang berpusat di Solo dan ini menjadi cermin bagi wajah dusta Adung Abdurrohman untuk kesekian kalinya yang tanpa merasa takut sama sekali dengan adzab pembalasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala melemparkan fitnah dan tuduhan keji kepada beliau.
ุฅِุฐْ ุชََََُّْููููู ุจِุฃَْูุณَِูุชُِูู ْ َูุชََُُููููู ุจِุฃََْููุงُِููู ْ ู َุง َْููุณَ َُููู ْ ุจِِู ุนِْูู ٌ َูุชَุญْุณَุจَُُููู ًَِّูููุง ََُููู ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุนَุธِูู ٌ
"(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar" (QS. An Nur 15).
Kenapa Adung Abdurrohman memilih mengundang pers agar memblow-up tuduhannya di berbagai mass media sehingga tersebar luas di masyarakat dan bukannya mendatangi pihak Kepolisian untuk membeberkan bukti-bukti keterkaitan ustadz Ayip Syafrudin dengan jaringan radikal seperti yang dituduhkannya?!
Apa sesungguhnya agenda besar di balik tuduhannya dan serangan kejinya terhadap pihak-pihak yang selama ini dikenal ketegasannya dalam melawan, menyingkap, membongkar dan memperingatkan umat akan berbahayanya jaringan radikal ekstrem Khawarij Takfiri Teroris yang melancarkan teror dan operasi bombing di negeri kaum muslimin ini?! bagaimana mungkin dikatakan dia mewakili suara yang melawan gerakan teroris radikal ekstrem sementara yang diserang dan dihujatnya habis justru adalah pihak yang nyata-nyata sangat getol memperingatkan umat dari keberadaan jaringan teroris radikal ekstrem di berbagai majalah, tulisan,website-website, dan berbagai sarana yang mereka miliki?! Ataukah ini merupakan bagian agenda pengalihan isyu dengan memanfaatkan momen pasca bom Thamrin karena kemarahan pihak kelompok ekstrem radikal Syiah dan liberalis yang merasa kepanasan karena berbagai manuver dan makar jahat mereka terhadap kaum muslimin Indonesia disingkap dan dibongkar kejahatannya?! Allahu a'lam.

Gambar 50. Fitnah keji
Jika saja Pak Adung Abdurrohman memiliki bukti-bukti valid lagi kuat keterlibatan ustadz Ayip dengan jaringan radikal ekstrem "teroris" tentulah bukan media massa yang dimanfaatkan dan ditungganginya untuk menyerang dan membekuk orang-orang yang sedang dibidiknya bahkan dia takkan melepaskan buruannya sekejappun untuk segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib agar ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!!!
Hanya saja dugaan, bualan, kebohongan, pemaksaan makna, politisasi, ambisius, tendensius tidaklah memiliki nilai dan kekuatan hukum apapun dihadapan pihak berwajib sebagai alasan untuk menangkap orang yang dibidiknya sehingga diapun lebih memilih mengundang dan menunggangi media massa agar mengakomodasi opininya sehingga bisa cepat tersebarluas di masyarakat awam yang notabene mudah dikelabui, dipermainkan dan disulut emosinya, karena sedikit saja yang bisa diajak berfikir ilmiyah dan sehat untuk menimbang sejauh mana kejujuran ucapannya bila dibandingkan dengan bukti dan fakta yang mendustakan tuduhan kejinya. Allahul musta'an.
๐นBERSAMBUNG IN SYA ALLAH๐น
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
Pada 27.01.206