Hilangnya Kecemburuan

HILANGNYA KECEMBURUAN

✍ Asy Syeikh Muhammad Bin Sholih Al Utsaimin:

Aku berpendapat wajibnya seorang muslim untuk memiliki kecemburuan terhadap mahrom mereka dari istri, anak wanita, saudara wanita, bahkan terhadap ibu mereka.

Dan hendaknya dia berusaha agar jangan sampai wanita yang menjadi mahromnya pergi sendirian.

Terlebih jika mereka wanita yang masih muda kemudian pergi kepasar dan mereka berdesak desakan dengan kaum lelaki, ini adalah sesuatu yang membahayakan atas mereka dan yang lainnya.

Wanita adalah fitnah yang bisa membuat dia terfitnah atau membuat para lelaki terfitnah dengan mereka.

Hendaknya dalam kondisi yang seperti ini untuk seorang laki laki menemani wanita yang menjadi mahromnya.

Tetapi sangat disayangkan kecemburuan itu sudah mati pada kebanyakan manusia.

Tidakkah kalian mengetahui bahwa seorang laki laki datang kepada penjahit kemudian yang mendatangi penjahit itu justru wanita (mahrom si laki laki) kemudian wanita itu yang berbicara dengan penjahit itu sekehendaknya, dan si laki laki duduk di mobil tidak mendampingi wanita yang menjadi mahromnya tadi.

Yang demikian ini menunjukkan LEMAHNYA KEIMANAN DAN MATINYA KECEMBURUAN.

Bagaimana kamu melihat dirimu di dalam mobil sedangkan istrimu atau anak perempuanmu atau saudarimu sedang berbicara dengan penjahit, yang mana bisa saja dia berbicara dengan pembicaraan yang engkau tidak tau apakah pembicaraan itu adalah sesuatu yang dibolehkan atau pembicaraan yang harom, terkadang dia berbicara dengan ucapan yang lembut sehingga dia terjatuh kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah, sebagaimana didalam firmannya:

{فلا تخضعن بالقول فيطمع الذي في قلبه مرض} الأحزاب 32

"Janganlah kalian melembutkan ucapan kalian sehingga menjadi senang orang yang didalam hatinya ada penyakit"

Ini adalah fitnah yang besar.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk menjaga keluarganya, dan hendaknya mereka punya KECEMBURUAN untuk tidak bermudah mudahan dengan hal hal yang seperti ini.

••••••••••••••••••••••••••

Sumber: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_048_16.mp3
Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama
Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
10.02.2016

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi