Kisah Rabi' bin Khutsaim

Kisah Rabi' bin Khutsaim
" Ia menjadikan setiap pembicaraannya sebagai dzikir dan diamnya untuk berpikir" Ujar muridnya.
 " Ia merupakan dari delapan orang tabi'in yang terkenal dengan sikap zuhudnya dimasnya." (Pakar sejarah islam)
     Siapakah sosok diatas?, Dialah Rabi' bin Khutsaim salah seorang tokoh pembesar tabi'in. Dan merupakan ahli zuhudnya dimasanya. Beliau seorang arab tulen, berasal dari Bani Mudhar. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallohu 'alaihi wasalam pada kakeknya, Iyas bin Mudhar. Ia tumbuh dalam ketaatan semenjak dini, dan diasuh dibawah naungan ketakwaan.
     Dahulu bundanya sering terbangun dikeheningan malam dan menjumpai sanga anak masih berada dalam mihrab. Ia mendapati Rabi' hanyut dalam munajat dan pinta kepada Sang Kholiq. Sampai2 sang bunda khawatir karena melihat anaknya yang sering menangis di keheningan malam. "Apa yang terjadi pada dirimu nak?. Tanyanya penuh kekhawatiran. "Apakah engkau telah berbuat jahat atau membunuh?" Lanjutnya penuh belas kasihan.
 "Ya, bunda, ananda telah membunuh seorang jiwa," jawab ar-Rabi'. Kaget sang bunda mendengar jawaban tersebut," Siapa yang telah kau bunuh nak? Katakan pada bunda! Biar nanti kita bisa damai dengan pihak keluarganya. Ujarnya penuh kegelisahan. "Wahai bunda, jangan Anda beritahu siapapun. Saya telah membunuh jiwa saya. Ya, sungguh saya telah membunuhnya dg dosa-dosa." Kata ar-Rabi'.
 Sungguh, pemuda yang tumbuh berkembang dalam naungan kentaatan dan ketaqwaan. Sedang kita sob? Jauh dan sangat jauh. . . .
     Lembaran - lembaran sejarah telah mengharumkan namanya. Namanya tertoreh dengan tinta emas dalam lembaran sejarah. Disebabkan dengan ketaatan dan ketakuatannya kepada Al-Kholiq. Salah satunya adalah penututuran dari kawannya;
 "Aku bersahabat dengan ar-Rabi' selama dua puluh tahun. Tidak ku dengar selain ucapan yang naik kepada Allah, lalu membaca firman Allah ta'ala:
"إليه يصعد الكلم الطّيْب والعمل الصٰلح يرفعه"
 "Kepada-Nyalah naik perkataan yang baik dan amal sholeh dinaikkan -Nya." (Fathir:10)
     Berita akan ketakutannya sangatlah banyak. Salah satunya dikisahkan oleh kawanya yang lain, ia berkisah:
 "Pada suatu hari kami kelauar bersama Abdullah bin Mas'ud. Ar-Rabi' pun turut serta bersama kami. Setibanya di sungai eufurat, kami melewati perapian yang sangat besar untuk membakar batu bata. Apinya berkobar dahsyat. Sangat mengerikan, semburan apinya begitu besar. Suara gemuruh dalam kobaran api yang mengerikan. Melihan fenomena yang ngeri ini, ar-Rabi terpaku di tempat. Ia kaku tak bergerak, tapi menggil dengan hebatnya. Sembari melantunkan firman Allah ta'ala:
" وإذآ ألقوا منها مكانا ضيّقا مقرنين دعوا هنالك ثبورا"
 "Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu. Mereka di sana mengharapkan kebinasaan." (Al Furqa : 13)
 Ia pun jatuh tersungkur karena pingsan. Subhanallah!!!
     Ar-Rabi' bin Khutsaim... sosok yang kehidupannya dipenuhi dengan persiapan untuk menyongsong kematian. Ia penuhi dengan ketaatan dan ketundukan kepada Allah ta'ala. Ketika ajal hampir menjemputnya, putrinya terisak nangis. "Apa yang membuatmu nangis putriku? Padahal ayahmu akan menyongsong sebuah kebaikan. Hibur beliau kepada sang putri.
 Tak lama kemudian, ruhnya melayang . Menghapa MALIKUL JABBAR ALLAH TA'ALA. Semoga Allah ta'al merahmati beliau.
 Wallohu a'lam. Semoga bermanfa'at. . . .
 Syabab MDS
 @radiorasyid
Pada 13.02.2016

Postingan terkait: