Bahaya Kesyirikan Dan Pengaruhnya Yang Sangat Buruk Bagi Seseorang


BAB KEEMPAT: TAKUT DARI KESYIRIKAN.
TEMA : BAHAYA KESYIRIKAN DAN PENGARUHNYA YANG SANGAT BURUK BAGI SESEORANG.
«»«»«»«»«»«»«»«»«»«»«»

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء

Sesungguhnya Allah Tidaklah Mengampuni Dosa Kesyirikan dan Mengampuni (Dosa) yang di Bawahnya bagi Orang-orang yang DikehendakiNya. (Q.S AnNisaa Ayat 48 dan Ayat 116).

☀️ Penjelasan :

Jika Seseorang Meninggal Dunia dalam Keadaan Membawa Dosa Kesyirikan Belum Sempat Bertaubat, Maka ia Tidak Akan Diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari Dosanya.

Jika itu adalah Syirik Kecil, Maka Allah akan Mengadzabnya Terlebih Dahulu dan Kalau ia adalah Orang yang Beriman, Ujung Akhir Kehidupannya adalah di Jannah (Surga).

Sedangkan Jika Kesyirikannya adalah Syirik Akbar yang Mengeluarkan Seseorang dari Islam, maka ia Kekal di AnNaar (Neraka) Selama-lamanya.

♻️ Berbeda dengan Dosa lain yang Berada di Bawah Kesyirikan, Jika Seseorang Tidak Sempat Bertaubat dari Dosa itu Sebelum Meninggal Dunia, Maka ada Dua Kemungkinan :
Allah Bisa Saja Mengadzabnya karena Dosa itu, atau Allah Ampuni Orang tersebut Tanpa Mendapatkan Adzab. Semua itu atas Kehendak Allah.

Kalau Seseorang Sebelum Meninggal Dunia Bertaubat dari Dosa dengan Sebenar-benarnya Taubat, Meski Dosa itu adalah Kekafiran ataupun Kesyirikan, maka Allah Akan Mengampuni Dosa itu.

قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ
Katakanlah kepada Orang-orang Kafir Jika Mereka Berhenti (dari Kekafiran) ia Akan Diampuni terhadap Dosa yang Telah lalu. (Q.S Al-Anfaal:38).

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah : Wahai Hamba-hambaKu yang Melampaui Batas terhadap Dirinya, Janganlah Kalian Putus Asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni Dosa Seluruhnya (Bagi yang Bertaubat). Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S Az-Zumar: 53).

Sekelompok Orang yang Berbuat Kesyirikan Pernah Mendatangi Nabi Shollallahu Alaihi Wasalam dan Menyampaikan bahwa Mereka Dulu Bergelimang dengan Dosa, Apakah dengan Masuk Islam Dosa-dosa Mereka akan Diampuni ? Maka Turunlah Firman Allah dalam Surat Al-Furqon Ayat 68-70 dan Diturunkan pula Surat Az-Zumar ayat 53 di atas yang Menunjukkan bahwa Dosa-dosa Mereka akan Diampuni Kalau Mereka Bertaubat.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ كَانُوا قَدْ قَتَلُوا وَأَكْثَرُوا وَزَنَوْا وَأَكْثَرُوا فَأَتَوْا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا إِنَّ الَّذِي تَقُولُ وَتَدْعُو إِلَيْهِ لَحَسَنٌ لَوْ تُخْبِرُنَا أَنَّ لِمَا عَمِلْنَا كَفَّارَةً فَنَزَلَ { وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ } وَنَزَلَتْ { قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ }
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma Bahwa Orang-orang Musyrik yang dulu Banyak Membunuh dan Banyak Berzina Mendatangi Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam kemudian Mereka Berkata : Sesungguhnya Ucapan dan Dakwahmu adalah Baik, Kalau Seandainya Engkau Khabarkan kepada Kami Bahwa itu (Masuknya ke Dalam Islam) Bisa Menjadi Penghapus Dosa-dosa.

Maka Turunlah Firman Allah : Dan Orang-orang yang Tidak Beribadah kepada Sesembahan Lain bersama Allah dan Tidak Membunuh Jiwa yang Allah Haramkan kecuali dengan Haq dan Mereka Ridak Berzina….(Q.S Al-Furqon ayat 68-70) dan juga Turun Firman Allah : Wahai para HambaKu yang Melampaui Batas terhadap Dirinya Janganlah Putus Asa dari Rahmat Allah… (Q.S Az-Zumar ayat 53)(H.R Al-Bukhari dan Muslim)

Dalil ini disebutkan dalam Bab tentang Takut dari Kesyirikan karena Orang yang Meninggal Dunia Tidak Sempat Bertaubat dari Kesyirikan, Maka ia Tidak Diampuni oleh Allah. Itu adalah Sebuah Kerugian dan Kebinasaan yang Besar akibat Kesyirikan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dalil Ketiga:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
Sesungguhnya salah satu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil. Para Sahabat bertanya: Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah ? Beliau bersabda: Riya’. Allah Azza Wa Jalla berkata kepada mereka (orang-orang yang riya’) pada hari kiamat saat manusia telah diberi balasan pada amalan-amalannya: Pergilah kalian kepada orang yang menjadi sasaran riya’ (tempat memamerkan amalan) kalian di dunia, lihatlah apakah kalian bisa mendapatkan balasan dari mereka ?! (H.R Ahmad dari Mahmud bin Labiib, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany dan dishahihkan al-Albany).
Penjelasan:
✏️ Riya’ adalah melakukan amalan untuk ditampakkan kepada manusia dalam rangka mendapat pujian dari mereka. Muallif (penulis Kitabut Tauhid) meletakkan hadits ini dalam bab tentang Takut terhadap Kesyirikan, karena riya’ adalah kesyirikan, dan salah satu hal yang paling dikhawatirkan Nabi terjadi pada orang-orang yang beriman.
Disebutkan dalam sebuah hadits tentang 3 orang yang pertama kali dipanggil dalam Pengadilan Allah pada hari kiamat. Yaitu orang yang meninggal dalam pertempuran jihad fii sabiilillah, seorang Ulama’, dan seorang yang banyak menginfakkan hartanya di jalan kebaikan saat di dunia. Mereka semua mengaku melakukannya ikhlas karena Allah, namun Allah dustakan pengakuan mereka. Sesungguhnya mereka melakukan ibadah-ibadah yang besar itu untuk mendapat pujian manusia, dan mereka telah mendapatkannya. Kemudian mereka diseret pada wajahnya dan dilemparkan ke anNaar (Neraka). Kita memohon keselamatan kepada Allah dari penyakit riya’ dan adzab anNaar (Neraka).
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ
Sesungguhnya orang yang pertama kali didadili pada hari kiamat adalah seseorang yang dianggap mati syahid. Ia didatangkan dan Allah sebutkan kenikmatan-kenikmatanNya. Ia pun mengakui kenikmatan-kenikmatan itu. Allah bertanya kepadanya: Apa yang kamu lakukan untuk mensyukuri kenikmatan-kenikmatan itu? Ia berkata: Aku berperang karenaMu hingga mati syahid. Allah berfirman: engkau dusta. Sesungguhnya engkau berperang agar dikatakan bahwa engkau pemberani. Itu telah dikatakan kepadamu. Kemudian diperintahkan agar ia diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke anNaar (neraka). Dan didatangkan seseorang yang mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca al-Quran. Kemudian disebutkan nikmat-nikmat Allah terhadapnya dan diapun mengakuinya. Allah bertanya kepadanya: Apa yang kamu lakukan untuk mensyukuri kenikmatan-kenikmatan itu? Ia menjawab: Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca alQuran untukMu. Allah mengatakan: engkau dusta! Engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan sebagai seorang yang berilmu dan engkau membaca alQuran dengan tujuan supaya dikatakan sebagai pembaca Quran (yang baik) dan itu telah dikatakan manusia terhadapmu. Kemudian diperintahkan agar ia diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke anNaar. Dan didatangkan juga seseorang yang Allah luaskan hartanya. Ia diingatkan dengan nikmat-nikmat Allah dan diapun mengakuinya. Allah bertanya: Apa yang kau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu? Ia berkata: Tidaklah aku tinggalkan sebuah jalanpun untuk berinfaq kecuali aku infaqkan karenaMu. Allah berfirman: engkau dusta. Sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar dikatakan bahwa engkau dermawan. Dan itu telah dikatakan kepadamu. Kemudian diperintahkan agar ia diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke anNaar (H.R Muslim dari Abu Hurairah).
Begitu berbahayanya riya’, sehingga kita hendaknya menjauhinya, dan kalaupun sempat terbetik perasaan riya’, harusnya berjuang untuk menghilangkannya dan menggantikannya dengan ikhlas kepada Allah semata.
Ada kesalahpahaman dari sebagian orang. Mereka mengatakan: Aku tidak mau sholat di masjid karena khawatir riya’. Ini adalah kesalahan. Sesungguhnya sholat di masjid bagi laki-laki adalah perintah Nabi. Jika seseorang sudah berniat kuat datang ke masjid untuk sholat berjamaah, maka datanglah dengan ikhlas karena Allah. Kalau seseorang meninggalkan suatu amalan kebaikan karena khawatir omongan manusia maka sesungguhnya itu juga adalah riya’.
Seorang Ulama, al-Fudhail bin ‘Iyaadh rahimahullah berkata:
تَرْكُ الْعَمَلِ مِنْ أَجْلِ النَّاسِ هُوَ الرِّيَاءَ وَالْعَمَل مِنْ أَجْلِ النَّاسِ هُوَ الشِّرْكُ
Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’ dan melakukan amalan karena manusia adalah kesyirikan (diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ (8/95)).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dikutip dari Draf Buku " Tauhid, Anugerah yang Tak Tergantikan "
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
http://telegram.me/alistiqomah
Pada 04.03.2016 & 14/03/2017
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi