Dari Pelukan Sang Istri, Hingga Menjadi Syuhada

🌾  Dari pelukan sang istri, hingga menjadi Syuhada🌹

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🌸 Resepsi pernikahan belum lama usai. Malam pertama pun baru kedua mempelai tersebut menikmati. Ya, pemuda tersebut baru saja mengakhiri masa lajangnya. Kini, ia akan membangun sebuah keluarga.
Takdir Allah Ta’ala mengantarkan Hanzhalah kepada kebaikan, menikah dengan kekasihnya. Dimana pagi harinya Perang Uhud menawarkan sesuatu antara benci dan cinta. Keengganan berpisah dari kekasihnya dan kerinduan akan pahala syuhada dan gugur di medan jihad meninggikan kalimat Allah. Hanzhalah pun bermalam bersama istrinya, ia tidak tahu pasti apakah ini pertemuan atau perpisahan bersama sang kekasih.

Betapa manisnya hari itu, Dia mengambil keputusannya dengan cepat seiring hembusan fajar.Ya, dia memenuhi panggilan jihad, dia pun keluar dengan segera.Ia memeluk sang kekasih seakan tak kan lagi bertemu.
🍃 Dalam keadaan junub, tidak menunggu mandi. Dia bangkit, sementara kerinduan masih berdenyut seiring detak jantungnya. Namun, ia tetap memilih untuk berperang, mencari keridhoan Allah ta'ala serta meraih peridakat syahid.
Hanzhalah sang mujahid, sang pengantin satu malam telah bangkit menenteng senjata menyusul Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di medan peperangan.

Peperangan mulai berkecambuk. . .

💥 Di awal perang, kemenangan pun sudah tampak dalam genggaman. Akan tetapi Qodarullah para pemanah beranjak dari pos mereka. peperangan pun berbalik, Orang-orang musyrik merangsek maju dengan barisannya yang kuat. Hanzhala masih terus membuktikan cintanya yang besar kepada Allah, Ia terus maju dan berperang dengan penuh semangat dan harapan.
Hingga akhirnya, ia berhadapan dengan panglima pasukan Quraisy, Abu Sufyan bin Harb. Dengan segera ia mengayunkan pedangnya kearah panglima quraisy tersebut. Namun, Allah berkehendak lain. Syadad bin al Aswad, salah satu personel tentara Musyrik Quraisy mengetahuinya. Syadad tak ingin panglimanya terbunuh. Lalu, ia mengayunkan pedangnya kearah Handzalah dan pas mengenainya.
💧 Perang telah usai, para mujahidin berkeliling menyaksikan saudara-saudara mereka yang telah membeli surga dengan jiwa-jiwa mereka. Mereka mencari sahabat-sahabat mereka yang telah gugur. Diantara Syuhada' tersebut, ialah sang pengantin satu malam Handzhalah radiyallah 'anhu. Maka, hari itu adalah hari perpisahannya dengan sang kekasih. Semoga Allah meridhoinya.
💦 Namun, ada yang menakjubkan dengan jasad Handzalah. Menetesnya air dari tubuhnya yang membasahi bumi.
Tetesan air yang masih menjadi misteri tak terpecahkan oleh para sahabat. Misteri tersebut, lansung dilaporkan kpd Rasulullah. Setelah rasulullah melihat jasad Handzalah, beliau mengabarkan:
(( Sesungguhnya aku melihat bahwa malikat memandikan Handzalah bin Abi 'Amir dengan air yang ditampung dengan mangkuk emas )). Para shahabat masih penasaran denga hal tersebut. Kemudian diantara mereka ada yang bertanya kepada kekasihnya, Apa yang telah dilakukan Handzalah? Kekasihnya pun menjawab (dengan perasaan sedih mengenang masa-masa bersama sang kekasih): Bahwa ia keluar ke medan pertempuran dalam keadaan junub.
Dengan sebab kejadian tersebut, beliau dijuluki dengan Ghosiylul Malaikat.
🌺 Mangkatlah sang pengantin satu malam tersebut, menghadap Sang pencipta Allah ta'ala. Dan hari itu juga, menjadi perpisahan antara dirinya dengan sang kekasih yang sedang menunggu di rumah. Terwujudlah cita-cita beliau mendapat gelar syahid, radiyallahu 'anhu.
Wallohu a'lam
   📚 Refrensi:
Rahiqul Makhtum
Ghoswatu uhud durs wa 'ibar

✏_ Abu Sufyan as Silasafy
       (Syabab MDS Solo, I'dady)
KASYAF
@karyasyababdaarussalaf
Pada 02.03.2016

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi