Al Ustadz Abu Yasir Wildan hafizhahulloh
Berikut audio rekaman kajian dengan tema “I’tikaf dan Lailatul Qadar” (Bersungguh-sungguh di 10 Hari Terakhir Ramadhan) pada tanggal 20 Ramadhan 1437H atau (25/06/2016) di Aula DKM Masjid Agung Cimahi, Jalan Amir Machmud samping alun-alun Kota Cimahi, bersama Al Ustadz Abu Yasir Wildan hafizhahulloh:
[16 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
[32 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
[64 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
RINGKASAN PEMBAHASAN
BAGIAN KE-1 : ITIKAF
[1]. Definisi I’tikaf.
I’tikaf secara bahasa artinya menahan diri dari sesuatu, sedangkan secara Syari’at maknanya berdiam diri di masjid dalam rangka ketaatan kepada Alloh.
[2]. Hukum I’tikaf
I’tikaf hukumnya sunnah, tidak wajib kecuali nadzar. Disyariatkan i’tikaf di masjid bagi laki-laki dimana berdasarkan pendapat yang rajih i’tikaf di masjid yang ditegakkan sholat berjamaah 5 waktu di dalamnya.
[3]. Waktu I’tikaf
Tidak ada batasan waktu i’tikaf. Secara bahasa bisa untuk waktu sedikit atau banyak karena syari’at tidak memberi batasan waktu sebentar atau lama. Namun lebih utama dilakukan 10 hari malam dan siang, dimulai dari malam ke-21 bulan Ramadhan dan mulai fokus di dalamnya setelah terbit fajar di hari ke-21 Ramadhan. Berakhirnya di saat matahari terbenam di akhir bulan Ramadhan.
[4]. Adab-Adab I’tikaf
Di antara adab-adab i’tikaf : [a]. Tidak boleh keluar tanpa udzur syar’i, [b]. Memperhatikan kebersihan masjid, [c]. Jangan menghabiskan waktu untuk ngobrol dengan temannya.
BAGIAN KE-2 : LAILATUL QADAR
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf diantaranya untuk mencari malam Lailatul Qadar, karena malam Lailatul Qadar hanya ada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
[1]. Definisi Lailatul Qadar
Malam mulai terbenam matahari hingga terbit fajar. Disebut Qadar artinya ketetapan/ketentuan Alloh dimana Alloh menjelaskan urusan yang penuh dengan hikmah. Qadar juga bermakna mempersempit/dipersempit, sehingga diartikan sebagai malam yang sempit karena bumi seakan menjadi sempit dengan turunnya para malaikat dan sempit dari sisi waktunya.
[2]. Kemuliaan, Keutamaan dan Kedudukan Malam Lailatul Qadar
Ketaatan pada malam tersebut melebihi kedudukan besar dan orang yang mengerjakan amalan di malam tersebut memiliki keutamaan yang besar.
[3]. Kapan Lailatul Qadar?
Pendapat yang kuta di 10 malam terakhir, diharapkan di malam-malam ganjil dan lebih diharapkan lagi di malam ke-27 bulan Ramadhan. Tidak ditentukan kapan terjadinya secara pasti supaya memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
[4]. Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar
Malam yang tenang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Kadang disertai turunnya hujan. Di pagi harinya (keesokan hari) matahari terbit tidak menyilaukan mata.
Wallohu a’lam bi showab.
Sumber http://www.fawaidkajianbandung.web.id/itikaf-dan-lailatul-qadar/
Berikut audio rekaman kajian dengan tema “I’tikaf dan Lailatul Qadar” (Bersungguh-sungguh di 10 Hari Terakhir Ramadhan) pada tanggal 20 Ramadhan 1437H atau (25/06/2016) di Aula DKM Masjid Agung Cimahi, Jalan Amir Machmud samping alun-alun Kota Cimahi, bersama Al Ustadz Abu Yasir Wildan hafizhahulloh:
[16 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
[32 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
[64 KBPS]
I’tikaf dan Lailatul Qadar – Al Ustadz Abu Yasir Wildan
RINGKASAN PEMBAHASAN
BAGIAN KE-1 : ITIKAF
[1]. Definisi I’tikaf.
I’tikaf secara bahasa artinya menahan diri dari sesuatu, sedangkan secara Syari’at maknanya berdiam diri di masjid dalam rangka ketaatan kepada Alloh.
[2]. Hukum I’tikaf
I’tikaf hukumnya sunnah, tidak wajib kecuali nadzar. Disyariatkan i’tikaf di masjid bagi laki-laki dimana berdasarkan pendapat yang rajih i’tikaf di masjid yang ditegakkan sholat berjamaah 5 waktu di dalamnya.
[3]. Waktu I’tikaf
Tidak ada batasan waktu i’tikaf. Secara bahasa bisa untuk waktu sedikit atau banyak karena syari’at tidak memberi batasan waktu sebentar atau lama. Namun lebih utama dilakukan 10 hari malam dan siang, dimulai dari malam ke-21 bulan Ramadhan dan mulai fokus di dalamnya setelah terbit fajar di hari ke-21 Ramadhan. Berakhirnya di saat matahari terbenam di akhir bulan Ramadhan.
[4]. Adab-Adab I’tikaf
Di antara adab-adab i’tikaf : [a]. Tidak boleh keluar tanpa udzur syar’i, [b]. Memperhatikan kebersihan masjid, [c]. Jangan menghabiskan waktu untuk ngobrol dengan temannya.
BAGIAN KE-2 : LAILATUL QADAR
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf diantaranya untuk mencari malam Lailatul Qadar, karena malam Lailatul Qadar hanya ada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
[1]. Definisi Lailatul Qadar
Malam mulai terbenam matahari hingga terbit fajar. Disebut Qadar artinya ketetapan/ketentuan Alloh dimana Alloh menjelaskan urusan yang penuh dengan hikmah. Qadar juga bermakna mempersempit/dipersempit, sehingga diartikan sebagai malam yang sempit karena bumi seakan menjadi sempit dengan turunnya para malaikat dan sempit dari sisi waktunya.
[2]. Kemuliaan, Keutamaan dan Kedudukan Malam Lailatul Qadar
Ketaatan pada malam tersebut melebihi kedudukan besar dan orang yang mengerjakan amalan di malam tersebut memiliki keutamaan yang besar.
[3]. Kapan Lailatul Qadar?
Pendapat yang kuta di 10 malam terakhir, diharapkan di malam-malam ganjil dan lebih diharapkan lagi di malam ke-27 bulan Ramadhan. Tidak ditentukan kapan terjadinya secara pasti supaya memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
[4]. Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar
Malam yang tenang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Kadang disertai turunnya hujan. Di pagi harinya (keesokan hari) matahari terbit tidak menyilaukan mata.
Wallohu a’lam bi showab.
Sumber http://www.fawaidkajianbandung.web.id/itikaf-dan-lailatul-qadar/
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi