أخرجني من الظلمات إلى النور
“Keluarkan diriku dari kegelapan menuju cahaya.”Dan apakah ketika thawaf maupun sai dalam ibadah haji ada doa tertentu sebagaimana dalam buku (panduan) yang dibaca oleh jamaah haji atau umrah, ataukah doa dengan lafazh yang shahih dari ayat maupun hadits -tanpa pembatasan doa tertentu- itu lebih utama? Berikan fatwa kepadaku semoga Anda mendapatkan balasan pahalanya.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab:
Disyariatkan ketika doa, dzikir, thawaf, dan sai dengan lafazh yang Allah mudahkan baginya berupa dzikir-dzikir yang disyariatkan maupun doa-doa yang baik yang tidak ada larangan padanya. Doa dan dzikir tidak ada batasan lafazh tertentu, kecuali ketika di akhir setiap putaran thawaf disukai (disunnahkan) membaca doa yang sudah dikenal yaitu (sebagaimana dalam ayat):
وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Al-Baqarah: 201)Doa ini dibaca ketika sedang berjalan di antara dua rukun: rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad, hal ini berdasarkan tuntunan yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana disyariatkan juga bertakbir ketika memegang dan mencium Hajar Aswad, atau melambaikan tangan kepadanya tatkala tidak mampu memegangnya. Demikian pula disyariatkan bagi seorang yang thawaf ketika memegang rukun Yamani dengan membaca:
بسم الله والله أكبر
Disyariatkan ketika berada di Shafa dan Marwah membaca seluruh dzikir
dan doa yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sambil
mengangkat kedua tangan dan menghadap Ka’bah serta membaca Firman Allah
ta’ala ketika akan memulai sai:“Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah.” (Al-Baqarah: 158)
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika memulai sai, beliau membaca:
إن الصفا والمروة من شعائر الله” نبدأ بما بدأ الله به
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Kami memulai dengan sesuatu yang Allah memulai dengannya.”Wallahu waliyyut Taufiq.
Terjemahan dari http://www.binbaz.org.sa/mat/740
Kesimpulannya bahwa tidak ada lafazh doa atau dzikir tertentu dan khusus yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika thawaf maupun sai. Kecuali pada beberapa keadaan dan tempat yang memang ada tuntunannya, seperti ketika sedang berada di antara rukun Yamani dan Hajar Aswad, saat memegang, mencium, atau melambaikan tangan kepada Hajar Aswad, saat memulai sai maupun ketika sedang berada di Shafa dan Marwah. Wallahu a’lam.
sumber http://mahad-assalafy.com/2016/09/07/doa-ketika-thawaf/
[ 07.09.2016 ]
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi