Hanifiyyah Adalah Beribadah Hanya Kepada Allah, Memurnikan Agama Untuk-Nya

Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 25 - 28)
—---------------------------------------—
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- mengatakan:
اعْلَمْ، أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِهِ (1) : أَنَّ الْحَنِيفِيَّةَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ (2) : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ (3) مُخْلِصًا لَهُ الدين (4)
(1) Ketahuilah -Semoga Allah –Ta’ala- membimbingmu untuk taat kepada-Nya- ;
(2) Bahwasanya Hanifiyyah (Agama Nabi Ibrohim ‘alaihissalam) adalah;
(3) Engkau beribadah hanya kepada Allah –Ta’ala-;
(4) Memurnikan (pelaksanaan) agama ini untuk-Nya.
〰〰〰〰〰
PENJELASAN:
Pembaca –yang dirahmati Allah-,
Pembahasan kali ini adalah risalah yang ketiga, setelah sebelumnya, Asy-Syaikh –Rohimahullah- menyebutkan dua risalah (pendahuluan sebelum inti pembahasan, pent);
1- Risalah Pertama; membahas empat permasalahan yang merupakan kandungan surat Al-Ashr (1-3).
2- Risalah Kedua; tentang tiga permasalahan, yang baru saja kita lewati.
(Lihat Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Al-Fauzan)
〰〰〰〰〰
(1) Di dalam kitab ini, Asy-Syaikh –Rohimahullah- senantiasa memulai risalah-risalahnya dengan doa, sebagaimana kita jumpai sekarang.
Beliau mengatakan,
“أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِهِ”
“Semoga Allah –Ta’ala- membimbingmu untuk taat kepada-Nya.”
Asy-Syaikh Al-Fauzan –Hafizhohullah- menjelaskan,
“Seorang muslim, Tatkala ia mendapatkan bimbingan Allah –Ta’ala- untuk taat kepada-Nya, maka sungguh ia (akan) bahagia di dunia dan akhirat.
“Ketaatan” maknanya mengerjakan perintah-perintah Allah serta meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Pada prakteknya, Seseorang itu dikatakan taat kepada Allah –Ta’ala- , Jika dalam mengerjakan perintah-perintah Nya dan (atau) meninggalkan larangan-larangan-Nya; Dia niatkan dengan itu karena;
- Melaksanakan perintah Allah –Ta’ala-,
- Mengharap Wajah Allah –‘Azza waJalla-,
- Mengharap ganjaran Nya, serta
- Merasa takut dengan adzab Nya ))
Barangsiapa di beri taufik kemudahan serta bimbingan untuk taat kepada Allah –Ta’ala- , maka sungguh dia akan merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Referensi:
Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Al-Fauzan
—---------------------------------------—
2- Bahwasanya Hanifiyyah (Agama Nabi Ibrohim ‘alaihissalam) adalah;

MAKNA HANIFIYYAH

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –Rohimahullah- menjelaskan, Yang namanya hanifiyyah adalah agama yang jauh dari kesyirikan, dibangun di atas keikhlasan kepada Allah –‘Azza waJalla- (Tauhid, pent).
Asy-Syaikh Al-Fauzan –Hafizhohullah- menjelaskan, Bahwa Hanifiyyah itu adalah agama yang jauh dari kesyirikan, berkecondongan (penuh) kepada Tauhid.

SIFAT NABI IBROHIM ‘Alaihissalaam

Millah (agama) Hanifiyyah tidak lepas dari penyebutan Nabi Ibrohim -‘alaihissalam- yang diutus di muka bumi ini sebagai seorang rasul.
Di dalam Al-Qur`an; Allah –‘Azza waJalla menyifati beliau dengan kata “Hanif”.
“Hanif” maknanya (seseorang) yang berpaling jauh dari kesyirikan menuju tauhid dan keikhlasan kepada Allah. (Lihat Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Al-Fauzan)
Kita bisa dapatkan penyifatan ini secara jelas dalam beberapa ayat, di antaranya:
1  Surat Ali Imron ayat 67;
“Ibrohim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi beliau adalah seorang yang hanif lagi muslim (berserah diri kepada Allah); dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
2 An-Nahl ayat 120;
“Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).

PERINTAH UNTUK MENGIKUTI MILLAH IBROHIM ‘Alaihissalam

Di dalam surat An-Nahl ayat 123, Allah –‘Azza waJalla- memerintahkan Nabi Muhammad –Shollallahu ‘alaihi waSallam- untuk mengikuti agama nabi Ibrohim ‘alaihissalam;
Allah –‘Azza waJalla- berfirman:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Rasulullah –Shollallahu ‘alaihi waSallam- pernah bersabda:
إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
“Aku diutus dengan (membawa agama) hanifiyyah yang mudah.” (HR. Ahmad no.25962; Ash-Shohihah no.1829 (4/443), 2924 (6/1023))
Al-Imam As-Sa’di –rohimahullah- menjelaskan, Bahwa di antara keutamaan beliau yang paling besar adalah; Allah –Ta’ala- mewahyukan kepada (Nabi Muhammad –Shollallahu ‘alaihi waSallam-) pemimpin manusia sekaligus orang yang paling sempurna; Agar beliau dan umatnya mengikuti millah (agama) nabi Ibrohim -‘alaihissalam-  serta menjadikannya sebagai teladan.
Bahkan Alah –Ta’ala- mencela orang yang membenci agama nabi Ibrohim –‘alaihissalam-, sebagaimana disebutkan di dalam surat Al-Baqoroh ayat 130
Wallahu a’lamu bisshowaab

Referensi:
Tafsir Assa'di
Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin; Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Al-Fauzan;
—---------------------------------------—
(3) Engkau beribadah hanya kepada Allah –Ta’ala-;

MAKNA IBADAH

Syaikhul Islam rohimahullah tatkala ditanya; “Apa itu Ibadah”?
Beliau menjelaskan, Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala perkara yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, bisa berupa ucapan ataupun perbuatan; yang tampak maupun yang tidak tampak. (Al-‘Ubudiyyah; hal.44)
Ibadah yang tampak adalah yang dilakukan dengan anggota tubuh kita, sedangkan ibadah yang tidak tampak adalah yang dilakukan dengan qolbu.

MACAM-MACAM IBADAH

Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah (Madarijus Salikin) menyebutkan macam-macam ibadah di antaranya;
1.Ucapan Hati;
(Misalnya): Meyakini semua yang dikabarkan Allah –Ta’la- tentang diri-Nya, nama-nama Nya, sifat-sifat Nya, perbuatan-perbuatan Nya, malaikat-malaikat Nya, dan pertemuan dengan Nya (pada hari kiamat); lewat lisan Rasul-Nya.
2. Ucapan Lisan;
(Misalnya): Menyampaikan perkara di atas dengan lisan, berdakwah, membelanya, menjelaskan kebatilah bid’ah yang bertentangan dengan (Syariat) Nya, Mengingat Nya (dengan Dzikir), Menyampaikan perintah-perintah Nya.
3.Amalan Hati;
(Misalnya): Mencintai Allah, Tawakkal kepada Nya, Bertaubat kepada Nya, Takut kepada Nya, Berharap kepada Nya, Ikhlash dalam (menjalankan) agama untuk Nya, Sabar dalam menjalankan perintah , Sabar dalam meninggalkan larangan Nya, Sabar dalam menghadap takdir, Ridho kepada Allah dalam masalah takdir, Cinta (kepada orang lain) karena Allah, Benci (kepada orang lain) karena Allah,… (dan sebagainya, diringkas, pent)
4. Amalan Anggota Tubuh;
(Misalnya): Sholat, Jihad, Melangkahkan kaki menuju sholat Jum’at dan sholat Jama’ah, Membantu orang yang lemah, Berbuat baik kepada makhluk, dan semisalnya.
[Lihat Madarijus Salikin; 1/121]

Referensi:
Al-'Ubudiyyah, Madarijus Salikin
—---------------------------------------—
(4) Memurnikan (pelaksanaan) agama ini untuk-Nya.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud dengan pemurnian adalah pembersihan.
Maksudnya adalah seorang muslim ketika beribadah meniatkan dengan ibadahnya (itu) untuk mengharap wajah Allah –Ta’ala- dan juga berharap untuk menggapai negeri kemuliaan; tanpa melakukan peribadatan kepada selain Allah; baik itu malaikat yang dekat, maupun nabi yang diutus. [Lihat Syarah Tsalatsatil Ushul]
〰〰➰〰〰
Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
[ 21/09/2016 ]
[ 22/09/2016 ]
[ 27/09/2016 ]
[ 29/09/2016 ]

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi