KITAB KE-1: KITABUL IMAN (KEIMANAN).
Bab Ke-4 : Penjelasan tentang Iman yang dengannya Seseorang Bisa Masuk Surga dan Barangsiapa yang Berpegangteguh dengan yang diperintahkan (dengan Iman itu), Ia Akan Masuk Surga.
✅ Hadits No 12.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ طَلْحَةَ قَالَ حَدَّثَنِى أَبُو أَيُّوبَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا عَرَضَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَهُوَ فِى سَفَرٍ. فَأَخَذَ بِخِطَامِ نَاقَتِهِ أَوْ بِزِمَامِهَا ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ - أَوْ يَا مُحَمَّدُ - أَخْبِرْنِى بِمَا يُقَرِّبُنِى مِنَ الْجَنَّةِ وَمَا يُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ. قَالَ فَكَفَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ نَظَرَ فِى أَصْحَابِهِ ثُمَّ قَالَ « لَقَدْ وُفِّقَ - أَوْ لَقَدْ هُدِىَ - قَالَ كَيْفَ قُلْتَ ». قَالَ فَأَعَادَ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ دَعِ النَّاقَةَ ».
Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Abdillah Bin Numair (ia berkata) telah menceritakan kepada kami ayahku (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Amr Bin Utsman ( ia berkata) telah menceritakan kepada kami Musa Bin Tholhah ia berkata telah menceritakan kepadaku Abu Ayyub –semoga Allah meridoinya- bahwasanya seorang Arab pedalaman menghadang Rasulullah Sallalahu ‘alaihi wassallam pada saat beliau safar. Kemudian dia memegang tali kekang unta beliau kemudian dia berkata : Wahai Rasulullah! atau wahai Muhammad! kabarkan kepadaku tentang hal-hal yang mendekatkan aku ke Surga dan menjauhkan aku dari Neraka. Kemudian Nabi shollallahu ‘alaihi wassallam menahannya. Kemudian beliau melihat ke arah para Sahabat, kemudian beliau bersabda : sungguh ia telah diberi taufiq atau diberi petunjuk. Orang itu berkata : apa yang tadi engkau ucapkan? Kemudian Nabi mengulangi ucapan beliau. Nabi shallalahu ‘alaihi wassallam bersabda : Engkau beribadah kepada Allah tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan engkau menyambung silaturrahim. Tinggalkan unta ini (biarkan ia berjalan, pent).
✅ Hadits No 13.
وَحَدَّثَنِى مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ وَأَبُوهُ عُثْمَانُ أَنَّهُمَا سَمِعَا مُوسَى بْنَ طَلْحَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِى أَيُّوبَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- بِمِثْلِ هَذَا الْحَدِيثِ.
Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim dan Abdurrohman bin Bisyr (beliau berdua) berkata telah menceritakan kepada kami Bahz (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Syu’bah (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Utsman bin Abdillah bin Mauhib dan ayahnya Utsman bahwa keduanya mendengar Musa bin Tholhah menceritakan dari Abu Ayyud dari Nabi shollallahu alaihi wasallam semisal hadits ini.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
✅ Hadits No 14.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِىُّ أَخْبَرَنَا أَبُو الأَحْوَصِ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِى أَيُّوبَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِينِى مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ. قَالَ « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ » فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ». وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ أَبِى شَيْبَةَ « إِنْ تَمَسَّكَ بِهِ ».
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya atTamimiy (ia berkata) telah mengkhabarkan kepada kami Abul Ahwash dan (sanad perpindahan dari awal) dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Abu Ishaq dari Musa bin Tholhah dari Abu Ayyub –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam kemudian berkata: Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang mendekatkan aku ke Surga dan menjauhkan aku dari Neraka. Nabi bersabda: Engkau menyembah Allah tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung hubungan dengan para kerabatmu. Kemudian orang itu pergi, Rasulullah shollallahu alaihi wasllam bersabda: Jika ia berpegangteguh dengan apa yang diperintahkan, ia akan masuk Surga. dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah disebutkan (lafadz): In tamassaka bihi (jika ia berpegang teguh dengannya).
✅ Hadits No 15.
وَحَدَّثَنِى أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِى زُرْعَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ. قَالَ « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّى الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ ». قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا ».
Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Ishaq (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Affan (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Wuhaib (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- bahwasanya seorang Arab pedalaman datang menuju Rasulullah shollallahu alaihi wasallam kemudian berkata: Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku amalan yang jika aku mengamalkannya aku masuk Surga. Nabi bersabda: engkau beribadah kepada Allah tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun, menegakkan sholat wajib, menunaikan zakat wajib, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Orang itu berkata: Demi (Allah) yang jiwaku di TanganNya, aku tidak akan menambah atau mengurangi sedikitpun selama-lamanya. Ketika ia berpaling, Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang ingin melihat seorang penduduk Surga, lihatlah kepada orang ini.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
✅ Hadits No 16.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ - وَاللَّفْظُ لأَبِى كُرَيْبٍ - قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « نَعَمْ ».
Telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib –lafadz hadits menurut riwayat Abu Kuraib- beliau berdua berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Muawiyah dari al-A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: anNu’man bin Qowqol berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda jika aku sholat lima waktu dan aku haramkan yang haram, aku halalkan yang halal, apakah aku masuk Surga? Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Ya.
✅ Hadits No 17.
وَحَدَّثَنِى حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ وَالْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ قَالاَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ وَأَبِى سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ . بِمِثْلِهِ. وَزَادَ فِيهِ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا.
Dan telah menceritakan kepadaku Hajjaaj bin asy-Syaa’ir dan al-Qoosim bin Zakariyya’ beliau berdua berkata: telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Syaiban dari al-A’masy dari Abu Sholih dan Abu Sufyan dari Jabir –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: anNu’man bin Qowqol berkata: Wahai Rasulullah…kemudian dengan lafadz hadits semisal itu. Kemudian ada tambahan lafadz : wa lam azid ‘alaa dzaalika syai-an (dan tidak aku tambah sedikitpun dari itu).
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
✅ Hadits No 18.
وَحَدَّثَنِى سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ حَدَّثَنَا مَعْقِلٌ - وَهُوَ ابْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ - عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالَ « نَعَمْ ». قَالَ وَاللَّهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا.
Dan telah menceritakan kepadaku Salamah bin Syabiib (ia berkata) telah menceritakan kepada kami al-Hasan bin A’yan (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Ma’qil –yaitu Ibnu Ubaidillah- dari Abuz Zubair dari Jabir –semoga Allah meridhainya- bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam : Bagaimana pendapat anda jika aku sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah lebih dari itu, apakah aku masuk Surga? Nabi menjawab: Ya. Orang itu berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambah lebih dari itu
Catatan Penerjemah:
Lafadz hadits yang terakhir ini (no hadits 18) adalah yang paling lengkap dengan ada tambahan ‘berpuasa pada bulan Ramadhan’. Jika ada yang bertanya: mengapa tidak disebut zakat dan haji? Tidak disebut zakat karena Nabi mengetahui bahwa orang itu fakir, sehingga tidak ada kewajiban bagi dia. Tidak disebutkan tentang haji karena belum turun kewajibannya saat itu.
Lafadz hadits yang terakhir ini (no hadits 18) adalah yang paling lengkap dengan ada tambahan ‘berpuasa pada bulan Ramadhan’. Jika ada yang bertanya: mengapa tidak disebut zakat dan haji? Tidak disebut zakat karena Nabi mengetahui bahwa orang itu fakir, sehingga tidak ada kewajiban bagi dia. Tidak disebutkan tentang haji karena belum turun kewajibannya saat itu.
Pada beberapa lafadz yang berbeda-beda yang disebutkan oleh al-Imam Muslim tersebut bukanlah disebut idhtirob (keguncangan) dalam ilmu Mustholah hadits, karena idthirob itu hanyalah terjadi jika perbedaan-perbedaan lafadz mengarah pada kontradiksi yang tidak memungkinkan untuk digabungkan atau di-tarjih (dipilih mana yang lebih kuat).
Pada penyebutan hadits yang no 16 menunjukkan bolehnya periwayatan secara makna, karena disebutkan di sana: lafadz sesuai riwayat Abu Kuraib, menunjukkan bahwa lafadz dari temannya (yaitu Abu Bakr bin Abi Syaibah) berbeda dengan itu. Kalau lafadznya harus persis sama, maka akan disebutkan atau diisyaratkan bahwa lafadznya adalah untuk keduanya.
Di dalam hadits tersebut juga disebutkan: dan aku halalkan yang halal, dan aku haramkan yang haram, menunjukkan harusnya ada akidah yang benar bahwa yang halal itu halal dan yang haram itu haram ketika mengerjakan atau mengucapkan sesuatu yang diperintahkan dalam syariat.
Dalam hadits itu juga menunjukkan tingginya semangat para Sahabat untuk mencapai Surga
(disarikan dari Ta’liq Syaikh Ibn Utsaimin terhadap Shahih Muslim (1/101-102)).
Dalam hadits itu juga menunjukkan tingginya semangat para Sahabat untuk mencapai Surga
(disarikan dari Ta’liq Syaikh Ibn Utsaimin terhadap Shahih Muslim (1/101-102)).
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dikutip dari Buku "Terjemah Shahih MUSLIM (Abul-Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi Rahimahullah)". Jilid 1
☀️ Penerbit : Cahaya Sunnah- Bandung
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
[ 21/09/2016 ]
[ 23/09/2016 ]
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini
✍ http://telegram.me/alistiqomah
[ 21/09/2016 ]
[ 23/09/2016 ]
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi