[AUDIO] Indonesia Damai Tanpa Komunisme, Radikalisme, Liberalisme - Ustadz Abu Hamzah Yusuf

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah,
Rangkaian Audio Kegiatan Muhadhoroh Ahad, 16 Dzulhijjah 1437H (18/09/2016) bersama :
Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzohulloh
Masjid Agung Daarussalaam Purbalingga,
 10.00 - 13.45 wib

Indonesia Damai Tanpa Komunisme, Radikalisme, Liberalisme Sesi ke-1
http://bit.ly/2cVaf5r

Indonesia Damai Tanpa Komunisme, Radikalisme, Liberalisme Sesi ke-2
http://bit.ly/2co1PnZ

Indonesia Damai Tanpa Komunisme, Radikalisme, Liberalisme Sesi tanya Jawab
http://bit.ly/2cVaLR7

Atau kunjungi :
http://almanshuroh.net/audio-kajian-tabligh-akbar-16-dzulhijjah-1437-h-18-septermber-2016-al-ustadz-abu-hamzah-yusuf-al-ustadz-ayip-syafrudin-al-ustadz-mukhtar/

Semoga bermanfaat

■◎■◎■◎■
Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga




*Komunisme Tidak Pernah Mati*

ANTIKOMUNISME.COM,

 PURBALINGGA. Kedamaian adalah sebuah kenikmatan. Kenikmatan yang diinginkan dan dicari semua orang. Orang tua, orang muda, orang miskin, orang kaya semuanya mendambakan kedamaian. Kedamaian adalah salah satu penyebab yang membuat kewajiban bisa ditunaikan dan hak pun terbayarkan.

 "Bahkan bagi kaum muslimin secara khusus, tidak ada nikmat yang lebih besar setelah islam dari nikmat ini. Nikmat yang dimaksud, nikmat keamanan dan kedamaian,” papar Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf di Kajian Islam Ahlussunnah Purbalingga yang berlangsung pada 16 Dzulhijjah 1437 H bertepatan dengan 18 September 2016.

Kajian Islam Ahlussunnah yang bertempat di Masjid Agung Darussalam tersebut mengambil tema “Indonesia Damai Tanpa Komunisme, Radikalisme, Liberalisme”. Sebuah tema yang penting, karena tidak ada kehidupan yang berarti tanpa adanya keamanan dan kedamaian. Makanya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika meminta kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar negerinya diberikan rejeki yang melimpah, beliau ‘alaihissalam sebelumnya meminta agar diberikan keamanan.

↪ Itu berarti, segala bentuk gangguan keamanan tidak boleh diberikan tempat di negeri ini. Apalagi radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama. Selain membuat kerusakan, hal tersebut juga menyesatkan pemahaman tentang agama islam yang sejatinya merupakan agama yang rahmatan lil alamin. Pun begitu komunisme.

“Komunis memiliki ideologi pemberontakan. Mereka ketika ingin menguasai sebuah negara, maka cara yang mereka lakukan adalah melakukan pemberontakan. Masih segar di ingatan kita beragam peristiwa-peristiwa yang coba mereka lakukan sejak tahun 1926. Ini menandakan bahwa komunis adalah ancaman yang sangat berbahaya yang mengancam keutuhan bangsa dan negara. Mengancam keamanan dan kedamaian,” papar ustadz yang juga sebagai pengasuh Mahad Daarul Atsar, Tasikmalaya itu.

Beliau kemudian memberikan contoh tentang kekejaman orang-orang berideologi komunis yang bergabung di Partai Komunis Indonesia di masa lalu. Semisal penyerbuan mereka ke sebuah pondok pesantren di daerah Kanigoro, Kediri pada tahun 1965. Mereka dengan biadab menyerang santri, menyiksa kyai, merusak masjid dan melakukan penghinaan atas kitab suci al-quran.

 Di tahun yang sama di daerah Cemetuk, Banyuwangi. Mereka dengan licik menyamar sebagai anggota GP Anshor. Mereka undang kaum muslimin dalam sebuah perjamuan makan yang mengandung racun yang mematikan.

☝Lebih lanjut Ustadz mewanti-wanti, jangan menganggap bahwa komunisme itu kisah lalu dan tak akan terulang lagi. Sebab komunisme itu sebuah ideologi. “Ideologi itu tidak akan pernah mati. Ideologi akan tetap ada. Mungkin saja orang-orangnya sudah meninggal dunia, tetapi generasi baru dari komunis tetap ada,” tutur Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.

 Makanya, Kajian Islam Ahlussunnah yang berlangsung dua sesi tersebut mendapat sambutan yang bagus dari aparat pemerintahan setempat. Bahkan rencananya Bupati Purbalingga, Bapak Tasdi SH, MM berkenan hadir untuk memberikan sambutan. Pun begitu Bapak Dandim dan Bapak Kapolres. Qodarullah wa maa syaa’a fa’ala, karena ada keperluan dan acara mendadak, beliau-beliau urung hadir namun tetap mengirimkan perwakilannya. (Abu Zakariyya Tabroni)

■◎■◎■◎■
Dipublikasikan ulang oleh:
Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga





*ANAK MUDA  KITA*
OLEH KONTRIBUTOR ARTIKEL · 22 SEPTEMBER 2016

ANTIKOMUNISME.COM, PURBALINGGA.

Kita akan tua. Ya, bila Allah kehendaki umur sampai tua. Para pemuda mengantre siap menggantikan. Beban sejarah bertumpu pada rotasi tua-muda. Ada regenerasi. Ada yang hidup dan mati. Silih berganti. Sementara pena tak pernah lari. Selalu terpatri kisah hari ini, dan proyeksi masa depan nanti.

Apa warisan pada para pemuda, wahai manusia yang menuju tua?

“Anak muda hari ini adalah pemimpin masa depan…” Kalimat penegasan tersebut diucapkan Kabag Kesra Setda Kabupaten Purbalingga, Mohammad Nurhadi. Beliau Mewakili Bupati Purbalingga, H Tasdi SH MM, pada sambutan acara dauroh ahlussunnahbertema: Indonesia Damai Tanpa Komunisme-Radikalisme-Liberalisme  di Masjid Agung Daarussalaam, Purbalingga, Ahad, 18 September 2016.

Perhatian aparatur pemerintah pada pemuda patut diapresiasi. Ucapan di atas mengandung makna simbolis sekaligus khusus. Simbolis, bahwa Bapak Kabag Kesra sadar dirinya menuju umur tua. Ada orang-orang muda di belakang siap menggantikan secara sosok atau figur.

Pesan secara khusus, Kabag Kesra ingin penerus estafet kepemimpinan daerah lebih baik dari diri dan generasinya. Ini selalu jadi perhatian setiap orang tua yang bijak; memikirkan siapa dan bagaimana penerus yang bakal menggantikan; resah, pemudanya sehat akidah dan ideologi atau tidak.

Bukan orang tua yang sekadar siap modal harta. Berangan-angan generasi selanjutnya bakal lebih baik. Tanpa ikhtiar bekal ilmu dan pengetahuan agama. Ada harapan besar di pundak pemuda masa sekarang. Agar kelak menjadi pemimpin sekaligus anggota masyarakat yang berkualitas.

Kualitas dari sudut pandang seorang muslim. Tampil generasi muda yang bersih akidah dan ideologi. Menjunjung tinggi keesaan Allah (tauhid). Menjauhi pelbagai bentuk kesyirikan dan kebid’ahan. Menjalani syariat agama sesuai petunjuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam.

Pemuda calon pemimpin masa depan. Harus berideologi, ber-manhaj, dan berpikir, sesuai garis syariat. Selamat dari ajaran menyimpang semisal komunisme, radikalisme, dan liberalisme.

Sebagai GMT – Generasi Menuju Tua – kita harus berjibaku mengenyahkan akidah dan ideologi yang tak sesuai bimbingan syariat. Supaya generasi muda muslim tak terpapar virus jahatnya. Sehingga generasi muda harapan Kabag Kesra dan orang tua muslim umumnya, bisa mewujud menjadi penerus yang lebih baik.

Bukankah ketika kita mewariskan kebaikan, besar harapan di belakang kita akan mengikuti jejak kebaikan itu? Insya allah, bila kita juga menjaga jejak tersebut dengan keteladanan dan contoh nyata. Bukan sebatas wacana di atas kertas. Atau retorika di atas podium.

Gelaran daurah anti-komunisme, radikalisme, dan liberalisme, di banyak daerah nusantara, didukung penyebaran majalah kontra hal di atas, merupakan cetak biru perjuangan riil menjaga akidah dan ideologi kaum muda Indonesia.

Sebagaimana disampaikan Ustad Abu Hamzah Yusuf dalam materi dauroh, nikmat terbesar kedua setelah iman Islam yang wajib disyukuri adalah nikmat keamanan dan kedamaian. Ini bisa didapat ketika generasi muda tidak terjangkiti penyakit komunisme-radikalisme-liberalisme. Tiga hal ini di antara penyebab biang kekacauan dan pertumpahan darah. Tidak hanya di negeri kita, tapi juga belahan bumi lain. Terutama komunisme-liberalisme.

Ketika generasi muda sekarang jauh dari ilmu agama, berkubang dalam kemaksiatan, asyik menjadi individu asosial yang sibuk dengan gadget terbaru, kita wajib waspada dan mengencangkan imamah. Harus jadi perhatian dan kekhawatiran.

“Hati-hati dengan segala akidah yang menyimpang. Pembenahan akidah dan ideologi, menjadi tugas penting yang harus dilakukan bersama-sama. Jaga persatuan dan kesatuan kaum muslimin,” tutur Ustadz Abu Hamzah Yusuf, pengasuh Pondok Daarul Atsar, Tasikmalaya.

Anak muda, sibuklah mendalami ilmu agama. Bersemangatlah menghafal Alqur’an dan hadits nabi. Pelajari bahasa Arab. Besarkan asa kami para orang tua, akan lahirnya generasi muda muslim yang mumpuni. Generasi tentara Allah yang sekuat tenaga membela tauhid serta sunnah dengan ilmu. Bukan dengan lemparan botol kecap yang tersumpal sumbu berbensin.

 Generasi mendatang, semoga lupa atau tidak lagi mengenal senandung cengeng para biduan. Syair grup-grup yang mengajak pada kemaksiatan serta kekotoran iman. Tapi menjadi pemuda saleh yang kerap bertasbih, tahmid dan bertakbir. Allahu Akbar… (Abu Ali Rona, Cirebon)


Sumber : www.antikomusnisme.com


=======================


Salafy Cirebon

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi