Sahnya Keislaman Seseorang yang Hampir Meninggal Dunia (Jika Bersyahadat) Selama Belum Sampai Naza’

KITAB KE-1: KITABUL IMAN (KEIMANAN).

Bab ke-9: Dalil Sahnya Keislaman Seseorang yang Hampir Meninggal Dunia (Jika Bersyahadat) Selama Belum Sampai Naza’ (Nyawa di Kerongkongan) dan Dihapuskannya Kebolehan Memohon Ampunan untuk Orang-orang Musyrik. Dan Dalil yang Menunjukkan bahwa Barangsiapa yang Meninggal dalam Kesyirikan maka Ia menjadi Penduduk al-Jahim (Neraka). Tidak akan ada Satupun yang Bisa Menyelamatkan Dia.

✅ Hadits no 42.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ عَنْ أَبِى حَازِمٍ الأَشْجَعِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِعَمِّهِ « قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». قَالَ لَوْلاَ أَنْ تُعَيِّرَنِى قُرَيْشٌ يَقُولُونَ إِنَّمَا حَمَلَهُ عَلَى ذَلِكَ الْجَزَعُ لأَقْرَرْتُ بِهَا عَيْنَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ (إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Haatim bin Maymuun (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Yahya bin Said (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Yazid bin Kaysaan dari Abu Haazim al-Asyja-i dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berkata kepada pamannya (Abu Tholib) –saat akan meninggal dunia-: Ucapkanlah Laa Ilaaha Illallah aku akan menjadi saksi bagimu dengan ucapan itu pada hari kiamat. Abu Tholib mengatakan: Kalaulah tidak (aku khawatir) orang-orang Quraisy akan mengejek aku dengan berkata: Sesungguhnya ia mengucapkan itu (Laa Ilaaha Illallah) karena kegelisahan hati (menjelang meninggal), niscaya aku akan senangkan hatimu (dengan mengucapkannya). Maka Allah menurunkan firmanNya:
  إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya engkau tidak (bisa) memberi hidayah (taufiq) kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakiNya (Q.S al-Qoshosh ayat 56).

Catatan Penerjemah:
 Dalam hadits ke-42 ini Abu Tholib menyebutkan alasan mengapa ia tidak mau mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Hal itu karena Abu Tholib takut dengan omongan orang Quraisy. Apalagi ia disaksikan oleh dua orang musyrik Quraisy -pada waktu itu- yaitu Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah yang nanti akan menyebarkan berita ke orang-orang bahwa Abu Tholib terpengaruh oleh ucapan keponakannya dan mengucapkan Laa Ilaaha Illalah. Maka Abu Tholib takut akan hal itu. Ia takut: apa kata orang nanti?!....Padahal sebenarnya dalam hatinya Abu Tholib mengakui bahwa ajaran Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah benar dan seharusnya diikuti. Sebagaimana ucapan syair yang pernah diucapkannya:
وَعُرِضْتُ دِيْنًا قًدْ عَرَفْتُ بِأَنَّهُ مِنْ خَيْرِ أَدْيَانِ الْبَرِيَّةِ دِيْنًا
 Dan aku telah ditunjukkan pada sebuah Dien yang sungguh aku tahu bahwa itu termasuk agama bumi yang terbaik.
لَوْلَا الْمَلَامَة أَوْ حَذَارِي سَبَّة لَوَجَدْتَنِي سَمْحًا بِذَاكَ مُبِيْنًا
 Kalaulah bukan celaan atau takut cercaan, niscaya engkau akan dapati aku dengan senang hati dan jelas menerimanya. (diriwayatkan al-Baihaqiy dalam Dalaailun Nubuwwah no 495, disebutkan Ibnu Katsir dalam as-Siiroh anNabawiyyah, al-Qurthubiy dalam Tafsirnya, al-Baghowy dalam Tafsirnya).
 Hal ini menunjukkan bahwa jangan kedepankan perasaan takut ucapan orang dalam beragama. Jika kita selalu takut apa omongan orang dalam menjalankan agama, niscaya akan banyak hal yang tidak bisa kita lakukan padahal perbuatan itu akan menyelamatkan kita dari adzab Allah. Jangan takut omongan orang saat kita berada di atas al-haq. Kita tidak akan bisa membuat semua orang ridha dan setuju dengan perbuatan kita, meski perbuatan kita itu sudah benar secara syariat. Pasti akan selalu ada yang tidak setuju dan berkomentar buruk atau pedas terhadapnya.
 Al-Imam asy-Syafii rahimahullah menyatakan kepada muridnya ar-Rabi’ bin Anas:
يَا رَبِيْع رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لَاتُدْرَك فَعَلَيْكَ بِمَا يُصْلِحُكَ فَالْزَمْهُ فَإِنَّهُ لَاسَبِيْلَ إِلَى رِضَاهُمْ
 Wahai Rabi’, keridhaan manusia adalah tujuan yang tidak akan tercapai. Maka wajib bagimu mencari hal yang memperbaiki keadaanmu. Berpegangteguhlah dengannya. Karena tidak ada jalan untuk mencapai ridha mereka (manusia)(Shifatus Shofwah (2/254)).
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dikutip dari Buku "Terjemah Shahih MUSLIM (Abul-Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi Rahimahullah)". Jilid 1
☀️ Penerbit : Cahaya Sunnah- Bandung
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
[ 17/10/2016 ]
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi