Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 36)
—---------------------------------------—
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 36)
—---------------------------------------—
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:
وَالرَّبُ هُوَ الْمَعْبُودُ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [ البقرة:21- 22 ]
(Yang namanya) Robb dialah yang diibadahi.
Dalilnya adalah firman Allah –Ta’ala-;
“(21) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
(22) Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. “ [ Al-Baqoroh: 21 – 22 ]
Dalilnya adalah firman Allah –Ta’ala-;
“(21) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
(22) Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. “ [ Al-Baqoroh: 21 – 22 ]
〰〰〰〰〰
PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
Pada pembahasan kali ini, Penulis –yakni; Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –rohimahullah- menjelaskan bahwa;
(Yang namanya) Robb dialah yang diibadahi.
Maksudnya, Yang namanya “Robb” dialah yang berhak diibadahi.
PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
Pada pembahasan kali ini, Penulis –yakni; Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –rohimahullah- menjelaskan bahwa;
(Yang namanya) Robb dialah yang diibadahi.
Maksudnya, Yang namanya “Robb” dialah yang berhak diibadahi.
⛔️ Jangan sampai kita salah paham atau bahkan gagal paham, dalam memahami kalimat ini.
Kita tegaskan sekali lagi, bahwa penjelasan di atas menegaskan bahwa yang namanya “Robb” dialah yang berhak diibadahi.
Kita tegaskan sekali lagi, bahwa penjelasan di atas menegaskan bahwa yang namanya “Robb” dialah yang berhak diibadahi.
Dan telah kita lalui pembahasan tentang Rububiyyah Allah –‘Azza waJalla-, bahwasanya Allah –Ta’ala- dialah Robb semesta alam. Selain Allah –Ta’ala- tidak berhak dan tidak pantas diibadahi.
Kemudian, Tidak cukup bagi seorang manusia untuk hanya mengakui perkara rububiyyah ini saja. Karena, dia juga diharuskan untuk mengakui perkara uluhiyyah / ubudiyyah, Yakni beribadah hanya untuk Allah –Ta’ala- saja, tidak untuk selain-Nya. Karena selain Allah –Ta’ala- adalah makhluk yang tidak berhak mendapatkan ibadah sedikitpun.
Adapun dalil yang menyatakan bahwa ibadah itu khusus untuk “Robb” Yang Maha Pencipta, adalah firman Allah –Ta’ala- dalam surat Al-Baqoroh ayat 21-22 yang tadi kita sudah baca bersama, artinya:
“(21) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
(22) Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. “ [ Al-Baqoroh: 21 – 22 ]
“(21) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
(22) Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. “ [ Al-Baqoroh: 21 – 22 ]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rohimahullah- menjelaskan, “Panggilan dalam ayat ini sifatnya umum untuk seluruh manusia –dari bani Adam-, (memerintahkan mereka) untuk beribadah hanya kepada Allah –Ta’ala- saja, serta tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. [Lihat Syarah Tsalatsatil Ushul hal.51]
Kemudian setelah panggilan dan perintah itu, disebutkan sebab kenapa manusia harus beribadah kepada-Nya. Seolah-olah dalam ayat ini terkandung makna;
"Beribadahlah kepada Allah -Ta'ala- karena Dia-lah Robb kalian –yang telah menciptakan kalian-, dan seterusnya."
[Referensi: Syarah Tsalatsatil Ushul; Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Al-Fauzan]
Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi