Bagaimana Melihat Allah

KITAB KE-1: KITABUL IMAN (KEIMANAN).
Bab ke-81: Pengenalan tentang Bagaimana Melihat Allah?
✅ Hadits no 299.
حَدَّثَنِى زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبِى عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِىِّ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوا لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ». قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « هَلْ تُضَارُّونَ فِى الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ ». قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ. فَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ الشَّمْسَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الْقَمَرَ الْقَمَرَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ الطَّوَاغِيتَ وَتَبْقَى هَذِهِ الأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا فَيَأْتِيهِمُ اللَّهُ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - فِى صُورَةٍ غَيْرِ صُورَتِهِ الَّتِى يَعْرِفُونَ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ. فَيَقُولُونَ نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ هَذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأْتِيَنَا رَبُّنَا فَإِذَا جَاءَ رَبُّنَا عَرَفْنَاهُ. فَيَأْتِيهِمُ اللَّهُ تَعَالَى فِى صُورَتِهِ الَّتِى يَعْرِفُونَ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ. فَيَقُولُونَ أَنْتَ رَبُّنَا. فَيَتَّبِعُونَهُ وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِى أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ. وَفِى جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ هَلْ رَأَيْتُمُ السَّعْدَانَ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَعْلَمُ مَا قَدْرُ عِظَمِهَا إِلاَّ اللَّهُ تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمُ الْمُؤْمِنُ بَقِىَ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمُ الْمُجَازَى حَتَّى يُنَجَّى حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللَّهُ مِنَ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ وَأَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ بِرَحْمَتِهِ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَنْ كَانَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا مِمَّنْ أَرَادَ اللَّهُ تَعَالَى أَنْ يَرْحَمَهُ مِمَّنْ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. فَيَعْرِفُونَهُمْ فِى النَّارِ يَعْرِفُونَهُمْ بِأَثَرِ السُّجُودِ تَأْكُلُ النَّارُ مِنِ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ أَثَرَ السُّجُودِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُودِ. فَيُخْرَجُونَ مِنَ النَّارِ وَقَدِ امْتَحَشُوا فَيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مَاءُ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ مِنْهُ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِى حَمِيلِ السَّيْلِ ثُمَّ يَفْرُغُ اللَّهُ تَعَالَى مِنَ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ وَيَبْقَى رَجُلٌ مُقْبِلٌ بِوَجْهِهِ عَلَى النَّارِ وَهُوَ آخِرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ اصْرِفْ وَجْهِى عَنِ النَّارِ فَإِنَّهُ قَدْ قَشَبَنِى رِيحُهَا وَأَحْرَقَنِى ذَكَاؤُهَا فَيَدْعُو اللَّهَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَهُ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى هَلْ عَسَيْتَ إِنْ فَعَلْتُ ذَلِكَ بِكَ أَنْ تَسْأَلَ غَيْرَهُ. فَيَقُولُ لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ. وَيُعْطِى رَبَّهُ مِنْ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ مَا شَاءَ اللَّهُ فَيَصْرِفُ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ فَإِذَا أَقْبَلَ عَلَى الْجَنَّةِ وَرَآهَا سَكَتَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ثُمَّ يَقُولُ أَىْ رَبِّ قَدِّمْنِى إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ. فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ عُهُودَكَ وَمَوَاثِيقَكَ لاَ تَسْأَلُنِى غَيْرَ الَّذِى أَعْطَيْتُكَ وَيْلَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ. فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ وَيَدْعُو اللَّهَ حَتَّى يَقُولَ لَهُ فَهَلْ عَسَيْتَ إِنْ أَعْطَيْتُكَ ذَلِكَ أَنْ تَسْأَلَ غَيْرَهُ. فَيَقُولُ لاَ وَعِزَّتِكَ. فَيُعْطِى رَبَّهُ مَا شَاءَ اللَّهُ مِنْ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ فَيُقَدِّمُهُ إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَإِذَا قَامَ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ انْفَهَقَتْ لَهُ الْجَنَّةُ فَرَأَى مَا فِيهَا مِنَ الْخَيْرِ وَالسُّرُورِ فَيَسْكُتُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ثُمَّ يَقُولُ أَىْ رَبِّ أَدْخِلْنِى الْجَنَّةَ.
فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ عُهُودَكَ وَمَوَاثِيقَكَ أَنْ لاَ تَسْأَلَ غَيْرَ مَا أُعْطِيتَ وَيْلَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ. فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ لاَ أَكُونُ أَشْقَى خَلْقِكَ. فَلاَ يَزَالُ يَدْعُو اللَّهَ حَتَّى يَضْحَكَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْهُ فَإِذَا ضَحِكَ اللَّهُ مِنْهُ قَالَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَإِذَا دَخَلَهَا قَالَ اللَّهُ لَهُ تَمَنَّهْ. فَيَسْأَلُ رَبَّهُ وَيَتَمَنَّى حَتَّى إِنَّ اللَّهَ لَيُذَكِّرُهُ مِنْ كَذَا وَكَذَا حَتَّى إِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الأَمَانِىُّ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى ذَلِكَ لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ ». قَالَ عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِىُّ مَعَ أَبِى هُرَيْرَةَ لاَ يَرُدُّ عَلَيْهِ مِنْ حَدِيثِهِ شَيْئًا. حَتَّى إِذَا حَدَّثَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّ اللَّهَ قَالَ لِذَلِكَ الرَّجُلِ وَمِثْلُهُ مَعَهُ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ مَعَهُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ مَا حَفِظْتُ إِلاَّ قَوْلَهُ ذَلِكَ لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَشْهَدُ أَنِّى حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَوْلَهُ ذَلِكَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَذَلِكَ الرَّجُلُ آخِرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ.
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim (ia berkata) telah menceritakan kepada kami ayahku dari Ibnu Syihab dari Atha’ bin Yazid al-Laytsiy bahwasanya Abu Hurairah mengkhabarkan kepadanya bahwa sekelompok orang berkata kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam: Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat? Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Apakah kalian berdesak-desakan saat melihat bulan purnama? Mereka berkata: Tidak wahai Rasulullah. Nabi bertanya: Apakah kalian berdesak-desakan saat melihat matahari saat tidak ada mendung? Mereka berkata: Tidak wahai Rasulullah. Nabi bersabda: Sesungguhnya kalian akan melihat Dia demikian. Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat kemudian Dia berkata: Barangsiapa yang menyembah sesuatu, maka silakan ia mengikuti sesuatu itu. Maka orang-orang yang menyembah matahari mengikuti matahari. Orang-orang yang menyembah bulan mengikuti bulan. Orang-orang yang menyembah para Thaghut mengikuti para Thaghut itu. Hingga tersisa umat ini, yang di dalamnya terdapat kaum munafiknya. Kemudian Allah Tabaroka Wa Ta’ala datang (terlihat) dalam bentuk yang bukan mereka kenal kemudian berkata: Aku adalah Rabb kalian. Maka mereka berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu! Kami akan tetap di sini hingga Rabb kami datang kepada kami. Jika Rabb kami datang, kami akan mengenalnya. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk yang mereka kenali, kemudian berkata: Akulah Rabb kalian. Mereka berkata: Engkau adalah Rabb kami. Kemudian mereka mengikutiNya. Kemudian dibentangkan as-Shirath di antara dua punggung Jahannam, maka aku dan umatku yang pertama kali melewatinya. Tidak ada yang berbicara pada waktu itu kecuali para Rasul, dan doa para Rasul saat itu adalah: Ya Allah selamatkanlah, Ya Allah selamatkanlah. Dan pada Jahannam terdapat pengait-pengait seperti duri as-Sa’daan (nama tumbuhan). Apakah kalian mengatahui apakah as-Sa’daan itu? Mereka berkata: Ya wahai Rasulullah. Nabi menyatakan: Itu seperti duri as-Sa’daan, hanya saja tidak ada yang mengetahui seperti apa besarnya kecuali Allah. Itu akan menyambar manusia sesuai amalan mereka. Ada orang beriman yang tetap (utuh badannya) dengan amalannya. Dan ada juga yang diberi balasan (dengan sebagian perbuatan keburukan, sehingga sempat terkena sambaran) tapi ia selamat. Hingga ketika Allah telah selesai menetapkan keputusan antar para hambaNya dan berkeinginan untuk mengeluarkan penduduk anNaar dengan rahmatNya, Dia memerintahkan kepada para Malaikat untuk mengeluarkan dari anNaar orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah dengan suatu apapun yang Allah merahmatinya yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Para Malaikat mengetahui mereka di anNaar dari bekas sujud. Api membakar semua tubuhnya kecuali bekas sujud.
Allah mengharamkan api anNaar untuk membakar bekas sujud. Maka mereka dikeluarkan dari anNaar dalam kondisi terbakar, kemudian dituangkan kepadanya air al-Hayaah (kehidupan) sehingga mereka tumbuh dengan sebab air itu sebagaimana tumbuh (dengan baik) biji di (tepi) arus air. Kemudian Allah Ta’ala menyelesaikan pengadilan antar hamba-hambaNya, tersisalah seseorang yang menghadapkan wajahnya ke anNaar dan dia adalah penduduk al-Jannah (Surga) yang paling terakhir masuk Surga. Ia berkata: Wahai Rabbku, palingkan wajahku dari anNaar (Neraka) karena baunya telah meracuni aku dan lidah apinya telah membakarku. Kemudian dia terus berdoa kepada Allah dengan doa yang Maa syaa Allah. Kemudian Allah Tabaaroka Wa Ta’ala berfirman: Apakah jika permintaanmu itu Kukabulkan, engkau tidak meminta yang lain? Orang itu berkata: Aku tidak akan meminta yang lain. Kemudian Rabbnya meminta perjanjian yang maa syaa Allah, sehingga Allah memalingkan wajahnya dari anNaar. Ketika ia menghadap ke arah Surga dan melihatnya ia diam, maa syaa Allah keadaan diamnya. Kemudian ia berkata: Wahai Rabbku, dekatkan aku ke pintu Surga. Allah berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah membuat perjanjian denganku bahwa engkau tidak akan meminta permintaan lain selain permintaan yang telah aku kabulkan. Celaka engkau wahai Anak Adam, sungguh engkau sangat menyelisihi janji! Ia berkata: Wahai Rabbku…kemudian ia berdoa kepada Allah hingga Allah berkata kepadanya: apakah jika Aku berikan hal itu kepadamu engkau tidak akan meminta yang lain? Orang itu berkata: Tidak, demi KemulyaanMu! (Allah) Rabbnya kemudian membuat perjanjian yang Maa syaa Allah kepadanya sehingga ia didekatkan dengan pintu Surga. Ketika ia berdiri di dekat pintu Surga, terbukalah pintu Surga kemudian dia melihat kebaikan dan kegembiraan di Surga. Ia terdiam, Maa syaa Allah keadaan diamnya. Kemudian dia berkata: Wahai Rabbku, masukkan aku ke dalam Surga. Allah Tabaaroka Wa Ta’ala berfirman kepadanya: Bukankah Aku telah membuat perjanjian denganmu bahwa engkau tidak akan meminta permintaan lain selain yang telah Aku berikan? Celaka engkau wahai Anak Adam, sungguh engkau sangat menyelisihi janji! Orang itu berkata: Wahai Rabbku, janganlah aku menjadi makhlukmu yang paling menderita. Terus menerus ia berdoa kepada Allah hingga Allah Tabaaroka Wa Ta’ala tertawa kepadanya. Ketika Allah tertawa kepadanya Allah berfirman: Masuklah engkau ke dalam Surga. Ketika ia masuk ke dalam Surga, Allah berfirman kepadanya: Berangan-anganlah! Maka ia meminta kepada Rabbnya dan terus berangan-angan hingga Allah mengingatkan ia dengan ini dan itu. Hingga ketika angan-angan (dan harapannya) sudah habis, Allah Ta’ala berfirman: engkau mendapatkan itu dan yang semisal itu bersamanya. Atha’ bin Yazid menyampaikan hadits itu sedangkan Abu Said al-Khudriy yang bersama Abu Hurairah belum berkomentar apapun. Hingga ketika Abu Hurairah menyatakan bahwa Allah berfirman kepada orang itu: (engkau mendapatkan itu) dan yang semisal itu bersamanya, Abu Said berkata: dan 10 kali lipat semisal dengan itu wahai Abu Hurairah. Abu Hurairah menyatakan: Aku tidak menghafal kecuali ucapan beliau: dan yang semisal itu bersamanya. Abu Said berkata: Aku bersaksi bahwa aku menghafal dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam ucapan beliau : yang demikian untukmu dan sepuluh kali lipat semisalnya. Abu Hurairah berkata: Orang itu adalah orang terakhir yang masuk Surga.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
✅ Hadits no 302.
وَحَدَّثَنِى سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِى حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا فِى زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَعَمْ ». قَالَ « هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الشَّمْسِ بِالظَّهِيرَةِ صَحْوًا لَيْسَ مَعَهَا سَحَابٌ وَهَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ صَحْوًا لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ ». قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « مَا تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلاَّ كَمَا تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ لِيَتَّبِعْ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ. فَلاَ يَبْقَى أَحَدٌ كَانَ يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ سُبْحَانَهُ مِنَ الأَصْنَامِ وَالأَنْصَابِ إِلاَّ يَتَسَاقَطُونَ فِى النَّارِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلاَّ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ وَفَاجِرٍ وَغُبَّرِ أَهْلِ الْكِتَابِ فَيُدْعَى الْيَهُودُ فَيُقَالُ لَهُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ. فَيُقَالُ كَذَبْتُمْ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلاَ وَلَدٍ فَمَاذَا تَبْغُونَ قَالُوا عَطِشْنَا يَا رَبَّنَا فَاسْقِنَا. فَيُشَارُ إِلَيْهِمْ أَلاَ تَرِدُونَ فَيُحْشَرُونَ إِلَى النَّارِ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحْطِمُ بَعْضُهَا بَعْضًا فَيَتَسَاقَطُونَ فِى النَّارِ. ثُمَّ يُدْعَى النَّصَارَى فَيُقَالُ لَهُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ الْمَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ. فَيُقَالُ لَهُمْ كَذَبْتُمْ. مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلاَ وَلَدٍ. فَيُقَالُ لَهُمْ مَاذَا تَبْغُونَ فَيَقُولُونَ عَطِشْنَا يَا رَبَّنَا فَاسْقِنَا. - قَالَ - فَيُشَارُ إِلَيْهِمْ أَلاَ تَرِدُونَ فَيُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحْطِمُ بَعْضُهَا بَعْضًا فَيَتَسَاقَطُونَ فِى النَّارِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلاَّ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ بَرٍّ وَفَاجِرٍ أَتَاهُمْ رَبُّ الْعَالَمِينَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِى أَدْنَى صُورَةٍ مِنَ الَّتِى رَأَوْهُ فِيهَا. قَالَ فَمَا تَنْتَظِرُونَ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ. قَالُوا يَا رَبَّنَا فَارَقْنَا النَّاسَ فِى الدُّنْيَا أَفْقَرَ مَا كُنَّا إِلَيْهِمْ وَلَمْ نُصَاحِبْهُمْ. فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ. فَيَقُولُونَ نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ لاَ نُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا - مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا - حَتَّى إِنَّ بَعْضَهُمْ لَيَكَادُ أَنْ يَنْقَلِبَ. فَيَقُولُ هَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ آيَةٌ فَتَعْرِفُونَهُ بِهَا فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ فَلاَ يَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِهِ إِلاَّ أَذِنَ اللَّهُ لَهُ بِالسُّجُودِ وَلاَ يَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ اتِّقَاءً وَرِيَاءً إِلاَّ جَعَلَ اللَّهُ ظَهْرَهُ طَبَقَةً وَاحِدَةً كُلَّمَا أَرَادَ أَنْ يَسْجُدَ خَرَّ عَلَى قَفَاهُ. ثُمَّ يَرْفَعُونَ رُءُوسَهُمْ وَقَدْ تَحَوَّلَ فِى صُورَتِهِ الَّتِى رَأَوْهُ فِيهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمْ. فَيَقُولُونَ أَنْتَ رَبُّنَا. ثُمَّ يُضْرَبُ الْجِسْرُ عَلَى جَهَنَّمَ وَتَحِلُّ الشَّفَاعَةُ وَيَقُولُونَ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجِسْرُ قَالَ « دَحْضٌ مَزِلَّةٌ. فِيهِ خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ وَحَسَكٌ تَكُونُ بِنَجْدٍ فِيهَا شُوَيْكَةٌ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ فَيَمُرُّ الْمُؤْمِنُونَ كَطَرْفِ الْعَيْنِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَالطَّيْرِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ وَمَكْدُوسٌ فِى نَارِ جَهَنَّمَ. حَتَّى إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلَّهِ فِى اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ فِى النَّارِ يَقُولُونَ رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ. فَيُقَالُ لَهُمْ أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ. فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثيرًا قَدْ أَخَذَتِ النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا مَا بَقِىَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ.
فَيَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ. فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا. ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ. فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا. ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ. فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا ». وَكَانَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِىُّ يَقُولُ إِنْ لَمْ تُصَدِّقُونِى بِهَذَا الْحَدِيثِ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ (إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا) « فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَفَعَتِ الْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ عَادُوا حُمَمًا فَيُلْقِيهِمْ فِى نَهْرٍ فِى أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهْرُ الْحَيَاةِ فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِى حَمِيلِ السَّيْلِ أَلاَ تَرَوْنَهَا تَكُونُ إِلَى الْحَجَرِ أَوْ إِلَى الشَّجَرِ مَا يَكُونُ إِلَى الشَّمْسِ أُصَيْفِرُ وَأُخَيْضِرُ وَمَا يَكُونُ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ يَكُونُ أَبْيَضَ ». فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّكَ كُنْتَ تَرْعَى بِالْبَادِيَةِ قَالَ « فَيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِى رِقَابِهِمُ الْخَوَاتِمُ يَعْرِفُهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلاَءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ أَدْخَلَهُمُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلاَ خَيْرٍ قَدَّمُوهُ ثُمَّ يَقُولُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ فَمَا رَأَيْتُمُوهُ فَهُوَ لَكُمْ. فَيَقُولُونَ رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ. فَيَقُولُ لَكُمْ عِنْدِى أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُونَ يَا رَبَّنَا أَىُّ شَىْءٍ أَفْضَلُ مِنْ هَذَا. فَيَقُولُ رِضَاىَ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا ».
Dan telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Said ia berkata telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisaroh dari Zaid bin Aslam dari Atha’ bin Yasaar dari Abu Sa’id al-Khudriy –semoga Allah meridhainya- bahwa sekelompok manusia di masa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berkata: Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat? Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Ya. Nabi bertanya: Apakah kalian berdesak-desakan ketika melihat matahari saat tengah hari yang jernih tidak ada awan sama sekali? Apakah kalian berdesak-desakan saat melihat bulan purnama di langit yang jernih tak ada awan sama sekali? Mereka berkata: Tidak, wahai Rasulullah. Nabi menyatakan: Kalian tidaklah berdesak-desakan saat melihat Allah Tabaaroka Wa Ta’ala pada hari kiamat, sebagaimana tidak berdesak-desakannya kalian ketika melihat salah satu dari keduanya (matahari dan bulan) pada hari kiamat. Pada saat dikumandangkan seruan agar setiap umat mengikuti sesembahannya (waktu di dunia). Tidaklah tersisa para penyembah selain Allah seperti patung dan berhala kecuali mereka berjatuhan di anNaar. Hingga tinggal orang-orang yang menyembah Allah termasuk orang yang baik, fajir, dan yang tersisa dari Ahlul Kitab. Orang-orang Yahudi itu dipanggil dan ditanyakan kepada mereka: Apa yang kalian sembah? Mereka berkata: Kami dulu menyembah Uzair anak Allah. Dikatakan kepada mereka: kalian dusta! Allah sama sekali tidak memiliki istri atau anak. Apa yang kalian inginkan? Mereka berkata: Kami haus wahai Rabb kami, berikan kami minum. Kemudian diisyaratkan kepada mereka agar mereka turun (untuk mengambil minuman) ternyata mereka digiring menuju anNaar, yang penampakannya seperti fatamorgana, yang justru meluluhlantakkan (menghancurkan) mereka hingga mereka berjatuhan ke anNaar. Kemudian anNashara dipanggil, ditanyakan kepada mereka: Apa yang kalian sembah? Mereka berkata: Kami menyembah Isa putra Allah. Dikatakan kepada mereka: Kalian dusta! Allah tidaklah memiliki istri maupun anak. Dikatakan kepada mereka: Apa yang kalian inginkan.
Mereka berkata: kami haus wahai Rabb kami, berikan kami minum. Kemudian diisyaratkan kepada mereka agar mereka turun (untuk mengambil minuman) ternyata mereka digiring menuju anNaar, yang penampakannya seperti fatamorgana, yang justru meluluhlantakkan (menghancurkan) mereka hingga mereka berjatuhan ke anNaar. Hingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah Ta’ala apakah ia orang baik atau fajir, datanglah Rabb semesta alam Subhaanahu Wa Taala terlihat oleh mereka dalam bentuk yang paling rendah. Allah berfirman: Apa yang kalian tunggu. Setiap umat telah mengikuti apa yang mereka sembah. Mereka berkata: Wahai Rabb kami, kami telah memisahkan diri dari manusia di dunia (untuk bisa menjalankan perintahMu, padahal kami sangat butuh kepada mereka, tapi kami tidak bergabung (berteman dekat dengan mereka). Allah (yang terlihat dalam bentuk seperti itu) berkata: Akulah Rabb kalian. Mereka berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu, kami tidak mensekutukan Allah dengan suatu apapun. Mereka mengucapkan hal itu dua kali atau tiga kali. Hingga sebagian mereka hampir saja akan berbalik. Allah berfirman: Apakah antara dia dengan kalian ada tanda-tanda yang dengannya kalian mengenalNya? Mereka menjawab: Ya. Kemudian disingkaplah Betis, maka tidaklah tersisa orang yang dulunya sujud dengan ikhlas karena Allah kecuali Allah izinkan ia bisa bersujud saat itu. Dan tidaklah tersisa setiap orang yang dulu di dunia sujud karena takut (kehilangan manfaat duniawi) atau riya’ (ingin dipuji) kecuali Allah jadikan punggungnya bagaikan satu bagian utuh (yang tidak bisa ditekuk), setiap kali ia akan sujud, ia kembali terdongak pada tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka. Allah telah berubah bentuk tidak seperti pertama yang mereka saksikan sebelumnya. Allah berfirman: Aku adalah Rabb kalian. Mereka berkata: Engkau adalah Rabb kami. Kemudian dibentangkan jembatan di atas Jahannam. Dihalalkan pemberian syafaat. Para Nabi mengatakan: Ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, (seperti) apa jembatan itu? Nabi menyatakan: tempat yang licin membuat mudah tergelincir. Pada jembatan itu terdapat penyambar-penyambar dan pengait-pengait berduri. – di Najd terdapat pohon berduri yang disebut as-Sa’daan (sebagai permisalan yang mudah dipahami saat itu, pent) -. Kemudian orang-orang beriman melewati jembatan itu dengan cepat, ada yang bagaikan kerdipan mata, ada yang seperti al-Buraaq, ada yang seperti angin, ada yang seperti burung, ada yang seperti kuda pacu yang cepat. Maka (jadilah keadaan orang saat itu ada 3 bagian), (pertama) ada yang selamat utuh tubuhnya, (kedua) ada yang terkoyak tapi kemudian dilepaskan (hingga bisa melewati jembatan), dan ada yang terpelanting jatuh ke dalam Jahannam. Hingga orang-orang beriman selamat dari anNaar. Demi (Allah) yang jiwaku berada di TanganNya, tidak ada seorangpun dari kalian yang lebih dahsyat permohonan untuk menyelamatkan orang beriman lain pada hari kiamat dibandingkan permohonannya kepada Allah agar saudaranya yang beriman yang berada di anNaar bisa diangkat (diselamatkan). Mereka berkata: Wahai Rabb kami, mereka dulu berpuasa bersama kami, sholat bersama kami, dan berhaji bersama kami. Kemudian dikatakan kepada mereka: Keluarkanlah orang yang kalian kenal. Diharamkan api membakar (bekas sujud) mereka. Kemudian mereka mengeluarkan sejumlah banyak orang dari anNaar. Api ada yang membakar separuh betisnya hingga lututnya. Kemudian orang-orang beriman itu berkata: Wahai Rabb kami, tidak ada lagi orang-orang yang Engkau perintahkan (untuk dikeluarkan). Kemudian Allah berfirman: Kembalilah kalian, siapa saja yang di hatinya ada kebaikan (meski) sebesar dinar, keluarkanlah darinya. Kemudian orang-orang beriman itu mengeluarkan sejumlah besar orang darinya. Mereka berkata: Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan seorangpun yang Engkau perintahkan. Kemudian Allah berfirman: Kembalilah kalian, siapa saja yang di hatinya ada kebaikan (meski) sebesar separuh dinar, keluarkanlah darinya. Kemudian orang-orang beriman itu mengeluarkan sejumlah besar orang darinya.
Mereka berkata: Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan seorangpun yang Engkau perintahkan. Kemudian Allah berfirman: Kembalilah kalian, siapa saja yang di hatinya ada kebaikan (meski) sebesar semut, keluarkanlah darinya. Kemudian orang-orang beriman itu mengeluarkan sejumlah besar orang darinya. Kemudian orang-orang beriman itu mengeluarkan sejumlah besar orang darinya. Mereka berkata: Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan seorangpun yang di hatinya ada kebaikan. Abu Said –semoga Allah meridhainya- berkata: Jika kalian tidak percaya dengan penyampaian hadits dariku ini maka bacalah firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidaklah mendzhalimi (siapapun) meski seberat semut. Jika terdapat kebaikan, Allah akan melipatgandakannya dan Allah akan berikan di sisiNya pahala yang agung (Surga)(Q.S anNisaa’ ayat 40)
Kemudian Allah Azza Wa Jalla berfirman: Para Malaikat telah memberi syafaat, para Nabi telah memberi syafaat, kaum beriman telah memberi syafaat, tidaklah tersisa kecuali (Allah) Yang Paling Penyayang. Kemudian Allah mengambil satu genggaman di anNaar, darinya dikeluarkan suatu kaum yang belum pernah berbuat kebaikan sama sekali. Mereka telah menjadi arang. Kemudian mereka dilemparkan ke sungai di permulaan Surga yang disebut dengan Sungai Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti keluarnya biji di tepi aliran air. Tidakkah kalian melihat ia menjadi seperti batu atau pohon yang jika diterpa panas matahari berwarna kuning atau hijau. Jika berada di tempat teduh ia menjadi putih. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, seakan-akan dulu anda menggembalakan (kambing) di pedalaman. Nabi (melanjutkan ucapannya): Kemudian mereka keluar bagaikan permata, pada leher mereka terdapat tanda yang diketahui oleh penduduk Surga bahwa mereka ini adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Allah (dari anNaar) yang Allah masukkan ke dalam Surga tanpa amal (kebaikan) yang pernah mereka perbuat. Kemudian Allah berfirman kepada mereka: Masuklah kalian ke dalam Surga. Apa yang kalian lihat, itu untuk kalian. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada kami (pemberian) yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun (yang lain) di seluruh alam semesta. Allah berfirman: kalian akan mendapatkan dariKu yang lebih utama dari ini. Mereka berkata: Wahai Rabb kami, kenikmatan apa lagi yang lebih utama dari ini? Allah berfirman: KeridhaanKu dan Aku tidak akan murka kepada kalian setelah ini selama-lamanya.
قَالَ مُسْلِمٌ قَرَأْتُ عَلَى عِيسَى بْنِ حَمَّادٍ زُغْبَةَ الْمِصْرِىِّ هَذَا الْحَدِيثَ فِى الشَّفَاعَةِ وَقُلْتُ لَهُ أُحَدِّثُ بِهَذَا الْحَدِيثِ عَنْكَ أَنَّكَ سَمِعْتَ مِنَ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ فَقَالَ نَعَمْ. قُلْتُ لِعِيسَى بْنِ حَمَّادٍ أَخْبَرَكُمُ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى هِلاَلٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّهُ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَرَى رَبَّنَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الشَّمْسِ إِذَا كَانَ يَوْمٌ صَحْوٌ ». قُلْنَا لاَ. وَسُقْتُ الْحَدِيثَ حَتَّى انْقَضَى آخِرُهُ وَهُوَ نَحْوُ حَدِيثِ حَفْصِ بْنِ مَيْسَرَةَ. وَزَادَ بَعْدَ قَوْلِهِ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلاَ قَدَمٍ قَدَّمُوهُ « فَيُقَالُ لَهُمْ لَكُمْ مَا رَأَيْتُمْ وَمِثْلُهُ مَعَهُ ». قَالَ أَبُو سَعِيدٍ بَلَغَنِى أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ. وَلَيْسَ فِى حَدِيثِ اللَّيْثِ « فَيَقُولُونَ رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ » وَمَا بَعْدَهُ فَأَقَرَّ بِهِ عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ.
Muslim berkata: aku membaca di hadapan Isa bin Hammaad Zughbah al-Mishriy hadits ini tentang syafaat dan aku berkata: Aku sampaikan hadits darimu bahwa engkau mendengar dari al-Laits bin Sa’ad. Ia berkata: Ya. Aku berkata kepada Isa bin Hammad: telah mengkhabarkan kepada kalian al-Laits bin Sa’ad dari Kholid bin Yazid dari Said bin Abi Hilaal dari Zaid bin Aslam dari Atha’ bin Yasaar dari Abu Said al-Khudriy –semoga Allah meridhainya- bahwasanya ia berkata: Kami berkata: Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami? Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: « Apakah kalian berdesakan saat melihat matahari jika hari itu cuaca cerah (tidak ada mendung)? Kami mengatakan: Tidak » dan kemudian aku meneruskan penyebutan hadits hingga akhirnya yang hampir sama dengan hadits Hafsh bin Maisaroh. Dan ada tambahan lafadz setelah ucapannya: ( tanpa amalan yang mereka kerjakan): Dikatakan kepada mereka: Untuk kalian apa yang kalian lihat dan yang semisal dengan itu bersamanya. Abu Sa’id berkata: telah sampai (khabar) kepadaku bahwa jembatan itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Pada hadits al-Layts tidak disebutkan: « Kemudian mereka berkata: Wahai Rabb kami, Engkau telah memberikan kepada kami pemberian yang tidak pernah diberikan kepada siapapun (orang lain) dari seluruh alam » dan yang setelahnya. Isa bin Hammad pun menyetujuinya.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dikutip dari Buku "Terjemah Shahih MUSLIM (Abul-Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi Rahimahullah)". Jilid 1
☀️ Penerbit : Cahaya Sunnah- Bandung
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
=====================
✍️ http://telegram.me/alistiqomah
06/12/2016 & 10/04/2017

PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi