Islam Bermula dalam Keadaan Asing dan Dia Akan Kembali Kepada Dua Masjid

KITAB KE-1: KITABUL IMAN (KEIMANAN).

Bab ke-65: Penjelasan Bahwa Islam Bermula dalam Keadaan Asing dan Dia Akan Kembali Kepada Dua Masjid.
✅ Hadits no 231.
وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ - يَعْنِى سُلَيْمَانَ بْنَ حَيَّانَ - عَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ عَنْ رِبْعِىٍّ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ أَيُّكُمْ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَذْكُرُ الْفِتَنَ فَقَالَ قَوْمٌ نَحْنُ سَمِعْنَاهُ. فَقَالَ لَعَلَّكُمْ تَعْنُونَ فِتْنَةَ الرَّجُلِ فِى أَهْلِهِ وَجَارِهِ قَالُوا أَجَلْ. قَالَ تِلْكَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَلَكِنْ أَيُّكُمْ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَذْكُرُ الْفِتَنَ الَّتِى تَمُوجُ مَوْجَ الْبَحْرِ قَالَ حُذَيْفَةُ فَأَسْكَتَ الْقَوْمُ فَقُلْتُ أَنَا. قَالَ أَنْتَ لِلَّهِ أَبُوكَ. قَالَ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَىُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَىُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلاَ تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ وَالآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لاَ يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلاَّ مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ ». قَالَ حُذَيْفَةُ وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا يُوشِكُ أَنْ يُكْسَرَ. قَالَ عُمَرُ أَكَسْرًا لاَ أَبَا لَكَ فَلَوْ أَنَّهُ فُتِحَ لَعَلَّهُ كَانَ يُعَادُ. قُلْتُ لاَ بَلْ يُكْسَرُ. وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ ذَلِكَ الْبَابَ رَجُلٌ يُقْتَلُ أَوْ يَمُوتُ. حَدِيثًا لَيْسَ بِالأَغَالِيطِ. قَالَ أَبُو خَالِدٍ فَقُلْتُ لِسَعْدٍ يَا أَبَا مَالِكٍ مَا أَسْوَدُ مُرْبَادًّا قَالَ شِدَّةُ الْبَيَاضِ فِى سَوَادٍ. قَالَ قُلْتُ فَمَا الْكُوزُ مُجَخِّيًا قَالَ مَنْكُوسًا.
 Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah bin Numair (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Abu Kholid –yaitu Sulaiman bin Hayyaan- dari Sa’ad bin Thoriq dari Rib-‘iy dari Hudzaifah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Kami pernah berada di sisi Umar –semoga Allah meridhainya-. Umar berkata: Siapa di antara kalian yang mendengar Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menyebutkan tentang fitnah? Sebagian orang berkata: Kami mendengarnya dari beliau. Umar berkata: Mungkin kalian maksudkan adalah fitnah seseorang dalam keluarga dan tetangganya? Mereka berkata: Benar. Umar berkata: Fitnah tersebut bisa dihapuskan dengan sholat, puasa, dan shodaqoh. Tapi siapakah di antara kalian yang mendengar Nabi shollallahu alaihi wasallam menyebutkan tentang fitnah yang bercampur bagaikan pencampuran laut? Hudzaifah –semoga Allah meridhainya- berkata: Orang-orang diam. Kemudian aku berkata: Saya (mendengar hal itu dari Nabi). Umar berkata: Anta lillaahi abuuka (ungkapan takjub). Hudzaifah berkata: Aku mendengar Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Diunjukkan fitnah pada hati bagaikan rajutan tikar anyaman demi anyaman. Tiap hati mana saja yang menyerapnya, akan ditandai dengan bintik hitam. Setiap hati yang mengingkarinya, akan ditandai dengan bintik putih. Hingga jadilah 2 hati itu sangat jauh berbeda. Yang satu sangat putih seperti batu licin yang fitnah tidak akan mendapatkan mudharatkannya selama masih ada langit dan bumi. Sedangkan hati yang satunya hitam seperti warna debu, bagaikan cangkir terbalik sehingga tidak mengenal yang ma’ruf (baik) dan tidak mengingkari yang munkar, kecuali hawa nafsu yang diserapnya. Hudzaifah –semoga Allah meridhainya- berkata: dan aku sampaikan hadits kepada beliau (Umar) bahwa antara beliau dengan fitnah itu ada pintu tertutup dan pintu itu hampir saja akan rusak. Umar –semoga Allah meridhainya- berkata: Apakah pintu itu akan rusak?! Laa aban lak (ungkapan pengingkaran dan takut), kalau seandainya itu terbuka mungkin saja suatu saat akan dikembalikan. Aku (Hudzaifah) menyatakan: Tidak, bahkan pintu itu akan rusak. Dan aku menyampaikan hadits kepada beliau bahwa pintu itu adalah seseorang yang terbunuh atau meninggal.
Ini adalah hadits yang tidak ada kesalahan padanya (benar-benar berasal dari Nabi). Abu Kholid berkata: Aku bertanya kepada Sa’ad: Wahai Abu Maalik apa maksud dari perkataan dalam hadits itu: “aswad murbaaddan”. Ia berkata: Sangat putih dalam warna hitam. Aku bertanya lagi: Apa yang dimaksud dengan “al-Kuuz mujakhkhiyan”? Ia menjawab: (cangkir yang) terbalik.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dikutip dari Buku "Terjemah Shahih MUSLIM (Abul-Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi Rahimahullah)". Jilid 1
☀️ Penerbit : Cahaya Sunnah- Bandung
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
[ 05/12/2016 ]
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi