*WAHAI AHLUTTAUHID JANGAN LATAH MANNEQUIN CHALLENGE!*
Sungguh sempat saya terkejut ketika mendengar seorang da'i yang (katanya) menyerukan tauhid ikutan latah bergaya patung-patungan,
❓Apakah anda ingin menjadi berhala/patung yang disembah tatkala masih hidup?
❓Apakah anda ingin diabadikan menjadi arsip patung-patungan bersejarah kelak bila sudah mati
✔ Saya harap jawaban anda adalah *TIDAK INGIN.*
❓Apakah anda tidak khawatir orang-orang memuja anda?
❓Apakah anda tidak khawatir orang-orang menjadikan anda patung/berhala nantinya?
✔Saya harap jawaban anda adalah *SAYA KHAWATIR*
Kalau begitu jadilah pembuka pintu kebaikan, jangan jadi pembuka pintu-pintu kesesatan.
Ingatkah anda betapa para Nabi gigih mencegah segala jalan kearah penyembahan/pemberhalaan, bahkan Nabi Ibrahim alaissalam *berdoa untuk dirinya dan keturunannya agar tidak menjadi pemuja berhala/patung.*
❌ Sungguh patung itu merupakan syiar khusus orang kafir, maka layaklah anda dicap sebagai orang yang *tasyabuh bil kuffar* (meniru gayanya kufar) tatkala latah dalam hal _*Mannequin Chellenge.*_
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
(QS Ibrahim: 35)
(QS Ibrahim: 35)
❓Anda Ahluttauhid? ingatlah bab khawatir terjatuh pada kesyirikan, jaga diri anda, keluarga dan orang lain dari syirik.
Baarakallahu fiikum
WhatsApp Al Ikhwah as-salafiyyun
⚠❌⛔ *WAHAI AHLUSSUNNAH SALAFY, JANGAN LATAH _MANNEQUIN CHALENGE_*
Untuk kedua kalinya saya pun terkejut ketika membaca pembelaan seorang Da'i yang katanya Ahlussunnah Salafy menyeru kepada Sunnah dan berhujjah dengan sunnah Salaf, namun untuk kali ini dia berhujjah dengan sesuatu yang bukan hujjah.
iya, berhujjah dengan suatu kemungkaran yang dilakukan oleh anak kecil dalam arena permainan yang menyenangkan mereka. (Dalam hal ini Taklid kepada Anak kecil yang bermain patung-patungan)
✔ Anak kecil baginya ada sekian udzur, tapi tatkala kita tahu bahwa permainan tersebut beraroma kesyirikan, kebid'ahan, kemaksiatan, walau menyenangkan mereka, tetap wajib bagi kita yang mengetahuinya untuk menasehati mereka dengan baik.
▪Melihat anak-anak bermain musik-musikkan yang menyenangkan mereka?
▪Melihat anak-anak bermain judi-judian yang menyenangkan mereka?
▪Melihat anak-anak bermain sihir-sihiran yang menyenangkan mereka?
▪Melihat anak-anak bermain dupa-dupaan, salib-saliban, kuda lumping-kuda lumpingan?
dll,
dll,
*[↑]* Apa yang anda perbuat? membiarkan mereka begitu saja?
✔ Tentu sekuat tenaga anda berupaya menasehati mereka agar tidak berlanjut hingga dewasa dan menyangka itu sebagai kebenaran yang harus dibela dengan *hujjah rapuh DULU SAYA WAKTU KECIL BERMAIN SESUATU-SESUATUAN BEGITU MENYENANGKAN.*
⚠ Ingat *bermain patung-patungan*/berhala-berhalaan itu lebih dari sekedar bermain jadi pemujanya dengan dupa-dupaan!
Apakah anda lupa wahai Ahlussunnah?
✔Hujjah itu Quran dan sunnah dengan paham shahabat
[✘] Taklid itu mengikuti seseorang yang bukan hujjah dengan tanpa hujjah
⛔ Wahai Ahlussunnah Salafy! jangan Taklid kepada anak kecil untuk digunakkan sebagai hujjah Taklidmu terhadap kaum kufar!
❓❗Siapa Salafmu?
⚠ Saudaraku, barokallohu fikum jangan mudah kita terperdaya dengan gaya bahasa indah yang sepintas benar, padahal merusak dakwah.
Cukuplah ini sebagai renungan Berkata Al Auza'i:
[✔] *"Wajib bagimu dengan atsarnya para Salaf*, dan hati-hati waspadalah kamu dari buah-buah pikir orang-orang meskipun dia menghiasi ucapannya, karena sesungguhnya perkara itu akan pergi tatkala saatnya tiba, dan kamu darinya tetap di atas jalan lurus."
(*Lammuddurr hal.119 .no.330*)
(*Lammuddurr hal.119 .no.330*)
wallohu a'lam
#jujurlah wahai Ahlussunnah anda *Taklid atau ittiba?*
Whatsapp *AL IKHWAH ASSALAFIYYUN*
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi