![[AUDIO] Pertemuan ke 2: Kelemahan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Jauhnya Mereka dari Agama - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 2: Kelemahan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Jauhnya Mereka dari Agama - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
📘 Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
👤 Ustadz Muhammad Higa
🏠 Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
📢 Pertemuan ke 2: Kelemahan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Jauhnya Mereka dari Agama
📆 23/01/2017
💾 https://drive.google.com/uc?id=1lIzcTE_lBHO1Jt5FVTCbwJ9OPtRXxFY3&export=download
kitab Dharuratul Ihtimam📌
👉 Pertemuan ke 02
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pertemuan lalu sudah disebutkan sebagian dari muqaddimah beliau, kemudian beliau menyebutkan yang maknanya bahwasannya tidak tersembunyi lagi bagi setiap muslim akan adanya fenomena kelemahan dari banyak sisi dari umat islam yg sangat disayangkan. Mengapa disebut seperti ini?, Karena Rasulullah ﷺ pernah menyebutkan dalam sebuah hadits:
Dari AbuHurairah Radhiyallaahu anhu, bahwasanya Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jika ada seseorang berkata, “orang banyak (sekarang ini) sudah rusak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka.” (HR. Muslim).
Kecuali disebutkan: maka sungguh sangat disayangkan keadaan yang demikian. Oleh karena itu para ulama sering menyebutkan, maka kelemahan yang sering menimpa umat islam sangat disayangkan yaitu menjadikan termasukinya, tersusupinya pemikiran atau berbagai macam pengaruh dari luar dari segala sisi-sisi kehidupan mereka, politiknya, ekonominya, sehingga tidak lagi dikenali dibidang syar'i, ekonomi yang sesuai syariah, begitu pula dalam perkara yang lain.
Sementara dalam masalah ibadahpun tidak jarang dijumpai amaliyah-amaliyah yang tuntunannya tidak datang tuntunannya dari al Islam, tidak disebutkan oleh Al Qur'an tidak pula disebutkan dari as sunnah, lebih-lebih dari perkara selain ibadah.
Demikian pula berkaitan dengan aqidah, masuk ideologi-ideologi, pemikiran - pemikiran yang katanya ideologi berawal/berasal dari ide - ide, sementara islam sesungguhnya merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan pemikiran, bukan ide dari Nabi Muhammad ﷺ.
Maka menyikapi berbagai macam kelemahan tersebut, banyak orang yang telah berniat baik memperhati untuk berusaha memperbaiki, namun disisi yang lain ketika hendak memperbaiki keadaan kelemahan tersebut :
"Sesungguhnya jalan-jalan mereka dan metode merekapun beraneka ragam, sehingga mereka terbenamkan ketika hendak mengobati kelemahan tersebut. Ketika mereka hendak mencabut atau mengobati penyakitnya berbeda-beda cara mereka hendak mengobati dan itu merupakan rentetan konsekuensi dari perbedaan manhaj mereka, perbedaan ideologi kelompok-kelompok dan golongan mereka.
Bahwasannya tidak diragukan lagi apa yang menimpa kaum muslimin ini adalah dengan sebab jauhnya mereka dari agama mereka (sangat disayangkan), ataupun karena banyak tenggelam dalam syahwat yang diharomkan.
Apakah karena jahil (belum tahu) sehingga melakukannya, karena: tidak tahu ilmu agama, tidak tahu hukumnya, sehingga dilanggar yang menurutnya bukan pelanggaran, karena jauh dari kajian dan pelajaran agama, banyak yang ia tidak ketahui kalau itu haram. Sehingga terjatuh dalam banyak pelanggaran yang terjadi adalah hal biasa. Bahkan ketika ada yang mengingkarinya justru itu yang dianggap aneh (dulu sudah biasa seperti ini) jauh dari perkara agama. Sehingga karena kejahilan tersebut terkadang menjadikan seseorang tidak memegangi kebenaran bahkan memusuhi kebenaran.
Sebab diantara penyimpangan, menjauh dari kebenaran itu banyak. Salahsatu sebab terbesarnya adalah al jahl (karena kejahilan), karena ketidaktahuan dan
بل أكثرهم لا يعلمون الكق فهم معرضون
"Bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui kebenaran, sehingga akhirnyapun mereka berpaling".
Bahkan karena kebanyakan mereka disebabkan karena kebanyakan orang, tidak mengilmui, tidak mengetahui kebenaran itu maka akhirnyapun mereka berpaling. Mereka tidak suka, mereka meninggalkannya bahkan mereka memusuhinya karena tidak tahu.
Rasulullah ﷺ ketika beliau ditentang, ditolak dakwahnya oleh kaumnya, bahkan sampai pernah beliau ditawari malaikat penjaga gunung untuk ditimpakan kepada mereka segera adzab. Ketika dakwah dithaif pulang, diejek anak-anak kecil dilempari batu, maka Allah mengijinkan malaikat penjaga gunung untuk menawari Rasulullah ﷺ, untuk menimpakan dua gunung yang besar/dua bukit yang didekat makah. Namun Rasulullah ﷺ menolaknya, "Tidak, bahkan aku berharap Allah kelak akan keluarkan diantara tulang sulbi mereka, keturunan yang mereka mau beribadah kepada Allah (nanti... , kalau tidak sekarang bapak-bapaknya, anak keturunannya ada yang beribadah kepada Allah).
Ibnul Qayyim pernah menyebutkan bahwa setiap orang yang mengikuti dakwah nabi dan rasul, pasti mereka akan mengalami rintangan, pasti mengalami cacian, cemoohan dan semisalnya.
Karena kebanyakan mereka tidak mengetahui/belum mengetahui kebenaran maka merekapun berpaling memusuhi, tidak suka karena tidak tahu.
Tabiat manusia, apa yang sama, mirip maka dia cocok dan apa yang berbeda dengannya maka ia tidak suka.
Kita dilarang tasyabbuh, menyerupai kuffar (ciri-ciri pada kuffar) karena itu ada keterkaitan dengan hati, kesamaan dalam hal dzahir yang menjadi ciri "mereka" akan menimbulkan sedikit atau banyak simpati, kecocokan, sehingga dikhawatirkan akan menyeret kepada hal yang tadi.
Sebaliknya, orang yang tidak cocok, tidak sama, menjadikan tidak merespon, tidak suka (ini kok beda) itu wajar. Terkadang ini semua disebabkan oleh kejahilan.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendoakan kaumnya "Ya Allah ampunilah kaumku, sebab mereka sesungguhnya hanyalah belum tahu".
Banyak tenggelam dalam syahwat yang diharamkan. Terkadang seseorang sudah tahu hukum tetapi terlampau dalam dia berkutat dengan syahwat yang diharamkan, terkadang sebagian tau ini haram tetapi tetap ia lakukan. Sebagian tahu ini dan itu tidak boleh, tetapi karena itu sudah menjadi kebiasaan tabi'atnya, hawa nafsunya, kepentingannya, ambisinya, maka diapun tidak mau mengikuti Al Haq. Maka dua sebab ini merupakan sebab besar yang menjadikan kelemahan pada umat ini.
Sekalipun keadaannya demikian, dan memang demikian, maka Rasulullah ﷺ telah menjelaskan kepada kita apa penyakitnya. Dan nabipun mensifati kepada kita apa obatnya yang tidak lagi menyisakan celah dan tempat bagi setiap orang yang berakal untuk berbeda ataupun masih berselisih ketika rasul telah menyebutkan jalan keluarnya. Ada penyakitnya (kelemahan tersebut) dan rasul telah menyebutkan obatnya. Maka bagi orang yang berakal, wajibnya untuk mengikuti bimbingan dari Rasulullah ﷺ.
Rasul sampai dengan mengajarkan adab buang hajat, apalagi bab-bab yang lebih besar, maka sesuai dengan hadits ini, rasul telah mensifati bahwasannya nanti umat ini akan mengalami kelemahan, tetapi disisi lain Rasulullahpun telah menyebutkan obat dan solusinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.
“Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian.” [HR. Abu Dawud dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma].
Yahudi dahulu dilarang memancing dihari sabtu (hari raya mereka), dikitab terdahulu, dihari raya mereka, diharuskan meliburkan semua amalan tidak boleh ada kegiatan kecuali ibadah. Yahudi hari sabtu dan nashara hari ahad tidak boleh melakukan kerja.
Di negara Israil (ulama mengingatkan, tidak sepantasnya kita menyebut negara mereka dengan negara israil, karena israil adalah nama nabi Ya'kub A'laihissalam. Yang bermasalah sekarang adalah Bani Israil/anak keturunan israil) pada hari sabtu bila masih ada yang bekerja maka dilempari batu dan harus sepi dan orang tidak boleh bekerja. Dan dulu Allah sebutkan dalam Al Qur'an tentang kaum yang Allah kutuk menjadi kera-kera yang hina sebabnya mereka dulu dilarang bekerja dihari raya mereka dan dilarang menangkap ikan. Maka mereka memasang jaring mereka dimalam sabtu dan mereka panen dihari ahad, sehingga ketika diingatkan, mereka berkata: kami tidak bekerja, kami dirumah hari sabtu, tetapi mereka telah memasang jala. Mereka mencari cara/'inah untuk menentang syariat. Mereka dikutuk dan dilaknat menjadi kera-kera hina.
'Inah merupakan contoh jual beli menuju riba. Bahkan sebagian ulama tegas mengatakannya sebagai salah satu jenis riba.
Dinamakan jual beli dengan ‘inah karena orang yang membeli barang dengan cara menangguhkan pembayarannya, mengambil uang dari si penjual dengan kontan (‘iinan), tetapi uang yang ia terima lebih sedikit dari apa yang ia beli sebelumnya. Dengan demikian, ia harus melunasi harga barang (yang ia beli dengan cara ditangguhkan) apabila telah sampai waktunya. Jual beli ini hukumnya haram menurut jumhur ulama.
Contoh jual beli ‘Inah: seseorang membeli sebuah mobil dengan maksud ingin menjual kembali mobil tersebut kepada si penjual agar ia bisa memanfaatkan harga yang didapat.
Lalu si penjual membeli kembali mobil tersebut darinya dengan harga yang lebih sedikit, namun dibayar dengan cara kontan, dan hal itu dilakukan atas dasar kesepakatan dengannya.
Gambaran jelasnya seperti contoh berikut: Ia membeli mobil dengan harga 120 juta dengan cara pembayarannya ditangguhkan (dihutang), kemudian si penjual membeli kembali mobil tersebut darinya dengan harga yang lebih sedikit, namun pembayarannya dilakukan di tempat transaksi (dengan membayar kontan). Si penjual menyerahkan harga mobil kepada si pembeli dengan kesepakatan bersama. Jual beli seperti ini adalah jual beli ‘inah yang diharamkan.
Namun, pada hakikatnya si pembeli berhak menjual kembali mobil tersebut kepada si penjual ataupun kepada yang lainnya walaupun dengan harga yang lebih rendah, dengan syarat ia tidak melakukan kesepakatan dengannya untuk melakukan hal tersebut.
Tentang jual beli ‘inah, Imam Ahmad, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah mengharamkannya, apalagi yang riba terang-terangan.
Sementara Imam Syafi'i dinukilkan beliau menganggapnya makruh. Hanya saja, apakah makruh di sini "karahiyah tahrim (haram)" atau "karahiyah tanziih (makruh)", butuh dirujuk kembali.
Qaidah penting:
-Setiap yang Allah syariatkan pasti ada mashlahat bagi kita, dan yang setiap Allah larang dan haramkan, itu pasti ada mafsadatnya.
-Maka setiap yang Allah syariatkan pasti terkandung hikmah di dalamnya, hanya saja kadang kita tidak tahu apa hikmah di baliknya.
Kadang orang menakut-nakuti dari maksiat dengan akibat di dunia, padahal semestinya yang lebih layak dikawatirkan adalah adzab akhirat.
Seringkali orang ditakut-takuti dari zina dengan terjangkitnya penyakit AIDS/HIV dan sebagainya, padahal seberat-berat siksa dunia tak sebanding dengan siksaan di akhirat, wal'iyaadzu billaah.
Dan apabila kalian telah menghalalkan riba dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian ridho dengan pertanian kalian namun kalian tinggalkan jihad. Jihad dalam bentuknya:
a. Jihad umum: Jihad melawan hawa nafsu (setiap yang masih hidup berusaha melawan godaan setiap hari syahwat dan syubhat), jihad melawan syaitan, jihad melawan munafiqin, jihad melawan kuffar.
b. Jihad khusus: Jihad dengan senjata, Jihad dengan hujjah/penjelasan/ilmu. Perang pemikiran dan pemikiran-pemikiran yang muncul dari ide dilawan dengan wahyu.
Jika demikian keadaan kalian kata Rasulullah ﷺ niscaya Allah akan timpakan kepada kalian kehinaan (disepelekan/diinjak-injak/dipermainkan/digiring kesana kemari/diadu domba), Allah tidak akan mencabut kehinaan tadi sampai kalian kembali pada agama kalian.
Imam Malik berkata:
لا يَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ اْلأمَّةِ إِلا بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا
"Tidaklah baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah menjadi baik pada awal umat ini".
Tidak ada seorangpun yang menanam tanaman atau ia menanam satu bibit kemudian dia tumbuh dan dimakan tanaman tersebut oleh hewan ataupun manusia kecuali ia dapat sedekahnya, pahalanya mengalir terus dari tap daun dan buahnya.
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: "Kami pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu perjalanan, kemudian beliau beranjak menunaikan hajatnya. Lalu kami melihat seekor burung dengan dua anaknya, kemudian kami mengambil dua anak burung tersebut. Induk burung tersebut datang sambil mengepak-ngepakkan sayapnya kemudian Nabi ﷺ datang sambil bertanya: "Siapa yang telah membuat sedih burung ini dengan mengambil anaknya?" Kembalikan lagi anaknya" (HR. Abu Dawud 2675, Shohih Abi Dawud 2329). Dari abu Ayyub, ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الْوَالِدَةِ وَوَلَدِهَا فَرَّقَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَحِبَّتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang memisahkan antara induk dengan anaknya maka Allah akan memisahkan antara dia dengan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat (HR. At Tirmidzi 1283, tahqiq syaikh Albani: hasan).
بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing”
Ulama menjamak dalam perkara pertanian:
Pertanian kalau diharapkan untuk diambil manfaatnya maka itu akan menjadi ibadah, disisi lain kalau orang ridha dengan pertaniannya sibuk dengan sawahnya datang adzan cuek, sibuk dengan ladangnya maka ini yang mendapat ancaman.
حدثنا عبد الرحمن بن إبراهيم الدمشقي حدثنا بشر بن بكر حدثنا ابن جابر حدثني أبو عبد السلام عن ثوبان قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يوشك الأمم أن تداعى عليكم كما تداعى الأكلة إلى قصعتها فقال قائل ومن قلة نحن يومئذ قال بل أنتم يومئذ كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل ولينزعن الله من صدور عدوكم المهابة منكم وليقذفن الله في قلوبكم الوهن فقال قائل يا رسول الله وما الوهن قال حب الدنيا وكراهية الموت
Rasulullah ﷺ bersabda: Akan tiba suatu masa nanti umat Islam ini akan diperebutkan seperti makanan yang ada di meja makan, sehingga sahabat yang mendengar menjadi kaget dan bertanya ya Rasulullah Apakah nanti kita merupakan umat yang sedikit wahai Rasulullah sampai diperebutkan seperti itu? Kemudian Rasulullah mengatakan tidak, justru kalian nanti mayoritas, tetapi kalian itu tidak ubahnya seperti buih di lautan. Allah cabut dari dada musuh musuh kalian rasa takut kepada kalian dan ditimpakan ke dalam dada-dada kalian, kemudian di dalam dada-dada kalian akan ada satu penyakit yaitu Al-wahhan, kemudian sahabat bertanya apakah Al-Wahhan itu? Rasulullah mengatakan Wahhan adalah cinta dunia dan takut mati.
Rasul shallallaah alaihi wa sallam menyampaikan wahyu Allah apa yang terjadi dan apa obatnya juga, maka jalan keluar yaitu kembali pada syariat Allah, mempelajari dan mengamalkannya dan akan dicabut kehinaan tersebut. Dan sungguh ini telah dipersaksikan dalam Al Qur'an dalam banyak tempat. Dan seandainya ahlul kitab yahudi dan nashara mau beriman dan bertaqwa pastilah akan dihapus dosa-dosa mereka, dan kami akan masukkan ke surganya Allah jannah yang penuh dengan kenikmatan dan seandainya mereka mau menegakkan taurat dengan injil sebenar-benarnya dan mau mengikuti apa yang diturunkan oleh Rabb mereka pastilah mereka akan diberi makan dari arah atas (buah-buahan) ataupun dari bawah (minyak) mereka.
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
📁Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
📁kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
📁salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, agama, dinul islam, umat islam, kaum muslimin, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi