![[AUDIO] Pertemuan ke 3: Kehinaan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Meninggalkan Agama dan Mendahulukan Akal Mereka dalam Mencari Solusinya - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 3: Kehinaan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Meninggalkan Agama dan Mendahulukan Akal Mereka dalam Mencari Solusinya - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
๐ Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
๐ค Ustadz Muhammad Higa
๐ Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
๐ข Pertemuan ke 3: Kehinaan yang Menimpa Kaum Muslimin Karena Sebab Meninggalkan Agama dan Mendahulukan Akal Mereka dalam Mencari Solusinya
๐ 30/01/2017
๐พ https://drive.google.com/uc?id=1nyL3D4j-YYU3svlY93fITbATu7MJE7KZ&export=download
Kitab Dharuratul Ihtimam bis Sunan an-Nabawiyyah๐
๐ Pertemuan ke 3
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฅِุฐَุง ุชَุจَุงَูุนْุชُู ْ ุจِุงْูุนَِْููุฉِ َูุฃَุฎَุฐْุชُู ْ ุฃَุฐَْูุงุจَ ุงْูุจََูุฑِ َูุฑَุถِْูุชُู ْ ุจِุงูุฒَّุฑْุนِ َูุชَุฑَْูุชُูู ُ ุงْูุฌَِูุงุฏَ ุณََّูุทَ ุงُููู ุนََُْูููู ْ ุฐُูุงًّ ูุงََْููุฒِุนُُู ุดَْูุฆٌ ุญَุชَّู ุชَุฑْุฌِุนُูุงْ ุฅَِูู ุฏُِِْูููู ْ.
“Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian.” [HR. Abu Dawud dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma].
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jihad sebagaimana ibadah lainnya, ada aturannya, ada syarat dan ketentuannya. Sebagian yang terlalu bersemangat tanpa ilmu sehingga ia menganggap suatu perbuatan sebagai jihad, tetapi itu bukan jihad. Sebagian lagi tanpa ilmu kemudian menolak dan antipati dengan Al jihad.
Islam sebenarnya tidaklah melarang pertanian, bahkan dalam sebuah hadits; Rasulullah ๏ทบ mendorong untuk seseorang mau bertanam dan bercocok tanam yang pahalanya akan mengalir kepadanya.
ู ุง ู ู ู ุณูู ูุบุฑุณ ุบุฑุณุง ุฃู ูุฒุฑุน ุฒุฑุนุง ููุฃูู ู ูู ุทูุฑ ุฃู ุฅูุณุงู ุฃู ุจููู ุฉ ุฅูุง ูุงู ูู ุจู ุตุฏูุฉ
"Tidaklah seorang muslim menanam satu tanaman, lalu dimakan dari tanamannya itu oleh burung atau orang ataupun hewan ternak, kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya". Muttafaqun 'alaih.
Umar bin khattab Radliyallaahu anhu mengatakan yang maknanya; seandainya besok aku mati dan ada bibit tanaman yang belum aku tanam, aku pasti akan menanamnya.
Hanya saja syahidnya; jangan sampai pertanian dan bercocok-tanamnya itu melalaikan pelakunya dari menjalankan agama Allah.
Sehingga ia dengar adzan namun tak peduli, tetap sibuk di ladangnya, sawahnya.
Maka ini yang tercela, begitu pula pada setiap perkara dunia lainnya.
Ia olahraga, namun melewatkan waktu shalat. Demikian seterusnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Syaikh -penulis kitab- mengatakan:
"Bersamaan dengan jelasnya perkara ini, namun sangat disayangkan ada sebagian orang yang bahkan menisbatkan diri kepada dakwah berpaling dari memecahkan solusi yang jelas ini. Mereka justru ridha dengan apa yang dituntun oleh akal/ide mereka yang pendek. Mereka kembali kepada pemikiran-pemikiran mereka yang merugi..".
Mereka justru mendahulukan ra'yu (pemikiran) mereka, daripada mengikuti bimbingan Rasul alaihis shalaatu wa sallam.
Mereka ingin mencari solusi menurut cara mereka masing-masing.
*Padahal, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah telah membuat permisalan tentang akal dan wahyu itu seperti; matahari dan mata kita.
Kita butuh keduanya, seberapapun keadaan mata kita: sehat, jelas dan bisa melihat, tajam pandangan mata kita, tetapi bila tidak ada sinar matahari yang menerangi maka tidak bisa melihat, sebaliknya;
jika matahari itu jelas atau sinar lampu sangat terangnya akan tetapi bila mata kita buta maka juga kita tidak akan bisa melihat.
Maka kita butuh dua-duanya.
Jika janganlah kita menyandarkan diri kepada akal-akal kita, pemikiran-pemikiran thariqat/tokoh masing-masing, tidak mau kembali kepada Al Qur'an dan hadits dengan pemahaman para shahabat dan yang mengikuti jalan mereka, yang selalu kita minta:
ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus".
-Jalan siapa?
ุตِุฑَุงุทَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู ْุชَ ุนََِْูููู ْ
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka".
-Siapakah mereka?
Allah sebutkan di dalam ayat yang lain:
َูู َู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุงูุฑَّุณَُูู َูุฃَُٰููุฆَِู ู َุนَ ุงَّูุฐَِูู ุฃَْูุนَู َ ุงَُّููู ุนََِْูููู ู َِّู ุงَّููุจَِِّููู َูุงูุตِّุฏَِِّูููู َูุงูุดَُّูุฏَุงุกِ َูุงูุตَّุงِูุญَِูู َูุญَุณَُู ุฃَُٰููุฆَِู ุฑًَِูููุง
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya".
Jalan para Nabi, shiddiiqiin, syuhada dan jalannya orang shalih:
-termasuk pertama-tama di sini yaitu: jalannya sahabat Abu Bakr as-Shiddiiq, juga sahabat 'Umar, 'Utsman dan 'Ali yang mereka bertiga syahid terbunuh.
-juga jalannya para ulama robbaniyun yang mengamalkan ilmu mereka, ulama yang melandasi fatwa mereka dengan Qur'an dan hadits (mereka sangat perhatian dengan shahih bukhari, muslim, kutubush sittah, bahkan lebih dari itu).
Dari ‘Ali bin Abi Tholib, Rasulullah ๏ทบ bersabda,
َْูู َูุงَู ุงูุฏُِّูู ุจِุงูุฑَّุฃِْู ََููุงَู ุฃَุณَُْูู ุงْูุฎُِّู ุฃََْููู ุจِุงْูู َุณْุญِ ู ِْู ุฃَุนْูุงَُู ََููุฏْ ุฑَุฃَْูุชُ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - َูู ْุณَุญُ ุนََูู ุธَุงِูุฑِ ุฎَُِّْููู.
“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.” (HR. Abu Daud no. 162. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
-Kita yakin, setiap yang Allah syariatkan kepada rasulNya, pastilah mengandung hikmah. Dan tidak bisa disamakan dengan yang lain, sebab ini wahyu, bukan ide (pemikiran orang).
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu:
“Hati-hati kalian dari pemuja akal karena mereka adalah musuh-musuh As Sunnah. Amat berat bagi mereka untuk menghafal hadits sehingga mereka berkata dengan apa yang dihasilkan oleh akalnya, akhirnya mereka tersesat dan menyesatkan.”
(HR. Al-Lalikai 1/23, Al-Faqih wal Mutafaqqih karya Al-Baghdadi 1/180, dan Ibnu Abdul Bar di dalam kitab Al Jami’, 274)
Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya: “Hati-hati engkau, (jangan) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama) yang engkau tidak memiliki imam (salaf) dalam masalah tersebut".
Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala dalam kitab beliau "Syarhus Sunnah":
ูุงุนูู ุฑุญู ู ุงููู ุฃู ุงูุฏูู ุฅูู ุง ุฌุงุก ู ู ูุจู ุงููู ุชุจุงุฑู ูุชุนุงูู ูู ููุถุน ุนูู ุนููู ุงูุฑุฌุงู ูุขุฑุงุฆูู ูุนูู ู ุนูุฏ ุงููู ูุนูุฏ ุฑุณููู ููุง ุชุชุจุน ุดูุฆุง ุจููุงู ูุชู ุฑู ู ู ุงูุฏูู ูุชุฎุฑุฌ ู ู ุงูุฅุณูุงู ูุฅูู ูุง ุญุฌุฉ ูู ููุฏ ุจูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูุฃู ุชู ุงูุณูุฉ ูุฃูุถุญูุง ูุฃุตุญุงุจู ููู ุงูุฌู ุงุนุฉ ููู ุงูุณูุงุฏ ุงูุฃุนุธู ูุงูุณูุงุฏ ุงูุฃุนุธู ุงูุญู ูุฃููู ูู ู ุฎุงูู ุฃุตุญุงุจ ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูู ุดูุก ู ู ุฃู ุฑ ุงูุฏูู ููุฏ ููุฑ
"Dan ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya agama ini datang dari sisi Allah tabaaraka wa ta'aala, tidak diletakkan di atas akal maupun pemikiran seseorang. Ilmunya di sisi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam, maka janganlah sekali-kali kamu mengikuti sesuatu dengan hawa nafsumu...".
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Penulis mengatakan:
"Maka merekapun (karena beralih kepada akal-akal dan pemikiran mereka) ingin membenahi kaum muslimin dengan cara yang tidak Allah Subhanahu wa ta’ala syariatkan, dan tidak pula Rasulullah ๏ทบ mengajarkannya".
Bid'ah kadang-kadang niatnya baik, tetapi agama kita mensyaratkan:
-ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan;
-mengikuti tata cara rasulullah ๏ทบ.
"..maka akibat kesudahan urusan mereka hanyalah penyesalan dan kerugian, akhir dari perjalanan mereka adalah kekecewaan, dan Allah tidak akan memperbaiki suatu keadaan, dengan amal dan cara-cara perbuatan yang rusak".
Niat baik, maka caranya juga harus baik. Jangan kebathilan dilawan dengan kebathilan yang lain, kezhaliman dihadapi dengan kezhaliman lain.
Penulis mengatakan:
"Dan termasuk dari apa yang diada-adakan oleh mereka-mereka yang menisbatkan diri kepada dakwah -namun enggan membenahi kaum muslimin dengan cara dan tuntunan Rasulullah ๏ทบ-, diantara mereka: kelompok-kelompok pergerakan yang kacau, sementara mereka membawa dan menampakkan bendera sunnah yang suci".
Membawa, seakan petunjuk Nabi ๏ทบ, namun mereka membuat-buat perkara baru dan ingin mencari solusi dengan cara-cara mereka sendiri (baik dalam buletin-buletin, koran maupun pergerakan mereka).
Penulis melanjutkan:
"Dimana.... , mereka menganggap sikap perhatian terhadap ajaran Nabi ๏ทบ pada semua sisi-sisinya, justru menjadi penghalang di antara penghalang-penghalang pembenahan kaum muslimin, menjadi penghalang untuk mengeluarkan umat dari kubangan kelemahan.
Maka datang dari kitab mereka, muhadoroh dan buku pelajaran mereka, menetapkan pemikiran yang aneh (menganggap kurang pentingnya belajar shifat shalat, berwudhu, hukum2 haid dan nifas, dll), terkadang mereka sebut dengan cara terang-terangan dan terkadang dengan isyarat. Tungku yang ketiga, mereka lakukan atas nama cemburu, membela sunnah, membela agama dan menjaga waktu kaum muslimin".
Ini faktanya, mereka menjuluki ulama hadits, ulama kita, dengan julukan-julukan buruk seperti;
"ulama pemerintah", "intelejen", ulama seputar sarung, ulama haid dan nifas, dsb. Akhirnya umat menjauh dari ulamanya dan justru beralih kepada mereka.
Suatu saat mereka akan mencaci maki dan menjelek-jelekkan orang yang: perhatian, mempelajari, mengamalkan serta menjaga sunnah. Dengan alasan itu membuat memecah belah kaum muslimin. Mereka berlebih-lebihan dalam menanggapi fiqih nyata yang teraktual dan terkini. Mereka menganggap hal tersebut yang paling urgent untuk muslimin dan sadar atau tidak, mereka palingkan masyarakat dari ilmu syar'i dan sunnah. Padahal istrinya butuh tahu masalah "darah"nya, apalagi itu terkait dengan hukum shalat dan puasanya juga.
Namun mereka mengalihkan perhatian umat dengan majalah-majalah, koran-koran dan berita politik.
Yang terpuji menurut mereka adalah orang yang paling mengikuti berita umat terkini,
dan orang yang paling tercela di sisi mereka adalah orang yang tekun mempelajari as-Sunnah.
Bukan berarti mempelajari sunnah kemudian tak peduli dengan kondisi umat terkini dsb, para ulama kita pun menyediakan sebagian waktu telponnya untuk menjawab dan memberikan fatwa-fatwa untuk umat seluruh penjuru negeri.
Tapi apa perlu tenggelam dalam berita-berita dan yang ada di koran-koran yang penulisnya saja tak jelas,dibuat inisial, sementara Allah memperingatkan:
َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุกَุงู َُููุง ุฅِู ุฌَุขุกَُูู ْ َูุงุณُُِู ุจَِูุจَุฅٍ َูุชَุจََُّูููุง
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”. [Al Hujurat : 6].
Sementara mereka menyandarkan hanya kepada berita-berita tersebut, yang belum tentu benar, sebagian ingin melariskan koran dan majalahnya dengan membuat berita-berita yang fantastis (menarik dan memprovokasi).
Syaikh mengatakan:
"Maka ketika keluar dan muncul kelompok-kelompok seperti ini tadi menghadang sunnah (meskipun membawa nama sunnah), dan banyak dari orang yang kami pandang termasuk "yang paling pencemburu" terhadap agama dan sunnah, merekapun tak tahu hakekat kepalsuannya, maka aku mohon pertolongan Allah dan aku tulis kitab ini...".
Syaikh menyampaikan keprihatinan beliau, ketika terjadi fenomena ini (pergerakan "perbaikan" atas nama agama), namun tidak dipahami hakekatnya bahkan oleh sebagian saudara kita ahlussunnah,karena dasyatnya pencitraan,
maka beliau dan para ulama memperingatkan akan penyimpangan ahli bid'ah.
Inilah mengapa kita jumpai kitab2 bantahan para ulama terhadap ahli bid'ah lebih banyak dibandingkan bantahan terhadap orang kafir asli dan ahli kitab, karena hal itu lebih samar di keumuman orang.
Bahkan, di antara bermacam ahli bid'ah pun berbeda-beda tingkat kesamarannya.
Al Khawarij terang-terangan dalam dakwah mereka, sehingga dalam hal ini terkadang lebih jelas hakekat penyimpangannya.
Namun ketika "gerakan" mereka dibungkus dengan syiar-syiar Islam dan pembelaan terhadap agama Allah, sehingga banyak para pemuda terbawa... maka ulama pun juga bangkit menjelaskan penyimpangannya.
Itupun, mereka dengan kejelasannya, masih membuat kesamaran dengan bungkusnya.
Apalagi, sebagian kelompok seperti Syiah, lebih samar lagi bagi orang, karena mereka punya sandiwara dalam dakwah/taqiyyah.
Namun disayangkan, tatkala peringatan para ulama ini tak lagi didengar dan diperhatikan, bahkan dituduh yang tidak-tidak.
Padahal ketika orang diperingatkan dalam urusan dunia saja; agar hati-hati dari bengkel A, atau dari penjual tomat B, atau dari dokter C, mereka berterimakasih & memaklumi,
tetapi ketika diingatkan agar hati-hati dari dai A, dari khatib B atau tokoh kelompok C, maka mereka langsung menolak dan menuduhnya sebagai pemecah-belah umat.
Syaikh mengatakan:
"Aku tulis risalahku ini, dengan mengharap dari Allah Subhanahu wa ta’aalaa agar menjadikannya ikhlas dan menjadikan manfaatnya merata. Dan ringkasan dari apa yang aku inginkan untuk aku sampaikan kepada pembaca yang budiman dalam risalahku ini yaitu peringatan tentang pentingnya memperhatikan sunnah-sunnah nabi ๏ทบ, baik dengan mempelajarinya, mengamalkannya, mengajari dan membimbing umat. Karena sesungguhnya tempat bersembunyinya kelemahan umat, tidak lain datang kecuali karena kelancangan menjauh dari agama Allah, wajib maupun sunnahnya. Maka jalan yang benar untuk mencabut masalah ini adalah dengan kita kembali kepada agama kita. Semangat untuk mengamalkan dan mendakwahkan seluruhnya, sebagaimana Allah berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุงْ ุงุฏْุฎُُููุงْ ِูู ุงูุณِّْูู ِ َูุขَّูุฉً
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan” (QS. Al Baqarah: 208).
....
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
๐Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
๐kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
๐salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, aqidah, prinsip prinsip, pokok pokok, dasar agama, agama, dinul islam, umat islam, kaum muslimin, akal, pikiran, pemikiran, kecerdasan, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi