Fawaaid Channel Telegram al-Ukhuwwah Bulan Januari 2017

Diposting oleh ilmusyari.com untuk ilmusyari.com — 31/01/17 — Add Comment
Kategori *info media

AL-UKHUWWAH, [01.01.17 17:14]
KESHAHIHAN HADITS: MINTA TOLONGLAH UNTUK TERPENUHI KEPERLUANMU DENGAN MENYEMBUNYIKAN

🔉Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Syaikh! Bagaimana keadaan hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Minta tolonglah untuk terpenuhi keperluan kalian dengan menyembunyikan?

Jawaban:
Tidak, tidak shahih. Namun terpenuhinya keperluan itu berbeda-beda. Kadang yang lebih utama bagi seseorang memberitahukan keperluan agar orang meneladaninya dan kadang yang lebih utama dia menyembunyikannya, terutama seperti masa kita ini yang padanya banyak kedengkian dan banyak orang yang menzalimi orang lain. Seringkali sekiranya engkau menampakkan keperluanmu kepada orang lain, maka mereka membuatnya susah atasmu

Jadi, setidak-tidaknya seseorang itu melihat maslahat. Jika dia ingin, maka dia sembunyikan dan jika dia ingin, maka dia tampakkan sesuai tuntutan maslahat.

📀Liqa' Al Bab Al Maftuh 135

📁http://telegram.me/ukhwh

مدى صحة حديث: (استعينوا على قضاء حوائجكم بالكتمان)
السؤال: فضيلة الشيخ! ما حال حديث الرسول صلى الله عليه وسلم: (استعينوا على قضاء حوائجكم بالكتمان)؟الجواب: لا، ليس بصحيح؛ لكن قضاء الحوائج بلا شك أنه يختلف، أحياناً يكون الأفضل للإنسان أن يعلن الحاجة ليقتدي به الناس، وأحياناً يكون الأفضل أن يخفيها، لا سيما في مثل زماننا هذا الذي كثر فيه الحساد، وكثر فيه من يعتدون على الناس، ربما لو أبديتَ حاجتك للناس نكَّدوها عليك. فعلى كل حال الإنسان ينظر للمصلحة، إن شاء أخفى، وإن شاء بيَّن، حسب ما تقتضيه المصلحة.

AL-UKHUWWAH, [02.01.17 05:32]
HUKUM ORANG YANG KEBERADAAN TOILET RUMAHNYA MENGHADAP KIBLAT

📀Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Syaikh, saya menyewa rumah namun menghadap arah kiblat. Apa yang mesti saya lakukan?

Jawaban:
Bukankah antara
engkau dan WC ada dinding?

Penanya: Tentu.

Syaikh: Tidak ada masalah padanya. Peganglah kaidah ini wahai saudara-saudara!

وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا

“Bumi dijadikan untukku sebagai masjid (tempat mengerjakan shalat) dan sebagai sarana bersuci.” (HR. al-Bukhari no. 335, 438 dan Muslim no. 521)

Setiap bumi itu masjid kecuali apa yang disebutkan hadits tentang pelarangannya. Hanya saja ketika para ulama mengatakan: sesungguhnya makruh (dibenci) menjadikan di depannya WC atau toilet atau lainnya, maksudnya adalah makruh dan bukan haram.

📀Liqa' Al Bab Al Maftuh 135

http://telegram.me/ukhwh

حكم من كان مرحاض بيته باتجاه القبلة
السؤال: فضيلة الشيخ! استأجرتُ منزلاً واتجاه المرحاض إلى القبلة، فماذا أصنع؟الجواب: أليس بينك وبينه جدار؟السائل: بلى.الشيخ: ليس فيه شيء، خذوا هذه القاعدة يا إخوان! (جُعلت لي الأرض مسجداً وطهوراً) ، كل الأرض مسجد إلا ما جاء الحديث بالنهي عنه؛ لكنه لما قالوا: إنه يُكره أن يكون أمامه مرحاض أو بيت قضاء الحاجة أو ما أشبه ذلك، كراهةً وليس حراماً.

AL-UKHUWWAH, [02.01.17 13:27]
HUKUM SEMBELIHAN YANG ADA DALAM ACARA MAULID

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Apa hukum sembelihan yang ada dalam maulid?

Jawaban:
Jika disembelih untuk orang yang dirayakan maulidnya, maka ini syirik besar

Namun jika disembelih untuk dimakan maka tidak masalah.

Hanya saja semestinya tidak memakan darinya dan hendaknya seorang muslim tidak menghadirinya untuk mengingkari mereka dengan ucapan dan perbuatan. Kecuali dia hadir untuk menasehati mereka tanpa ikut serta dalam makan atau selainnya.

📚Majmu' Fatawa Wa Rasail

🌏https://www​.binbaz.org.sa/fatawa/2072


http://telegram.me/ukhwh

سئل الشيخ ابن باز رحمه الله السؤال التالي "مجموع الفتاوى" (9/74) :
" ما حكم الذبائح التي تكون في المولد ؟
فأجاب رحمه الله :
إن كان ذبحها لصاحب المولد فهذا شرك أكبر ، أما إن كان ذبحها للأكل فلا شيء في ذلك ، لكن ينبغي ألا يؤكل منها ، وأن لا يحضر المسلم إنكارا عليهم بالقول والفعل ؛ إلا أن يحضر لنصيحتهم بدون أن يشاركهم في أكل أو غيره " انتهى .

AL-UKHUWWAH, [03.01.17 20:10]
PENJELASAN KAFFARAH SUMPAH

🔉Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan: Syaikh! Saya menanggung kaffarah sumpah, apakah saya memberikannya kepada empat orang?

Jawab Syaikh: Apakah sumpah memiliki kaffarah yang dibagikan kepada orang-orang fakir?! Saya tanya engkau!

Penanya: Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin.

Syaikh: Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin---barakallahu fiik---Apakah empat orang menjadi sepuluh orang?

Penanya: Tidak, wahai Syaikh!

Syaikh: Kalau begitu: Memberi makan kepada sepuluh orang miskin.

Penanya: Berarti wajib memberi makan mereka wahai Syaikh?!

Syaikh: Wajib memberi makan sepuluh orang.Saya ingin jawaban ini menjadi gambaran soal bagimu sehingga menancap kuat dalam ingatanmu.

Jika Allah Ta'ala membatasi sesuatu dengan suatu batasan, maka wajib kita mengikuti batasan ini sebagai contoh Allah berfirman:

فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ [المائدة:89]

"Maka kaffarahnya memberi makan sepuluh orang miskin. (Al Maidah: 89)

Allah tidak berfirman: (kaffarahnya) makanan untuk sepuluh orang miskin, sekiranya Allah berfirman: tho'amu 'asyarati masaakiin (makanan untuk sepuluh orang miskin), maka cukup engkau bershodaqoh dengan sesuatu yang mencukupi untuk sepuluh orang. Namun Allah Ta'ala berfirman: Ith'amu (memberi makan) maksudnya engkau memberi makan sepuluh orang miskin seperti firman-Nya dalam masalah zhihar:

فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِيناً [المجادلة:4]

"Maka barangsiapa tidak kuasa (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin." (Al Mujadilah: 4)

Maksudnya: wajib memberi makan sejumlah enam puluh orang miskin, apakah engkau paham?

Penanya: Maksudnya: tidak cukup dengan kadar?

Syaikh: Tidak, tidak, tidak. Bukan dengan kadar. Sekiranya Allah Ta'ala menghendaki kadar, tentu Dia berfirman: maka kaffarahnya tho'am 'asyarati masaakiin (Kaffarahnya adalah makanan untuk sepuluh orang miskin).
Namun Allah berfirman ith'am (memberi makan), engkau sudah paham? Hanya saja bagaimana cara memberi makan mereka? Apakah engkau memberikan mereka sesuatu
yang kering lalu mereka memasaknya atau engkau memasaknya dan mengundang mereka?

Kami katakan: Perkaranya longgar. Jika engkau mau, maka masaklah sebagai makan pagi atau sore bagi mereka dan undanglah mereka
untuk memakannya dan jika engkau ingin, maka berilahkanlah kepada mereka makanan untuk mereka masak. Hanya saja jika engkau ingin memberikannya kepada mereka untuk dimasak, maka kadarnya sekitar sekilo beras untuk setiap orang miskin dan alangkah baiknya
engkau menyertakan daging sebagai lauk bagi makanan itu.

📀Liqa' Al Bab Al Maftuh 135

http://telegram.me/ukhwh

بيان كفارة اليمين

السؤال:
 فضيلة الشيخ! عليَّ كفارة يمين هل أعطيها أربعة أشخاص؟الجواب: هل لليمين كفارة توزع على الفقراء؟! أسألك!السائل: إطعام عشرة مساكين.الشيخ: إطعام عشرة مساكين بارك الله فيك، هل الأربعة يكونون عشرة؟!السائل: لا، يا شيخ!الشيخ: إذاً: أطعم عشرة مساكين.السائل: بمعنى لابد من إطعامهم يا شيخ؟!الشيخ: لابد من إطعام عشرة، وأنا أحببت أن يكون الجواب على صفة السؤال لك حتى يرسخ في ذهنك، إذا قيد الله الشيء بقيد لابد أن نتبع هذا القيد، فمثلاً يقول: فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ [المائدة:89] ولم يقل: طعام عشرة مساكين، لو قال: طعام عشرة مساكين، كان يكفي أن أتصدق بما يكفي للعشرة، لكن قال: إِطْعَامُ ، يعني: أن تطعم عشرة مساكين، كما قال في الظهار: فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِيناً [المجادلة:4] معناه: لابد أن أطعم ستين مسكيناً بالعدد، أفهمتَ؟السائل: يعني: ما يكفي بالمقدار؟الشيخ: لا، لا، لا، ليس بالمقدار، لو كـان الله أراد المقدار لقال: فكفارته طعام عشرة مساكين، قال: إِطْعَامُ فهمتَ؟ لكن كيف تطعمهم؟ هل تعطيهم شيئاً يابساً وهم يطبخونه، وإلاَّ تطبخ وتدعوهم؟ نقول: الأمر واسع، إن شئت فاطبخ غداء أو عشاء لهم وادعهم إليه، وإن شئت فأعطهم إياه يطبخونه هم، وإذا أردت أن تعطيهم إياه ليطبخوه فمقداره حوالي كيلو من الأرز لكل مسكين، ويحسُن أن تجعل معه لحماً ليكون إداماً له

AL-UKHUWWAH, [03.01.17 22:40]
DOA KETIKA MERASA TAKUT DAN  MALU

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Seorang penanya yang berumur delapan belas tahun selalu merasa takut dan malu. Dia tidak mampu duduk bersama orang lain. Mohon penjelasan, apakah ada doa-doa yang bisa menghilangkan perasaan tersebut?

Jawaban:
Perasaan yang dirasakannya itu bersumber dari setan, oleh karena itu dia harus banyak meminta perlindungan kepada Allah dari gangguannya dan menyadari bahwa dia merupakan salah seorang dari orang-orang. Dia tidak seharusnya merasa takut dan malu karena dia duduk dan berjalan bersama sesama orang, bicara dan salat bersama mereka. Oleh karena itu dia tidak perlu malu dan takut . Namun sebaiknya dia membaca,  A'uudzu bi kalimaati-llaahittaammati min syarri maa khalaqa^ (Saya berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah diciptakan-Nya) sebanyak tiga kali pagi dan petang. Lalu membaca,  Bismi-llahi-lladzi laa yadhurru maa-smihi syai'un fi-l-ardhi wa laa fi-s-samaa'i wa huwa-s-samiiu-l-`aliim (Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang bisa membahayakan, baik di langit maupun di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali pagi dan petang. Ini termasuk terapi dari segala kejahatan, sebagaimana terdapat dalam beberapa hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Di antara terapi yang lain ialah membaca ayat al-Kursi sehabis menunaikan salat dan membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah setiap malam, yang terjemahannya Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. hingga akhir surat. Lalu membaca surah al-Ikhlas Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". Kemudian membaca surat al-Falaq dan an-Nas sehabis salat wajib. Dibaca satu kali setelah Zuhur, Asar dan Isya. Kemudian selesai shalat Magrib dan Subuh sebanyak tiga kali. Semua zikir tersebut adalah sumber keselamatan dan menghilangkan rasa takut .

🌏https://www.binbaz.org.sa/fatawa/1807

📁http://telegram.me/ukhwh

الدعاء عند الخوف والخجل

سائل عمره ثمانية عشر سنة يشعر بالخوف والخجل ولا يستطيع مجالسة الناس ويرجو التوجيه. وهل هناك أدعية تؤثر على هذه الحالة التي تنتابه ويعاني منها كثيرا كما يقول؟

هذا من الشيطان، فينبغي أن يتعوذ بالله من الشيطان وأن يستشعر أنه رجل مع الرجال، وأنه لا وجه لهذا الخوف وهذا الخجل، فهو رجل يجلس مع الرجال ويمشي مع الرجال، ويتكلم ويصلي معهم فلا وجه لهذا الوجل وهذا الخوف. ولكن مما يستعان به في ذلك أن يتعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق ثلاث مرات صباحاً ومساء، وأن يقول: ((بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم))، ثلاث مرات صباحاً ومساء، فإن هذا من أسباب عافيته من كل شر، كما صحت بذلك الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم.

ومن العلاج قراءته آية الكرسي بعد كل صلاة وقراءة الآيتين من آخر سورة البقرة كل ليلة: آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ[1] إلى آخر السورة وقراءته: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ[2] والمعوذتين بعد كل صلاة مكتوبة مرة بعد الظهر والعصر والعشاء وثلاث مرات بعد المغرب والفجر كل ذلك من أسباب السلامة وإزالة المخاوف.

[1] سورة البقرة الآية 285.

[2] سورة الصمد الآية 1.

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 05:13]
TAFSIR FIRMAN  ALLAH TA'ALA: "SESUNGGUHNYA YANG TAKUT KEPADA  ALLAH DI ANTARA HAMBA-HAMBANYA-NYA HANYALAH ULAMA."

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan :
Mohon dijelaskan tafsir firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama."

Jawaban:
Ayat yang agung ini menunjukkan bahwa para ulama atau orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang Allah, agama-Nya, kitab-Nya yang mulia, dan sunah Rasul yang agung adalah orang-orang yang ketakutannya kepada Allah paling sempurna dan ketakwaan dan ketaatannya juga paling mumpuni, setingkat di bawah para nabi dan rasul Alaihim as-Salam.
Dengan demikian, makna dari ayat Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya

-yaitu ketakutan yang sempurna dari hamba-hamba-Nya- adalah ulama. Merekalah yang mengenal Tuhan mereka melalui nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-Nya. Mereka adalah orang-orang yang mengerti syariah-Nya, beriman dengan kenikmatan yang disiapkan Allah bagi orang yang takut kepada-Nya, dan beriman dengan azab yang disediakan Allah bagi orang yang membangkang dan menyalahi-Nya. Dengan kesempurnaan pengetahuan dan makrifat mereka kepada Allah dibandingkan manusia-manusia lainnya, mereka memiliki ketakutan, ketundukan, dan kekaguman tertinggi kepada Allah Subhanahu wa Taala.

🖐Ayat ini tidak berarti bahwa tidak ada yang takut kepada Allah selain ulama. Setiap muslim dan muslimah merasa takut dan tunduk kepada Allah Subhanah. Namun, rasa takut mereka berbeda-beda karena mereka tidak memiliki kadar yang sama. Semakin seorang mukmin laki-laki mengetahui tentang Allah dan memahami tentang agama-Nya, maka ketakutan dan ketundukannya kepada Allah semakin besar dan sempurna. Demikian pula seorang mukmin perempuan. Semakin dia mengetahui Allah, sifat-sifat-Nya, dan keagungan hak-Nya, maka semakin besar dan sempurna rasa takut dan ketundukannya kepada Allah dibandingkan yang lain. Semakin sedikit pengetahuan dan kesadaran seseorang, maka semakin sedikit pula rasa takut dan ketundukannya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Manusia memiliki perbedaan dalam derajat ketakutannya kepada Allah, bahkan para ulama sekalipun. Semakin seorang ulama memahami tentang Allah, hak-hak-Nya, agama-Nya, nama-nama-Nya, dan sifat-sifat-Nya, maka semakin sempurna rasa takutnya dibandingkan orang-orang yang lebih rendah darinya dalam ciri-ciri ini. Semakin sedikit ilmu seseorang, maka semakin sedikit ketakutannya kepada Allah. Namun, seluruh mukmin, laki-laki dan perempuan, memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Taala berdasarkan kadar keilmuan dan derajat keimanan mereka. Allah Jalla wa `Ala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah makhluk yang paling baik.(7)Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya Allah juga berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar." Allah juga berfirman, Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga Orang-orang yang beriman akan mendapatkan pahala atas rasa takut mereka kepada Allah meskipun mereka bukan ulama dan berasal dari masyarakat biasa. Hanya saja, rasa takut yang paling sempurna itu dimiliki oleh para ulama akibat kesadaran mendalam dan pengetahuan mumpuni mereka. Oleh karena itu, rasa takut mereka kepada Allah adalah yang paling besar (di antara manusia lainnya). Mudah-mudahan keterangan ini dapat memberikan penjelasan dan menghilangkan kesulitan orang-orang dalam memahami ayat tersebut. Sesungguhnya Allahlah pemberi taufik.

🌏https://www.binbaz.org.sa/fatawa/112

📁http://telegram.me/ukhwh

تفسير قوله تعالى : إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

أرجو تفسير قوله تعالى: إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ.

هذه الآية عظيمة وهي تدل ع

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 05:13]
لى أن العلماء وهم العلماء بالله وبدينه وبكتابه العظيم وسنة رسوله الكريم، هؤلاء هم أكمل الناس خشية لله وأكملهم تقوى لله وطاعة له سبحانه وعلى رأسهم الرسل والأنبياء عليهم الصلاة والسلام.
فمعنى: إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ[1] أي الخشية الكاملة من عباده العلماء، وهم الذين عرفوا ربهم بأسمائه وصفاته وعظيم حقه سبحانه وتعالى وتبصروا في شريعته وآمنوا بما عنده من النعيم لمن اتقاه وما عنده من العذاب لمن عصاه وخالف أمره، فهم لكمال علمهم بالله وكمال معرفتهم بالحق كانوا أشد الناس خشية لله وأكثر الناس خوفا من الله وتعظيما له سبحانه وتعالى، وليس معنى الآية أنه لا يخشى الله إلا العلماء، فإن كل مسلم ومسلمة وكل مؤمن ومؤمنة يخشى الله عز وجل ويخافه سبحانه، لكن الخوف متفاوت ليسوا على حد سواء، فكل ما كان المؤمن أعلم بالله وأفقه في دينه كان خوفه من الله أكثر وخشيته أكمل، وهكذا المؤمنة كلما كانت أعلم بالله وأعلم بصفاته وعظيم حقه كان خوفها من الله أعظم وكانت خشيتها لله أكمل من غيرها، وكلما قل العلم وقلت البصيرة قل الخوف من الله وقلت الخشية له سبحانه فالناس متفاوتون في هذا حتى العلماء متفاوتون، فكل ما كان العالم أعلم بالله وكلما كان العالم أقوم بحقه وبدينه وأعلم بأسمائه وصفاته كانت خشيته لله أكمل ممن دونه في هذه الصفات، وكلما نقص العلم نقصت الخشية لله، ولكن جميع المؤمنين والمؤمنات كلهم يخشون الله سبحانه وتعالى على حسب علمهم ودرجاتهم في الإيمان، ولهذا يقول جل وعلا : إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ * جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ[2]، وقال تعالى: إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ[3]، وقال تعالى:وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ[4] فهم مأجورون على خشيتهم لله وإن كانوا غير علماء وكانوا من العامة، لكن كمال الخشية يكون للعلماء لكمال بصيرتهم وكمال علمهم بالله، فتكون خشيتهم لله أعظم، وبهذا يتضح معنى الآية ويزول ما يتوهم بعض الناس من الإشكال في معناها. والله ولي التوفيق.

[1] سورة فاطر الآية 28.
[2] سورة البينة الآيتان 7-8.
[3] سورة الملك الآية 12.
[4] سورة الرحمن الآية 46.

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 05:41]
HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON

📢Fatwa Lajnah Daimah

Pertanyaan Kedua dari Fatwa Nomor1216

Pertanyaan 2:
Apabila seluruh rukun dan syarat nikah telah terpenuhi, akan tetapi wali perempuan dan pihak lelaki masing-masing berada di negara yang berbeda, apakah boleh melangsungkan akad melalui telepon ?

Jawaban 2:
Mengingat pada akhir-akhir ini marak terjadi penipuan dan kebohongan, serta banyak orang yang pandai meniru gaya bicara dan suara orang lain, bahkan satu orang dapat meniru suara beberapa orang, baik lelaki maupun perempuan, baik kecil maupun besar, dengan bahasa yang berbeda-beda, sehingga pendengarnya mengira bahwa yang berbicara kepadanya adalah beberapa orang, padahal dia adalah satu orang; juga mengingat besarnya upaya Islam untuk menjaga kemaluan dan kehormatan, serta karena sangat hati-hatinya Islam dalam masalah kemaluan dan kehormatan ini, jauh melebihi kehati-hatian yang diterapkan dalam akad muamalah yang lain, maka Al Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta' (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa) berpendapat bahwa tidak boleh mengandalkan telepon dalam ijab, qabul dan pewakilan dalam akad nikah . Hal ini untuk merealisasikan tujuan utama syariat dan sebagai bentuk kehati-hatian yang lebih besar dalam menjaga kemaluan dan kehormatan, agar orang-orang jahat yang mengikuti hawa nafsu mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan penipuan dalam akad nikah ini.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

📚Al Lajnah Ad Daimah Lilbhutsil Ilmiyyah Walifta'

🌾Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil: Abdurrazzaq 'Afifi

Anggota:Abdullah bin Mani, Abdullah bin Ghudayyan

http://telegram.me/ukhwh


عقد النكاح عن طريق الهاتف
السؤال الثاني من الفتوى رقم ( 1216 )
س2: إذا توفرت أركان النكاح وشروطه إلا أن الولي والزوج كل منهما في بلد، فهل يجوز العقد تليفونيا أو لا؟


ج2: نظرا إلى ما كثر في هذه الأيام من التغرير والخداع، والمهارة في تقليد بعض الناس بعضا في الكلام وإحكام محاكاة غيرهم في الأصوات حتى إن أحدهم يقوى على أن يمثل جماعة من الذكور والإناث صغارا وكبارا، ويحاكيهم في أصواتهم وفي لغاتهم المختلفة محاكاة تلقي في نفس السامع أن المتكلمين أشخاص، وما هو إلا شخص واحد، ونظرا إلى عناية الشريعة الإسلامية بحفظ الفروج والأعراض، والاحتياط لذلك أكثر من الاحتياط لغيرها من عقود المعاملات - رأت اللجنة أنه ينبغي ألا يعتمد في عقود النكاح في الإيجاب والقبول والتوكيل على المحادثات التليفونية؛ تحقيقا لمقاصد الشريعة، ومزيد عناية في حفظ الفروج والأعراض حتى لا يعبث أهل الأهواء ومن تحدثهم أنفسهم بالغش والخداع. وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو ... عضو ... نائب الرئيس ... الرئيس
عبد الله بن منيع ... عبد الله بن غديان ... عبد الرزاق عفيفي ... عبد العزيز بن عبد الله بن باز

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 11:29]
APAKAH TAKUT TERHADAP JIN TERMASUK TAKUT THABI'I (WAJAR)❓

🔉Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh hafizhahullah

Pertanyaan:
Apakah orang yang takut kepada jin dan gangguan mereka termasuk musyrik (orang yang berbuat kesyirikan)?

Jawaban:
Masalah ini memiliki rincian:

➡️Takut thabi'i, tidak mengapa bagi seseorang.

➡️Namun jika takut kepada mereka karena khauf sirr (takut terhadap sesuatu yang ghaib) yakni takut mereka akan menimpakannya  sesuatu secara tersembunyi dengan kemampuan mereka kepadanya dan dengan kemampuan mereka untuk melakukannya seperti mematikannya tanpa sebab dengan sesuatu yang tersembunyi seperti kekuasaan Allah Ta'ala atasnya, maka ini merupakan kesyirikan.

Adapun takut thabi'i lantaran mereka akan memadharatkannya, maka bukanlah kesyirikan akan tetapi takut thabi'i. Hanya saja takut thabi'i memiliki sebab yang nyata.

Adapun dia takut pada yang demikian ini tanpa sesuatupun dan hanyalah takutnya lantaran arwah jin tanpa sebab nyata yang menunjukkan atas takutnya ini, maka tidak diragukan lagi takut ini kadang menjadi syirik kecil dan kadang menjadi syirik besar sesuai kondisinya.

📌Syirik besar pada masalah takut adalah takut sirr maksudnya dia takut tertimpa madharat secara tersembunyi dengan apa yang tidak kuasa atasnya kecuali Allah Ta'ala

📚Syarh Kasyfusy Syubhat

🌏https://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=140235


📁http://telegram.me/ukhwh

هل الذي يخاف من الجن ومن أذيتهم يعتبر مشركا؟

 الجواب:
"هذا فيه تفصيل:

- الخوف الطبيعي لا حرج للمرء فيه؛


- لكن إذا خافهم خوف السر: أنْ يصيبوه بشيء سرا بقدرتهم عليه وبقدرتهم على ذلك؛
أن يميتوه بدون أسباب بشيء سري كما يقدره عليه الله جل وعلا هذا هو الشرك،


أما الخوف الطبيعي من أن يضروه فهو ليس بشرك؛
الخوف الطبيعي، لكن الخوف الطبيعي يكون له أسبابه الظاهرة،
لكن هو يخاف هكذا من دون شيء، إنما خوف من أرواح الجن بدون أسباب ظاهرة تدل على ذلك،
هذا لا شك أنه قد يكون شركا أصغر، وقد يكون شركا أكبر بحسب الحال،


والشرك الأكبر في الخوف: هو خوف السر؛ يعني أن يخاف أن يصيبه ذاك

سرا بما لا يقدر عليه إلا الله جل وعلا."



" شرح كشف الشبهات"

للشيخ صالح آل الشيخ -حفظ

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 15:41]
SEORANG PEREMPUAN BERSUCI DARI NIFASNYA SEBELUM 40 HARI LALU DARAH KELUAR LAGI

📢Fatwa Lajnah Daimah

📁Fatwa nomor 14512

Pertanyaan:
Saya adalah seorang perempuan yang mengalami ketidakteraturan dalam siklus haid. Ini terjadi karena dua belas hari setelah saya melahirkan, suami saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan luka berat sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Ketika saya mengetahui kejadian tersebut saya menjadi merasa khawatir dan takut atas keselamatannya. Kondisi jiwa saya menjadi labil karena kekhawatiran itu dan keseringan menangis. Saya terus dalam keadaan demikian selama suami saya dirawat di rumah sakit. Suami saya berada dalam kondisi gawat selama kurang lebih 30 hari . Dalam keadaan ini, kondisi jiwa saya terus bertambah buruk hingga saya melewati empat puluh hari dalam keadaan tidak suci setelah melahirkan dan berlanjut hingga sepuluh hari kemudian. Dengan kata lain, saya telah melewati 50 hari hingga menjadi suci dari nifas , padahal biasanya saya suci dalam masa dua puluh atau dua puluh lima hari . Namun, karena keadaan ini, saya terus dalam keadaan nifas hingga lima puluh hari . Setelah lima puluh hari , saya suci selama kurang lebih tiga hari . Lalu darah keluar lagi selama kurang lebih lima hari . Lalu suci selama dua atau tiga hari . Lalu darah keluar lagi. Demikian seterusnya sehingga siklus haid saya menjadi tidak teratur. Dengan kata lain, siklus darah datang kepada saya dua atau tiga kali dalam sebulan. Bahkan, terkadang hingga empat kali. Saya telah pergi ke rumah sakit untuk mengobatinya tapi tidak ada hasilnya. Ketidakteraturan siklus bulanan yang saya alami ini telah berlangsung kurang lebih lima bulan. Perlu diketahui, bahwa darah yang keluar adalah darah haid sehingga ini membuat hari saya mengerjakan salat menjadi sangat sedikit, Karena jika darah keluar, saya tidak mau melaksanakan salat hingga saya suci kembali. Tapi yang terjadi adalah hari -hari suci saya jauh lebih sedikit dari hari -hari tidak suci.
Pertanyaan saya wahai bapak yang mulia,
apa yang harus saya lakukan dalam keadaan ini? Apakah saya melanjutkan apa yang biasa saya lakukan yaitu memutus salat pada hari -hari saya tidak suci lalu kembali melaksanakannya lagi pada hari -hari suci, atau apa yang harus saya lakukan? Saya telah memutus salat dalam waktu yang lama dan secara terpisah-pisah.
Dalam keadaan saya ini, jika datang bulan Ramadan maka apa yang harus saya lakukan?
Semoga Allah memberi balasan kebaikan kepada Anda.

Jawaban:
Pertama: Anda harus mengqada salat sepuluh hari setelah lewat masa empat puluh hari nifas .

Kedua: Di masa mendatang Anda harus meninggalkan salat pada hari -hari haid setiap bulan. Sedangkan hari -hari lainnya dianggap sebagai istihadah sehingga Anda harus tetap melaksanakan salat, puasa dan suami halal menggauli Anda, karena darah tersebut adalah darah kotor.

Ketiga: Anda harus mengqada salat yang Anda tinggalkan pada hari -hari yang tidak bertetapan dengan hari -hari haid.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

📚Al Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta'

Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil: Abdurrazzaq 'Afifi

Anggota: Abdullah bin Ghudayyan

http://telegram.me/ukhwh

الفتوى رقم ( 14512 )
س : أنا امرأة أعاني من اضطراب في الدورة الشهرية ، ولقد حدث هذا بسبب أنه بعد ولادتي باثني عشر يوما حدث لزوجي حادث أدى إلى إصابته إصابة بليغة ، و نقل على أثرها إلى المستشفى ، ولما علمت ما حدث له انتابني شعور بالفزع والخوف عليه ، واضطربت حالتي النفسية بسبب خوفي عليه وكثرة البكاء عليه ، واستمريت على هذه الحالة طوال بقائه في المستشفى وهو في حالة الخطر لمدة 30 يوما تقريبا ، وفي هذه المدة كانت حالتي النفسية تزداد سوءا حتى إنني أكملت الأربعين يوما بعد الولادة وأنا لم أطهر ، واستمريت أيضا 10 أيام على غير طهارة ، بمعنى أنني أكملت 50 يوما حتى طهرت من النفاس ، مع ملاحظة أنني معتادة أن أطهر خلال عشرين أو خمسة وعشرين يوما ، و لكن بسبب هذه الحالة فقد استمريت خمسين يوما ، وبعد الخمسين يوما طهرت لمدة ثلاثة أيام تقريبا ، ثم عاد الدم مرة أخرى واستمر معي ما يقارب خمسة أيام ، ثم طهرت يومين أو ثلاثة ، ثم يعاودني الدم

مرة أخرى ، وهكذا أصبحت الدورة لد

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 15:41]
ي مضطربة ، بمعنى أن الدورة تأتيني بالشهر مرتين أو ثلاثة ، وربما إلى أربع مرات ، ولقد ذهبت إلى المستشفى للعلاج ولكن لا فائدة ، وبقيت على حالتي هذه من الاضطراب في الدورة الشهرية ما يقارب خمسة شهور ، مع ملاحظة أن الدم الذي يخرج هو دم الدورة الشهرية ، وأصبحت صلاتي أيامها قليلة جدا ؛ لأنني إذا جاءني الدم أمتنع عن الصلاة حتى أطهر ، ولكن الذي حصل أن أيام طهارتي أقل بكثير من الأيام التي أكون فيها غير طاهرة .
وسؤالي أيها الوالد العزيز هو :
ماذا أفعل في مثل هذه الحالة ، هل أستمر على ما أنا عليه من قطعي للصلاة في الأيام التي لا أكون فيها طاهرة ، وأعود إليها في أيام الطهارة ، أم ماذا أفعل ؛ لأنني أقطع الصلاة لمدة طويلة وعلى فترات متقطعة ؟
في حالتي هذه وإذا أدركني رمضان - وأنا على هذه الحالة - ماذا أفعل ؟
وجزاكم الله خيرا .
ج : أولا : يجب عليك أن تقضي صلاة الأيام العشرة الزائدة عن الأربعين .
ثانيا : عليك مستقبلا أن تدعي الصلاة أيام العادة من كل شهر ، وما سوى ذلك فهو استحاضة تصلين معها وتصومين
وتحلين لزوجك ، لأن الدم دم فساد .
ثالثا : عليك أن تقضي الصلوات للأيام التي تركت الصلاة فيها ، وهي لم تصادف أيام العادة .
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو ... نائب الرئيس ... الرئيس
عبد الله بن غديان ... عبد الرزاق عفيفي ... عبد العزيز بن عبد الله بن باز

AL-UKHUWWAH, [04.01.17 19:09]
MENGQADHA SHALAT SECARA BERURUTAN

Pertanyaan Keenam dari Fatwa Nomor 581

Pertanyaan 6: Bagaimana urutan qadha shalat Subuh, Zuhur, dan Ashar saat seseorang ingat bahwa ia belum menunaikan shalat -shalat tersebut?

Jawaban 6: Mengqadha shalat yang ditinggalkan harus dilaksanakan dengan segera, dan harus berurutan sebagaimana yang telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia harus menunaikan shalat Subuh terlebih dahulu, lantas Zuhur, dan kemudian Ashar.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu 'Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

🌏Al Lajnah Ad Daimah Lilbhutsil Ilmiyyah Walifta'

🌾Wakil Ketua: Abdurrazzaq 'Afifi

Anggota: Abdullah bin Mani`, Abdullah bin Ghudayyan

http://telegram.me/ukhwh

ترتيب الصلوات التي تقضى

السؤال السادس من الفتوى رقم ( 581 )
س6: ما هو ترتيب قضاء صلوات الفجر والظهر والعصر، عندما يذكر الشخص أنه لم يصل؟
جـ6: قضاء الفوائت يجب أن يكون على الفور، وأن تكون مرتبة كما فرضها الله سبحانه، بحيث يصلي الفجر، ثم يصلي الظهر، ثم يصلي العصر.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضو  عضو  نائب رئيس اللجنة
عبد الله بن منيع  عبد الله بن غديان  عبد الرزاق عفيفي

AL-UKHUWWAH, [05.01.17 06:50]
AL-UKHUWWAH:
BENTUK JUAL BELI SECARA KREDIT YANG DILARANG

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan :
Syaikh, saya harap Anda sudi menyebutkan beberapa bentuk jual beli secara kredit yang diharamkan. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawaban: Jika seseorang membeli sesuatu secara tidak kontan dengan pelunasan secara kredit kemudian menjualnya kembali secara kontan kepada orang yang telah menjualnya kepadanya, maka ini disebut dengan jual beli 'inah. Jual beli model ini tidak diperbolehkan. Namun, jika dia menjualnya kepada orang lain, maka ini diperbolehkan. Contohnya, dia membeli sebuah mobil secara kredit kemudian menjualnya kepada orang lain secara kontan untuk biaya menikah, melunasi hutangnya atau untuk membeli rumah, maka ini diperbolehkan. Adapun jika dia membeli sebuah mobil atau yang lain secara kredit kemudian menjualnya secara kontan kepada orang yang menjual kepadanya, maka ini disebut dengan bai' al-`inah. Model ini tidak diperbolehkan karena ini adalah trik untuk mendapat sejumlah uang secara kontan dengan uang yang jumlahnya lebih banyak secara tidak kontan.

🌏http://www.binbaz.org.sa/fatawa/3845

http://telegram.me/ukhwh

صور من بيع التقسيط المحرم
س 7: حبذا يا سماحة الشيخ لو تذكرون لنا بعض صور البيع بالتقسيط المحرمة ؟ جزاكم الله خيرا نشر في مجلة (الدعوة) العدد (16541) في 21 ربيع الآخر 1419هـ. .
ج: إذا اشترى الإنسان شيئا مؤجلا بأقساط ثم باعه نقدا على من اشتراه منه فهذا يسمى بيع العينة ، وهو لا يجوز ، لكن إذا باعه على غيره فلا بأس؛ كأن يشتري سيارة بالتقسيط ثم يبيعها على آخر نقدا؛ ليتزوج؛ أو ليوفي دينه ، أو لشراء سكن ، فلا بأس في ذلك. أما كونه يشتري السيارة أو غيرها بالتقسيط ثم يبيعها بالنقد على صاحبها ، فهذا يسمى العينة؛ لأنها حيلة لأخذ دراهم نقدا بدراهم أكثر منها مؤجلة.

AL-UKHUWWAH, [05.01.17 06:51]
HUKUM MEMINTA ORANG LAIN MEMBELI BARANG SECARA KONTAN UNTUK DIJUAL KEMBALI KEPADANYA SECARA KREDIT

📢Fatwa Lajnah Daimah

📁Fatwa Nomor: 2020

Pertanyaan: Seseorang meminta temannya untuk membeli mobil secara kontan untuk dijual kembali kepadanya secara kredit dengan adanya laba. Dengan kata lain, bila harga mobil seharga seribu secara kontan, maka dia jual kembali seharga seribu seratus secara kredit misalnya, maka bagaimana hukumnya? Mohon disertakan pula penjelasan mengenai ucapan Imam Malik rahimahullah bahwa beliau menerima riwayat hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang melarang dua akad dalam satu transaksi. Mohon pula dijelaskan mengenai bentuk-bentuk transaksinya. Apakah ini termasuk dalam kategori riba?

Jawaban:
Seseorang meminta orang lain untuk membeli mobil tertentu atau yang sudah jelas spesifikasinya, dan orang yang meminta tadi berjanji akan membeli mobil itu darinya. Lalu, mobil tersebut dibeli dan telah menjadi hak miliknya. Dalam keadaan ini, orang yang mengajukan permintaan tersebut boleh membelinya, baik secara kontan maupun kredit , dengan besaran keuntungan yang jelas. Ini tidak termasuk dalam kategori jual beli barang yang belum dimiliki, karena pihak yang diberikan pengajuan itu baru menjual kepada pemesan setelah barang itu dibeli dan dimiliki. Dia tidak boleh menjual kepada kawannya itu sebelum dibeli, atau sudah dibeli namun barangnya belum diterima. Ini berdasarkan larangan Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mengenai menjual barang sebelum dibeli dan dibawa para saudagar ke tempat tinggal mereka.
Adapun larangan Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam tentang dua akad dalam satu transaksi diterangkan dalam penafsiran jumhur ulama berikut ini. Misalnya pemilik barang berkata, "saya jual barang ini dengan 10 dirham kontan, atau 15 dirham selama satu tahun," atau berkata, "saya jual salah satu dari dua ekor kerbau ini seharga seribu riyal," lalu pembeli menerima, dan keduanya berpisah tanpa adanya penentuan akad, kontan atau kredit pada bentuk pertama, atau tanpa ada penentuan salah satu dua ekor kerbau pada bentuk yang kedua. Praktik jual beli seperti ini diharamkan karena tidak adanya kejelasan, apakah kontan atau kredit dan tidak ada kejelasan harga pada kasus yang pertama, sedangkan pada kasus kedua, disebabkan oleh tidak adanya kejelasan objek barang yang dijualbelikan.
Salah satu contoh larangan di atas menurut jumhur ulama adalah perkataan seseorang kepada orang lain, "saya jual rumah saya ini dengan harga sekian, asalkan Anda jual pula rumah Anda ini dengan harga sekian. Atau, syaratnya Anda bekerja sebagai buruh saya selama satu bulan dengan upah sekian. Atau, jika Anda bersedia menikahkan anak perempuan Anda kepada saya dengan mahar sekian. Atau Anda menikah dengan putri saya dengan mahar sekian. Semua ini termasuk bentuk jual beli yang batil karena termasuk dalam kategori dua akad dalam satu transaksi, yang telah dilarang oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Contoh lainnya adalah jual beli 'inah yang cukup populer.
Kami menyarankan Anda untuk menelaah kembali kitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah rahimahullah dalam masalah ini. Telaah pula penjelasan al-'Allamah Ibnu al-Qayyim terhadap hadis Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang hukum dua akad dalam satu transaksi, dalam kitabnya Tahdzib as-Sunan dan I'lam al-Muwaqqi'in.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

📚Al Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta'

Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil: Abdurrazzaq 'Afifi

Anggota: Abdullah bin Qu'ud

http://telegram.me/ukhwh

طلب إنسان من آخر أن يشتري له سلعة بنقد ثم يبيعها له إلى أجل

الفتوى رقم ( 2020 ):

س: طلب إنسان من صديقه أن يشتري له سيارة بنقد، ثم يعيد بيعها له إلى أجل مع الربح في البيع، بمعنى: إذا كانت السيارة بألف عند الشراء بنقد يعيد بيعها لصديقه بألف ومائة مثلاً على أجل معلوم، مع بيان القول في قول الإمام مالك رحمه الله: إنه بلغه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن بيعتين في بيعة، مع رجاء إيراد بعض الصور التي يمكن أن تندرج تحت هذا النهي، وهل يعد من باب الربا؟

ج: إذا طلب إنسان من آخر أن يشتري سيارة مثلاً

AL-UKHUWWAH, [05.01.17 06:51]
معينة، أو موصوفة بوصف يضبطها، ووعده أن يشتريها منه، فاشتراها من طلبت منه، وقبضها، جاز لمن طلبها أن يشتريها منه، بعد ذلك نقدًا أو أقساطًا مؤجلة بربح معلوم، وليس هذا من بيع الإنسان ما ليس عنده؛ لأن من طلبت منه السلعة إنما باعها على طالبها بعد أن اشتراها وقبضها، وليس له أن يبيعها على صديقه مثلاً قبل أن يشتريها أو بعد شرائه إياها وقبل قبضها؛ لنهي النبي صلى الله عليه وسلم عن بيع السلع حيث تبتاع حتى يحوزها التجار إلى رحالهم.
أما ما نهى عنه النبي صلى الله عليه وسلم من البيعتين في بيعة، فقد فسره جمهور العلماء بأن يقول صاحب السلعة: بعتك هذه السلعة بعشرة دراهم مثلاً نقدًا، أو بخمسة عشر إلى سنة مثلاً، أو يقول: بعتك إحدى هاتين البقرتين بألف ريال مثلاً، ويتم القبول من المشتري، ثم يفترقان دون تعيين إحدى الحالين من نقد أو أجل في الصورة الأولى، ودون تعيين إحدى البقرتين مثلاً في الصورة الثانية - فهذا محرم لجهالة الحال من التعجيل أو التأجيل، وجهالة الثمن تبعًا لذلك في المسألة الأولى، ولجهالة السلعة التي وقع عليها العقد في المسألة الثانية.
وجعل منه جمهور العلماء أيضًا قول إنسان لآخر: بعتك داري هذه بكذا؛ على أن تبيعني دارك هذه بكذا، أو على أن تشتغل أجيرًا عندي شهرًا مثلاً بكذا، أو على أن تزوجني ابنتك بكذا، أو على أن أزوجك ابنتي بكذا، فهذه الصور من البيوع الباطلة؛ لكونها من صور البيعتين في بيعة، وقد نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك، ومن صور البيعتين في بيعة مسألة العينة المشهورة.
وننصح لك بمراجعة (المغني) لابن قدامة رحمه الله في هذه المسألة، وكلام العلامة ابن القيم على حديث النبي صلى الله عليه وسلم عن بيعتين في بيعة في كتاب (تهذيب السنن) و (إعلام الموقعين).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضو  نائب رئيس اللجنة  الرئيس
عبد الله بن قعود  عبد الرزاق عفيفي  عبد العزيز بن عبد الله بن باز

AL-UKHUWWAH, [07.01.17 21:37]
HUKUM MENCELA PEMERINTAH DAN ULAMA

🔉Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

📮Pertanyaan:
Wahai syaikh yang terhormat, apakah sebuah kata bisa berpengaruh terhadap keamanan dan membuatnya tidak menentu, seperti selebaran-selebaran yang datang melalui faksimile dari luar negeri, dari orang-orang yang dengki terhadap negeri ini, para pemimpinannya, dan para ulamanya?


Jawaban: Menyebarkan kaset-kaset yang berisi keburukan yang mengajak kepada perpecahan dan perbedaan serta mencela para pemimpin dan ulama tidak diragukan lagi bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk kemungkaran yang besar.
Yang harus dilakukan adalah mewaspadai hal-hal tersebut, baik yang datang dari London dari golongan orang-orang dengki dan jahil yang menjual agama dan amanah mereka kepada setan semisal Muhammad al-Mis`ari dan orang-orang yang bersamanya yang telah banyak mengirim selebaran-selebaran yang berbahaya lagi menyesatkan serta memecah belah persatuan kaum Muslimin. Kita harus waspada terhadap mereka dan memusnahkan semua selebaran yang dikirim tersebut, karena berisi keburukan dan mengajak kepada keburukan. Memberi nasehat bukan dengan cara seperti ini.
Nasehat itu dilakukan dengan memuji perbuatan baik yang dilakukannya dan mendorongnya untuk memperbaiki keadaan dan mengingatkan keburukan yang terjadi. Inilah cara yang ditempuh orang-orang yang menginginkan kebaikan yang suka memberi nasehat di jalan Allah dan kepada hamba-hamba-Nya.

🌏https://binbaz.org.sa/fatawa/2029

http://t.me/ukhwh

حكم سب ولاة الأمور والعلماء

سماحة الشيخ هل الكلمة تؤثر في الأمن وتزعزعه مثل الأوراق التي تأتي بالفاكسات من خارج هذه البلاد، من بعض الحاقدين على هذه البلاد وولاتها وعلمائها؟

توزيع الأشرطة الخبيثة التي تدعو إلى الفرقة والاختلاف، وسب ولاة الأمور والعلماء، لا شك أنها من أعظم المنكرات. والواجب الحذر منها، سواء كانت جاءت من لندن من الحاقدين والجاهلين الذين باعوا دينهم وباعوا أمانتهم على الشيطان من جنس محمد المسعري ومن معه، الذين أرسلوا الكثير من الأوراق الضارة المضلة، والمفرقة للجماعة، يجب الحذر منهم، ويجب إتلاف ما يأتي من هذه الأوراق؛ لأنها شر وتدعو إلى الشر، وما هكذا النصيحة. فالنصيحة تكون بالثناء علىvvh ما فعل من الخير، والحث على إصلاح الأوضاع، والتحذير مما وقع من الشر، هذه طريقة أهل الخير الناصحين لله ولعباده.

AL-UKHUWWAH, [08.01.17 08:22]
HUKUM MERUQYAH ORANG YANG SAKIT DENGAN MEMBACA SELURUH SURAT AL BAQARAH

🔉Fatwa Syaikh Shalih bin Fawzan Al Fawzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Sebagian orang yang melakukan ruqyah memerintahkan orang yang sakit membaca seluruh surat Al Baqarah dalam satu
pertemuan namun ada pihak lain mengatakan tidak ada dalil yang mengkhususkan hal itu. Apakah membaca seluruh surat Al Baqarah atas orang yang sakit ada masalah padanya?

Jawaban:
Tidak ada asalnya hal ini. Membaca seluruh Al Baqarah, hal ini menyusahkan dan tidak ada dalil yang menyebutkannya akan tetapi dia membaca atas orang yang sakit:

➡️tiga surat: surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas;

➡️dibacakan surat Al Fatihah

➡️dan berlindung dengan doa-doa perlindungan yang syar'i.

Hal ini termasuk sebab yang paling besar untuk sembuh dengan ijin Allah Ta'ala.

Adapun membaca seluruh surat Al Baqarah, maka tidak ada dalil yang menyebutkan pembacaannya atas orang yang sakit, karena yang disebutkan tentangnya hanyalah hadits: Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah.

🌏https://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=151955

http://t.me/ukhwh

 فضيلة الشيخ العلامة صالح بن فوزان الفوزان


السؤال :

بعض الذين يقومون بالرقية يأمر المريض بأن يقرأ سورة البقرة كاملة في جلسة واحدة و البعض الاخر يقول ليس هناك دليل يخصص ذلك هل قراءة سورة البقرة كاملة على المريض فيها شيْ ؟

 فضيلة الشيخ :

لا اصل لهذا ، قراءة البقرة كاملة هذا يشق ، و لا ورد به دليل ، إنما يقرأ على المريض السور الثلاث : سورة الإخلاص و الفلق و الناس ، تقرأ عيله سورة الفاتحة ، و يعوذ بالتعويذات الشرعيه ، و هذا من أعظم الأسباب للشفاء بأذن الله ، أما قراءة البقرة كاملة فهذا ما ورد به دليل أنه تقرأ على المريض ، إنما ورد (أن الشيطان يفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة) . نعم

AL-UKHUWWAH, [11.01.17 22:43]
MENGANGKAT KEDUA TANGAN KETIKA DOA ISTIKHARAH

🔉Al Imam Ibnu Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Bolehkah mengangkat kedua tangan ketika doa Istikharah?

Jawaban:
Ya, sunnah termasuk sebab-sebab dikabulkannya doa.

🌏https://www.binbaz.org.sa/noor/6683

http://telegram.me/ukhwh

 رفع اليدين عند دعاء الاستخارة

هل يجوز رفع اليدين أثناء دعاء الاستخارة؟

نعم، سنة من أسباب الإجابة.

AL-UKHUWWAH, [13.01.17 07:44]
MELETAKKAN KALIMAT TAUHID DI ATAS JENAZAH TIDAK DISYARIATKAN

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Diletakkan di atas sebagian jenazah kalimat tauhid. Apa hukumnya?

Jawaban:
Ini tidak disyariatkan, namun disyariatkan mentalqin (menuntun bacaan) sebelum meninggal pada haknya orang yang hampir mati sebelum meninggal. Berdasarkan Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Talqinlah al mawtaa (orang yang meninggal) di antara kalian Laa ilaaha illallah (HR. Muslim)

Al Mawtaa disini yang dimaksud adalah orang-orang yang hampir meninggal sehingga akhir perkataan mereka adalah Laa ilaaha illallah.

Adapun penulisan di atas kafan atau kuburnya, maka tidak boleh.

https://www.binbaz.org.sa/fatawa/2628

http://telegram.me/ukhwh

وضع كلمة التوحيد على الجنائز غير مشروع

يوضع على بعض الجنائز كلمة التوحيد ما الحكم؟

هذا غير مشروع؛ وإنما يشرع التلقين قبل الموت في حق المحتضر؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: ((لقنوا موتاكم لا إله إلا الله)) رواه مسلم. والموتى هنا المراد بهم المحتضرون حتى يكون آخر كلامهم لا إله إلا الله، أما الكتابة على كفنه أو على قبره فلا يجوز.

AL-UKHUWWAH, [14.01.17 15:38]
HUKUM SHALAT ORANG YANG MENGUCAPKAN: RABBANAA WA LAKAL HAMDU TANPA SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH DALAM KONDISI TIDAK TAHU

🔉Al Imam Ibnu Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Pernah dalam shalatku di saat bangkit dari rukuk saya mengucapkan rabbanaa wa lakal hamdu tanpa mengucapkan sami'allaahu liman hamidah. Namun setelah itu saya mendengar bahwa hal itu tidak boleh tetapi wajib mengucapkan sami'allahu liman hamidah. Berdosakah saya pada shalat-shalat yang telah lalu, perlu diketahui bahwa saya dalam kondisi tidak mengetahui ucapan sami'allahu liman hamidah itu wajib dalam shalat. Lantas jika saya menanggung suatu dosa , apa yang mesti saya perbuat? Mohon faidahnya. Semoga Allah Ta'ala membalas kebaikan kepada Anda

Jawaban:
Saya harap tidak ada sedikitpun dosa atasmu karena ketidak tahuan. Meskipun demikian wajib engkau meminta ampun, taubat, dan menyesal atas apa yang terjadi lantaran bermudah-mudahan dan tidak bertanya. Karena yang wajib atas orang yang tidak mengetahui sesuatu adalah bertanya kepada ulama tentang shalat dan selainnya. Apa yang telah lewat sah --alhamdulillah--dan wajib atasmu pada waktu yang akan datang mengucapkan sami'allahu liman hamidah ketika bangkit dari rukuk.

Demikian pula imam dan orang yang shalat sendirian dari kaum pria, masing-masing mengucapkan sami'allahu liman hamidah.

Adapun makmum, maka mengucapkan Rabbanaa walakal hamd. Inilah pendapat yang benar karena tidak wajib atasnya mengucapkan sami'allahu liman hamidah dan tidak pula dianjurkan baginya hal itu. Akan tetapi ini merupakan perkaranya imam dan orang yang shalat sendirian dari kaum pria dan wanita ketika bangkit dari rukuk dia mengucapkan sami'allahu liman hamidah dan ketika i'tidal (lurus berdiri) mengucapkan rabbanaa walakal hamdu atau allahumma rabbanaa walakalhamdu.

Apa yang sudah lalu, kita memohon kepada Allah Ta'ala memaafkan kami dan engkau dan shalatnya sah Însya Allah karena ketidak tahuan.

Hanya saja di masa yang akan datang hendaknya engkau bersungguh-sungguh pada hal itu dan terus di atasnya serta tidak meninggalkan kalimat ini: sami'allahu liman hamidah ketika engkau shalat sendirian. Namun ketika bersama imam engkau mengucapkan rabbana walakal hamdu.

Jadi, jika engkau shalat bersama imam, maka engkau ucapkan rabbanaa walakalhamdu atau Allahumma rabbanaa walakalhamdu

🌏https://www.binbaz.org.sa/noor/6348

http://telegram.me/ukhwh

 حكم صلاة من قال (ربنا ولك الحمد) بدون (سمع الله لمن حمده) جاهلا

لقد كنت في صلاتي أثناء الرفع من الركوع أقول: ربنا ولك الحمد، دون أن أقول: سمع الله لمن حمده، ولكنني بعد ذلك سمعت أنه لا يجوز ذلك، بل لابد أن أقول: سمع الله لمن حمده، فهل علي إثم وذنب في صلواتي التي مضت، مع العلم بأنني لم أكن أعلم بأن قول: سمع الله لمن حمده واجب في الصلاة، وإذا كان علي شيء فماذا أفعل؟ أفيدوني جزاكم الله خيراً

نرجوا أن لا يكون عليك شيء لأجل الجهل, وعليك مع ذلك الاستغفار, والتوبة, والندم على ما حصل من التساهل وعدم السؤال؛ لأن الواجب على من جهل شيئاً أن يسأل أهل العلم في صلاة وغيرها, وما مضى صحيح والحمد لله, وعليك في المستقبل أن تقولي سمع الله لمن حمده عند الرفع من الركوع, وهكذا الإمام, وهكذا المنفرد من الرجال كل واحد يقول سمع الله لمن حمده, أما المأموم فيقول ربنا ولك الحمد هذا هو الصواب, وليس عليه أن يقول سمع الله لمن حمده, ولا يشرع له ذلك, إنما هذا من شأن الإمام والمنفرد من الرجال والنساء, عند الرفع يقول سمع الله لمن حمده, وعند الاستواء يقول ربنا ولك الحمد, أو اللهم ربنا لك الحمد, وما مضى نسأل الله أن يعفوا عنا وعنك, والصلاة صحيحة إن شاء الله من أجل الجهل, ولكن في المستقبل عليك أن تجتهدي في ذلك, وأن تستمري عليه, وألا تتركي هذه الكلمة سمع الله لمن حمده, إذا كنت منفردة, أما مع الإمام فتقولي ربنا ولك الحمد, إذا صليت مع الإمام تقولي ربنا ولك الحمد, أو اللهم ربنا ولك الحمد.

AL-UKHUWWAH, [27.01.17 06:39]
HUKUM DUDUK TAWARUK DALAM SHAF YANG PENUH SESAK

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Bagaimana duduk tawaruk (duduk dengan meletakkan kedua pantatnya di atas tanah) bagi makmum dalam shaf yang penuh sesak?

Jawaban'
Jika mesti berdesak-desakan dan tidak bisa duduk tawaruk, hendaknya dia tidak bertawaruk, karena tawaruk itu sunnah yang dianjurkan dalam tasyahhud akhir, sehingga apabila dengan tawaruk mengganggu saudaranya, maka hendaknya dia tidak duduk tawaruk.

Hendaknya dia duduk di atas kaki kirinya seperti duduknya diantara dua sujud dan tasyahhud awal, karena mengganggu saudaranya itu haram, sedangkan suatu yang haram tidak menjadi halal dengan suatu yang sunnah. Suatu sunnah hendaknya ditinggalkan hingga terhindar dari suatu yang haram, sebab mengganggu saudaranya dan menzalimi mereka merupakan perkara yang tidak boleh.

Jadi apabila kondisinya sempit dalam shaf, hendaknya dia tidak duduk tawaruk, namun hendaknya duduk di atas kaki kirinya seperti keadaannya antara dua sujud apabila dia mampu hal itu.

Adapun apabila kondisinya sakit atau lemah tidak mampu, maka dia lakukan sesuai kemampuannya sehingga terhindar dari menyakiti sebisa mungkin.


💻🔍
http://www.binbaz.org.sa/node/10647

📁http://t.me/Al-Ukhuwwah


🇸🇦

السائل: ماذا عن التورك للمأموم في الصف المزدحم؟

الشيخ: إذا دعت الحاجة إلى التضام وعدم التورك لا يتورك، التورك سنة مستحب في التشهد الأخير ، فإذا كان يؤذي به إخوانه فلا يتورك، يجلس على رجله اليسرى كجلوسه بين السجدتين وفي التشهد الأول ؛ لأن إيذاء إخوانه محرم، فلا يستبيح المحرم بالمستحب، يترك المستحب حتى يتوقى المحرم، فإيذاء إخوانه والتعدي عليهم أمر لا يجوز، فإذا كانت مضايقة في الصف فإنه لا يتورك، بل يجلس على رجله اليسرى كحاله بين السجدتين إذا استطاع ذلك ، أما إذا كان مريض أو عاجز لا يستطيع فيعمل ما يستطيع، ويتوقى الإيذاء مهما استطاع.

AL-UKHUWWAH, [27.01.17 06:40]
PERKATAAN YANG MENYENANGKAN ORANG SAKIT

⛵️Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah berkata:

Para ulama berkata, sepantasnya bagi siapa saja yang menengok orang sakit untuk meringankan rasa sakitnya yakni membuatnya senang dengan mengatakan, masya Allah, engkau pada hari ini dalam kebaikan dan perkataan yang semisalnya.

Tidak mesti dia mengucapkan kepadanya seperti: engkau sehat. Karena bisa jadi penyakit yang dideritanya lebih parah dari kemarin. Sehingga hendaknya dia mengatakan engkau pada hari ini dalam kebaikan.

Karena seorang mukmin seluruh perkaranya baik. Jika ditimpa kesusahan, maka dia dalam kebaikan dan jika diperoleh kesenangan, maka dia dalam kebaikan.

Jadi, hendaknya dia mengatakan pada hari ini engkau dalam kebaikan alhamdulillah dan hal-hal semisalnya yang membuatnya senang.

📚Syarh Riyadhish Shalihin

🌏http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=110906


http://t.me/Al-Ukhuwwah


قال العلماء : ينبغي لمن عاد المريض أن ينفس له في أجله؛ أي يفرحه يقول: ما شاء الله، أنت اليوم في خير وما أشبهه، وليس لأزماً أن يقول له: أنت طيب مثلاً؛ لأنه قد يكون اشد مرضاً من أمس، لكن يقول أنت اليوم في خير،لأن المؤمن كل أمره خير، إن أصابه ضراء فهو في خير، وإن أصابه سراء فهو في خير، فيقول : اليوم أنت بخير والحمد لله، وما أشبه ذلك مما يدخل عليه السرور

AL-UKHUWWAH, [28.01.17 01:46]
APAKAH PARA RASUL DIUTUS KEPADA MANUSIA DAN JIN SEKALIGUS❓

🔉Syaikh Shalih bin Fawzan al Fawzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Penanya ini mengatakan: Syaikh, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam diutus kepada manusia dan jin untuk menyeru kepada tauhid (mengesakan Allah Ta'ala dalam beribadah) dan memperingatkan dari kesyirikan, namun para rasul sebelum Beliau apakah diutus kepada jin pula ataukah jin memiliki nabi-nabi khusus untuk mereka. Mohon beri kami fatwa. Semoga mendapat balasan?

Jawaban:
Bismilahirrahmanirrahim alhamdulillahi rabbil'alamin washallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'Ala Alihi Waashhabihi Ajma'in.

Sesungguhnya para rasul khusus untuk manusia, Allah Ta'ala mengutus rasul dari kalangan manusia kepada mereka, sedangkan jin mengikuti manusia karena jin itu mukallaf (dibebani syariat) mendapat perintah seperti manusia di setiap masa dan tempat sebagaimana Firman Allah: (Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku). Ya. Semoga Allah berbuat baik kepadamu.

🌏http://www.alfawzan.af.org.sa/node/16417

http://t.me/Al-Ukhuwwah

هل الرسل بعثوا إلى الإنس والجن معا


السؤال:
هذا يقول فضيلة الشيخ الرسول الله صلى عليه وسلم بعث إلى الثقلين يدعو إلى التوحيد ويحذر من الشرك لكن الرسل الذين قبله هل بعثوا إلى الجن أم للجن أنبياء خاصة بهم أفتونا مأجورين ؟
الجواب : بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين و صلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين فإن الرسل خاص بالإنس بعثهم الله من الإنس و الجن تبع للإنس والجن مكلفون مأمورون مثل الإنس في كل زمان وفي كل مكان وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون كان (وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ) إلا ليعبدون نعم أحسن الله إليكم .

AL-UKHUWWAH, [28.01.17 14:41]
MAKSUD HADITS: SESUNGGUHNYA SETAN PUTUS ASA DISEMBAH DI JAZIRAH ARAB

🔉Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah

Fadhilatusy Syaikh ditanya: apa maksud sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Sesungguhnya setan putus asa disembah di jazirah arab ini?

Beliau menjawab dengan mengucapkan:
Setan putus asa disembah di jazirah arab ini, namun bukan  menunjukkan tidak terjadinya penyembahan ini karena ketika terjadi pembukaan negeri-negeri Islam dan Islam sudah kuat serta manusia masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondng, maka setan pun putus asa dengan penyembahan kepada selain Allah Ta'ala di jazirah ini.

Jadi, hadits ini adalah pengkabaran tentang apa yang terjadi dalam diri setan pada waktu itu, namun tidak menunjukkan tidak terjadinya hal ini.

📚Majmu' Fatawa Wa Rasail

http://t.me/Al-Ukhuwwah


( 273 ) سئل فضيلة الشيخ: ما معنى قول النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إن الشيطان يئس أن يعبد في هذه الجزيرة » " ؟
فأجاب قائلًا : يأس الشيطان أن يعبد في جزيرة العرب لا يدل على عدم الوقوع ؛ لأنه لما حصلت الفتوحات وقوي الإسلام ودخل الناس في دين الله أفواجًا أيس أن يعبد سوى الله في هذه الجزيرة. فالحديث خبر عما وقع في نفس الشيطان ذلك الوقت ولكنه لا يدل على انتفائه في الواقع

AL-UKHUWWAH, [29.01.17 12:38]
HUKUM MENGINGATKAN IMAM YANG LUPA DENGAN MEMBACA AYAT ALQURAN

🔉Syaikh Shalih bin Fawzan al Fawzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Dalam hal mengingatkan imam  dengan ucapan yang menjadi maslahat shalat
seperti saya mengucapkan kepadanya ketika lupa sujud:

{وَكُنْ مِنْ السَّاجِدِين}

(Dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud) yakni orang-orang yang mendirikan shalat. (QS. Al Hijr:98).

Apakah hal ini perkara yang sah?

Jawaban:
Jika engkau mendatangkan al Quran tidak mengapa.

Adapun jika engkau mendatangkan perkataan selain al Quran, maka tidak boleh.

🌏http://www.alfawzan.af.org.sa/node/16176

http://t.me/Al-Ukhuwwah


السؤال: هل تذكير الإمام بالكلامِ الذي يكونُ في مَصْلَحَةِ الصَّلاة فأقول له إذا نَسِيَ السُّجُود:{وَكُنْ مِنْ السَّاجِدِين}؛ هل هذا أمرٌ مشروعٌ؟
الجواب: إذا أتيتَ بقرآنٍ لا بأس، أمَّا إذا أتيتَ بكلامٍ غير قُرآن فلا يجوز.

AL-UKHUWWAH, [31.01.17 06:56]
SHALAT YANG MEMILIKI SEBAB DITUNAIKAN DI SAAT KAPANPUN

🔉Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Seseorang datang ke masjid setelah shalat Ashar. Bolehkah bagi orang yang sudah shalat Ashar berjamaah, shalat bersamanya dimana waktu ini adalah waktu terlarang shalat?

Jawaban:
Jika seseorang masuk masjid setelah shalat Ashar lalu salah seorang berdiri untuk shalat berjamaah bersamanya dalam rangka bershadaqah kepadanya dengan shalat ini, maka tidak mengapa karena pendapat yang yang kuat bahwa shalat yang memiliki sebab tidak terlarang baik setelah Ashar maupun setelah Shubuh. Larangan itu hanyalah untuk seseorang yang hendak shalat sunah secara mutlak. Inilah yang tidak boleh dilakukan dalam waktu-waktu  terlarang shalat

📀Liqa' al-Bab al-Maftuh 4

http://t.me/al-Ukhuwwah



الصلاة ذات السبب تؤدى في أي وقت
السؤال: أتى شخص إلى المسجد بعد صلاة العصر، هل يجوز لمن صلى العصر مع الإمام أن يصلي معه حيث أن هذا الوقت وقت نهي؟الجواب: إذا دخل الإنسان في المسجد بعد صلاة العصر وقام معه أحد ليتصدق عليه بهذه الصلاة حتى تكون جماعة فلا حرج؛ لأن القول الراجح: أن الصلاة التي لها سبب ليس عنها نهي لا بعد العصر ولا بعد الفجر، والنهي إنما عن شخص أراد أن يتنفل هكذا مطلقاً، هذا هو الذي لا يجوز في أوقات النهي.

Postingan terkait: