Hukum Pemisah Antara Dua Shalat Bagi Orang Yang Niat Menjamak

AL-UKHUWWAH:
HUKUM PEMISAH ANTARA DUA SHALAT BAGI ORANG YANG NIAT MENJAMAK

Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Syaikh, Di salah satu masjid pada hari Jumat yang lalu terjadi hujan di kota Riyadh,kami pun shalat Maghrib Namun setelah shalat Maghrib imam berdiri kemudian kembali lagi dan mendirikan shalat Isya dengan niat jamak sehingga kami pun menjamak. Apa hukum jamak ini?

Jawaban:
Yang terkenal di kalangan mayoritas ulama bahwa jika jamaknya adalah jamak taqdim (di waktu shalat yang pertama), maka wajib melakukan kedua shalat secara muwalah (berturut-turut), namun
muwalah tidak batal dengan jeda dan duduk yang sebentar.

Ulama yang lain berpendapat: jika jamak itu boleh hukumnya, maka tidak mengapa memisah antara kedua shalat meskipun engkau shalat yang pertama di awal waktu dan yang kedua di akhirnya.

Pendapat yang kedua ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dan Beliau berkata: Sesungguhnya jamak tidak berarti menggabung kedua shalat dimana shalat yang kedua setelah yang pertama akan tetapi jamak adalah menggabung dua waktu dimana keduanya menjadi satu waktu. Sehingga kapanpun ada sebab untuk menjamak seperti safar, hujan, sakit, maka tidak mengapa engkau shalat yang pertama di awal waktu dan yang kedua di akhir waktu.

Beliau rahimahullah berpendapat bahwa jamak adalah  menggabung dua waktu sebagiannya dengan sebagian yang lain dan bukan menggabungkan dua shalat sebagiannnya dengan sebagian yang lain.

Berdasarkan pendapat ini kami katakan: kisah yang terjadi dimana imam setelah keluar dan melihat hujan lantas dia kembali dan menjamak, maka kami berpendapat hal ini tidak mengapa dan tidak masalah meskipun tidak tampak jamak baginya kecuali setelah shalat, tidaklah membahayakan karena disyaratkannya niat jamak sebelum takbiratul ihram (takbir di awal shalat) pada shalat yang pertama adalah pendapat yang lemah.

Yang benar bahwasannya tidak dipersyaratkan bahkan sekiranya terjadi hujan setelah salam dari shalat Maghrib boleh baginya menjamak.

📀Liqa' Al Bab Al Maftuh 20

http://telegram.me/ukhwh
[ 10/01/2017 ]

حكم الفصل بين الصلاتين لمن أراد الجمع
السؤال: فضيلة الشيخ: في أحد المساجد في يوم الجمعة الماضية حصل مطر في مدينة الرياض فصلينا المغرب، وبعد الصلاة قام الإمام ثم رجع ثانية وأقام لصلاة العشاء يريد الجمع فجمعنا، فما حكم هذا الجمع؟الجواب: المعروف عند أكثر العلماء أنه إذا كان الجمع جمع تقديم فلا بد من موالاة الصلاتين لكن لا تبطل الموالاة بالضوء الخفيف والجلسة الخفيفة.وقال بعض العلماء: إذا جاز الجمع فلا حرج في الفصل بين الصلاتين حتى لو صليت الأولى في أول الوقت والثانية في آخره.وهذا القول الثاني اختاره شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله، وقال: إن الجمع ليس معناه ضم الصلاتين بحيث تلي الثانية الأولى، وإنما هو ضم الوقتين بحيث يكونان وقتاً واحداً، فمتى وجد سبب الجمع كالسفر والمطر والمرض فلا حرج عليك أن تصلي الأولى في أول الوقت والثانية في آخر الوقت، فهو يرى رحمه الله أن الجمع هو ضم الوقتين بعضهما إلى بعض، وليس ضم الصلاتين بعضهما إلى بعض.فعلى هذا نقول: القصة التي وقعت حيث إن الإمام بعد أن خرج ورأى المطر رجع وجمع، نقول: هذه لا بأس بها ولا حرج فيها حتى لو لم يبد له إلا بعد الصلاة فلا يضر؛ لأنه اشتراط نية الجمع قبل تكبيرة الإحرام في الصلاة الأولى ضعيف، فالصواب أنه لا يشترط بل لو حدث المطر بعد أن سلم من المغرب فله أن يجمع

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi