Penjelasan Seputar Berita Tentang Wanita Yang Beredar Di Media Cetak

PENJELASAN SEPUTAR BERITA TENTANG WANITA YANG BEREDAR DI MEDIA CETAK
Penjelasan Al Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta' (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa)
terhadap berita tentang wanita yang beredar di media cetak
Tanggal 25 / 1 / 1420 Hijriyah
Segala puji hanya milik Allah, dan salawat beserta salam semoga selalu tercurah pada Rasulullah, para sahabat dan para pengikutnya. Selanjutnya,
Di antara hal-hal yang sudah diketahui oleh setiap muslim yang mengenal ajaran agamanya dengan baik adalah, kondisi kehidupan kaum wanita dalam naungan ajaran Islam, khususnya di negara kita ini, yaitu dalam kondisi dimuliakan, terhormat, mendapatkan pekerjaan yang layak, serta mendapatkan hak-hak mereka yang telah ditetapkan oleh Allah. Hal ini tentu jauh berbeda dengan kondisi kehidupan mereka di masa Jahiliyyah dulu ataupun di tengah-tengah masyarakat sekarang ini yang jauh dari nuansa islami, yaitu dalam kondisi bebas, terbuang dan terzalimi.
Kondisi semacam ini merupakan sebuah anugerah yang harus kita syukuri dan menjaganya. Meskipun demikian, tetap saja ada pihak-pihak yang sudah terkontaminasi oleh pemikiran Barat yang tidak suka dengan kondisi terhormat yang dirasakan oleh kaum wanita di negara kita, yaitu kondisi yang memiliki budaya malu, menutup aurat dan budaya memelihara. Mereka ingin kaum wanita di negera ini menjadi seperti wanita-wanita di negara non-muslim dan liberal , lalu mereka mulai menuliskan pandangan mereka di media cetak, dan dengan mengatasnamakan kaum wanita mereka menyampaikan tuntutan-tuntutan yang secara garis besar seperti berikut:
➡1- Melepaskan hijab yang sudah Allah tetapkan dalam firman-Nya: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dalam ayat lain Allah mengatakan: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka dan ayat lain menyebutkan: dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya begitu juga ucapan siti Aisyah - radhiyallahu 'anha - dalam kisah tentang ketertinggalannya dari rombongan dan perjumpaannya dengan Shafwan bin al-Muaththal - radhiyallahu 'anhu -, dimana saat dihampiri beliau berkata sambil menutup wajah: ia pernah melihatku sebelum turun perintah berhijab dan juga ucapan siti Aisyah yang berbunyi:
Kami bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada saat kami berihram. Ketika beberapa orang lelaki melewati kami, maka salah seorang dari kami menjulurkan kerudungnya ke wajahnya, dan ketika mereka pergi kami membukanya serta dalil al-Quran maupun Hadis lainnya yang menunjukkan kewajiban wanita muslimah untuk memakai hijab. Lalu pihak-pihak yang tidak senang tersebut ingin wanita muslimah itu menyeleweng dari firman Allah dan sunnah Nabi-Nya dan tidak menutup aurat, sehingga enak dipandang oleh laki-laki hidung belang dan orang yang hatinya sudah rusak.
➡2 - Menuntut agar wanita diperbolehkan menyetir mobil, tanpa memperhatikan resiko yang akan timbul dan bahaya yang pasti sudah diketahui oleh orang-orang yang cerdas.
➡3 - Menuntut agar wajah wanita dipotret, lalu ditempelkan di KTP yang akan selalu berpindah tangan dan menarik perhatian laki-laki hidung belang. Hal ini tentunya bertujuan untuk melepaskan hijab.
➡4 - Menuntut agar wanita dan laki-laki saling berbaur dan menuntut agar kaum wanita menggeluti profesi khusus laki-laki, meninggalkan pekerjaan mereka yang layak serta sesuai dengan fitrah dan kehormatan. Pihak tersebut mengira bahwa sekedar menggeluti profesi yang sesuai dengan fitrah bagai wanita, itu sama saja artinya dengan tidak memberdayakan kaum wanita.
Padahal itu sangat jelas bertentangan dengan fakta, sebab yang dianggap tidak memberdayakan kaum wanita itu sebenarnya adalah jika menyerahkan sebuah pekerjaan kepada kaum wanita yang tidak sesuai dengan fitrah mereka. Dan hal ini tentunya tidak selaras dengan ajaran yang diusung Islam, seperti: larangan perbauran antara laki-laki dan wanita, larangan berdua-duaan dengan yang bukan muhrim dan larangan bepergian tanpa ditemani muhrim bagi wanita, mengingat dampak-dampak yang tidak baik yang ditimbulkan oleh tindakan-tindakan semacam itu.
Islam sendiri sudah melarang kaum wanita berbaur dengan laki-laki, bahkan sampai pada kegiatan ibadah sekalipun. Oleh sebab itu, Islam sengaja menetapkan posisi saf kaum wanita itu berada di belakang saf kaum laki-laki, dan mendorong kaum wanita untuk melaksanakan salat di rumah saja. Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam - bersabda: Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah untuk mendatangi masjid, dan rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka Semua hal ini bertujuan untuk menjaga kehormatan wanita dan menjauhkan mereka dari penyebab-penyebab timbulnya fitnah.
Oleh sebab itu, tugas kaum muslimin adalah menjaga kehormatan kaum wanita, tidak terpedaya oleh propaganda-propaganda sesat, dan mengambil pelajaran dari apa yang telah dicapai oleh masyarakat yang menerima dan terpedaya oleh propaganda semacam itu, yaitu berupa dampak yang fatal, sebab orang yang beruntung itu adalah orang yang mengambil pelajaran dari orang lain. Begitu juga dengan pemimpin negara kita ini, mereka harus menangkap oknum-oknum bodoh yang mempropaganda tersebut, serta menangkal penyebaran pemikiran mereka yang sesat, agar masyarakat terpelihara dari dampak negatif dan akibatnya yang fatal. Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam - bersabda: Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap lelaki daripada kaum wanita beliau juga bersabda:
Berbuat baiklah kepada kaum wanita Salah satu bentuk berbuat kebajikan terhadap wanita itu adalah menjaga kehormatan dan kesucian mereka, serta menjauhkan mereka dari hal-hal yang bisa menimbulkan fitnah.
Semoga kita semua dibimbing Allah kepada kebaikan dan kemaslahatan.
Semoga shalawat beserta salam senantiasa tercurah pada Nabi kita Muhammad serta kepada keluarga dan para sahabatnya.
Al Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta'
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
https://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=121211
http://t.me/ukhwh
[ 08/01/2017 ]
- بيان من اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء حول ما نشر في الصحف عن المرأة. [بتأريخ 25 / 1 / 1420 هـ.] الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى الله وصحبه ومن اهتدى بهداه، وبعد: فمما لا يخفى على كل مسلم بصير بدينه، ما تعيشه المرأة المسلمة تحت ظلال الإسلام، وفي هذه البلاد خصوصًا، من كرامة وحشمة وعمل لائق بها، ونيل لحقوقها الشرعية التي أوجبها الله لها، خلافًا لما كانت تعيشه في الجاهلية، وتعيشه الآن في بعض المجتمعات المخالفة لآداب الإسلام، من تسيب وضياع وظلم. وهذه نعمة نشكر الله عليها، ويجب علينا المحافظة عليها، إلا أن هناك فئات من الناس، ممن تلوثت ثقافتهم بأفكار الغرب، لا يرضيهم هذا الوضع المشرِّف، الذي تعيشه المرأة في بلادنا من حياء، وستر، وصيانة، ويريدون أن تكون مثل المرأة في البلاد الكافرة والبلاد العلمانية، فصاروا يكتبون في الصحف، ويطالبون باسم المرأة بأشياء تتلخص في: 1 - هتك الحجاب الذي أمرها الله به في قوله: يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ ، وبقوله تعالى: وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ، وبقوله تعالى: وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ ، وقول عائشة رضى الله عنها في قصة تخلفها عن الركب، ومرور صفوان بن المعطل رضي الله عنه عليها، وتخميرها لوجهها لما أحست به قالت: وكان يراني قبل الحجاب ، وقولها: كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم ونحن محرمات، فإذا مر بنا الرجال سدلت إحدانا خمارها على وجهها، فإذا جاوزونا كشفناه ، إلى غير ذلك مما يدل على وجوب الحجاب على المرأة المسلمة من الكتاب والسنة، ويريد هؤلاء منها أن تخالف كتاب ربها وسنة نبيها، وتصبح سافرة يتمتع بالنظر إليها كل طامع، وكل من في قلبه مرض.  - ويطالبون بأن تمكن المرأة من قيادة السيارة رغم ما يترتب على ذلك من مفاسد، وما يعرضها له من مخاطر لا تخفى على ذي بصيرة. " - ويطالبون بتصوير وجه المرأة، ووضع صورتها في بطاقة خاصة بها تتداولها الأيدي، ويطمع فيها كل من في قلبه مرض، ولا شك أن ذلك وسيلة إلى كشف الحجاب. 4 - يطالبون باختلاط المرأة والرجال، وأن تتولى الأعمال التي هي من اختصاص الرجال، وأن تترك عملها اللائق بها والمتلائم مع فطرتها وحشمتها، ويزعمون أن في اقتصارها على العمل اللائق بها تعطيلًا لها. ولا شك أن ذلك خلاف الواقع، فإن توليتها عملًا لا يليق بها هو تعطيلها في الحقيقة، وهذا خلاف ما جاءت به الشريعة من منع الاختلاط بين الرجال والنساء، ومنع خلو المرأة بالرجل الذي لا تحل له، ومنع سفر المرأة بدون محرم؛ لما يترتب على هذه الأمور من المحاذير التي لا تحمد عقباها. ولقد منع الإسلام من الاختلاط بين الرجال والنساء حتى في مواطن العبادة، فجعل موقف النساء في الصلاة خلف الرجال، ورغب في صلاة المرأة في بيتها، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: لا تمنعوا إماء الله مساجد الله وبيوتهن خير لهن ، كل ذلك من أجل المحافظة على كرامة المرأة وإبعادها عن أسباب الفتنة. فالواجب على المسلمين أن يحافظوا على كرامة نسائهم، وأن لا يلتفتوا إلى تلك الدعايات المضللة، وأن يعتبروا بما وصلت إليه المرأة في المجتمعات التي قبلت مثل تلك الدعايات وانخدعت بها، من عواقب وخيمة، فالسعيد من وعظ بغيره، كما يجب على ولاة الأمور في هذه البلاد أن يأخذوا على أيدي هؤلاء السفهاء، ويمنعوا من نشر أفكارهم السيئة؛ حماية للمجتمع من آثارها السيئة وعواقبها الوخيمة، فقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء ، وقال عليه الصلاة والسلام: استوصوا بالنساء خيرًا ، ومن الخير لهن المحافظة على كرامتهن وعفتهن، وإبعادهن عن أسباب الفتنة. وفق الله الجميع لما فيه الخير والصلاح، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وآله وصحبه.
اللجنة الدائمة للبحوث  العلمية والإفتاء.
الرئيس : عبد العزيز بن عبد الله بن باز .
نائب الرئيس : عبد العزيز بن عبد الله بن محمد آل الشيخ.
عضو : عبد الله بن عبد الرحمن الغديان.
عضو : صالح بن فوزان الفوزان.
عضو : بكر بن عبد الله أبو زيد .
المرجع: موقع اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء.
انظر: فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء/المجموعة الأولى/المجلد السابع عشر (الحجاب والزينة)/حجاب المرأة ولباسها/بيان حول ما نشر في الصحف عن المرأة.

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi