Tentang Ibadah Roghbah, Rohbah, dan Khusyu’

Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 49 sd 51)
—---------------------------------------—
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:
ودليل الرغبة والرهبة والخشوع قوله تعالى: {إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ}
Dan dalil untuk Roghbah, Rohbah, dan Khusyu’ adalah firman-Nya –Subhanahu waTa’ala- (artinya):
_“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan (penuh) harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.”_ [ Al-Anbiya : 90 ]
〰〰〰
PENJELASAN:
Pembahasan kita kali ini seputar dalil yang menunjukkan bahwa Roghbah, Rohbah, dan Khusyu’; ketiga perkara itu termasuk ibadah.
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin _rohimahullah_ menjelaskan:
“Di dalam ayat yang mulia ini Allah –Ta’ala- menyifati hamba-hamba-Nya yang ikhlash , bahwasanya mereka berdoa kepada Allah –Ta’ala- dalam keadaan penuh harap, penuh cemas, dengan diiringi rasa khusyu’.
Adapun makna doa dalam ayat, mencakup doa ibadah dan doa masalah (permintaan).
Kita bahas satu persatu dari ketiga macam ibadah di atas –insya Allah-.

〰1 - Tentang “Roghbah” (penuh harap).

Ibnul Atsir –rohimahullah- menjelaskan,
“Seseorang dikatakan memiliki “roghbah” jika ia bersemangat untuk mendapatkan sesuatu dalam keadaan sangat mengharapkannya.”  [ An-Nihayah (2/237) ]

〰〰 Beda “Roghbah” dengan “Roja`”.

Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menjelaskan,
Beda antara keduanya, “Roja`” adalah keinginan (harapan). Sedangkan “Roghbah” adalah usaha untuk mendapatkannya. (Sehingga dikatakan) “Roghbah” adalah buah dari “Roja`”. Karena seseorang itu, apabila mengharapkan sesuatu ia akan berusaha mencari (mendapatkannya). [ al-Madarij (2/55) ]
-Wallahu a’lamu bisshowab-
—---------------------------------------—

Tentang “Rohbah” (penuh cemas) -dengan huruf hijaiyyah “Ha” , di pangkal kerongkongan.

Ibnul Atsir –rohimahullah- menjelaskan,
“Rohbah” artinya takut dan terkejut.”  (An-Nihayah 2/280)
Hampir mirip dengan “Khouf” namun ada perbedaannya.
Beda “Rohbah” dengan “Khouf”.
Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menjelaskan,
“Rohbah adalah terus berlari menjauhi perkara yang dibenci.” Hal itu berlawanan dengan “Roghbah” (dengan huruf “Ghoin”, pen) yang artinya perginya hati dalam mencari (mendapatkan) perkara yang diinginkan. Antara “Roheb” (penuh cemas) dan “Harob” (lari dengan kecepatan tinggi, pen) ada kesesuaian lafadz dan makna.” (Al-Madarij 1/508)
Lafadz-lafadz yang hampir berdekatan maknanya namun bukan sinonim dalam bahasa Arab; al-Wajal (bergetarnya hati), al-Khouf (rasa takut), al-Khosyyah (rasa takut disertai ilmu), ar-Rohbah (penuh cemas). (Lihat al-Madarij 1/507)
-Wallahu a’lamu bisshowab-
—---------------------------------------—

Tentang pengertian “Khusyu’” (penuh ketundukan).

Menurut istilah bahasa Arab:
Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah menjelaskan:
“Khusyu’” pada asal bahasa Arab berarti; “inkhifadh” (merendah), “dzull” (kerendahan), ”Sukun” (ketenangan). [ al-Madaarij (1/516)]
(( Jika ketiga kata itu kita rangkai menjadi kalimat sempurna, maka arti “Khusyu’”: “Merendah dengan penuh kerendahan dan ketenangan.” , Wallahu a’lam. ))

〰〰〰 Beda Khusyu’ dengan “Khudhu’”:

Ibnul Atsir rohimahullah menjelaskan,
“Khusyu’” terlihat pada suara dan pandangan. Sedangkan “Khudhu’” terlihat pada anggota tubuh. [An-Nihayah (2/280) ]
Adapun menurut istilah,
Khusyu’ adalah bangkitnya hati di hadapan Robb-nya dengan penuh ketundukan dan kerendahan. [ al-Madaarij (1/516)]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menjelaskan: “Khusyu’” adalah tunduk dan merendahkan diri karena keagungan Allah Ta’ala, dimana ia telah menerima ketetapan (atau ketentuan)-Nya yang bersifat kauni (kejadian di alam semesta) maupun syar’i (tuntutan syari’at). [ Syarah Tsalatsatil Ushul ]
Pada dasarnya “Khusyu’” adalah sifat terpuji yang semestinya ada pada kaum mukminin. Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Mukminun (artinya):
”Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman (1). (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya. (2)” [ Al-Mukminun: 1-2 ]
〰〰〰
Semoga Allah Ta’ala membantu kita untuk khusyu’ kepada-Nya. Aamiin
-Wallahu a’lamu bisshowab-
Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
[ 24/01/2017 ]
[ 26/01/2017 ]
[ 30/01/2017 ]

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi