![[AUDIO] Pertemuan ke 4: Tidak Ada Cara dan Jalan untuk Mengembalikan Kejayaan Umat Kecuali dengan Kembali Kepada Tuntunan Agama Ini - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 4: Tidak Ada Cara dan Jalan untuk Mengembalikan Kejayaan Umat Kecuali dengan Kembali Kepada Tuntunan Agama Ini - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
📘 Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
👤 Ustadz Muhammad Higa
🏠 Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
📢 Pertemuan ke 4: Tidak Ada Cara dan Jalan untuk Mengembalikan Kejayaan Umat Kecuali dengan Kembali Kepada Tuntunan Agama Ini
📆 06/02/2017
💾 https://drive.google.com/uc?id=1i7j2NQSSBq30HqU9tnWdPTZz1o4nGNOG&export=download
Dharuratul Ihtimam📌
Karya: Asy Syaikh Abdussalam bin Barjas
👉 TRANSKRIP KAJIAN
Pertemuan ke 4
Senin, 06 Februari 2017 (09 Jumadal 'Ula 1438)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Beliau menyebutkan,
"Tidak ada cara dan jalan yang dapat menghantarkan perkara ini (mengembalikan kejayaan umat), membimbing umat untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun diakhirat, kecuali dengan hanya melalui jalan ini (kembali kepada Agama Allah secara kaffah)".
) Sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh.
) Begitupula dalam hadits yg lampau pernah kita sebutkan:
لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُم
"... tidak akan dicabut/dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian".
"Dengannya (memperhatikan, mengamalkan dan mendakwahkannya) akan tumbuh generasi diatas sunnah",
) Dan untuk mencapainya butuh perjuangan, janganlah kita semata-mata mempunyai keinginan dan tidak mau menjalani sebabnya. Kita berharap mempunyai generasi yang baik, tangguh, islami, kuat, berkomitmen berpegang teguh dan menjalankan sunnah Rasulullah ﷺ, sementara kita tidak mau menjalani sebab dan memperjuangkannya.
) Namun, semuanya dimulai dari diri kita, kembali kepada agama Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Kemudian kita amalkan, terapkan, dakwahkan dan berlakukan kepada yang mampu untuk menerapkannya, meskipun dalam ruang lingkup kecil keluarga, seorang pimpinan keluarga terhadap istri dan anak-anaknya, begitupula seorang pimpinan masyarakat kepada warganya, demikian pula seorang pimpinan perusahaan kepada anak buahnya dan seterusnya.
"Akan tumbuh dalam qalbu-qalbu mereka kecintaan terhadap agamanya. Bahkan kecintaan terhadap agamanya, dapat melemahkan kecintaan disisinya (terhadap jiwa, harta dan anak). Maka, ketika itu jiwa-jiwa akan siap untuk menerima setiap kebaikan. Dan akan bertambah baik pula dengan setiap apa yang ia miliki dan berikan, demi membela agama ini".
) Ketika ada satu atau dua hadits, baik dalam hal aqidah maupun fiqh akan mudah menerima, seberapapun tadinya dia merasa berat karena belum tahu, namun ketika dia tahu: ini merupakan hadits shahih (sabda Rasulullah ﷺ), ini merupakan firman Allah maka, akan mudah dirinya menerima setiap kebaikan yang datang.
) Telah disebutkan oleh para ulama terdahulu: "Kebaikan diatas semua kebaikan adalah dengan mengikuti para pendahulu kita yang shalih, sementara kejelekan diatas semua kejelekan adalah dengan menyelisihi jalan pendahulu kita yang shalih" . Maka dengan seseorang kembali kepada agamanya, mengamalkan, dan memperhatikan padanya, maka dengan itu akan dipermudah, dilunakkan jiwanya oleh Allah untuk menerima Al Haq (kebaikan dan kebenaran) dari firman Allah dan sabda Rasulullah ﷺ. Sehingga dia mengatakan: "aku mendengar dan aku taat".
Sebagaimana Allah firmankan dalam salah satu ayatnya:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِم
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. Al-Ahzab: 36)
Dan juga, di ayat yang lain disebutkan:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. An-Nur: 51)
*) Dan yang utama adalah seseorang bersungguh-sungguh untuk mengetahui dan mengilmui apa ajaran Allah dan Rasul-Nya. Jika sudah ada pada dirinya niat baik, semangat untuk mempelajari, membela, menerapkan dan mendakwahkan sunnah ajaran rasulullah ﷺ dan yang tidak kalah penting adalah mengetahui ilmunya.
Oleh karena itu Al-Imam Bukhari dalam salah satu bab kitab shahihnya (Shahih Bukhari), beliau memberi judul bab, yaitu bab: Al-‘Ilmu Qablal Qauli wal ‘Amal (bab: berilmu sebelum berkata dan berucap).
Jangan sampai seseorang dengan semangatnya, telah mengerahkan, memperjuangkan, menerapkan dan bahkan memberlakukan kepada anak buah ataupun anggota keluarganya ini dan itu, tetapi tidak sesuai dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ajaran Rasulullah ﷺ.
Kemudian syaikh mengatakan,
"Sungguh aku telah jelaskan, sebagian faedah-faedah, baik yang umum maupun khusus yang memberikan konsekwensi untuk mengamalkan sunnah (berupa faedah-faedah yang dihasilkan dengan mengamalkan dan menerapkan sunnah secara umum/meluas ataupun khusus). Untuk apa syaikh menjelaskan faedah amalan sunnah?, Agar mampu memotivasi seseorang untuk mengamalkan sunnah dengan maksud sebagai hasungan agar orang memperhatikan sunnah Rasulullah ﷺ ".
Disisi lain syaikh mengatakan,
"Aku sertakan dan cantumkan sebagian syubhat-syubhat kerancuan pemikiran yang diteriakkan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai bagian dalam sunnah Rasulullah ﷺ, sehingga membuat orang tidak butuh dengan sunnah, membuat orang meremehkan tentang pentingnya kembali mempelajari dari sunnah rasul. Dan aku bantah (syubhat tersebut) secara ringkas. Semua Taufik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala".
) Terkadang sebagian tidak mengetahui ilmunya, tidak membaca kitab atau bimbingan ulama, namun terkadang sebagian: mengira-ira, mengikuti perasaan, mengikuti kebanyakan orang dan mengikuti akalnya.
) Kemudian merekapun berpendapat, mengeluarkan ide dan ideologinya dan setelahnya, mereka melemparkan syubhat-syubhat, sehingga membuat orang tidak butuh dengan sunnah dan meremehkannya.
) Beliau sebutkan faedah (fadhail) beramal dengan sunnah dan keutamaan-keutamaannya, dengan maksud mendorong (at-Targhib) agar seseorang mau mengamalkan dan memperhatikan sunnah.
) Beliau juga menyebutkan sebagian syubhat (kerancuan pemikiran) yang dihembuskan oleh sebagian pihak yang tidak mengetahui ilmu sunnah, namun mereka lontarkan syubhat tersebut.
) Hadits Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
) Selamat agamanya, karena ia tidak berbuat dosa (diam karena tidak tahu hukumnya dan berhati-hati dari perkara syubhat) dan selamat kehormatannya, (misal: karena ternyata yang syubhat tadi adalah hal yang haram hukumnya).
) Terlebih dijaman belakangan, yang terkadang sadar atau tidak, masyarakat dihasung untuk berani mengutarakan aspirasinya (berbicara dimedia sosial), bahkan yang bukan pada kapasitas maupun bidangnya.
) Yang belum mempelajari ilmu agama, berkata tentang agama dan mengomentari tentang hukum yang besar (halal dan haram) dan disejajarkan bahkan didudukkan, dibuat dialog bahkan diperdebatkan antara seorang ahli agama dengan yang tidak, lalu dijadikan ajang debat kusir dan dimunculkannya pemikiran dan syubhat-syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahui.
) Sedangkan untuk munaqasyah (perdebatan dengan cara yang baik atau diskusi ilmiyah antara pakarnya) telah dilakukan sejak dahulu dengan batasan Syar'iyah. Imam Ahmad berdialog dengan Imam Syafi'i.
) Sebelumnya seseorang belum tahu tentang salah satu hukum, kemudian dia menyepelekannya. Disisi lainnya, ketika dia sudah tahu sekilas (sebagian dari hukumnya) kemudian karena semangatnya, dia menggebu-gebu memperjuangkannya dan serta merta langsung menyalahkan yang sebaliknya. Tanpa tahu ini ranah khilaf diantara para ulama Ahlussunnah (tekadang dalam bab fiqh, ibadah atau terkadang dalam aqidah).
*) Contoh dalam perkara shifat shalat:
Seseorang memegangi perkara shalat dan dia baru tahu satu hadits, dan tidak tahu yang lain.
a. Dia tahu sebuah hadits, Rasulullah ﷺ tentang shalat 4 rakaat ba'da jum'at.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا
“Jika salah seorang di antara kalian shalat Jum’at, maka lakukanlah shalat setelahnya empat raka’at.” (HR. Muslim no. 881)
Kemudian dia pegangi hadits ini, ketika dia melihat seseorang shalat ba'da jum'at 2 rakaat, dia salahkan.
b. Kemudian ada lagi seseorang yang hanya mengetahui hadits rasulullah ﷺ, tentang shalat ba'da jum'at 2 rakaat
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan dari Ibnu ‘Umar,
أَنَّهُ كَانَ إِذَا صَلَّى الْجُمُعَةَ انْصَرَفَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصْنَعُ ذَلِكَ
“Jika Ibnu ‘Umar melaksanakan shalat Jum’at, setelahnya ia melaksanakan shalat dua raka’at di rumahnya. Lalu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan seperti itu.” (HR. Muslim no. 882)
Dan dia menyalahkan yang shalat 4 rakaat.
c. Ada seseorang yang tahu hadits keduanya, rasul shalat 4 rakaat dan 2 rakaat ba'da jum'ah keduanya boleh.
d. Kemudian ada yang mengetahui kedua hadits tersebut serta mengetahui rincian dari ahlul ilmu, bahwa: 2 rakaat ba'da jum'at dilakukan rasulullah ﷺ dirumah sedangkan yang shalat 4 rakaat ba'da jum'at dilakukan rasulullah ﷺ dimasjid.
Ini menunjukkan seseorang tahu satu dengan dua hadits sudah berbeda. lalu bagaimana orang yang baru tahu satu-dua hadits dengan yang hafal shahih bukhari dan kutubus sittah?
) Siapa tidak mengenali khilaf perbedaan pendapat diantara para ulama, maka dia belum mengendus atau mencium fiqh.
Begitu pula seorang muslim dalam aqidah diperintahkan untuk kembali pada agama Allah, kembali pada Qur'an dan hadits, sehingga dia dengan semangat, namun termasuk didalam penerapan sunnah rasulullah ﷺ tidak seperti yang dia terapkan. Terkadang demikian, niatnya sudah benar namun ketika menerapkannya tidak sesuai dengan tuntunan rasulullah ﷺ. Dan apabila yang seperti ini menahan dirinya akan lebih baik, namun apabila yg baru tahu ini tidak mengikuti bimbingan dan fatwa ulama kibar terlebih dalam masalah besar namun dia berkomentar, memposting, membicarakan dengan ucapannya dan pemikirannya sendiri maka akan menimbulkan syubhat.
Selanjutnya didalam muqaddimahnya, beliau mengatakan*,
"Segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan kita untuk masuk kedalam agamanya secara totalitas (kaffah) baik fardhu maupun sunnahnya".
Allah Ta'ala memerintahkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh.
Dan beliau juga menyebutkan,
"Semoga shalawat dan selamat yang tersempurna, Allah curahkan kepada Rasulullah ﷺ, agar beliau menjadi suri tauladan kita pada setiap urusan beliau ﷺ (pada berdiri dan duduknya, bergerak dan diamnya). Beliau berpesan: "Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku, ajaranku dan ajaran khulafaur rasyidin, gigit erat-erat dengan gigi geraham kalian".
Kemudian syaikh mengatakan,
"Semoga Allah melimpahkan salam dan shalawat kepada beliau Rasulullah ﷺ, keluarga, pengikut dan sahabat beliau yang dimuliakan dengan kemuliaan karena mengikuti sunnah. Balasan bagi mereka sesuai dengan amalan mereka, mereka golongan yang mengatakan: "Berpegang teguh dengan sunnah rasul adalah keselamatan". Semoga Allah meridhai mereka dan yang mengikuti jalannya mereka dengan baik, meneladani dan mengikuti jejak mereka, sampai tegaknya hari kiamat".
"Sesungguhnya perkara yang paling berhak untuk diperhatikan, dan yang paling utama diluangkan waktunya oleh seorang muslim yaitu amalan yang terus-menerus berkesinambungan untuk senantiasa berusaha mengikuti setiap atsar jejak-jejak peninggalan nabi ﷺ, membentuknya dalam kehidupannya sehari-hari dan semampunya. Dan Allah janjikan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa".
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
📁Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
📁kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
📁salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, agama, dinul islam, umat islam, kaum muslimin, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi