![[AUDIO] Pertemuan ke 5: Hidayah Akan Didapat Dengan Mengikuti Sunnah Nabi - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 5: Hidayah Akan Didapat Dengan Mengikuti Sunnah Nabi - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
๐ Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
๐ค Ustadz Muhammad Higa
๐ Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
๐ข Pertemuan ke 5: Hidayah Akan Didapat Dengan Mengikuti Sunnah Nabi
๐ 13/02/2017
๐พ https://drive.google.com/uc?id=1ojLKKsNHD5tO25q5il-BmRaAXKQFiwes&export=download
Dharuratul Ihtimam๐
Karya: Asy Syaikh Abdussalam bin Barjas
๐ TRANSKRIP KAJIAN
Pertemuan ke 05
Senin, 13 Februari 2017 (16 Jumadal 'Ula 1438)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
*Beliau mengatakan*, "Bahwasannya termasuk perkara yang paling berat untuk diperhatikan seorang mukmin, dan paling utama untuk diluangkan waktu-waktunya padanya adalah amalan yang berkesinambungan/terus-menerus, dan ia biasakan untuk ia terus mengikuti jejak peninggalan nabi ๏ทบ, dan membentuknya pada kehidupan sehari-hari semampunya dari kemampuan yang ia miliki".
*Mengapa demikian?*,
Kata Syaikh rahimahullah Ta'ala, beliau menyebutkan, "Dikarenakan tujuan utama seorang mukmin adalah mendapatkan hidayah, yang akan menghantarkan kepada negeri penuh kebahagiaan (jannahnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala)".
๐ Bahkan dalam dua kehidupan: kebahagiaan didunia dan akhirat. Tidak akan seorang mendapatkan kebahagiaan, keberuntungan dan keberhasilan kecuali dengan hidayah tersebut, maka sudah semestinya seorang mukmin untuk berusaha maksimal mencari dan mengusahakan hidayah tersebut, karena hidayah tersebut yang akan mengantarkannya (dengan izin Allah Subhaanahu wa Ta'ala) kepada negeri kebahagiaan.
*Beliau melanjutkan*,
Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
َูุฅِู ุชُุทِูุนُُูู ุชَْูุชَุฏُูุง
Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk (QS. An Nur: 54)
๐ Dan apabila kalian mentaatinya (Rasulullah ๏ทบ), niscaya kalian akan mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Hidayah yang senantiasa kita minta:
ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ
Tunjukilah kami jalan yang lurus (QS. Al-Fatihah: 6)
Berikan kami hidayah, tunjukkan kami kejalan yang lurus disetiap rakaat-rakaat shalat kita. Akan tetapi bukan hanya doa dan permintaan tanpa usaha dan sebab yang kita jalani, namun setelah kita berdoa, bersandar dan tawakal kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala kitapun kemudian menempuh sebab-sebabnya.
Apa usaha dan upaya kita untuk mendapatkan hidayah yang kita minta?
Allah sebutkan didalam ayat ini, "Dan jika kamu mentaati ar-rasul ๏ทบ, niscaya kalian akan mendapatkan hidayah dan petunjuk. Ini menunjukkan kepada kita bahwasannya mendapatkan hidayah kepada (ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ) dan hidayah taufik, semata hanya Allah Subhaanahu wa Ta'ala semata yang menentukan. Dan kita berdoa, memohon dan meminta setiap saat (kepada yang memilikiNya, menguasaiNya dan mentakdirkanNya kepada hamba-hambaNya), paling tidaknya pada setiap rokaat shalat kita.
Hidayah akan Allah berikan (dengan izin Allah Subhaanahu wa Ta'ala) bila kita melakukan sebabnya (jika kalian mentaati Rasulullah ๏ทบ). Selain doa memohon dan meminta kita mentaati, meneladani nabi. Dan hal itu tidak mungkin kita tahu, kalau tidak belajar dan mempelajari sunnah-sunnah ajaran nabi ๏ทบ. Setelah kita tahu dan mengilmui tentang sunnah nabi maka kitapun mentaati, mengikutinya, mengamalkan dan mendakwahkannya. Dengan itu Allah janjikan "kalian akan mendapatkan hidayah dan petunjuk".
*Beliau melanjutkan*,
Demikian pula diayat yang lain, Allah Subhaanahu wa Ta'ala sebutkan:
َูุงุชَّุจِุนُُูู َูุนََُّููู ْ ุชَْูุชَุฏَُูู
"dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk" (QS. Al-Araf: 158)
Dan ikuti dia (i'tiba dan teladanilah beliau Rasulullah ๏ทบ). Ini Fi'il amar (fi'il perintah), Kata perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala, memerintahkan kepada kita semua, sanadnya: "jika kalian mentaati nabi ๏ทบ, kalian akan mendapatkan hidayah (ุงْูุฏَِูุง ุงูุตِّุฑَุงุทَ ุงْูู ُุณْุชَِููู َ)
*Beliau melanjutkan*,
Dan diayat lain Allah Subhaanahu wa Ta' ala menyebutkan:
ََّููุฏْ َูุงَู َُููู ْ ِูู ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุฃُุณَْูุฉٌ ุญَุณََูุฉٌ ِّูู َู َูุงَู َูุฑْุฌُู ุงََّููู َูุงَْْูููู َ ุงْูุขุฎِุฑَ َูุฐََูุฑَ ุงََّููู َูุซِูุฑًุง
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al-Ahzab: 21)
_"Kalimat diatas, sebagaimana disebutkan oleh Al Imam al hafizh Ibnu Katsir rahimahullah Ta'ala (ulama syafi'iyah), "(ayat ini) merupakan pokok besar, prinsip agung didalam meneladani dan mencontoh Rasulullah ๏ทบ (dari setiap ucapan, sabda, perbuatan, gerak gerik, maupun keadaan-keadaan beliau Rasulullah ๏ทบ)" ._
๐ Para ulama tidak pernah mengajarkan kita untuk taqlid (mengikuti keseluruhan dari seorang tokoh tertentu). Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Abu hanifah tidak pernah mengajarkan taqlid.
๐ Imam Asy Syafi'i rahimahullah:
ุฅุฐุง ูุฌุฏุชู ูู ูุชุงุจู ุฎูุงู ุณูุฉ ุฑุณูู ุงّٰููู ุตูู ุงّٰููู ุนููู ู ุณูู ، ูููููุง ุจุณูุฉ ุฑุณูู ุงّٰููู، ูุฏุนูุง ู ุง ููุช
_Jika kalian Mendapatkan dalam kitabku menyelisihi sunnah Rasulullah ๏ทบ , maka katakanlah dengan sunnah Rasulullah ๏ทบ maka tinggalkanlah ucapanku._
ุฅุฐุง ุฑุฃูุชู ููู ุฃููู ูููุง، َููุฏْ ุตุญ ุนู ุงููุจู ุตูู ุงّٰููู ุนููู ูุณูู ุฎูุงูู، ูุงุนูู ูุง ุฃู ุนููู ูุฏ ุฐูุจ
_Jika kalian melihatku berpendapat, sementara telah datang hadits shahih dari Nabi ๏ทบ yang menyelisihinya, maka ketahuilah oleh kalian sesungguhnya pendapatku telah salah._
ุงِุฐَุง َูุฌَุฏْุชُู ْ َِْููููู ُูุฎَุงُِูู ََْููู ุฑَุณُِْูู ุงِููู ุต َูุงุถْุฑِุจُْููุง ุจَِِْูููููู ุนُุฑْุถَ ุงْูุญَุงุฆِุทِ.
_Apabila kalian mendapati pendapatku menyalahi perkataan Rasulullah๏ทบ , maka lemparkanlah pendapatku ketepi dinding._
Maka jika ada dari kalangan syafi'iyah, pengikut yang mengaku mengikuti Imam Syafi'i, mengambil fatwa beliau yang misalnya keliru dan meninggalkan hadits rasulullah ๏ทบ hakekatnya dia sendiri menyelisihi dan tidak memegangi pesan wasiat Imam Syafi'i.
๐ Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah:
ู ู ุฑุฏ ุญุฏูุซ ุฑุณูู ุงّٰููู ุตูู ุงّٰููู ุนููู ูุณูู ، ููู ุนูู ุดูุง ูููุฉ
_Barangsiapa menolak Hadits Rasulullah ๏ทบ, maka dia ditepi jurang kehancuran._
๐ Imam Malik bin Anas Rahimahullah:
ุฅูู ุง ุฃูุง ุจุดุฑ ุฃุฎุทุฆ ูุฃุตูุจ، ูุงูุธุฑูุง ูู ุฑุฃูู، ููู ู ุง ูุงูู ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ ูุฎุฐูู، ููู ู ุง ูู ููุงูู ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ ูุงุชุฑููู
_Sesungguhnya aku manusia biasa kadang salah kadang benar, maka lihatlah pendapatku, apabila mencocoki Al Qur an dan As Sunnah maka ambilah pendapatku, dan setiap pendapatku yang tidak mencocoki Al Qur an dan As Sunnah maka tinggalkanlah pendapatku._
ُُّูู ุงَุญَุฏٍ ُูุคْุฎَุฐُ ู ِْู َููุงَู ِِู َُูููุฑَุฏُّ ุนََِْูููู ุงِูุงَّ ุตَุงุญِุจَ ูุฐَุง ุงَْููุจْุฑِ. َู ُูุดِْูุฑُ ุงَِูู ุงูุฑَّْูุถَุฉِ ุงูุดَّุฑَِْููุฉِ. َู ِูู ุฑَِูุงَูุฉٍ: ُُّูู َููุงَู ٍ ู ُِْูู ู َْูุจٌُْูู َู ู َุฑْุฏُْูุฏٌ ุงِูุงَّ َููุงَู َ ุตَุงุญِุจِ ูุฐَุง ุงَْููุจْุฑِ.
_Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini (beliau sambil menunjuk kearah makam yang mulia (makam Nabi ๏ทบ). Dan dalam riwayat lain : "Semua perkataan orang itu boleh diterima dan boleh ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini"_
_Syaikh menjelaskan*,_
"Al Imam al hafizh ibnu katsir rahimahullah Ta'ala, menyebutkan bahwa "ayat ini merupakan pokok besar, prinsip agung didalam meneladani dan mencontoh Rasulullah ๏ทบ".
๐ Dan meskipun kita tidak akan mampu menyamai sebagaimana nabi ๏ทบ, jangankan beliau, menyamai sahabat nabipun kita tidak bisa, namun kita memang dituntut dan dituntunkan untuk mencontoh dan meneladani mereka, sekuat dan semampu kita. Mencontoh Rasulullah ๏ทบ, meneladani para sahabat khususnya ijma mereka. Kita ikuti jalan mereka. Dan sikap meneladani nabi ๏ทบ ini, hanya akan ditempuh dan diberi taufik untuk bisa menempuhnya yaitu orang-orang yang mengharap dan yakin akan adanya: perjumpaan, pertanggung jawaban dengan Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan mengimani hari akhir (adanya kehidupan setelah mati, pertanggung jawaban masing-masing setelah mati). Dikarenakan apa yang ada padanya berupa iman dan takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala, mengharap pahala dari Allah (balasan dan ganjaran dari Allah), takut akan siksa dan balasan Allah nanti, inilah yang akan mendorongnya untuk mau meneladani Rasulullah ๏ทบ.
๐ Seorang yang yakin Allah Subhaanahu wa Ta'ala ada, dan Allah Maha melihat dan Maha mendengar, dan Allah akan menghidupkan dan mematikan kita, kemudian Allah akan meminta pertanggung jawaban kita masing-masingnya, begitu pula seorang yang yakin akan adanya alam barzah (alam kubur), hari berakhirnya dunia (kiamat), adanya yaumul hisab (hari penghisaban), dan ia yakin mengimani hari akhir dan tahu akan adanya perjumpaan dengan hari akhir maka diapun mengharapkan balasan yang baik dari sisi Allah Subhaanahu wa Ta'ala, sehingga diapun terdorong untuk beramal shalih dan diapun takut akan siksa dan hukuman dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala maka diapun akan berusaha untuk menghindari larangan-larangannya. Dan siapa yang mencontohkan amalan-amalan baik dan shalih, dan siapa yang mengingatkan keharaman-keharaman yang Allah larang? kalau bukan Rasulullah ๏ทบ. Maka ini akan mendorongnya untuk meneladani Rasulullah ๏ทบ. Imannya terhadap Allah dan hari akhir, karena iman kepada Allah, konsekwensinya mengimani utusan Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan betapa banyak sebagian pihak mengaku nabi namun telah terbongkar kepalsuannya dan kedustaannya. Nabi Muhammad adalah penutup para nabi yang sebelumnya telah datang nabi-nabi dengan mu'zizatnya dan telah banyak hal yang menunjukkan bahwa beliau adalah nabi dengan tanda-tanda kenabian dan beliaupun membawa tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga menunjukkan kebenaran apa yang didakwahkannya, kebenaran bahwa beliau adalah utusan Allah yang tentunya juga menunjukkan yaitu jalan Allah Subhaanahu wa Ta'ala berupa larangan dan perintahNya. Maka rukun islam yang pertama, tidak terpisah antara (َูุงุงََِูู ุงَِّูุงุงُููู) dengan (ู ُุญَู َّุฏًุง ุฑَุณٌุคُู ุงِููู) saling terkait. Barangsiapa mentaati rasul, sungguh ia telah mentaati Allah, dan siapa mau taat kepada Allah maka taatilah Rasulullah ๏ทบ. Iman kepada Allah, iman kepada kitabnya mendorong dia untuk menuruti dan meneladani keputusanNya Subhaanahu wa Ta'ala. Karena seorang utusan tidak membuat ajaran sendiri, membawa dan menyampaikan risalah dari yang mengutusnya. Rasul yang diutus dari sisi Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Yang menyampaikan pesan dari Allah. Maka beliau menyampaikan, memerintahkan dan menyuruh seluruh umat ataupun manusia untuk menjalankan pesan dan perintah beliau. Tetapi beliaupun terkena dan menjadi orang pertama yang melaksanakan perintah tersebut.
*Syaikh kemudian mengatakan*,
"Dan kedudukan seorang mu'min (mulia dan derajat kedudukannya) hanyalah akan dinilai dengan seberapa i'tiba dan sikap dia dalam meneladani rasul ๏ทบ. Maka setiap usaha dan upaya mengikuti sunnah yang lebih banyak, lebih bersungguh-sungguh, maka diapun lebih berhak dan lebih pantas mendapatkan derajat-derajat yang tinggi".
"Oleh karenanya, adalah dahulu para ulama yang telah mendahului kita dari para pendahulu yang shalih, ia jadikan tolak ukur/barometer mereka untuk menilai orang yang akan mereka ambil ilmunya (sebaik-baik perkara yang diambil yaitu ilmu) adalah berpegang teguh dan mencocokinya mereka dengan sunnah ar-rasul ๏ทบ".
"Sebagaimana disebutkan oleh Ibrahim bin an-Nakha'i (Abu 'Ammar Ibrahim bin Yazid bin al-Aswad bin Amr bin Rabiah bin Haritsah bin Sa'ad bin Malik bin an-Nakha'i) pernah berkata, (menceritakan para ulama terdahulu dimasa beliau bahkan sebelumnya) Sejak dulu para ulama, jika mereka mendatangi seseorang (guru/tokoh agama) yang mereka akan ambil ilmunya, mereka akan melihat shalatnya, dan kepada ajarannya dan kepada bentuk/penampilannya, kemudian setelah itu, baru mereka mengambil ilmunya".
"Berkata Abu Al 'Aliyah (Rufai bin Mihraan) Ketika kami mendatangi seseorang, maka kami melihatnya ketika ia shalat, ketika ia baik dalam shalatnya, kami duduk kepadanya, kemudian kami berkata: dia pada perkara lain selain shalat, in syaa Allah-pun baik. Namun, jika ia jelek dalam shalatnya, kamipun berdiri darinya, kami tinggalkan dia dan kami berkata: dia pasti dalam bab selainnya lebih jelek".
๐ Perintah rasul kepada Muadz bin Jabal:
ุฅَِّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุญَِูู ุจَุนَุซَ ِู ُุนَุงุฐَ ุจَْู ุฌَุจٍَู ุฅَِูู ุงَْููู َِู َูุงَู ุฅََِّูู ุณَุชَุฃْุชِู َْููู ًุง ุฃََْูู ِูุชَุงุจٍ َูุฅِุฐَุง ุฌِุฆْุชَُูู ْ َูุงุฏْุนُُูู ْ ุฅَِูู ุฃَْู َูุดَْูุฏُูุง ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงَُّููู َูุฃََّู ู ُุญَู َّุฏًุง ุฑَุณُُูู ุงَِّููู َูุฅِْู ُูู ْ ุฃَุทَุงุนُูุง ََูู ุจِุฐََِูู َูุฃَุฎْุจِุฑُْูู ْ ุฃََّู ุงََّููู َูุฏْ َูุฑَุถَ ุนََِْูููู ْ ุฎَู ْุณَ ุตَََููุงุชٍ
_"Sesungguhnya ketika Rasulullah ๏ทบ mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, (beliau ๏ทบ ) berkata, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Karena itu, jika engkau menjumpai mereka, serulah mereka kepada syahadat, tidak ada yang berhak disembah dengan haq, kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka mentaati engkau dalam hal itu, maka ajarilah mereka, bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam"._
๐ Jika dalam perkara shalat saja belum benar, bagaimana dengan perkara fiqh yang lainnya?
๐ Muhammad bin sirin rahimahullah Ta'ala (Abu Bakr Muhammad bin Sirin al-Anshari)
ุฅู ูุฐุง ุงูุนูู ุฏูู ูุงูุธุฑูุง ุนู ู ุชุฃุฎุฐูู ุฏูููู
“Sesungguhnya ilmu itu agama, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil agamamu.”
๐ Bukan berarti kita mencari seseorang yang sempurna (tidak mungkin, karena manusia bukan malaikat), akan tetapi kita lihat: shalat, aqidah dan ajaran benar, bukan mengajarkan sesuatu yang bid'ah, dia berguru kemana, pelajarannya tentang kitab apa?. Karena apa yang seseorang dengar, lihat dan pelajari selama ini akan mempengaruhi dirinya dalam menyampaikan dan mengajarkan ilmu.
๐ Muhammad bin sirin rahimahullah Ta'ala juga pernah berkata:
ูู ูููููุง ูุณุฃููู ุนู ุงูุฅุณูุงุฏ ููู ุง ููุนุช ุงููุชูุฉ ูุงููุง ุณู ูุง ููุง ุฑุฌุงููู ูููุธุฑ ุฅูู ุฃูู ุงูุณูุฉ ููุคุฎุฐ ุญุฏูุซูู ูููุธุฑ ุฅูู ุฃูู ุงูุจุฏุน ููุง ูุคุฎุฐ ุญุฏูุซูู
“Dahulu mereka tidak pernah bertanya tentang sanad. Namun setelah terjadi fitnah (kedustaan) mereka seleksi, "Sebutkanlah pada kami rijal (para perawi) kalian, apabila dari kalangan Ahlussunnah maka diterima haditsnya, namun jika dari kalangan ahlul bid’ah maka tidak diterima." (Shahih Muslim)
Pada masa fitnah, tidak semuanya benar dalam menyampaikan, sehingga dengan adanya perawi akan diketahui apakah dia pendusta (ูุฐุงุจ), pemalsu hadits (ูุถุงุน), pembohong besar (ุฏุฌุงู), lemah hafalannya (ุณูุฆُ ุงูุญูุธ).
๐ Pesan Rasulullah ๏ทบ kepada Ibnu ’Umar radhiyallahu ’anhuma:
ูุง ุจู ุนู ุฑ ุฏููู ุฏููู ุงูู ุง ูู ูุญู ู ูุฏู ู ูุงูุธุฑ ุนู ู ุชุฃุฎุฐ ุฎุฐ ุนู ุงูุฐูู ุงุณุชูุงู ูุง ููุง ุชุฃุฎุฐ ุนู ุงูุฐูู ู ุงููุง
”Wahai Ibnu ’Umar, agamamu ! agamamu ! Ia adalah darah dan dagingmu. Maka perhatikanlah dari siapa kamu mengambilnya. Ambillah dari orang-orang yang istiqamah (terhadap sunnah), dan jangan ambil dari orang-orang yang melenceng (dari sunnah)”
Sangat penting mempelajari kitab-kitab dan keterangan para ulama, dan ini lebih meminimalisir kita dari ketergelinciran, dibandingkan seseorang berkata dari ide dan pemikiran sendiri (menurut saya...., menurut saya....).
Adapun kitab khusus yang mensyarah ucapan ibnu sirin:
ุฅู ูุฐุง ุงูุนูู ุฏูู ูุงูุธุฑูุง ุนู ู ุชุฃุฎุฐูู ุฏูููู
adalah Syarh Qaul Ibni Sirin, dan diterangkan oleh asy-Syaikh Ahmad Bazmul.
๐ Seorang mukmin bertujuan mencari dan mendapatkan hidayah, selain doa dan kemudian usaha setelahnya. Karena hidayah berkaitan dengan kebahagiaannya kelak.
๐ Pentingnya al Haq/kebenaran ini, sampai-sampai kehormatan seorang muslim (hukum asalnya) yang harusnya dijaga dan dihormati. Namun ketika ada penyimpangan dalam mendakwahkan, menyuarakan kebatilan, menyelisihi kebenaran dan setelah dinasehati tetap tidak rujuk, serta umat terpengaruh, meninggalkan sunnah rasul dan jalan yang lurus karena orang tadi, maka harus disebutkan: "hati-hati dari fulan" (dan bisa dilihat dari mukhadimah shahih muslim tentang perkara ini). Mengkritik seseorang, untuk menjaga perkara agama termasuk syariat dan bukan termasuk ghibah (bukan termasuk ghibah pada 6 perkara, salahsatunya dalam rangka memberi peringatan).
*Dan perkara ini (memberikan peringatan) dilakukan oleh Rasulullah ๏ทบ, para sahabat dan para ulama setelahnya*.
๐ Ibnu Al Munkadir berkata: 'Urwah bin Zubair mendengar Aisyah radhiyallahu anha mengabarkan kepadanya, “Seorang laki-laki meminta izin menemui Nabi ๏ทบ , maka beliau bersabda, ‘Izinkanlah dia masuk. Sungguh dia seburuk-buruk teman bergaul.’ Ketika lelaki itu masuk, Nabi ๏ทบ melemah lembutkan perkataan kepadanya. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah engkau mengatakan apa yang engkau katakan, kemudian engkau melemah lembutkan perkataan kepadanya?. Beliau bersabda, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang yang ditinggalkan manusia (dihindari manusia) karena takut akan kejahatannya.”
๐ _Ketika Nabi ๏ทบ sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah datang, lalu berkata : “Berbuat adillah wahai Muhammad !”. Beliau ๏ทบ bersabda : "Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata : “Ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya !”. Beliau ๏ทบ bersabda : "Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang salah seorang diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan shalat orang itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan tetapi) mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....”_
๐ Ketika dalam perkara dunia, kita sangat selektif memilih. Bengkel mana yang bagus, yang akan kita percaya membongkar mesin kendaraan kita, dokter atau bidan mana yang akan menangani kita atau istri kita didalam permasalahan medis dan begitupula masalah bangunan, masalah pedagang (mana yang jujur, pebisnis mana yang bisa kita ajak kerjasama)... sangat selektif. Namun, bagaimana dengan perkara akhirat kita (agama)?.
Maka apakah seseorang yang berpenampilan dengan berpeci/bersorban kemudian selesai perkaranya? (diambil ilmunya). Tidaklah demikian!
๐ Imam Syafi’i rahimahullah Ta'ala pernah berkata: “Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di atas udara, maka janganlah terpedaya olehnya hingga kalian menimbang perkaranya di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah.”
(Perhatikan amalannya, seberapa dia mencocoki sunnah Rasulullah ๏ทบ).
*Syaikh menjelaskan*,
"Dari risalah al qusyiiriyah dinukilkan oleh Dzunnuun al-Misri, beliau berkata: termasuk diantara tanda seorang mencintai Allah Subhaanahu wa Ta'ala adalah dia mengikuti kekasih Allah yaitu Rasulullah ๏ทบ, (dalam akhlak, perbuatan, perintah-perintah dan sunnah-sunnahnya). Semakin dekat dan berpegang teguh, semakin mengamalkan, mencocoki dan membela sunnah rasul ๏ทบ, maka semakin besar pula potensi tanda-tanda dia didalam kebenaran".
Dan ini diambil dari suatu kebenaran dari firman Allah Ta'ala:
ُْูู ุฅِู ُููุชُู ْ ุชُุญِุจَُّูู ุงََّููู َูุงุชَّุจِุนُِููู ُูุญْุจِุจُْูู ُ ุงَُّููู ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ َูุงَُّููู ุบَُููุฑٌ ุฑَّุญِูู ٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (rasulullah ๏ทบ) , niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Ali Imran: 31)
Ayat ini adalah ayat ujian, seberapa orang mengaku cinta kepada Allah dilihat seberapa dekat dengan sunnah rasul ๏ทบ. Bukan dengan pengakuan, namun dilihat seberapa mencocoki dan meneladani Rasulullah ๏ทบ.
Berkata Al Imam Hasan al Basri, Maka termasuk tanda kecintaan mereka kepada Allah adalah seberapa mereka meneladani sunnah rasulNya (meneladani rasul, in syaa Allah semakin besar kecintaan mereka kepada Allah).
(_Al Imam ibnu Abi Hatim (Al ‘Allamah Abdurrahman Bin Muhammad bin Idris bin Mudzir bin Daud bin Mahran (Abu Muhammad) bin Abi Hatim Al Hanzholi Ar Rozi) meriwayatkan dengan sanadnya) dari Abu Darda' ; "Maka ikutilah Nabi dalam dua amalan: kebaikan dan taqwa dalam tawadhu dan rendah hati"._
Sungguh para ulama rabbani terdahulu sepanjang masa, dari masa ke masa, mereka memiliki usaha yang nyata bagaimana mereka mendorong menghasung umat, untuk mau mengamalkan ajaran rasul ๏ทบ, dengan maknanya yang asli baik dalam bimbingan, pengajaran dan karya tulis mereka. Dan dengan keutamaan dari Allah, kemudian dengan keutamaan usaha yang telah mereka kerahkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
✍️ Koreksi PENTING:
Dalam rekaman disebutkan bahwa Kitab Syarh Qaul Ibnu Siriiin "Inna Haadzal Ilm Diin" adalah karya Syaikh Muhammad bin Umar Baazmuul, yang benar: Ahmad bin Umar Baazmuul. Bersaudara, tetapi lain orang.
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
๐Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
๐kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
๐salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, nasehat, motivasi, pengingat diri, peringatan, as sunnah, tuntunan, ajaran, petunjuk, bimbingan, teladan, nabi muhammad, rasulullah, hadits, hidayah, petunjuk, bimbingan, huda, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi