Sunnah Dalam Berdzikir Setelah Shalat Dengan Suara Keras dan Sendiri-sendiri

SUNNAH DALAM BERDZIKIR SETELAH SHALAT DENGAN SUARA KERAS DAN SENDIRI-SENDIRI (INDIVIDUAL)
Pertanyaan pertama dari fatwa nomor 16802
Pertanyaan 1:
Di kebanyakan mesjid yang ada di tempat kami, terutama di desa-desa, mereka selalu menutup shalat dengan membaca dzikir dengan suara nyaring. Tatkala saya katakan pada mereka bahwa yang paling baik itu adalah menutup shalat dengan berdzikir dengan suara perlahan, mereka beralasan bahwa di antara makmum itu ada yang tidak hafal ayat al-Kursi, atau mereka tidak mampu membaca dzikir -dzikir secara sendiri dengan baik. Oleh sebab itu, saya mengharapkan penjelasan tentang masalah ini. Apakah menutup shalat dengan berzikir dengan suara nyaring itu merupakan tindakan bid'ah yang harus harus dicegah, atau hal itu tidak masalah? Kami mohon Anda memperkenalkan dzikir -dzikir yang dijelaskan as-Sunnah.
Jawaban 1:
Dzikir- dzikir yang sesuai syariat seusai shalat fardu dilakukan secara individual, masing-masing berdzikir yang sesuai dengan syariat dengan suara nyaring, tapi bukan secara bersama-sama, karena itulah yang dilakukan oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan hadits dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, yang menyatakan bahwa berdzikir seusai melaksanakan shalat fardhu dengan suara nyaring sudah ada pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Abbas berkata, "Saya mengetahui selesainya mereka dari shalat, jika saya mendengar suara (dzikir) ". Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim juga ada hadits dari Mughirah bin Syu'bah yang menunjukkan hal itu, serta di dalam Shahih Muslim dari Ibnu az-Zubair juga ada hadits menunjukkan hal yang sama. Berdzikir dengan suara nyaring itu berguna untuk mengingatkan orang lain dan mengajarkan orang yang tidak tahu, namun tidak dilakukan secara bersama-sama, sebab hal itu merupakan tindakan bid'ah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
Al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah Walifta'
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
http://telegram.me/ukhwh
17/02/2017
السؤال الأول من الفتوى رقم ( 16802 )
س 1: في أكثر المساجد عندنا ولا سيما في القرى يحرصون على ختم الصلاة بالذكر جهرًا ولما قلت لهم: الأفضل ختم الصلاة بالأذكار سرًّا احتج البعض بأن بين المصلين من لم يحفظ آية الكرسي أو لا يجيد الأذكار بمفرده فأرجو إلقاء الضوء على هذا الموضوع، وهل ختم الصلاة جهرًا بدعة يجب منعها أم لا بأس بها مع رجاء تعريفنا بالأذكار الواردة في السنة؟
ج 1 : الأذكار المشروعة بعد صلاة الفريضة تؤدى بصفة فردية - كل فرد يأتي بالأذكار المشروعة منفردًا جهرًا - لكن بغير صوت جماعي لفعل الصحابة رضي الله عنهم في عهد النبي صلى الله عليه وسلم؛ لما ثبت في ( الصحيحين ) عن ابن عباس رضي الله عنهما، أن رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد النبي صلى الله عليه وسلم: قال ابن عباس : كنت أعلم إذا انصرفوا بذلك إذا سمعته، وفي ( الصحيحين ) عن المغيرة بن شعبة ما يدل على ذلك، وفي ( صحيح مسلم ) عن ابن الزبير ما يدل على ذلك أيضًا، وفي الجهر بالذكر تذكير للناس وتعليم للجاهل، لكن لا يكون بصوت جماعي لأن ذلك بدعة.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو  عضو  عضو  عضو  الرئيس
بكر أبو زيد  عبد العزيز آل الشيخ  صالح الفوزان  عبد الله بن غديان  عبد العزيز بن عبد الله بن باز

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi