Jangan Merasa Asing Jika Mendengar Tahdzir

JANGAN MERASA ASING JIKA MENDENGAR ‘TAHDZIR’
Karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencontohkannya.
—------------------
“Tahdzir” artinya memberikan peringatan kepada umat dari suatu perkara.
Dari Ummul Mukminin ’Aisyah rodhiyallahu ‘anha, Bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca surat Ali Imron ayat 7;
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
”Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat (*), itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat (**). Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali Imron: 7]
Setelah itu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«فَإِذَا رَأَيْتِ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكِ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ»
“Apabila engkau melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyahibaat, itulah orang-orang yang Allah sebutkan (dalam ayat tadi, pen.), hati-hatilah kalian dari mereka.”
[ HR. Al-Bukhori no.4547 dan Muslim no.2665-(1) ] ,  Derajat Hadits: Shohih.
➖➖➖
(*) Ayat Muhkamat adalah ayat yang maknanya jelas sekali.
(**) Ayat Mutasyabih adalah ayat yang samar, sehingga perkara yang tidak pantas diberikan untuk Allah, kitab, dan Rasul-Nya; dipahami salah oleh orang yang ragu-ragu.
Namun ayat yang seperti ini (tetap) dipahami oleh orang-orang yang berilmu dan kokoh keilmuannya. Dimana pemahaman orang yang berilmu ini tidak sama dengan pemahaman orang jenis pertama.
[ Lihat ”Ushul fit-Tafsir” hal. 46 ]
〰〰〰〰
Asy-Syaikh Rabi’ hafizhohullah menjelaskan;
“Orang yang pertama kali melakukan tahdzir (memperingatkan umat) dari ahlul bid’ah adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. [ Lihat ”Al-Firqotun Najiyah hal.26 ]
〰〰〰〰
Apakah kita masih merasa asing dengan tahdzir, padahal Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melakukannya?
Wallahul Muwaffiq (AH)
#Prinsip #Ahlussunnah #Tahdzir #Revisi
〰〰➰〰〰
  YOOK NGAJI YANG ILMIAH
 (Memfasilitasi Kajian Islam secara Ilmiah)
 Blog: https://Yookngaji.blogspot.com
 Gabung Saluran Telegram: https://t.me/yookngaji
30/03/2017

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi