Pernyataan Istighfar: Pengakuan Kedzhaliman Dalam Diri

PERNYATAAN ISTIGHFAR: PENGAKUAN KEDZHALIMAN DALAM DIRI.
=======================
Ungkapan tersebut terdapat dalam lafadz :
ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Aku telah mendzholimi diri sendiri dan aku mengakui perbuatan dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau “.
Sungguh indah sekali bimbingan Allah bagi orang yang berdosa untuk meminta ampunan kepadaNya semata, dengan pengakuan bahwa ia telah mendzholimi diri sendiri dengan perbuatan dosa tersebut. Sebagaimana Allah mengajarkan kepada Nabi Adam kalimat taubat, yang di dalamnya terkandung pengakuan bahwa ia telah mendzholimi diri sendiri, sebagaimana disebutkan dalam AlQuran :
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
“ Mereka berdua (Adam dan Hawa’) berkata : ‘Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendzholimi diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi “ (Q.S Al-A’raaf : 23).
Pengakuan dosa seorang hamba yang dosanya terkait antara dirinya dengan Allah memang hanya disampaikan kepada Allah, tidak kepada makhluk lain, bahkan disyariatkan untuk dirahasiakan. Jika kita telah melakukan perbuatan dosa yang itu bukan merupakan dosa kita kepada sesama manusia, maka kita harus menyembunyikan dan tidak memberitahukan kepada orang lain bahwa kita telah melakukan perbuatan dosa tersebut. Berkaitan dengan hal ini Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَى إِلاَّ اْلمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ اْلمُجَاهِرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ اْلبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ باَتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتْرَ اللهِ عَنْهُ
“ Semua ummatku dimaafkan kecuali al-Mujaahiriin, yaitu seseorang yang berbuat dosa pada malam hari kemudian pada pagi harinya -padahal Allah telah menutupi aibnya itu - dia berkata : ‘Wahai fulan, tadi malam aku berbuat ini dan itu. Padahal malam harinya Allah telah menutup aibnya, pada pagi harinya ia membuka penutup aib dari Allah untuknya tersebut “(H.R Al-Bukhari-Muslim dalam Shahihnya).
Imam AsSuyuthi Rahimahullah menjelaskan : AlMujaahirin adalah seseorang yang menampakkan perbuatan kemaksiatannya dan menceritakan kepada orang lain. (Lihat AdDiibaaj juz 6 hal 296  cetakan Daaru Ibn Affan tahun 1416 H).
 
~~~~~~~~~~~~~~~~
Dikutip dari Buku "Memahami Makna Bacaan Sholat"
(Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).
▶ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
29/03/2017
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi