[AUDIO] Pertemuan ke 102: 3 Sebab Disyariatkannya Sujud Sahwi - Ustadz Muhammad Higa

[AUDIO] Pertemuan ke 102: 3 Sebab Disyariatkannya Sujud Sahwi - Ustadz Muhammad Higa Download MP3 Audio rekaman kajian
๐Ÿ“˜ Sifat Shalat
๐Ÿ‘ค Ustadz Muhammad Higa
๐Ÿ  Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul


๐Ÿ“ข Pertemuan ke 102: 3 Sebab Disyariatkannya Sujud Sahwi
๐Ÿ“† 11/04/2017

๐Ÿ’พ https://drive.google.com/uc?id=1kfPUq9ag1qOTbxTCj6x4zcrG99H7VIpz&export=download

KAJIAN KITAB SHIFAT SHALAT_๐Ÿ“Œ
_Asy Syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin_

_Selasa, 11 April 2017 (14 Rajab 1438)_

๐Ÿ‘‰  Pertemuan ke -102

Kajian Islam Ahlussunnah
Senin-Selasa, Maghrib s.d. 'Isyaa.
Masjid Nurul Hujjaj Wojo, perempatan ring road selatan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

๐Ÿ“š _Qaidah penting dalam permasalahan sujud Sahwi, Dan hendaknya agar diketahui bahwa yang menjadikan sebab-sebab disyariatkannya Sujud Sahwi itu ada Tiga macam,_

♻️ YANG PERTAMA: Karena ada yang kurang dari shalatnya.
♻️ YANG KEDUA: Karena ada tambahan yang dilakukan oleh seseorang diluar apa yang disyariatkan.
♻️ YANG KETIGA: Keragu-raguan.


♻️ *YANG PERTAMA: Karena ada yang kurang dari kewajiban-kewajiban shalatnya*

▪️ _Apabila seseorang mengucapkan salam, sebelum sempurna shalatnya, dan dia menyengaja mengucapkannya, maka shalatnya tentulah batal._

▪️ _Adapun jika ia lakukan karena lupa, kemudian baru dia ingat maka wajib bagi dia untuk menyempurnakannya, kemudian sujud sahwi (tidak perlu ia ulangi dari awal)._

๐Ÿ” _Contohnya: Seseorang yang mengerjakan shalat Zhuhur, ketika ia telah sampai pada Tasyahhud Awwal maka seharusnya ia membaca bacaan tasyahud awal, lalu berdiri. Tetapi karena lupa, ia membaca bacaan tasyahud hingga selesai seperti tasyahud akhir, kemudian salam. Disini tersisa baginya dia kurang dua rakaat. Maka kami katakan, "Datangkanlah dua rakaat yang engkau kurang kemudian ucapkanlah salam, kemudian sujudlah sahwi dua kali yakni setelah salam."_

✏️ _Dalil dalam permasalahan ini, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,_

ุตَู„َّู‰ ุจِู†َุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِุญْุฏَู‰ ุตَู„َุงุชَูŠْ ุงู„ْุนَุดِูŠِّ ู‚َุงู„َ ุงุจْู†ُ ุณِูŠุฑِูŠู†َ ุณَู…َّุงู‡َุง ุฃَุจُูˆ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ูˆَู„َูƒِู†ْ ู†َุณِูŠุชُ ุฃَู†َุง ู‚َุงู„َ ูَุตَู„َّู‰ ุจِู†َุง ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َ ูَู‚َุงู…َ ุฅِู„َู‰ ุฎَุดَุจَุฉٍ ู…َุนْุฑُูˆุถَุฉٍ ูِูŠ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ูَุงุชَّูƒَุฃَ ุนَู„َูŠْู‡َุง ูƒَุฃَู†َّู‡ ุบَุถْุจَุงู†ُ ูˆَูˆَุถَุนَ ูŠَุฏَู‡ُ ุงู„ْูŠُู…ْู†َู‰ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูŠُุณْุฑَู‰ ูˆَุดَุจَّูƒَ ุจَูŠْู†َ ุฃَุตَุงุจِุนِู‡ِ ูˆَูˆَุถَุนَ ุฎَุฏَّู‡ُ ุงู„ْุฃَูŠْู…َู†َ ุนَู„َู‰ ุธَู‡ْุฑِ ูƒَูِّู‡ِ ุงู„ْูŠُุณْุฑَู‰ ูˆَุฎَุฑَุฌَุชْ ุงู„ุณَّุฑَุนَุงู†ُ ู…ِู†ْ ุฃَุจْูˆَุงุจِ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ูَู‚َุงู„ُูˆุง ู‚َุตُุฑَุชْ ุงู„ุตَّู„َุงุฉُ ูˆَูِูŠ ุงู„ْู‚َูˆْู…ِ ุฃَุจُูˆ ุจَูƒْุฑٍ ูˆَุนُู…َุฑُ ูَู‡َุงุจَุง ุฃَู†ْ ูŠُูƒَู„ِّู…َุงู‡ُ ูˆَูِูŠ ุงู„ْู‚َูˆْู…ِ ุฑَุฌُู„ٌ ูِูŠ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ุทُูˆู„ٌ ูŠُู‚َุงู„ُ ู„َู‡ُ ุฐُูˆ ุงู„ْูŠَุฏَูŠْู†ِ ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَู†َุณِูŠุชَ ุฃَู…ْ ู‚َุตُุฑَุชْ ุงู„ุตَّู„َุงุฉُ ู‚َุงู„َ ู„َู…ْ ุฃَู†ْุณَ ูˆَู„َู…ْ ุชُู‚ْุตَุฑْ ูَู‚َุงู„َ ุฃَูƒَู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุฐُูˆ ุงู„ْูŠَุฏَูŠْู†ِ ูَู‚َุงู„ُูˆุง ู†َุนَู…ْ ูَุชَู‚َุฏَّู…َ ูَุตَู„َّู‰ ู…َุง ุชَุฑَูƒَ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َ ุซُู…َّ ูƒَุจَّุฑَ ูˆَุณَุฌَุฏَ ู…ِุซْู„َ ุณُุฌُูˆุฏِู‡ِ ุฃَูˆْ ุฃَุทْูˆَู„َ ุซُู…َّ ุฑَูَุนَ ุฑَุฃْุณَู‡ُ ูˆَูƒَุจَّุฑَ ุซُู…َّ ูƒَุจَّุฑَ ูˆَุณَุฌَุฏَ ู…ِุซْู„َ ุณُุฌُูˆุฏِู‡ِ ุฃَูˆْ ุฃَุทْูˆَู„َ ุซُู…َّ ุฑَูَุนَ ุฑَุฃْุณَู‡ُ ูˆَูƒَุจَّุฑَ ูَุฑُุจَّู…َุง ุณَุฃَู„ُูˆู‡ُ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َ ูَูŠَู‚ُูˆู„ُ ู†ُุจِّุฆْุชُ ุฃَู†َّ ุนِู…ْุฑَุงู†َ ุจْู†َ ุญُุตَูŠْู†ٍ ู‚َุงู„َ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َ

_"Rasulullah ๏ทบ bersama kami melaksanakan salah satu dari shalat yang berada di waktu malam." Ibnu Sirin berkata, "Abu Hurairah menyebutkan menyebutkan (nama) shalat tersebut, tetapi aku lupa." Abu Hurairah mengatakan, "Beliau shalat bersama kami dua rakaat kemudian salam, kemudian beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid. Beliau lalu berbaring pada kayu tersebut seolah sedang marah dengan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya serta menganyam jari jemarinya, sedangkan pipi kanannya diletakkan pada punggung telapak tangan kiri. Kemudian beliau keluar dari pintu masjid dengan cepat. Orang-orang pun berkata, "Apakah shalat telah diqashar (diringkas)?" Padahal ditengah-tengah orang banyak tersebut ada Abu Bakar dan 'Umar, dan keduanya enggan membicarakannya. Sementara di tengah kerumunan tersebut ada seseorang yang tangannya panjang dan dipanggil dengan nama Dzul Yadain, dia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah Tuan lupa atau shalat diqashar?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar." Beliau bertanya: "Apakah benar yang dikatakan Dzul Yadain?" Orang-orang menjawab, "Benar." Beliau kemudian maju ke depan dan mengerjakan shalat yang tertinggal kemudian salam. Setelah itu beliau takbir dan sujud seperti sujudnya yang dilakukannya atau lebih lama lagi. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir, kemudian takbir dan sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir." Bisa jadi orang-orang bertanya kepadanya (Ibnu Sirin), apakah dalam hadis ada lafadz 'Kemudian beliau salam' lalu ia berkata; aku mendapat berita bahwa Imran bin Hushain berkata; kemudian beliau salam'." (HR. Bukhari no. 460)_

๐Ÿ” _Contoh berikutnya, Seseorang melakukan shalat Shubuh kemudian dia mengucapkan salam pada awal rakaat yakni pada rakaat pertama, setelah selesai shalat baru dia ingat. Maka disini kami katakan dia perlu tambahkan cukup satu rakaat, dia ucapkan salam dan dia sujud dua kali sujud (sujud sahwi) dan kemudian dia salam. Dan dengan contoh seperti ini, maka berlakukanlah pada kasus lain yang semisal._


♻️ *YANG KEDUA: Karena ada tambahan (kelebihan) yang dilakukan oleh seseorang dari apa yang disyariatkan.*

❓ _Seseorang menambahkan dalam shalatnya satu rakaat lebih atau bahkan dua rakaat, satu sujud atau bahkan dua kali sujud atau menambahkan berdiri. Maka bagaimana hukumnya?._

▪️ _Keadaan pertama: Apabila dia sengaja melakukan hal tersebut maka batal shalatnya._

✏️ Batal berdasarkan keumuman sabda Nabi ๏ทบ,_

ู…َู†ْ ุนَู…ِู„َ ุนَู…َู„ุงً ู„َูŠْุณَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฃَู…ْุฑُู†َุง ูَู‡ُูˆَ ุฑَุฏٌّ

_"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak" (HR. Muslim no. 1718)_

▪️ _Keadaan kedua: Apabila dia lakukan hal tersebut karena lupa, maka sesungguhnya tidak batal shalatnya, tetapi jika ia teringat ditengah-tengah tambahannya tersebut, maka wajib baginya untuk segera kembali kepada posisi semula yakni duduk dan membaca tasyahud akhir, kemudian ia ucapkan salam dan dia sujud dua kali sujud dan dia ucapkan salam._

๐Ÿ” _Contohnya, dia berdiri pada rakaat kelima pada shalat dhuhur ketika dia ruku' dan dia bangkit mengucapkan (ุณَู…ุนَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِู…َู†ْ ุญَู…ِุฏَู‡ُ), dia ingat ternyata rakaat ke lima, maka disini dia tidak selesaikan rakaatnya. Bila dia sengaja menyelesaikan rakaat ke lima maka batal shalatnya, tetapi hendaknya segera dia duduk, maka dia baca Tahiyyat, dia sempurnakan tasyahud akhirnya, dia ucapkan salam kemudian sujud dua kali, lalu salam._

๐Ÿ“š _Sebagian saudara-saudara kita keliru dalam permasalahan ini, dia mengatakan jika seseorang sudah terlanjur masuk pada bacaan yang terlebihi, yang mana contohnya adalah rakaat ke-lima, sebagian saudara kita memahami bahwa dia tidak harus duduk tetapi selesaikan. Maka kita katakan "Ini salah", yang disebut tambahan, kalau sudah berlebih gerakannya didalam shalat maka tidak boleh diteruskan (tidak boleh dengan kesadaran/ingatan tanpa lupa). Kapan anda ingat, wajib anda menyudahi kelebihannya. Engkau hendaknya segera duduk, membaca tasyahud, lalu anda ucapkan salam, lalu anda lalukan sujud dua kali dan salam._

✏️ _Dalil dalam permasalahan ini, dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,_

ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุตَู„َّู‰ ุงู„ุถُّู‡ْุฑَ ุฎَู…ْุณًุง، ูَู‚ِูŠْู„َ ู„َู‡ُ : ุฃَุฒِูŠْุฏَ ูِูŠ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉِ؟ ูَู‚َุงู„َ (ูˆَู…َุง ุฐَุงูƒَ؟) ู‚َุงู„ُูˆْุง : ุตَู„َูŠْุชَ ุฎَู…ุณًุง، ูَุณَุฌَุฏَ ุณَุฌْุฏَุชَูŠْู†ِ ุจَุนْุฏَู…َุง ุณَู„َّู…َ. ูˆَูِูŠ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ : ูَุซَู†َู‰ ุฑِุฌْู„َูŠْู‡ِ ูˆَุงุณْุชَู‚ْุจَู„َ ุงู„ู‚ِุจْู„َุฉَ ูَุณَุฌَุฏَ ุณَุฌْุฏَุชَูŠْู†ِ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َุฒ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ)

_"Sesungguhnya Nabi ๏ทบ pernah shalat Zhuhur lima rakaat. Maka ada yang bertanya kepada beliau : "Apakah shalat sengaja ditambah? Beliau menjawab: "Memangnya apa yang terjadi?" Kemudian mereka (para sahabat) menjawab: "Anda telah mengerjakan shalat (dhuhur) lima rakaat. "Maka beliau langsung sujud dua kali kemudian salam". (HR. Mutafaqun Alaih. Al-Bukhari meriwayatkannya dalam (kitab) As-Shalah, bab: Maa jaa’a fii al-qiblah, (404) dengan bentuk ringkas, dan pada hadits (401) dengan bentuk yang panjang, dalam (Kitab) As-Sahwi (1227) dan juga dalam pembahasan-pembahasan lainnya. Sedangkan Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitab Al-Masajid, bab: As-Sahwi fii Ash-Shalah (91) dan (572))_

_Dalam riwayat lain disebutkan: "Maka beliau langsung melipat kedua kakinya dan menghadap kiblat, kemudian sujud dua kali dan salam" (HR. Al-Jama'ah: Abu Dawud meriwayatkannya dalam (kitab) Ash-Shalah, Bab: Idza shalla khamsan (2019) dan (1020), At-Tirmidzi meriwayatkannya dalam Bab: Maa ja'a fii sajdatain as-sahwi ba'da as-salam wa al-kalam (392). An-Nasaa'i meriwayatkannya dalam As-Sahwi, Bab: At-Taharry (III/33), (1242) dan 1243), dan Ibnu Majah dalam Iqamah ash-Shalah, Bab: Ma ja'a fiiman syakka fii shalatihi (1211))_

๐Ÿ“š _Ketika Nabi ๏ทบ menghadap kepada kami dengan wajah beliau, beliau mengatakan: "Seandainya terjadi sesuatu di dalam shalat, pastilah sudah aku beritahukan kepada kalian, akan tetapi akupun juga manusia seperti kalian, aku bisa lupa seperti kalian lupa, maka jika aku lupa, ingatkanlah aku"._

๐Ÿ“š _Kalau begitu, bila anda menambahkan sesuatu dalam shalat karena lupa, kemudian anda teringat di tengah tambahan tersebut, maka segeralah duduk, sempurnakan tasyahud dan salam, kemudian sujudlah dua kali sujud dan ucapkanlah salam kembali. Adapun jika anda tidak teringat shalat lima rakaat, kecuali saat di tasyahhud, maka kita katakan tasyahud dan salamlah, dan sujudlah dua kali sujud dan salam._

๐Ÿ” _Contoh yang lain tentang kekurangan. Seseorang shalat dhuhur misalnya, dan kemudian dia berdiri dari tasyahud awal tanpa ia duduk (tidak dia lakukan tasyahud awal)._

▪️ _Maka kita katakan, jika anda mengingatnya/diingatkan orang lain sebelum tegak berdiri, maka hendaknya ia rujuk, kembalilah ke tempat anda semula (duduk tasyahud awal) dan sempurnakan shalat anda tadi (sujud sahwi dilakukan setelah salam karena ada tambahan gerakan berdiri)._

▪️ _Namun bila anda mengingatnya/diingatkan orang lain setelah tegak berdiri, maka dalam keadaan seperti ini tidak perlu ada kembali ke tasyahud awal, teruskan shalat. Sama saja apakah anda sudah masuk dalam bacaan Al-Fatihah atau bahkan anda belum memulai membaca Al-fatihah tetapi sudah tegak berdiri. Maka lanjutkanlah dalam shalat anda dan dalam kondisi seperti ini, sujudlah dengan dua kali sujud sebelum salam (karena ada yang kurang, yaitu tasyahhud awal)._

✏️ _Dalil dalam permasalahan ini, dari Abdullah bin Buhainah Radhiyallahu a'nhu,_

ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุตَู„َّู‰ ุจِู‡ِู…ُ ุงู„ุธُّู‡ْุฑَ ูَู‚َุงู…َ ูِูŠ ุงู„ุฑَّูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ุงู„ุฃُูˆ ู„َูŠَูŠْู†ِ ูˆَู„َู… ูŠَุฌْู„ِุณْ (ู„ู„ِุชَّุดَู‡ُุฏِ ุงْู„ู„ุฃَูˆَّู„) ูَู‚َุงู…َ ุงู„ู†َّุงุณَ ู…َุนَู‡ُ ุญَุชَّู‰ ุฅِุฐَุง ู‚َุถَู‰ ุงู„ุตَู„ุงَุฉَ ูˆَุงู†ْุชَุธَุฑَ ุงู„ู†َّุงุณُ ุชَุณْู„ِูŠู…َู‡ُ ูƒَุจَّุฑَ ูˆَู‡ُูˆَ ุฌَุงู„ِุณُ ูَุณَุฌَุฏَ ุณَุฌْุฏَุชَูŠْู†ِ ู‚َุจْู„َ ุฃَู†ْ ูŠُุณَู„ِّู…َ ุซُู…َّ ุณَู„َّู…َ

_"Sesungguhnya Nabi ๏ทบ pernah shalat dhuhur bersama para sahabat, kemudian beliau langsung berdiri pada rakaat kedua yang pertama dan beliau tidak duduk (yakni tasyahud awal), maka orang-orang pun juga ikut berdiri bersama beliau hingga shalat usai. Kemudian semua orang menunggu-nunggu beliau salam, tetapi beliau bertakbir lagi padahal beliau sedang duduk, kemudian beliau bersujud dua kali sebelum salam, kemudian setelah itu baru beliau salam" (HR. Al-Bukhari: Al-Adzan, Bab: Man lam yara at-Tasyahud wajiban..(829), didalam: As-Sahwi (1223, 1225) dan didalam pembahasan-pembahasan lainnya. Imam Muslim meriwayatkannya dalam Al-Masajid, Bab: As-Sahwu fii ash-Shalah (85) dan (570))_

๐Ÿ“Œ Para Ulama ketika membahas tentang rukun-rukun dan kewajiban shalat, maka yang shahih dalam hal ini tasyahud awal termasuk kewajiban shalat dan bukan rukun shalat. Artinya bila seseorang terlupa tasyahud awal, shalatnya tetap sah dan tidak perlu mengulangi shalatnya, namun diperbaiki dengan sujud sahwi.

๐Ÿ“š _Berkata para ulama ahli ilmu, begitu pula berlaku pada setiap kewajiban-kewajiban dalam shalat yang ditinggalkan seseorang karena lupa, maka dia tidak perlu kembali mengerjakan kewajiban-kewajiban shalat tadi jika sudah berpisah dengan tempatnya._

๐Ÿ“š _Contoh kewajiban shalat -menurut tarjih Syaikh-; seseorang lupa dalam ruku'nya membaca (ุณุจุญุงู† ุฑุจูŠ ุงู„ุนุธูŠู…) dan ketika dia sudah melanjutkan sampai i'tidal (ุณَู…ِุนَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِู…َู†ْ ุญَู…ِุฏَู‡ُ), dia baru teringat kalau dia tadi lupa membaca (ุณุจุญุงู† ุฑุจูŠ ุงู„ุนุธูŠู…) maka disini, dia tidak perlu kembali ruku'. Mengapa?, karena dia telah terlewat pada tempatnya. Akan tetapi hendaknya dia sujud sahwi sebelum dia mengucapkan salam._

๐Ÿ“š _Kalau begitu kaidahnya; sekarang apabila seseorang meninggalkan kewajiban diantara kewajiban shalat karena lupa sampai berpisah dengan tempatnya maka dia tidak perlu kembali ketempatnya semula, tetapi dia perbaiki dengan sujud sahwi dengan dua kali sujud sebelum salam (sesuai hadits Abdullah bin Buhainah Radhiyallahu a'nhu)_


♻️ *YANG KETIGA: Keragu-raguan*

▪️ 1⃣ _Seseorang ragu dalam shalat Zhuhur pada tiga atau empat rakaat. Kami katakan kepadanya, bangunlah dan dirikan shalatmu di atas dasar yang rajih yang menjadi praduga terkuat di sisi anda. Sama saja apakah dugaan terkuat pada rakaat ketiga ataukah pada rakaat keempat, maka sempurnakan shalat berdasarkan praduga terkuat tersebut, dan sujudlah dua kali (sujud sahwi) setelah salam._

๐Ÿ” _Misalnya orang tadi yang ragu-ragu rakaat tiga atau empat, dia mengatakan praduga terkuat di sisi saya adalah rakaat ke-empat, kalau begitu yakini lalu sempurnakan shalat sampai dengan tasyahud ucapkan salam setelahnya, dan sujudlah sahwi setelah salam._

๐Ÿ” _Adapun dia mengatakan, praduga terkuat menurutnya masih rakaat ketiga, kalau begitu yakini bahwa ini masih rakaat ketiga, kemudian lakukan rakaat keempat lalu ucapkan salam dan setelahnya lalukanlah sujud sahwi dan salam kembali._

✏️ _Dalil dalam permasalahan ini, dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi ๏ทบ bersabda,_

ุฅِุฐَุง ุซَูƒَّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ู‚ِูŠ ุตَู„ุงَุชِู‡ِ ูَู„ْูŠَุชَุญَุฑَّ ุงู„ุตَّูˆَุงุจَ ูَู„ْูŠُุชِู…َّ ุนَู„َูŠْู‡ِ، ุซُู…َّ ู„ِูŠُุณَู„ِّู…ْ، ุซُู…َّ ูŠَุณْุฌُุฏُ ุณَุฌْุฏَุชَูŠْู†ِ (ู‡ุฐุง ู„َูุธ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)

_"Apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya, maka hendaklah dia menentukan sendiri yang menurutnya benar, lalu menyempurnakan dengan pilihannya tadi dan salam, kemudian sujud dua kali" (Ini adalah lafazh Al-Bukhari) (HR. Al-Bukhari dalam Ash-Shalah, Bab: At-Tawajjuh Nahwa Al-Qiblah (401) dan Muslim dalam Al-Masajid, Bab: As-Sahwu fii ash-Shalah (89) dan (572))_

▪️ 2⃣ _Seseorang ragu-ragu dalam shalat Zhuhur apakah ini rakaat ketiga ataukah keempat. Kita katakan, Apakah anda bisa menduga rakaat tersebut?. Namun ternyata tidak bisa (benar-benar ragu). Tidak bisa sama sekali teringat, semuanya samar. Kalau begitu bangunlah di atas mana yang anda yakini yang sudah anda kerjakan yaitu rakaat yang terkecil jadikanlah itu rakaat ketiga lalu sempurnakan rakaat keempat dan sujudlah dua kali sujud (sujud sahwi) sebelum anda salam._

✏️ _Dalil dalam permasalahan ini, dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi ๏ทบ pernah bersabda,_

ุฅِุฐَุง ุซَูƒَّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ูِูŠ ุตَู„ุงَุชِู‡ِ ูَู„َู…ِ ูŠَุฏْุฑِ ูƒَู…ْ ุตَู„َّู‰ ุซَู„ุงَุซًุง ุฃَู…ْ ุฃََุฑْุจَุนًุง؟ูَู„ْูŠَุทْุฑَุญِ ุงู„ุดَّูƒَ ูˆَู„ْูŠَุจْู†ِ ุนَู„َู‰ ู…َุงุงุณْุชَูŠْู‚َู†َ ุซُู…َّ ูŠَุณْุฌُุฏُ ุณَุฌุฏَุชَูŠْู†ِ ู‚َุจْู„َ ุฃَู†ْ ูŠُุณَู„ِّู…َ، ูَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุตَู„َّู‰ ุฎَู…ْุณًุง ุดَูَุนْู†َ ู„َู‡ُ ุตَู„ุงَุชُู‡ُ، ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุตَู„َّู‰ ุฅِุชْู…َุงู…ًุง ู„ุฃَِุฑْุจَุนٍ ูƒَุงู†َุชَุง ุชَุฑْุบِูŠْู…ًุง ู„ِู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ

_"Apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya dan dia tidak tahu berapa rakaat dia shalat, tiga atau empat rakaat, maka hendaknya dia membuang keraguan tersebut dan hendaknya dia mengerjakan sesuai dengan apa yang diyakininya, kemudian sujud dua kali sebelum salam. Jika dia ternyata shalat lima rakaat, maka sujudnya tersebut akan mengembalikan kegenapan shalat baginya, sedangkan jika ternyata dia sudah shalat tepat empat rakaat, maka kedua sujudnya tadi untuk membuat marah syetan dan menghinakannya". (HR. Muslim dalam: Al-Masajid, Bab As-Sahwu fii ash-Shalah, (88) dan (571))_

๐Ÿ“š _Kalau begitu, sujud sahwi dilakukan sebelum salam dan ada kalanya sujud sahwi dilakukan setelah salam. Diantara contoh sujud sahwi sebelum salam yakni apabila ada yang kurang, namun sujud sahwi dilakukan setelah salam apabila ada tambahan gerakan atau bacaan. Adapun di antara keragu-raguan, maka dilakukan sujud sahwi sebelum salam kalau tidak bisa mengambil praduga terkuat (diambil rakaat terkecil yang sudah dikerjakan). Tetapi jika ia bisa mengambil praduga terkuat,  maka sempurnakan shalat dan besujud sahwi setelah salam. Maka sesungguhnya shalat yang agung ini seluruhnya secara hakekat seberapapun kita berusaha khusyu' tetap saja ada kekurangannya._


dari t.me/taklim

Kunjungi juga
๐Ÿ“Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
๐Ÿ“kitab sifat shalat nabi (Kumpulan audio dan matan/syarah)
๐Ÿ“salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)

Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, fiqih ibadah, fiqih islam, fiqih muamalah, tata cara ibadah, hukum syar'i, sujud sahwi, sujud karena lupa atau ragu dalam shalat, bantul,

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi