![[AUDIO] Pertemuan ke 12: Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 12: Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
📘 Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
👤 Ustadz Muhammad Higa
🏠 Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
📢 Pertemuan ke 12: Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah
📆 10/04/2017
💾 https://drive.google.com/uc?id=1O8IY5dDe3wEaQ1frJAs8s4qCz6R9FVCg&export=download
TRANSKRIP KAJIAN
📖 *Dharuratul Ihtimam bis-Sunan an-Nabawiyah*📌
*Karya: Asy Syaikh Abdussalam bin Barjas bin Nasir Aali Abdil Karim rahimahullaah Ta'ala*
*Pertemuan ke* 12
*Senin, 10 April 2017 (13 Rajab 1438)*
Ba'da Maghrib- Isya'
*Masjid Nurul Hujjaj*
_Jl. Imogiri Barat, Perempatan Ring Road Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul_
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
📚 _Pasal: Dorongan untuk Berpegang teguh dengan As-sunnah_
✍️ _Dari Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu_
صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الفجر ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ. قلنا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فأوصنَا.
فَقَالَ: أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
_"Suatu ketika Rasulullah ﷺ mengimami kami shalat Fajar, lalu beliau menghadap ke arah kami dan memberikan sebuah nasihat yang sangat menyentuh yang membuat mata menangis dan hati bergetar. Lalu seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat untuk perpisahan! Lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami?" Beliau mengatakan: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, senantiasa taat dan mendengar meskipun yang memerintah adalah seorang budak Habasyah yang hitam. Barangsiapa yang hidup lama diantara kalian sepeninggalku akan melihat banyak perselisihan. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunahku dan sunah Khulafaur rasyidin yang terbimbing dan mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hatilah kalian dengan perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru di dalam agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud)_
📌 Wasiat adalah sebuah pesan yang sangat penting disisi orang yang berwasiat. Wasiat dilakukan dan disampaikan oleh orang yang hendak berpisah. Maka Rasulullah ﷺ ketika menyampaikan wasiat yang ringkas namun padat makna tersebut, membuat para sahabat terharu.
📌 Banyak Faedah yang dapat kita petik dari Hadits Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu tersebut, yaitu:
1⃣ Rasulullah ﷺ senantiasa berangkat ke masjid dan jika tidak ada udzur sakit, beliau tetap mengimami para shahabat.
2⃣ Semangatnya para shahabat menjaga shalat berjamaah di masjid.
3⃣ Saat berkumpul dengan para shahabat, Rasulullah ﷺ menggunakan kesempatan untuk menyampaikan suatu hal yang penting (taushiyah), di sini dilakukan pada ba'da shubuh.
4⃣ Rasulullah ﷺ menghadap jamaah setelah selesai shalat.
5⃣ Rasulullah ﷺ memberikan nasehat yang sangat mengena. Hal ini menunjukkan:
-Khusyu'nya para sahabat ketika mendengarkan nasehat dari Rasulullah ﷺ, dan rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
-Sifat kajian Rasulullah ﷺ kebanyakannya yaitu penuh keseriusan dan sarat makna, bukan majelis ketawa-ketiwi yang tidak menumbuhkan rasa takut, bukan pula obrolan "ngalor-ngidul" yang kosong ilmu.
6⃣ Para shahabat meminta bimbingan kepada seorang alim yaitu Rasulullah ﷺ yang diharapkan menjadi bekal, pegangan di dalam mereka menjalani kehidupan. Terlebih jikalau mereka akan berpisah dengan Rasul ﷺ, mereka meminta wasiat kepada Rasulullah ﷺ.
📌 Diantara wasiat Rasulullah ﷺ adalah:
1⃣ Wasiat untuk taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Wasiat taqwa kepada Allah merupakan wasiatnya para nabi dan rasul.
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,_
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
_Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah (QS. An-Nisa: 131)_
📌 Tanpa taqwa kepada Allah, maka akan terjadi kekacauan, penipuan, kedurhakaan, kedzaliman dan ketidak-tundukkan, baik dari yang berposisi dibawah kepada yang diatas ataupun sebaliknya. Maka dengan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala maka akan timbul rasa takut kepada Allah, berusaha menjalankan syariat dan perintah Allah serta menjauhi laranganNya, sehingga masing-masingnya akan selalu berusaha menjaga diri, memenuhi hak orang lain dan menunaikan kewajiban-kewajibannya.
2⃣ Wasiat untuk mendengar dan taat kepada penguasa,
Rasulullah ﷺ mengatakan: "Barangsiapa yang hidup lama di antara kalian sepeninggalku akan melihat banyak perselisihan".
Masalah ketaatan kepada penguasa disini dilengkapi dengan hadits lain yang menyebutkan selama bukan dalam perkara maksiat.
✍️ _Rasulullah ﷺ bersabda,_
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ.
_"Wajib atas seorang Muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) pada apa-apa yang ia cintai atau ia benci kecuali jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan. Jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat." (HR. Al-Bukhari (no. 2955, 7144), HR. Muslim (no. 1839), HR. At-Tirmidzi (no. 1707), HR. Ibnu Majah (no. 2864), HR. An-Nasa'i (VII/160), HR. Ahmad (II/17, 142))_
📌 Maka selama bukan dalam perkara maksiat, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk mendengar dan taati meskipun ia seorang budak dari Habasyah (Ethiophia). Kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan "Barangsiapa yang hidup lama diantara kalian sepeninggalku akan melihat banyak perselisihan". Dan disebutkan oleh para ulama, bahwasannya sepeninggal Rasulullah ﷺ kepemimpinan akan didapatkan dan diraih bukan dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat. Diantaranya adalah jika seandainya budak Habasyah menjadi pemimpin. Tidak hanya diartikan jelek fisiknya, rendah dan hina dari sisi kedudukan keduniaan;
✍️ _Sebagaimana disebutkan sahabat Abu Dzar radhiyallahu 'anhu,_
إِنَّ خَلِيْلِيْ أَوْصَانِي أَنْ أَسْمَعَ وَ أَطِيْعَ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا مُجَدَّعَ الْأَطْرَافِ
_"Telah mewasiatkan kepadaku kekasihku agar aku mendengar dan taat walaupun yang berkuasa adalah bekas budak yang terpotong hidungnya (cacat)."(HR. Muslim dalam Shahih-nya, 3/467)_
Lebih dari itu, juga disebutkan oleh para ulama, bahwa budak tadi pun telah melanggar syariat.
📌Pemimpin dalam syariat Al-Islam -sebagaimana disebutkan ulama fuqaha- disyaratkan padanya: harus muslim, baligh, laki-laki dan merdeka. Maka apabila budak menjadi pemimpin, sesungguhnya itu tidak memenuhi kriteria dalam syariat.
📌 Namun demi menjaga agar kemudharatan yang lebih besar tidak terjadi dan darah tidak tertumpah, maka Rasulullah ﷺ tetap memerintahkan untuk mendengar dan taat meski dipimpin oleh budak Habasyah.
📌 Oleh karena itu, memberontak terhadap penguasa ada aturan dan syarat-syarat ketat yang disebutkan oleh para ulama, sebab taruhannya tidak sedikit dan bahkan bisa terjadi pertumpahan darah yang sedemikian besar. Maka, ikuti jalan dan syarah para ulama hadits, jangan dengan perasaan atau pemahaman kita sendiri.
📌 Lihat keterangan para ulama yg mensyarah hadits ini. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, disana ada kitab Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Daud. Hadits ini juga diriwayatkan juga oleh Tirmidzi, disana ada kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan Tirmidzi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan sebagian ulama mensyarah kitab sunan Ibnu Majah. Bahkan disebutkan syarah ini diluar kitab sunan, seperti Riyadhus Shalihin tulisan Imam Nawawi dan disyarah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin dan selainnya. Lihatlah keterangan mereka, agar kita tidak salah faham.
Rasulullah ﷺ tetap menyebutkan untuk mendengar dan mentaati, demi menjaga agar tidak terjadi kemudharatan yang lebih besar, karena sangat besar taruhannya, mungkin terjadi pertumpahan darah yang banyak. Dan mungkin pemberontakan satu melahirkan pemberontakan yang berikut dan berikutnya. Satu tidak cocok lalu diberontak, berikutnya lagi tidak terima, terjadi pemberontakan lagi, terjadi lagi yang ketiga, yang keempat dan tidak akan ada henti-hentinya. Dan sesungguhnya apabila tidak diingat dan tidak dipegangi wasiat Rasulullah ﷺ ini, dikhawatirkan akan terjadi baku hantam satu dengan yang lain.
✍️ _Hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,_
... ولم ينقُضوا عهدَ الله وعهد رسولِه إلاّ سلَّط الله عليهم عدوًّا من غيرهم فأخذَ بعضَ ما في أيديهم، وما لم تحكُم أئمّتهم بكتابِ الله ويتخيَّروا ممّا أنزل الله إلا جعَل بأسَهم بينهم (رواه ابن ماجه وصححه الحاكم)
_".... Dan selama pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (Al-Qur’an) dan mengambil yang terbaik dari apa-apa yang diturunkan oleh Allah (syariat Islam), melainkan Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih. Dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)_
📌 Maka apabila ada penguasa yang tidak menerapkan sesuai dengan syariat/hukum Allah, maka akan timbul berbagai macam bentuk kerusakan, maksiat, penyimpangan dan kedzaliman.
📌 Begitupula dengan rakyat, apabila tidak menyikapi penguasa sesuai dengan hukum Allah, seperti halnya mereka menyikapi kedzaliman dengan kedzaliman yang lain, begitupula kebathilan mereka sikapi dengan kebathilan yang lain pula, maka hal ini tidak akan menjadikan jalan keluar, namun yang terjadi adalah masalah semakin bertumpuk dan memperbesar permasalahan.
📌 Dan sesungguhnya di dalam ajaran Islam, seluruh aspek diajarkan dari tingkat yang terkecil yaitu adab buang hajat, adab makan, adab menerima tamu dan bertamu, apalagi dengan urusan yang lebih besar yaitu kenegaraan antara penguasa dengan yang dikuasai (pemerintah dengan rakyat) maka ini jelas diatur. Dan agama kita tidak hanya mengatur urusan shalat dan zakat, bukan hanya mengurusi puasa, namun Allah perintahkan,
✍️ _Sebagaimana firman-Nya,_
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
_"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh"._
📌 Setiap Muslim menginginkan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat diberlakukan disemua lini, dari ruang lingkup yang paling kecil seperti keluarga hingga yang paling besar yaitu pemerintahan. Dan demikian pula aturan syariat di dalam Islam, tidak begitu mudah memberontak dan menggulingkan penguasa. Dan disana ada pembahasan detail dalam permasalahan-permasalahan ini, begitupula ada syarat-syaratnya didalam bab-bab ini.
📌 Begitupula Rasulullah ﷺ menghadapi masyarakat yang heterogen (Yahudi, Nashara dan Musyrikin) dan Rasulullah ﷺ mengatur sebisa mungkin sesuai dengan aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasul menjalin perdamaian untuk menjaga stabilitas keamanan Madinah dengan orang-orang Yahudi agar tidak saling mengganggu dan seterusnya. Dan Rasulullah ﷺ mempererat dan mempersaudarakan ukhuwah diantara shahabat di antara mereka. Apakah antara Anshar terlebih dahulu, suku 'Aus dan Khazraj yang tadinya dendam tidak berkesudahan dan saling baku hantam sebelum datangnya islam dipersatukan dan dipersaudarakan. Bahkan, golongan Anshar (penduduk asli Madinah) dipersaudarakan dengan Muhajirin (para pendatang yang berhijrah dari Makkah). Sebagian menawarkan rumahnya, sebagian meminjamkan kebunnya, sebagian berbagi hasil dengan kurmanya, sebagian menawarkan untuk menikahi wanita. Dan bahkan diawal islam terdahulu (diawal kedatangan Rasulullah ﷺ) Rasul memberlakukan adanya ukhuwah ini sampai tingkat "tawaaruts", saling mewarisi diantara mereka. Salman al Farisi dipersaudarakan dengan Abu Darda', yang lain dipersaudarakan antara Muhajirin dengan Anshar, sampai dianggap saudara, sampai kalau ada yang meninggal saling mewarisi terhadap keluarganya. Mereka dibuat memiliki ikatan yang kuat, namun setelah itu, nantinya dihapus. Setelah baik hubungan mereka, mansukh/terhapus syariat ini. Artinya hukum waris-mewarisi hanya berlaku diantara kerabat saja, tidak lagi diantara yang dipersaudarakan.
📌 Rasulullah ﷺ mengikat perjanjian dengan Yahudi untuk bersama dalam menjaga stabilitas keamanan Madinah, baik dari penyerangan quraisy Makkah ataupun qabilah-qabilah lain. Dan Rasulullah ﷺ juga mengikat sekutu dengan khabilah lain yang mau diajak dalam (البر والتقوى) kebaikan dan taqwa dalam menjaga perdamaian. Namun ketika Yahudi berkhianat dengan membocorkan kelemahan kaum muslimin dan bahkan menghasung mengajak musyrikin untuk mau menyerang Madinah, maka Rasulullah ﷺ menyikapi dan menghadapi mereka sesuai dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
📌 Dan peristiwa pengusiran dan pengepungan terhadap Yahudi ketika itu bukanlah diawali oleh kaum muslimin, namun setelah sekian lama kaum Yahudi banyak sekali mengkhianati perjanjian damai dengan kaum muslimin. Di antara mereka disebutkan menarik jilbab seorang wanita shahabiyah di pasar sehingga terjadi perkelahian dan baku hantam. Bahkan sebagian mereka melakukan usaha pembunuhan terhadap Rasulullah ﷺ dengan mengundang rasul ke rumah mereka dan pada saat beliau duduk menunggu di teras bawah yang tidak beratap, kemudian mereka (Yahudi) naik ke atas bangunan dan siap menjatuhkan alat penggilingan gandum atau semacamnya untuk membunuh Rasulullah ﷺ.
📌 Setelah didapati mereka tidak mengambil pelajaran dengan dimaafkan dan dilonggarkan, maka mereka harus ditindak tegas.
Rasul ﷺ mengepung sebagian mereka (seperti benteng2 Khaibar), sebagian lain diusir, sebagian lain dihukum mati dan sebagian lagi masih diberi kesempatan tinggal dan berbagi hasil cocok tanam. masing-masing mereka mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang mereka perbuat dan lakukan. Namun pada saat kondisi tenang dan jaminan keamanan, mereka mengundang Rasul dan para sahabatnya untuk makan daging kambing (mereka telah bubuhi racun padanya) karena mereka tahu bahwa kesukaan Rasulullah ﷺ adalah paha kambing. Ada sahabat yang wafat karena kejadian tersebut, karena sebab racun wanita tua Yahudi.
📌 Syariat Islam bukanlah ancaman, syariat Islam adalah Rahmatan Lil 'Alamin, namun syariat islam menjadi peringatan dan hukuman tegas bagi siapa yang menyelisihi, menyimpang dan melakukan tindak kejahatan. Itupun rahmat.
_Beliau berwasiat, "Maka wajib atas kalian berpegang teguh atas sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk dan gigit kuat-kuat dengan gigi geraham"_
📌 Ini merupakan sebuah kinayah/ kiasan agar seseorang memegang-erat ajaran Rasulullah ﷺ, ditambah dengan gigitan yang paling kuat yaitu gigitan gigi geraham yang paling belakang. Terlebih di zaman yang semakin jauh dari zaman Rasulullah ﷺ yang disebutkan di dalam hadits adanya Ghuroba (keterasingan islam) dan Ruwaibidhah.
✍️ _Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,_
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
_"Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing." (HR. Muslim dalam Shahihnya, Kitab Iman (145) dan Sunan Ibnu Majah bab Al-Fitan (3986), Musnad Imam Ahmad bin Hambal (2/389))_
✍️ _Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,_
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
_"Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidhah itu?" beliau menjawab: "Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum." (HR. Ibnu Majah no. 4036 dan Ahmad No. 7912)_
📌 Maka, hendaklah kalian berpegang dengan urusan yang kuno/lama, pegangi jalan para shahabat. Apakah para shahabat tidak mendapati para pemimpin yang zhalim?! Tidakkah mereka mendapati Al-Hajjaj bin Yusuf, bukan hanya pembantai rakyatnya, membantai ulama, bahkan sebagian shahabat ada yang ikut terbantai, ditumpuk disamping Ka'bah dan dia menaruh tikar dan duduk diatasnya. Undang-undang Hajjaj bin Yusuf adalah hawa nafsunya, seorang penguasa yang bengis, kejam dan berdarah dingin. Anas bin Malik diajak memberontak kepadanya, tetapi beliau mengingkarinya.
✍️ _Dari Usaid bin Hudhair radhiyallahu 'anhu, Nabi ﷺ bersabda,_
إِنَّكُمْ سَتَلْقَونَ بَعْدِي أَثَرَةً، فَاصْبِرُوا حَتَّىتَلْقَونِي عَلَى الْحَوْضِ
_"Sesungguhnya kalian akan mendapati penguasa-penguasa yang mementingkan diri pribadi dan tidak menunaikan hak rakyat, maka bersabarlah sampai kalian bertemu denganku di al-Haudh (telaga)." (Muttafaq ‘alaih)_
📌 Demikian pula para Ulama, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaah Ta'ala diuji dengan tiga penguasa silih berganti.
Yang pertama, beliau diperintahkan oleh Khalifah Al-Ma'mun bin Harun ar-Rasyid (berfaham Mu'tazilah) untuk mengatakan Al-Qur'an itu makhluk/Al-Qur'an itu ciptaan dan bukan Firman Allah. Imam Ahmad khawatir kalau beliau menjawab seperti itu dan mengikuti, begitupula seluruh ulama, maka Aqidah Islam (aqidah yang sebenarnya) akan hilang dan tidak diketahui masyarakat awam. Beliau tetap menyuarakan kebenaran yaitu: "Al-Qur'an adalah Kalamullah dan bukan makhluk", dan beliau dipanggil. Namun berdoa agar tidak dipertemukan dengan penguasa bengis ini, hingga ia meninggal sebelum Imam Ahmad sampai menghadap.
📌 Pada masa Khalifah berikutnya; Al-Mu'tashim (Abu Ishaq Muhammad bin Harun ar-Rasyid) yang berfaham Mu'tazilah, beliau mengalami penyiksaan berat dan ancaman, beliau dicambuki disiang hari dipertengahan bulan Ramadhan 218 H. Imam Ahmad dibebaskan dari penjara pada tahun 220 H dan didalam penjara selama 28 bulan.
Fuqaha kota Baghdad, mereka ahlinya fatwa, ilmu dan ijtihad pun ketika itu sudah tak tahan hendak melepaskan ketaatan dari kekuasaan khalifah al-Watsiq dengan sebab fitnah pernyataan "Al-qur'an itu makhluk". Mereka menjenguk Imam Ahmad dan mengajaknya memberontak, namun beliau mencegahnya dan mendebat sikap tersebut dan mengatakan: "Hendaklah kalian mengingkarinya dengan hati-hati kalian, jangan kalian melepaskan ketaatan dan memecahkan tongkat (persatuan) kaum muslimin, jangan kalian tumpahkan darah kalian dan darah kaum muslimin bersama kalian, hendaklah kalian memandang akibat perbuatan kalian, bersabarlah sampai merasa tenang orang yang baik, dan diistirahatkan dari orang yang fajir dan bukanlah hal ini (melepaskan ketaatan dari penguasa) dibenarkan, ini menyelisihi atsar".
Sebagian mereka ada yang mengatakan: "Sesungguhnya kami mengkhawatirkan atas anak-anak kami jika perkara ini semakin nampak dan mereka tidak mengetahui selainnya, sehingga Islam menjadi hilang dan terhapus".
✍️ _Maka Imam Ahmad mengatakan kepada mereka,_
كلا إن الله عز و جل ناصر دينه و إن هذا الأمر له رب ينصره و إن الإسلام عزيز منيع
_"Sekali-kali tidak, sesungguhnya Allah menolong agamanya dan sesungguhnya perkara ini, ada Rabb yang akan menolongnya dan sesungguhnya Islam itu mulia dan terbentengi"._
Maka mereka keluar dari Abu Abdillah (Imam Ahmad) dan beliau tidak menjawab mereka sedikitpun dari perkara yang mereka inginkan melainkan beliau melarang dari perbuatan tersebut dan membantah mereka untuk senantiasa mendengar dan taat sampai Allah menyelamatkan umat ini darinya.
📌 Pada masa Khalifah ketiga; al-Watsiq (Abu Ja'far Harun bin al-Mu'tashim) yang telah bertaubat atas pemahaman Mu'tazilah sebelum meninggal. Imam Ahmad tidak mengalami sesuatu apapun. Namun Khalifah al-Waatsiq meminta agar Imam Ahmad tidak keluar dari rumahnya, hingga Khalifah meninggal dunia.
📌 Imam Ahmad memerintahkan untuk bersabar dan beliau menganggap penguasa ketika itu hanya terpengaruh dengan pembisik-pembisik ahlul bid'ah yang sesat disekitarnya, sementara khalifah adalah seseorang yang tidak faham. Maka Imam Ahmad menghukuminya berbeda antara Ibnu abi Duad dengan Khalifahnya, seraya dianggap jahil/belum tahu karena terpengaruh oleh pembisik disekitarnya.
Kemudian pada masa Khalifah al-Mutawakkil (Abu Fadhl Ja'far bin al-Mu'tashim), pemahaman telah dikembalikan kepada sunnah Rasulullah ﷺ. Dan Khalifah al-Mutawakkil selalu meminta nasehat dan pendapat Imam Ahmad dengan mengirim surat kepadanya.
📌 Begitupula para ulama Ahlus Sunnah dari waktu ke waktu, maka hadits ini termasuk perkara yang sangat penting untuk dipegang dan diingat-ingat terlebih ujian semakin berat. Sebagaimana pernah disebutkan, kalau penguasa dalam keadaan baik-baik mungkin semua orang akan menurut dengan hadits-hadits yang ada. Tetapi jika ada kebijakan-kebijakan yang tidak mereka sukai, atau ada perbuatan-perbuatan menyimpang yang terlihat, maka ini ujian bagi seseorang betul-betul dalam perkara-perkara seperti ini. Sebab sikap kepada Penguasa muslim, laki-laki, merdeka dan adil, Ahlus Sunnah maupun Ahlul Bid'ah sama dan sepakat untuk tunduk dan taat. Tetapi pada penguasa yang dzalim tidak ada yang tetap memberikan haknya dan terus bersabar menunaikan haknya kecuali hanya Ahlus sunnah. Banyak ahlul bid'ah terseret, terjatuh, terbawa dan terjerumus pada api riya, perasaan, hawa nafsu dan semisalnya karena tidak tahan dengan kedzaliman demi kedzaliman.
✍️ _Sampai Rasulullah ﷺ bersabda,_
إِسْمَعْ وَأَطِعْ وَإِنْ أُخِذَ مَالَكَ وَضَرَبَ ظَهْرُكَ
_"Dengar dan taati meskipun dipukul punggungmu dan diambil hartamu." (HR. Muslim)_
Bahkan Sebagian ulama menukilkan sejumlah ijma', Imam Bukhari demikian pula Imam ath-Thahawi menukilkan yang demikian, begitu pula para ulama menyebutkan hal ini termasuk prinsip dasar dari Ushul Ahlus Sunnah, seperti: Imam Al-Barbahary dalam Syarhus Sunnah; Imam Al Lalikai dalam Kitab Syarah Ushul I'tiqad Ahlis Sunnati Wal Jama'ati minal Kitabi was Sunnati wa Ijma'ish Shahabati wat Tabi'in min Ba'dihim; Imam Ahmad dalam kitab Ushul Sunnah dan ulama yang lain-lainnya.
3⃣ Dan di dalam hadits ini juga menunjukkan kepada kita bahwasannya selain pemberontakan dan bid'ah-bid'ah merupakan salah satu diantara sebab terjadinya perpecahan umat ini, pertikaian, bahkan bisa berujung kepada pertumpahan darah.
Rasul katakan: "Hati-hati kalian dari setiap perkara baru dalam agama". Ketika setiap orang/kelompok memilih tharikat/jalannya sendiri, amaliyah ibadahnya (dzikir dan wirid-wirid) masing-masing yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah ﷺ, sadar atau tidak hal ini yang membuat perpecahan bersekte dan berkelompok dalam agama.
📌 Sehingga ketika ada yang mengingkari yaitu ulama yang memberi nasihat, mengingatkan dan memberitahukan kemungkaran tersebut, maka yang salah bukan yang mengingkari namun yang melakukan perbuatan bid'ah dan penyimpangan. Oleh karena itu hendaknya kita pegangi jalan para ulama karena mereka adalah contoh pengikut dan penerus Rasulullah ﷺ,
الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
_"Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak." (Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani)_
📌 Ulama pewaris para Nabi adalah Ulama yang Fatwanya terbangun diatas dalil dan bukan ulama yang taklid/fanatik/mengikuti seseorang tanpa hujjah dan bukan pula yang berfatwa tanpa ilmu, namun mereka yang melandasi fatwa-fatwanya tidak menyelisihi dari perbedaan pendapat ulama Fuqaha yang terdahulu.
📌 Berbagai macam contoh Bid'ah antara lain: masalah Qauli/ucapan, i'tiqadi/keyakinan dan pemahaman dan Amaliyah/amal praktik ritual ibadah. Contoh Bid'ah Qauli: beberapa tharikat sufi mereka membaca dzikir Afdhol Dzikr/sebaik ucapan dzikir "Laa ilaaha illallah" namun sebagian mereka memisahnya: Laa ilaaha 500x, illallah 400x, dan sebagiannya mengkhususkan pada waktu tertentu atau yang semisalnya dan sebagian pula menyebutkan dzikir/bacaan/ucapan yang tidak ada tuntutannya dari ar-Rasul ﷺ tidak pula dari para shahabat. Diantara mereka menyebutkan, "Rabku menyampaikan sesuatu, mewahyukan kepadaku dari qalbuku" dan ini sesungguhnya ghurur terperdaya dari permainan syaitan. Sesungguhnya wahyu telah terputus dengan wafatnya Rasulullah ﷺ, para ahlus sunnah mengatakan hadatsana fulan an fulan, Imam bukhari mengatakan dari gurunya ke gurunya sampai ke Rasulullah ﷺ dengan sanad maka jelas dan hal itu merupakan keistimewaan diantara keistimewaan agama ini. Sehingga tidak sembarang seseorang mengatakan sabda rasul tanpa sanad atau tidak dikenal oleh para ulama ahlul hadits, maka dikhawatirkan ada ucapan dusta dan hadits palsu. Maka dengan adanya sanad silsilah mata rantai perawi hadits ada pada umat ini yang disebutkan oleh para ulama, "Seandainya bukan karena sanad hadits, tiap orang akan dapat mengucapkan apa saja yang ia sukai". Jika seseorang mengatakan rasul mengucapkan begini atau begitu tanpa hujjah maka ini yang disebut bid'ah. Begitupula Bid'ah dari sisi Pemahaman: Memahami Al-Qur'an telah dirubah dan dipalsu oleh sebagian sahabat (keyakinan syi'ah Rafidhah). Menafsirkan dengan hawa nafsu mereka. Contoh Bid'ah dari sisi Amaliyah: sebagian berdzikir dengan tari-tarian, dengan memutar-mutarkan badan.
📌 *Maka menentukan waktu tertentu, tempat tertentu, bilangan tertentu yang tidak disebutkan dalam dalil, jika dikhususkan dan dianggap hal itu sebagai bentuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapi tidak ada dalil dan contohnya, maka itu yang disebut sebagai Bid'ah.*
✍️ _Allah Azza wa Jalla berfirman,_
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
_"… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …" (QS. Al-Maidah: 3)_
_Ibnu Abbas berkata, "Maka tidak butuh tambahan-tambahan lagi selamanya"._
📌 Bid'ah termasuk penyebab perpecahan umat. Begitu pula seseorang diperintahkan untuk bersabar dan tidak sembarangan untuk memberontak kepada penguasanya, sebab akan menimbulkan madharat yang lebih besar bahkan sampai berujung pada pertumpahan darah dan kurban diantara mereka sendiri, sebagaimana terjadi dinegeri-negeri kaum muslimin. Dan hal ini sangatlah disayangkan, maka kita diingatkan dengan hadits Rasulullah ﷺ ini. Maka hendaknya kita mengingkari yang mungkar semampunya, kemudian tidak melawan kemungkaran dengan kemungkaran yang lain. Tegakkan hukum dan laksanakan syariat Allah, bukan hanya menuntut orang, tetapi kita mulai dari diri-diri kita sebelum menyikapi terhadap selainnya.
أقم دولة الإسلام في قلوبكم تقم لكم بأرضكم
"Tegakkan dahulu daulat Islam dalam qalbu kalian, niscaya akan ditegakkan pula di bumi kalian".
📌 Inti dari Hadits Rasulullah ﷺ tersebut adalah hasungan untuk berpegang teguh terhadap ajaran Rasulullah ﷺ. Rasul katakan, "Siapa hidup lama sepeninggalku dari kalian akan melihat banyak perselisihan". Solusi dan jalan keluarnya rasul katakan, "Pegang erat ajaranku, dan ajaran para shahabat Khulafaur Rasyidin (yang terbimbing) dan mendapat petunjuk."
📚 _Dalam sunan Ibnu Majah, dari Shahabat Abu Darda' radhiyallahu 'anhu_
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَذْكُرُ الْفَقْرَ وَنَتَخَوَّفُهُ فَقَالَ أَالْفَقْرَ تَخَافُونَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُصَبَّنَّ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا صَبًّا حَتَّى لَا يُزِيغَ قَلْبَ أَحَدِكُمْ إِزَاغَةً إِلَّا هِيهْ وَايْمُ اللَّهِ لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ صَدَقَ وَاللَّهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَنَا وَاللَّهِ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ
_"Rasulullah ﷺ keluar menemui kami, sementara kami sedang memperbincangkan masalah kefaqiran dan kami merasa takut darinya. Lalu beliau bersabda: "Apakah kalian takut kepada kemiskinan? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh akan diberikan kepada kalian dunia, hingga hati salah seorang dari kalian tidak bisa berpaling kecuali akan menemuinya. Sungguh, telah aku tinggalkan untuk kalian perkara terang benderang, malam dan siangnya sama." Abu Darda' berkata; "Demi Allah benar, Rasulullah ﷺ telah meninggalkan bagi kita perkara yang terang benderang, malam dan siangnya sama." (HR. Ibnu Majah)_
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
📁Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
📁kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
📁salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, as sunnah, tuntunan, ajaran, petunjuk, bimbingan, teladan, nabi muhammad, rasulullah, hadits, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi