![[AUDIO] Pertemuan ke 13: Lanjutan Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah - Ustadz Muhammad Higa [AUDIO] Pertemuan ke 13: Lanjutan Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah - Ustadz Muhammad Higa](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
📘 Dharuratul Ihtimam bis Sunanin Nabawiyyah
👤 Ustadz Muhammad Higa
🏠 Masjid Nurul Hujjaj, Wojo, Bantul
📢 Pertemuan ke 13: Lanjutan Dorongan untuk berpegang teguh dengan as Sunnah
📆 17/04/2017
💾 https://drive.google.com/uc?id=1ijznuusHBqHLqAVPQdbw7T_NLft_-IzW&export=download
Dharuratul Ihtimam*📌
*Karya: Asy Syaikh Abdussalam bin Barjas bin Nasir Aali Abdil Karim rahimahullaah Ta'ala*
👉 TRANSKRIP KAJIAN
*Pertemuan ke* 13
*Senin, 17 April 2017 (20 Rajab 1438)*
*Masjid Nurul Hujjaj*
_Jl. Imogiri Barat, Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul_ 55187
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
📌 *Kelanjutan Fasal: Dorongan untuk berpegang teguh dengan Sunnah.*
📚 ✍️ _Dalam sunan Ibnu Majah, dari Shahabat Abu Darda' radhiyallahu 'anhu_
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَذْكُرُ الْفَقْرَ وَنَتَخَوَّفُهُ فَقَالَ أَالْفَقْرَ تَخَافُونَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُصَبَّنَّ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا صَبًّا حَتَّى لَا يُزِيغَ قَلْبَ أَحَدِكُمْ إِزَاغَةً إِلَّا هِيهْ وَايْمُ اللَّهِ لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ صَدَقَ وَاللَّهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَنَا وَاللَّهِ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ
_"Rasulullah ﷺ keluar menemui kami, sementara kami sedang memperbincangkan masalah kefaqiran dan kami merasa takut darinya. Lalu beliau bersabda, "Apakah kalian takut kepada kemiskinan? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh benar-benar akan ditumpahkan/dituangkan dunia dengan banyak, hingga tidaklah menyimpang qalbu salah seorang dari kalian dengan sebuah penyimpangan kecuali karenanya. Sungguh, telah aku tinggalkan untuk kalian perkara terang benderang, malam dan siangnya sama." Abu Darda' berkata; "Demi Allah benar, Rasulullah ﷺ telah meninggalkan bagi kita perkara yang terang benderang, malam dan siangnya sama." (HR. Ibnu Majah)_
📌 Dunia termasuk penyebab seseorang menyimpang dan lupa dari jalan Allah. Karena fitnah dunia. Orang seharusnya khawatir karena dituangkan dunia kepadanya. Jalan dan ajaran yang telah diwariskan dan diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, seperti jalan yang putih terang benderang, malamnyapun bagaikan siangnya. Tidak ada kesamaran dan jelas. Namun, perhatian kita terhadap ilmu semakin berkurang dan berkurang, sehingga menjadikan samar terhadapnya. Sebagaimana Rasul ﷺ katakan,
✍️ _Dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir radhiyallahu anhu_
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ
_"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang membentengi-diri dari syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya"._
📌 Sebagian menyebutkan ilmu itu ibarat Nur (cahaya), yang menerangi. Dan ketika ada syubhat atau tidak diketahuinya ilmu tersebut, maka dijadikan semakin samar, gelap dan gelap sesuai dengan kadar tertutupinya sunnah Rasulullah ﷺ.
📌 Hadits Abu Darda' radhiyallahu 'anhu (tentang kefaqiran) mengandung beberapa faedah yaitu,
1⃣ Dorongan untuk mempelajari, memperhatikan dan mencari tahu jalan yang putih terang benderang tersebut, diiringi dengan doa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah ﷺ telah mengatakan "Aku tinggalkan kalian di atas jalan yang putih terang-benerang malamnya bagaikan siangnya. Demikianlah sifat as-Sunnah; sangat jelas dan bermanfaat ibarat cahaya. Maka ajaran Rasul ﷺ jelas baik dan menyelamatkan, tak ada keraguan padanya, hanya saja kita butuh kesungguhan upaya untuk mendapatkannya.
2⃣ Peringatan adanya bahaya, ujian dan godaan dunia dengan berbagai macamnya. Godaan dunia bisa berupa harta, kedudukan, wanita, tempat tinggal dan berbagai godaan yang lainnya. Menghalangi, merintangi, menggoda dari menjalankan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Banyak contoh di sana; karena sebab tersibukkan oleh dunia, ia terlalaikan dari urusan akhirat. Ditimpakan kehinaan dan berbagai macamnya karena sebab tersebut. Wal 'iyaadzu billaah.
✍️ _Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu,_
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا . فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَن . فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
_Rasulullah ﷺ bersabda, "Akan tiba suatu masa nanti umat Islam ini akan diperebutkan seperti makanan yang ada di nampannya", maka salah seorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah nanti kita merupakan umat yang sedikit sampai diperebutkan seperti itu?", Kemudian Rasulullah mengatakan "Tidak, justru kalian nanti mayoritas, tetapi kalian itu tidak ubahnya seperti buih di lautan. Allah akan cabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh-musuh kalian dan ditimpakan ke dalam dada-dada kalian satu penyakit yaitu al-Wahn", kemudian sahabat bertanya "apakah al-Wahn itu?", Rasulullah mengatakan, "Wahn adalah cinta dunia dan takut mati." (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, dishahihkan Syaikh Al Albani)._
✍️ _Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu anhuma,_
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.
_"Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara 'inah (riba), berpegang pada ekor sapi, ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatupun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Dawud no. 3003)._
📌 Bahwasannya mendahulukan dunia atas akhirat, merupakan diantara sebab terpuruk dan dihinakannya umat. Sedangkan jalan untuk mengentaskan kehinaan tersebut adalah kembali kepada Allah dengan ajaran rasul-Nya. Dahulu para sahabat berhijrah dari Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan kampung halaman, keluarga yang dicintai, tidak mempunyai rumah/tempat tinggal, namun setelah itu berapa banyak Ghanimah berupa harta dan emas yang banyak, kebun kurma dan berbagai macam nikmat. Ketika mereka mengutamakan akhirat dan melakukan sebab dan usaha apa yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada mereka Kemenangan dan Keberhasilan.
📌 Dan bisa jadi dan boleh, dunia itu berada di tangan. Boleh seseorang mencari, memegang dan mengurusinya, namun jangan jadikan Qalbu itu terkait dengan dunia tersebut. Bukankah Nabi Sulaiman Alaihis salam juga mempunyai kendaraan yang banyak, kuda, pasukan, istana dan berbagai macamnya. Dan bukankah diantara sahabat juga ada orang-orang kaya seperti: Abdurrahman bin Auf, Abu Bakar as-Siddiq serta Utsman bin Affan, dan bukan berarti mereka tidak zuhud. Maka kembalinya kepada Qalbu. Bahkan yang Allah pilihkan untuk rasul-Nya ﷺ, di dalam kehidupan beliau tidaklah berlebihan dan bahkan lebih dekat kepada al-Faqr, namun beliau adalah orang yang paling kaya hati/Qalbu.
📌 Demikianlah Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kepada kita sebagai umatnya, untuk tidak mengkhawatirkan kefaqiran pada diri kita, anak serta keluarga kita dan ingatlah dengan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala,
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (٣)
_"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. At-Talaq: 2-3)_
📌 Islam tidak mengharamkan seseorang untuk mencari pekerjaan dan bekerja. Namun yang perlu diingatkan bagi seorang muslim adalah: Tujuan dan masa depannya bukanlah di dunia, "Sangatlah disayangkan"; Ketika seorang meluangkan waktu dan tenaga yang sedemikian banyak, hanya untuk memikirkan dunia dan umur banyak telah ia habiskan, padahal berapa lama seseorang akan menikmati nikmat dunia ini yang belum tentu ia dapatkan ketika ia mencari, mengerahkan tenaga dan upayanya. Namun jika ia mengikhlaskan niat dan benar dalam beribadah untuk mencari kehidupan akhirat maka akan diberikan kesudahan yang baik bi idznillahi Ta'ala. Dan ingatlah, seberapapun seseorang mendapatkan nikmat di dunia seberapa besar dan banyaknya, namun sekejap saja dia dihadapkan kepada siksa Neraka, maka ia tidak akan bisa bersabar padanya. Dan dia berangan-angan untuk bisa menukar dan menebus siksaan tersebut dengan semua harta kekayaan yang ia miliki. Dan kesemuanya kembalinya kepada qalbu, dan bukan berarti seseorang yang dalam keadaan tidak punya dipastikan ia zuhud, "Tidaklah Demikian". Dan bukan pula seorang yang kaya pastilah tidak zuhud, maka masing-masing kembalinya kepada qalbu dan bagaimana dia menyikapinya. Semakin besar harta maka akan semakin besar pertanggung jawaban dan zakat yang harus dia keluarkan. Semakin banyak ilmu adalah jalan keselamatan, namun ingat tanggungan amalpun semakin besar.
📌 Betapa banyak contoh terdahulu dari Al-Qur'an maupun Al-Hadits, mereka yang mementingkan perkara Ad-Dunya kemudian ditimpakan kehinaan. Baik berupa contoh perorangan (pribadi) seperti Qarun ataupun Fir'aun ataupun contoh dari beberapa kaum yang sangat maju dan megah tempat-tempat tinggal mereka, yang maju peradaban mereka dari sisi dunia namun hancur dari sisi moral dan keagamaan mereka. Maka berapa banyak yang mereka dahulu dibinasakan. Dan sebagian mereka ditangguhkan dan menanti adzab yang lebih besar dan lebih pedih di sana nanti.
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala mengancam dalam ayatnya,_
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
_Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)_
✍️ _Demikian pula disebutkan didalam Hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu,_
تَرَكَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ إِلاَّ وَهُوَ يَذْكُرُنَا مِنْهُ عِلْمًا. قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.
_"Rasulullah ﷺ telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau ﷺ telah menerangkan ilmunya kepada kami." Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, "Rasulullah ﷺ telah bersabda, "Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian." (HR. At-Thabrani dalam Mu'jamul Kabir (II/155-156 no. 1647) dan Ibnu Hibban (no. 65))_
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di dalam ayatnya,_
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَٰنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
_Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS. Al-Mulk: 19)_
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman di dalam ayatnya,_
أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
_"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nahl: 79)_
📌 Dan sebagaimana burung, bisa menjadi contoh tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
✍️ _Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu 'anhu,_
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
_Rasulullah ﷺ bersabda: "Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rizki seperti rizkinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh." (HR. Tirmidzi 2266)_
📌 Jika seseorang mau berusaha sungguh-sungguh pastilah dia dapatkan, dan berbagai macam faedah disebutkan oleh Rasulullah ﷺ (tidak ada suatu kebaikanpun kecuali Rasulullah ﷺ menyebutkan) dan itupun umat beliau tetap diingatkan atas bahayanya sikap tidak pernah cukup. Karena bila ada sifat tamak terhadap dunia dan tidak pernah merasa cukup maka berapapun ia dapatkan rizki tidak bakal ia merasa cukup.
✍️ _Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,_
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
_"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6490), Muslim (no. 2963), at-Tirmidzi (no. 2513) dan Ibnu Majah (no. 4142))_
📌 _Allah Subhanahu wa Ta'ala telah janjikan didalam firman-Nya,_
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
_Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)_
📌 Dan bila kita belum mendapatkan, berarti kita yang salah, yang belum mensyukuri nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Nikmat Allah banyak dan tak terhitung, seperti dikisahkan:
🔍 _Berkata Ghassaan bin al-Mufadhdhal al-Ghulaabi: Beberapa teman kami menceritakan kepadaku bahwa seorang laki-laki datang kepada Yunus bin 'Ubaid (wafat 139H) dan mengeluhkan kesulitan yang ia lalui dalam kehidupan dan kecemasan karenanya. Maka Yunus bin Ubaid berkata (kepadanya), "Apakah engkau senang memberikan penglihatanmu untuk dibeli dengan seratus ribu (dinar, dirham)?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak" Dia berkata, "Lalu bagaimana dengan pendengaranmu?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak" Dia berkata, "Lalu bagaimana dengan lidahmu?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak" Dia berkata, "Lalu bagaimana dengan otakmu?" Dia berkata, "Tidak, (tidak) untuk setiap keinginan, kebutuhan." Lalu ia mengingatkannya pada nikmat Allah atas dirinya. Yunus mengatakan, "Saya melihat bahwa engkau memiliki ratusan ribu (dinar, dirham) namun engkau masih mengeluh bahwa engkau orang yang kekurangan?!" (Al-Siyar A'lamin Nubala-Al-Hafizh Adz-Dzahabi (6/292)_
📌 Tidak ada suatu kebaikanpun kecuali pasti beliau ar-Rasul ﷺ sebutkan dan tidak ada suatu kejelekanpun kecuali para nabi sebutkan sebatas apa yang diketahui bagi umatnya. Dan hal ini merupakan dorongan untuk kita mengetahui, mempelajari dan perhatian dengan ajaran-ajaran Rasulullah ﷺ.
📌 Tidak ada sesuatupun yang tersisa dari perkara yang dapat mendekatkan kepada jannah dan menjauhkan dari nerakanya Allah, kecuali sungguh telah dijelaskan kepada kalian. Dan turun Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
_"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)_
📌 Meskipun tidak seluruhnya dijelaskan secara terperinci (terlebih tentang perkara ilmu dunia) dan masuk dalam kandungan ayat ini,
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,_
فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
_"… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui." (QS. An-Nahl: 43)_
📌 Yang utama adalah bertanya kepada Ahli Fatwa/Ahli ilmu Syar'i pada permasalahan-permasalahan hukum yang tidak diketahui (misalnya: hukum halal-haram) dan tentang perkara dunia, Rasulullah ﷺ mengatakan, "kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian".
✍️ _Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu,_
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ فَقَالَ لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ فَقَالَ مَا لِنَخْلِكُمْ قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
_Nabi ﷺ pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda: "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik". Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi ﷺ melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: "Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka menjawab: "Bukankah anda telah mengatakan hal ini dan hal itu?", Beliau lalu bersabda: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian" (HR. Muslim 4358)_
📌 Dan Rasulullah ﷺ secara global menghasung umatnya untuk selalu bersemangat untuk melakukan apa saja yang bermanfaat.
✍️ _Rasulullah ﷺ bersabda,_
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
_"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya memiliki kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Apabila ada sesuatu yang menimpamu janganlah berkata, "Seandainya dahulu aku melakukannya niscaya akan begini dan begitu". Akan tetapi katakanlah, "Itulah ketetapan Allah dan terserah Allah apa yang Dia inginkan maka tentu Dia kerjakan". Dikarenakan ucapan "seandainya" itu akan membuka celah perbuatan setan." (HR. Muslim no. 6945)_
📌 Muslim yang baik adalah mereka bersemangat untuk meraih apa saja yang bermanfaat, seperti: sebagiannya mengolah tanah dan mengairi sawah, sebagian yang lain membangun ini dan itu, sebagian menolong ini dan membantu yang itu, sebagian disana kerja bakti, sebagian ronda dan menjaga keamanan, sebagian lagi meluangkan waktunya untuk belajar dan menghafal Al-Qur'an. Semuanya bermanfaat baik untuk dunia ataupun agamanya. Dan diantara doa Rasulullah ﷺ adalah meminta perlindungan dari sifat malas.
📌 Sebagian orang menganggap sudah capek seharian bekerja dan masih harus duduk mendengarkan ilmu, mengantuk..., capek..., berat..., tetapi apabila ia benar-benar mengambil faedah/manfaat dari ilmu, sesungguhnya hal itu justru akan menyemangati dan meringankan beban kerja dan fikirannya.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
_"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Rad:28)_
📌 Sesungguhnya mempelajari ilmu itu akan menyemangati dan meringankan beban kerja dan bukan malah memberatkan. Begitu pula shalat, akan menentramkan hati, meringankan beban kerja dan fikiran... dengan syarat; jika shalat dan menuntut ilmunya benar.
✍️ _Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,_
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
_Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (QS. Al-Baqarah: 45)_
Rasulullah ﷺ ketika capek berkegiatan dan sudah masuk waktu shalat, beliau berpesan kepada Bilal, sang muadzin;
يا بلال أرحنا بالصلاة
"Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat". Yakni beliau perintahkan Bilal agar segera mengumandangkan adzan, sehingga yang lainnya pun segera menghentikan aktivitas kerjanya, ambil air wudhu, shalat dengan khusyuknya. Inilah, yang semestinya bisa membuat pikiran kita tenang, mengurangi kepenatan dan beban pikiran kiat serta mengobati rasa letih kita. Ya, air wudhu dan shalat, tenteramnya hati mengingat Pencipta, mencari ridha dan ampunannya.
Hidup itu adalah ujian, tempat istirahat yang sesungguhnya adalah di Jannah kelak.
📚 _Adapun ucapan para shahabat, juga para tabi'in, begitu pula para ulama, dalam mendorong terhadap sunnah Rasulullah ﷺ sangatlah banyak. Diantaranya apa yang diriwayatkan Imam Darimi dalam sunnahnya didalam bab "Mengikuti sunnah ajaran Rasulullah ﷺ" dari Al Imam Azuhri rahimahullah Ta'ala, beliau berkata: "Para ulama kami yang terdahulu berkata berpegang teguh dengan sunnah ajaran rasul adalah keselamatan" dan disebutkan dalam atsar yang lain "Sunnah itu ibarat kapalnya Nabi Nuh, siapa yang mau naik keatasnya akan selamat dan siapa yang tidak, maka akan binasa."_
📌 Terlebih di akhir zaman, semakin jauh dengan zaman ar-rasul ﷺ, semakin banyak bermacam-macam syubhat/kerancuan pemikiran, pemikiran sesat dan menyimpang, sekte dan kelompok yang mengatasnamakan Islam namun bukan darinya, begitu pula syahwat yang semakin kompleks/banyak dan beragam, dari yang didunia nyata sampai maya (on-line) dengan berbagai macamnya, maka lebih butuh lagi seseorang untuk berpegang teguh terhadap sunnah Rasulullah ﷺ. Dan telah diisyaratkan oleh Rasulullah ﷺ bahwasannya akan datang zamannya islam dan ajarannya beserta sunah menjadi semakin terasing suatu saat nanti,
✍️ _Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,_
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
_"Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing." (HR. Muslim dalam Shahihnya, Kitab Iman (145) dan Sunan Ibnu Majah bab Al-Fitan (3986), Musnad Imam Ahmad bin Hambal (2/389))_
✍️ _Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,_
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
_"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api." (HR. Tirmidzi no. 2260)_
📚 _Al Imam al Marwazi rahimahullah Ta'ala (Abu Abdillah Muhammad bin Nashr bin Al-Hajjaj al-Marwazi) meriwayatkan dalam kitabnya as-sunnah dari Hisyam bin 'Urwah dari ayahnya 'Urwah ibnu Zubair rahimahullah Ta'ala pernah berkata, "Makna as-sunan as-sunan yakni pegangi atau perhatikan sunnah-sunnah ajaran rasul ﷺ perhatikan ajaran-ajaran beliau, karena sesungguhnya sunnah-sunnah ajaran beliau adalah penopang dan penegaknya agama ini."_
📚 _Adalah Abu Nu'aim al Ashbahani rahimahullah dalam kitab Hilyatul Auliya menyebutkan dari al Imam al Uza'i rahimahullah Ta'ala beliau pernah berkata, "Ada lima perkara yang dahulu menjadi ciri dipegangi oleh para shahabat Nabi Muhammad ﷺ dan Tabi'in yang mengikuti mereka dengan baik (bukan bermakna yg selainnya tidak). Yang Pertama: Berpegang erat dengan jama'ah persatuan kaum muslimin (tidak mudah menyempal, memberontak dan memecah belah jama'ah persatuan kaum muslimin) dan menetapi jama'ah (mengikuti dan memegangi Al-Haq/ajaran Al-Islam meskipun engkau sendirian). Yang Kedua: Itiba' Sunnah. Mengikuti sunnah ajaran Rasulullah ﷺ mengedepankannya diatas akal dan pemahaman apapun. Yang Ketiga: Memakmurkan Masjid (membaca Al-Qur'an, shalat berjama'ah, musyawarah padanya, dzikirullah, hafalan Al-Qur'an, halaqah-halaqah ilmu dan lainnya). Yang Keempat: Membaca Al-Qur'an (dimasjid ataupun diluarnya). Yang Kelima: Berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala._
📌 _Berpegang erat dengan jama'ah persatuan kaum muslimin,_
✍️ _Dari 'Abdurrahman bin Yazid, ia berkata,_
صَلَّى بِنَا عُثْمَانُ بِمِنًى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَقِيلَ ذَلِكَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ فَاسْتَرْجَعَ ثُمَّ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِمِنًى رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْتُ مَعَ أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيقِ بِمِنًى رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ بِمِنًى رَكْعَتَيْنِ فَلَيْتَ حَظِّى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَانِ مُتَقَبَّلَتَانِ
_"Utsman pernah shalat bersama kami di Mina sebanyak empat raka'at. Hal itu lantas diceritakan pada 'Abdullah bin Mas'ud, kemudian Ibnu Mas’ud beristirja' (اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ). Kemudian Ibnu Mas'ud berkata, "Aku pernah shalat bersama Rasulullah ﷺ di Mina sebanyak dua raka'at, bersama Abu Bakar Ash Shiddiq di Mina sebanyak dua raka’at, bersama 'Umar bin Al Khattab di Mina sebanyak dua raka’at. Andai saja 'Utsman mengganti empat raka’at menjadi dua raka'at yang diterima." (HR. Bukhari no. 1084 dan Muslim no. 695)_
📌 Shahabat Ibnu Mas'ud juga pernah shalat dibelakang Khalifah Utsman bin Affan dan beliau shalat di Mina empat rakaat, dan shahabat Ibnu Mas'ud tidak membuat jama'ah baru dan beliau mengatakan, "Perselisihan itu jelek".
📌 Terkadang kita kurang cocok dengan Imam karena bacaannya yang belum benar, tidak memakai qalansuwah/penutup kepala ataupun celana biasa dan bukan memakai sarung, namun selama sah dan disitu ada jama'ah, maka kita masuk dan mengikuti. Siapa Imam ataupun pemimpin mereka, jika ada kekurangan-kekurangannya maka tetap ia dengar dan taati selama bukan perkara maksiat, dan jikalau mereka memerintahkan pada perkara maksiat, maka jangan ditaati maksiatnya namun tidak ia berontak.
📌 Asy-Syaikh Muhammad Ibnu 'Utsaimin rahimahullah mengatakan, "Hendaknya diketahui bahwa memberontak (kudeta) kepada penguasa adalah tidak diperbolehkan kecuali dengan syarat-syarat.
✍️ _Rasulullah ﷺ telah menerangkannya sebagaimana dalam hadits 'Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu 'anhu,_
بَايَعْنَا رَسُوْلَ اللهِ عَلىَ السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةٍ عَلَيْنا وَأَلاَّ نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ، قَالَ: إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ فِيْهِ مِنَ اللهِ بُرْهَانٌ
_"Kami berbai'at kepada Rasulullah untuk mendengar dan taat baik dalam keadaan kami giat atau tidak suka, susah atau mudah, dalam keadaan mereka mengutamakan diri mereka daripada kami dan agar kami tidak merebut urusan (kepemimpinan) dari pemiliknya. Beliau bersabda, "Kecuali kalian melihat kekafiran yang nyata yang kalian memiliki bukti padanya dari Allah."_
🔍 _Dari hadits di atas kita bisa mengambil pelajaran tentang syarat-syarat kapan dibolehkan melakukan pemberontakan kepada pemerintah._
✏️ Syarat pertama: Kita melihat, yang maknanya kita mengetahui dengan ilmu yang yakin bahwa penguasa telah melakukan kekafiran.
✏️ Syarat kedua: Apa yang dilakukan oleh penguasa adalah benar-benar kekafiran. Bila masih tergolong perbuatan kefasikan maka tidak boleh memberontak bagaimanapun besar kefasikan yang dilakukan penguasa.
✏️ Syarat ketiga: Dilakukan dengan terang dan jelas, tanpa mengandung penafsiran lain.
✏️ Syarat keempat: Kita memiliki bukti dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal ini, yakni hal itu berdasarkan bukti yang pasti dari dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijma' umat.
✏️ Syarat kelima: Diambil dari dasar-dasar umum agama Islam yaitu kemampuan mereka (rakyat) untuk menumbangkan penguasa. Jika tidak punya kemampuan, maka akan terbalik, sehingga malah mencelakakan rakyat yang justru menimbulkan mudharat yang jauh lebih besar daripada mudharat yang akan diakibatkan jika mendiamkan penguasa tersebut… (Fiqih Siyasah Syar'iyyah, hlm. 277-278)
✏️ Syarat keenam: Tidak menimbulkan madharrat atau kerusakan yang lebih besar.
📚 _Al Imam Baihaqi menyebutkan dalam sanadnya, dahulu Abdullah ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma biasa mengikuti perkara dan perintah Rasulullah ﷺ bahkan sampai lebih dari pada itu sampai pada urusan Rasulullah ﷺ melakukan sesuatu dan perhatian dengan sangat sampai-sampai dikhawatirkan akal beliau karena terlalu perhatiannya pada perkara tersebut._
dari t.me/taklim
Kunjungi juga
📁Ustadz Muhammad Higa (Kumpulan Audio dan Artikel/Faidah)
📁kitab dharuratul ihtimam bisunanin nabawiyyah (Kumpulan audio dan matan/syarah)
📁salafy bantul (Info dakwah dan jadwal kajian)
Keyword (Kata Kunci) : pengajian islam, audio mp3, kajian sunnah, kajian ilmiah, audio salafy terbaru, download audio kajian salaf, rekaman kajian, audio kajian, salafy indonesia, kajian audio mp3, ceramah agama, kajian islam, ilmu syar'i, ayo ngaji, majelis taklim, telegram, website, blog, dakwah, channel, streaming, update, online, radio islam indonesia, RII, asatidzah, salaf, muslim, ahlussunnah wal jama'ah, islami, manhaj salaf, al qur'an dan sunnah, ayat dan hadits, manhaj, metode, as sunnah, tuntunan, ajaran, petunjuk, bimbingan, teladan, nabi muhammad, rasulullah, hadits, bantul,
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi