Tidak Memastikan Surga dan Neraka Bagi Seorang Muslim Tertentu


Tidak Memastikan Surga dan Neraka Bagi Seorang Muslim Tertentu.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Al-Muzani menyatakan: Kita tidak memastikan surga bagi orang yang berbuat baik di antara mereka (kaum muslimin), kecuali yang telah ditetapkan kepastiannya oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam. Kita juga tidak mempersaksikan kepastian neraka bagi orang yang berbuat keburukan di antara mereka (kaum muslimin).
Kita tidak boleh memastikan seseorang masuk surga kecuali jika telah dipastikan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwa orang itu masuk surga. Seperti pada para Sahabat Nabi yang disebutkan dalam hadits-hadits yang shahih tentang 10 orang yang masuk surga, Nabi menyatakan: Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Tholhah (bin Ubaidillah) di surga, az-Zubair (bin al-‘Awwaam) di surga, Sa’ad bin Maalik di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’iid bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Demikian juga sebagian Sahabat yang dipastikan masuk surga, seperti Bilal bin Rabah yang dinyatakan oleh Nabi bahwa beliau mendengar suara terompahnya di surga. Al-Hasan dan al-Husain (cucu beliau) yang disebut pemuka para pemuda penduduk surga. Ukkasyah bin Mihshon yang dipastikan Nabi termasuk 70 ribu golongan yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.
Semua penyebutan terhadap personal tertentu dalam alQuran dan hadits Nabi yang shahih bahwa ia masuk surga, kita tetapkan dan imani kebenarannya.
Demikian juga untuk orang-orang tertentu yang dipastikan masuk neraka dalam al-Quran maupun hadits Nabi yang shahih, maka kita juga pastikan demikian. Seperti Abu Lahab, yang dipastikan masuk neraka oleh Allah dalam surat al-Lahab. Demikian juga dengan Fir’aun, Haman, dan semisalnya.
Termasuk juga seseorang yang sudah dipastikan meninggal dalam keadaan kafir, seperti meninggal sebagai Nashrani, Yahudi, atau agama-agama lain selain Islam, atau meninggal dalam keadaan murtad (keluar dari Islam), maka kita menyatakan bahwa ia adalah kafir, setiap orang yang meninggal dalam kekafiran adalah di neraka, kekal selama-lamanya.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi (Q.S Aali Imran:85).
...مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka Allah haramkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang dzhalim (Q.S al-Maidah: 72).
Sedangkan kaum muslimin lain secara umum, secara personal kita tidak boleh memastikan apakah mereka masuk surga atau neraka. Tidak boleh kita menyatakan : Fulaan pasti masuk surga, atau Fulaan pasti masuk neraka.
Seorang muslim yang banyak berbuat ketaatan dan kebaikan, kita hanya bisa menyatakan: Kami berharap ia masuk surga, semoga ia termasuk penduduk surga. Sedangkan seorang muslim yang banyak berbuat kejahatan dan dosa, kita hanya bisa menyatakan: Kami mengkhawatirkan dirinya masuk neraka. Dengan keyakinan bahwa seorang muslim/orang yang mentauhidkan Allah, bagaimanapun keadaannya, ujung-ujungnya ia akan masuk surga.
Tidak diperbolehkan juga bagi kita untuk menyebut seorang yang meninggal dunia dengan sebutan asy-Syahid (orang yang mati syahid) atau penyebutan kepastian lainnya.
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
...فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Janganlah kalian mentazkiyah (memastikan kebaikan) terhadap diri kalian. Dialah yang Maha Mengetahui siapa yang paling bertaqwa (Q.S anNajm:32).
Dalam ayat tersebut Allah melarang men-tazkiyah diri kita sendiri maupun saudara kita yang lain sesama muslim. Tidak boleh kita menyatakan bahwa kita adalah orang yang pasti masuk surga, demikian juga tidak boleh memastikan hal itu pada personal tertentu yang tidak dipastikan dalam al-Quran dan al-hadits yang shahih.
Al-Imam al-Bukhari menuliskan bab khusus dalam Shahihnya dengan penamaan: Laa yaquul fulaan syahiid (tidak boleh menyatakan bahwa fulaan adalah syahid). Salah satu hadits yang disampaikan pada bab itu adalah kisah dalam salah satu pertempuran di masa Nabi. Seseorang yang berada di barisan kaum muslimin berperang dengan gagah berani. Hingga hal itu menakjubkan para Sahabat yang lain. Tapi Nabi menyatakan: Dia adalah penghuni neraka. Salah seorang Sahabat yang terkejut dengan ucapan Nabi itu akhirnya berusaha terus mengikuti dan memperhatikan gerak-gerak orang tersebut. Ternyata, suatu ketika saat ia sudah terluka sangat parah, ia tidak kuat menahan itu hingga bunuh diri (H.R al-Bukhari no 2683 dan Muslim no 162).
Hal itu menunjukkan bahwa kita tidak bisa memastikan seorang muslim pasti segera masuk surga. Kita hanya bisa berharap, semoga ia termasuk penghuni surga dan terjauhkan dari neraka.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Dikutip dari Buku "Akidah Imam Al-Muzani (Murid Imam Asy-Syafii)"
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
✍️ http://telegram.me/alistiqomah
12/04/2017
PERINGATAN! Berikut himbauan al Ustadz Abu Utsman Kharisman terkait Channel Telegram Al-Istiqomah silakan baca di link ini

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi