Satu Orang Yang Adil (Jujur Terpercaya) Sudah Cukup Untuk Menetapkan Masuknya Bulan Ramadhan

SATU ORANG YANG ADIL (JUJUR TERPERCAYA) SUDAH CUKUP UNTUK MENETAPKAN MASUKNYA BULAN RAMADHAN
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Pertanyaan:
كم شاهداً يكفي لرؤية هلال شوال؟ ولو رآه شخص واحد وكتمه في نفسه هل يلزمه الفطر أم الصيام؟ جزاكم الله خيراً
Berapa saksi yang mencukupi untuk melihat hilal bulan Syawwal? Seandainya satu orang telah melihatnya dan ia rahasiakan pada dirinya, apakah melazimkan dirinya berbuka atau berpuasa? Semoga Allah membalas kebaikan kepada anda.
Jawaban:
لابد من شاهدين عدلين في جميع الشهور ما عدا دخول رمضان فيكفي لإثبات دخوله شخص واحد عدل، في أصح قولي العلماء
Harus ada dua orang saksi yang adil dalam menetapkan semua bulan selain bulan Ramadhan. Sehingga untuk menetapkan masuknya bulan Ramadhan sudah cukup hanya dengan persaksian seorang yang adil (jujur dan terpercaya) menurut pendapat paling shahih diantara dua pendapat para ‘ulama.
Karena telah tetap dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau berkata:
تراءى الناس الهلال فأخبرت النبي صلى الله عليه وسلم أني رأيته فصام و أمر بالصيام
“Orang-orang memperhatikan (berusaha melihat) hilal. Maka aku kabarkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bahwa aku telah melihatnya. Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan orang-orang berpuasa.” (1)
وله شاهد حسن من حديث ابن عباس رضي الله عنهما
Hadits ini memiliki penguat yang hasan dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
وإذا رأى الهلال شخص واحد ولم تقبل شهادته لم يصم وحده ولم يفطر وحده في أصح قولي العلماء بل عليه أن يصوم مع الناس ويفطر مع الناس
Dan apabila satu orang telah melihat hilal namun persaksiannya tidak diterima, maka ia tidak berpuasa sendiri dan tidak berbuka sendiri menurut pendapat paling shahih di antara dua pendapat para ‘ulama. Bahkan wajib atasnya untuk berpuasa dan berbuka bersama manusia.
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam:
الصوم يوم تصومون والفطر يوم تفطرون والأضحى يوم تضحون
“Puasa itu pada hari kalian berpuasa, berbuka itu pada hari kalian berbuka, dan menyembelih itu (‘ldul Adha) pada hari kalian menyembelih.” (2)
والله ولي التوفيق.
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/fatawa/398
Catatan kaki:
1. HR Abu Dawud di “ash-Shaum” bab Syahadatul Wahid ‘ala ru’yati hilali Ramadhana no: 2342
2. HR at-Tirmidzi di “ash-Shaum” bab ma jaa: ash-shaum yauma tashuumuun wal fithru yaumatufthiruun no:697
Kunjungi || http://bit.ly/2qNWADH
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
22/05/2017

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi