Salafy Solo:
HIMBAUAN TERKAIT AKH ABU NAUFAL KENDARI DAN CHANNEL TELEGRAM AL-ISTIQOMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين
Segenap puji hanya milik Allah semata. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla
Sekitar beberapa tahun yang lalu, seorang akh dari Kendari yang bernama Abu Naufal La Ode Muh Djainal Abidin menyampaikan kepada saya (Abu Utsman Kharisman) via whatsapp hendak menyebarluaskan tulisan-tulisan saya melalui channel telegram yang dia buat. Saya pun mempersilakannya. Channel tsb kemudian baru saya ketahui bernama al-Istiqomah.
Tidak dipungkiri bahwa keberadaan channel telegram al-Istiqomah tsb memberikan banyak manfaat bagi kaum muslimin, termasuk saya sendiri. Tidak jarang ada beberapa masukan dan koreksi yang sangat berharga dari berbagai pihak yang dialamatkan pada admin (Abu Naufal) kemudian diteruskan pada saya terkait tulisan dalam buku-buku yang saya tulis maupun terjemahkan. Jazaahumullaahu khayran.
Anggota grup tsb pernah mencapai 7200 orang. Suatu jumlah yang cukup besar. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Ta'ala.
Hingga kemudian ada masalah antara akh Abu Naufal ini dgn sebagian ikhwah Kendari yang juga merembet pada celaan dia terhadap sebagian asatidzah di Kendari, di antaranya ustadz Hasan bin Rosyid, Lc hafidzhahullah.
Saat terjadinya masalah itu, Abu Naufal tidak jarang menghubungi saya via telpon maupun whatsapp untuk berkonsultasi. Saya menasihatkan pada dia untuk bersabar, tetap bertaawun dalam dakwah bersama ikhwah dan asatidzah di Kendari. Kedepankan husnudzhdzhon. Jika ada hal-hal yang dirasa musykil, bisa dikonsultasikan langsung dengan para asatidzah kibar yang datang berkunjung ke Kendari.
Namun, dalam perjalanan waktu, akh Abu Naufal ini ternyata semakin menjauh dari majelis ilmu bersama para ikhwah Salafiyyin Kendari. Juga terkesan ia merasa cukup dgn faidah-faidah yang didapat dari grup WA maupun telegram yang diikutinya. Padahal dalam berbagai kesempatan kami selalu mengingatkan bahwa keberkahan dan limpahan kebaikan di majelis ilmu tidak bisa dipadankan dgn faidah-faidah yang didapatkan dari media yang lain.
Para asatidzah dan ikhwah Salafy Kendari juga telah menempuh upaya nasihat terhadapnya. Bahkan, cukup lama waktu berjalan, ia belum ditahdzir secara luas. Kalaupun diperingatkan, masih dalam majelis-majelis yg khusus. Namun, hal itu semakin membuatnya menjauh dari para ikhwah Salafy Kendari.
Saya juga menasihatkan kepadanya untuk meminta maaf kepada ikhwah dan asatidzah Kendari, setelah salah satu poin (tentang masalah mengintip) yang dia jadikan bahan celaan, telah terbahas dgn tuntas tanpa menyisakan syubhat. Tapi akh Abu Naufal ini tetap tidak mau berubah mendekat dan bertaawun kembali dgn ikhwah Salafy Kendari. Nasihat-nasihat dari ustadz maupun ikhwah Kendari tidak ditanggapi kecuali dgn celaan.
Saat muncul tahdzir Ust Hasan bin Rosyid terhadap dia, saya mengeluarkan dia dari grup WA al I'tishom (grup yang kami asuh). Ia ternyata menanggapi tahdzir itu dgn memposting 3 poin kritikan dia thd ust Hasan di grup al-Istiqomah, padahal 3 poin itu tdk mendapatkan persetujuan dari asatidzah manapun. Apalagi, salah satu poin yg disebutkan telah dibahas tuntas antara saya dengan dia tanpa menyisakan syubhat seperti yg dikemukakan di atas.
Saya pun kembali menasihati dia untuk meminta maaf secara terbuka. Terakhir, saya menasihati dia juga untuk menutup channel grup al-Istiqomah itu. Karena saya melihat keberadaan grup itu lah yg membuat dia takabbur merasa cukup terhadap majelis ilmu dan bergaul dgn ikhwah lainnya. Ia merasa bangga dgn banyaknya jumlah member dalam grup itu yang berjumlah 7000 lebih. Ia menganggap bahwa kritikan para ikhwah dan asatidzah Kendari kepada dia semata karena hasad akan jumlah member dalam channel yg diasuhnya itu. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian.
Seharusnya grup WA atau channel telegram apa pun yg berisi faidah-faidah ilmiyyah adalah pendukung terhadap keberadaan majelis-majelis ilmu. Bukan sebagai pengganti, atau bahkan menjauhkan seseorang dari majelis ilmu.
Jika keberadaan suatu channel justru menimbulkan masalah dengan menjauhkan dari majelis ilmu atau komunitas Ahlussunnah, tidak menjadi media pemersatu, tapi justru pemecah belah, penggalang dukungan untuk membela orang yang salah, di saat itulah semestinya grup itu harus ditutup/ dibubarkan. Saya melihat, keberadaan channel telegram al-Istiqomah sudah mulai mengarah ke hal itu.
Untuk itu, saya menghimbau kepada para saudara kami yang masih bergabung dalam grup itu (channel telegram al-Istiqomah) untuk keluar. Sikap yang kita lakukan ini adalah bagian dari bentuk nasihat, meski terasa pahit dan pedas dirasakan. Suatu upaya untuk menghindar dari kemudharatan yang lebih besar. Saya menyatakan berlepas diri dari postingan yang ada di channel al-Istiqomah, selama Abu Naufal Kendari belum berubah dari sikapnya tersebut.
Saya juga mengharapkan kepada akh Abu Naufal Kendari untuk meminta maaf secara terbuka, bersikap tawadhu', kembali bergabung bertaawun dgn ikhwah dan asatidzah Salafy di Kendari. Mau dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan mereka dalam hal-hal yang terkait dakwah Ahlussunnah di Kendari dan sekitarnya.
Demikian himbauan ini disampaikan, semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufiq, kemudahan, dan pertolongan kepada kita dalam meniti Sunnnah Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Kraksaan Probolinggo, Sabtu, 20 Syawwal 1438 H/ 15 Juli 2017
<< Akhukum fillaah: Abu Utsman Kharisman >>
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi