Titik Temu Dua Poros Gerakan Takfiri Ikhwanul Muslimin & Aqidah Takfir Syiah Rafidhah Iran

Tukpencarialhaq:
(Bagian ke-6)
Titik Temu Dua Poros Gerakan Takfiri Ikhwanul Muslimin & Aqidah Takfir Syiah Rafidhah Iran
 
Dan telah kita paparkan bukti-buktinya pada artikel sebelumnya bahwa virus radikal sesat pemikiran takfir yang melandasi gerakan terorisme ditumbuhkembangkan oleh dua dedengkot puncak Ikhwanul Muslimin,  Takfiri Hasan al-Banna dan Sayyid Quthb serta menggelari mereka sebagai Asy-Syahid pasca kematiannya.
Hasan al-Banna As-Sufi jelas-jelas menyatakan kafirnya orang-orang yang tidak mengimani manhaj Ikhwanul Muslimin:
‏نعلن في وضوح وصراحة أن كل مسلم لا يؤمن بهذا المنهاج ولا يعمل لتحقيقه لا حظ له في الإسلام.
“Kami umumkan dengan jelas dan lantang bahwa setiap muslim yang tidak beriman dengan manhaj ini (kelompok al-Ikhwanul Muslimun) dan tidak berbuat untuk merealisasikannya, maka dia tidak memiliki bagian dalam Islam.” (Rasail al-Banna, hal. 103)
 
Umat Islam Telah Murtad & Adzab Bagi Mereka Lebih Keras daripada Orang Kafir Lainnya
Sayyid Quthb berkata : ”Telah bergeser jaman, kembali seperti keadaan pada hari datangnya dien ini kepada manusia (yaitu masa jahiliyah). Telah murtad manusia menuju peribadatan kepada hamba-hamba dan menuju kerusakan agama-agama. Mereka telah berpaling dari Laa Ilaaha Illallah, walaupun sekelompok dari mereka masih tetap mengumandangkan di menara-menara adzan Laa Ilaaha Illallah tanpa memahami maksudnya, tanpa mengerti apa konsekwensinya, padahal dia mengulang-ulangnya. Juga tanpa menolak pensyariatan hakimiyah yang diaku oleh para hamba untuk diri-diri mereka. Hal ini sama dengan penuhanan (uluhiyah). Sama saja, apakah diaku oleh pribadi-pribadi atau kelompok pensyariatan ataupun oleh masyarakat…” (fi Zhilalil Qur’an 2/1057)
Bahkan lebih kejam lagi dia berkata : ”… yaitu kemanusiaan seluruhnya, termasuk di dalamnya mereka yang mengulang-ulang di menara-menara adzan di timur atau di barat bumi ini kalimat Laa Ilaaha Illallah tanpa maksud dan tanpa kenyataan. Mereka paling berat dosanya dan paling keras adzabnya karena mereka telah murtad kepada peribadatan para hamba setelah jelas baginya petunjuk dan karena mereka sebelumnya berada dalam dien Allah”. (Fi Zhilalil Qur’an 2/1057)
Lihatlah betapa beraninya Sayyid mengkafirkan kaum Muslimin dan menganggap mereka orang-orang murtad yang paling keras adzabnya. Padahal mereka masih mengumandangkan adzan dan masih shalat. Lantas apa anggapan dia tentang peribadatan mereka di masjid-masjid?

Masjid Menurut Sayyid Quthb Adalah Ma'abid (Tempat Ibadah) Jahiliyyah

Bertolak dari pengkafiran dia terhadap masyarakat Islam, maka Sayyid menganggap masjid-masjid mereka sebagai tempat-tempat peribadatan jahiliyah. Dia berkata ketika menafsirkan ucapan Allah dalam surat Yunus 87 :
“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya : ’Ambillah olehmu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat sembahyang dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.’ ” (Surat Yunus 87)
Dia berkata : ” … inilah pengalaman yang Allah tunjukkan kepada kelompok Mukmin agar menjadi teladan. Bukan khusus bagi Bani Israil. Tapi ini adalah pengalaman iman yang murni. Kadang-kadang orang-orang beriman mendapati diri-diri mereka terusir pada suatu hari dari masyarakat jahiliyah, ketika fitnah telah merata, thoghut telah bertambah sombong dan manusia telah rusak, serta lingkungan telah membusuk. Demikian pula keadaan di jaman Fir’aun pada masa ini. Di sini Allah mengarahkan kita pada beberapa perkara :
Memisahkan diri dari masyarakat jahiliyah, busuknya, rusaknya, dan kejelekannya sebisa mungkin. Dan mengumpulkan ‘kelompok mukmin’ yang baik dan bersih dirinya untuk mensucikan, membersihkan, dan melatih serta menyusun mereka hingga datang janji Allah untuk mereka.
Menghindari tempat-tempat peribadatan jahiliyah dan menjadikan rumah-rumah ‘kelompok Muslim’ sebagai masjid yang di sana mereka dapat merasakan keterpisahan mereka dari masyarakat jahiliyah. Kemudian di sana mereka melangsungkan peribadatan kepada Rabb mereka dengan cara yang benar. Dan melanjutkan dengan ibadah tersebut menuju semacam keteraturan (tandhim) dalam lingkungan suasana ibadahyang suci. (Fi Zhilalil Qur’an 3/1816) ”
Apa yang akan terjadi kalau dakwah Sayyid seperti ini dibiarkan ? Jelas penafsiran yang bathil ini akan mengakibatkan ditinggalkannya masjid-masjid dan munculnya Neo Khawarij dengan gaya baru yang memisahkan diri dari masyarakat Islam dan mengkafirkan mereka. Kemudian siapa yang dimaksud ‘kelompok Mukmin’, ‘kelompok Muslim’ dalam masyarakat jahiliyah ini? Tentu pembaca dapat menebak dengan melihat aqidah dan pemikiran Sayyid yang telah dijelaskan. Ya tentunya yang dia maksud adalah dirinya dan orang-orang yang mengikuti pemikirannya.

Jalan Keluar Menurut Sayyid Quthb

Islam telah lenyap, Muslimin telah murtad, masyarakat Muslimin telah kembali menjadi jahiliyah. Masjid-masjid telah menjadi tempat-tempat peribadatan jahiliyah … . Lalu apa yang harus kita perbuat? Dan bagaimana jalan keluar bagi yang ingin menjadi ‘kelompok muslim’? Dengarlah apa kata Sayyid Quthb berkenaan dengan pertanyaan ini : “Sesungguhnya tidak ada keselamatan bagi ‘kelompok Muslim’ di seluruh dunia dari adzab yang Allah sebutkan :
” … atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain…” (Al An’am 65)
Kecuali jika mereka memisahkan keyakinan, perasaan dan juga prinsip hidup mereka dari masyarakat jahiliyah dan memisahkan diri dari kaumnya. Hingga Allah mengijinkan bagi mereka untuk mendirikan negara Islam yang mereka berpegang padanya. Kalau tidak, maka hendaknya mereka merasakan seluruh perasaannya bahwa mereka sendirilah umat Islam dan merasakan bahwa apa dan siapa yang disekelilingnya yang tidak masuk kepada apa yang mereka masuki adalah jahiliyah dan masyarakat jahiliyah … .” (Fi Zhilalil Qur’an 2/1125)
Inilah jalan keluar menurut Sayyid, yaitu dengan menjadi khawarij, mengkafirkan dan memisahkan diri dari umat Islam! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Tidakkah Sayyid melihat dakwah Ahlus Sunnah dan para ulama’nya di jazirah Arab, Yaman, India atau yang lainnya? Tidakkah dia melihat perjuangan dakwah mereka dalam memurnikan ajaran Islam? Bahkan apakah Sayyid tidak melihat di sampingnya seorang ulama’ yang berjuang membela tauhid dan sunnah, yaitu Syaikh Muhibbun Al Khatib rahimahullah?!
Pemikiran Takfir Sayyid Quthb Diakui Tokoh-Tokoh Ikhwan (IM) Sendiri
Sesungguhnya pemikiran takfir Sayyid Quthb tidak mungkin dipungkiri lagi. Bahkan telah diakui pula oleh beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin sendiri. Berikut ini kita dengar beberapa ucapan mereka :
Berkata Yusuf Al Qaradlawi dalam bukunya Awliyat Al Harakah Al Islamiyah : “Dalam fase ini muncul buku-buku ‘Asy Syahid’ Sayyid Quthb yang merupakan fase terakhir dari pemikirannya yang mengkafirkan masyarakat (Islam) dan menunda dakwah sampai kepada keteraturan Islam dengan pembaharuan fiqh dan perkembangannya. Menghidupkan ijtihad serta mengajak untuk memisahkan diri secara perasaan dari masyarakat, memutus hubungan dengan orang lain, mengumumkan jihad fisik melawan seluruh manusia … ” (Awliyat hal. 110)
Dengan akumulasi ideologi takfir yang ditanamkan di dalam tubuh Ikhwanul Muslimin maka...
"Pemikiran Qutb menyebabkan kebangkitan ideologi Takfiri, dan telah menginspirasi banyak organisasi teroris, termasuk para pembunuh Sadat, Al-Qaeda dan cabang-cabangnya. Qutb telah dieksekusi di Mesir pada tahun 1966….
Organisasi Ikhwanul Muslimin dan rekan mereka di Inggris tidak pernah secara terbuka maupun secara konsisten membantah literatur anggota Ikhwanul, Sayyid Qutb, yang dikenal telah mengilhami orang (termasuk di negeri ini) untuk terlibat dalam terorisme.¹ -selesai penukilan-
Url Sumber: https://tukpencarialhaq.com/2017/04/15/ketika-barat-memanen-buah-teror-takfir-ikhwanul-muslimin-as-sufi-yang-mereka-tanam-selama-ini/
Selengkapnya baca:
Karena itulah bukan hal yang mengherankan jika dalam sejarah Ikhwanul Muslimin,  dari sejak awal kemunculannya telah terjadi hubungan erat lagi kuat antara firqah Ikhwanul Muslimin dengan firqah Syiah yang juga memiliki aqidah takfir,  pengkafiran terhadap umat Islam.
Kaum Syiah meriwayatkan dari Abu Ja’far bahwa ia berkata, “Manusia telah murtad setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali tiga orang.” Ia ditanya, “Siapakah ketiga orang itu?” Ia menjawab, “Miqdad bin Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al- Farisi, semoga Allah Subhanahu wata’ala merahmati dan memberkahi mereka.” (al-Kafi, karya al-Kulaini, kitab “ar-Raudhah”, 12/321—322, bersama Syarah Jami’, karya al-Mazindarani)
Disebutkan pula dalam Rijal al- Kisysyi dari Abu Ja’far, ia berkata, “Manusia telah murtad kecuali tiga orang: Salman, Abu Dzar, dan Miqdad.” Ia ditanya, “Bagaimana dengan Ammar?” Ia menjawab, “Sebelumnya ia berbuat adil, namun dia kembali lagi.” (Rijal al-Kisysyi, hlm. 11—12)
Bahkan pada setiap tahunnya,  Syiah Rafidhah selalu mengadakan perayaan Hari Kesyahidan Fathimah Az-Zahra yang mereka klaim secara keji lagi busuk telah dibunuh oleh Shahabat Mulia,  Khalifah Rasulullah, Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu.
DAN BAHKAN SYIAH DALAM MENCIPTAKAN KISAH DUSTA INI MELAKUKAN PELECEHAN BESAR KEPADA SUAMI BELIAU, ALI BIN ABI THALIB RADHIYALLAHU ‘ANHU SANG PANGLIMA PERANG YANGGAGAH BERANI DIGAMBARKAN SEBAGAI SOSOK SUAMI PENAKUT, PENGECUT YANG DENGAN BEBASNYA MEMBIARKAN DAN MEMBERI KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA KEPADA UMAR BIN KHATHAAB MASUK MENDOBRAK RUMAH BELIAU, MENYIKSA DAN MENGINJAK-INJAK ISTRI BELIAU DALAM KEADAAN ALI, HASAN DAN HUSAIN ADA DI DALAM RUMAH ITU PULA!!! HADZA BUHTANUN ‘ADZIM.
https://safeshare.tv/x/cSb_m8j1qo8
Gambar 14. Hujatan keji Syiah Rafidhah untuk membakar api kebencian terhadap para sahabat Nabi dengan dongeng dusta lagi busuk.
Oleh karena itulah,  para dedengkot Ikhwanul Muslimin benar-benar menjadi tokoh panutan yang dimuliakan oleh negara Syiah Rafidhah Iran. Betapa tidak? Bukankah Sayyid Quthb yang telah melemparkan celaan,  hinaan terhadap shahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam?!
Sehingga jalinan hubungan mesra, saling bela dan saling dukung telah berpilin berkelindan berpuluh tahun lamanya hingga saat ini diantara kedua sekte sejoli takfiri tersebut. Wallahul musta'an.
(Bersambung insyaallah) :
Keterlibatan Iran Dalam Pembunuhan Presiden Mesir

Dari https://t.me/tukpencarialhaq/8757
15/07/2017

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi