Hukum Mengeraskan Dzikir-dzikir Shalat

HUKUM MENGERASKAN DZIKIR-DZIKIR SHALAT
Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah
Pertanyaan:
Apa hukum mengeraskan suara dzikir ketika shalat seperti seseorang mengeraskan mengucapkan dzikir Subhana Rabbiyal 'Azhim, Subhana Rabbiyal A'la, tasyahhud, dan lainnya sebagaimana kami mendengar sebagian ikhwan di masjid ini dan lainnya melakukannya?
Jawaban:
Yang pasti
kerasnya suara makmum ketika mengganggu, minimalnya hal itu makruh bila kita tidak mengatakannya haram. Sebab Nabi صلى الله عليه وسلم ketika mendengar para sahabatnya membaca al Qur'an dengan keras, maka Beliau melarang mereka dari hal itu lalu bersabda:
« فَلاَ يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا »
Janganlah kalian saling mengganggu satu sama lain”. [HR Abu Dâwud, 1334].
Beliau menjadikan hal ini sebagai bentuk gangguan. Mengeraskan suara itu makruh karena dia sedang bermunajat (berbisik-bisik) kepada Allah تعالى dan bukan bermunajat kepada manusia hingga dia harus mengeraskan suaranya agar orang mendengarnya.
Namun seorang imam mengeraskan dalam shalat sir (yang bacaannya pelan) dan kadang mengeraskan sebagian ayat dalam shalat sir.
Al Fatawa ats Tsulatsiyyah
http://t.me/ukhwh
12/10/2017
حكم رفع الصوت بأذكار الصلاة
السؤال: ما حكم رفع الصوت بالأذكار أثناء الصلاة كقوله: سبحان ربي العظيم، سبحان ربي الأعلى، والتشهد وغير ذلك رافعاً بها صوته، حيث سمعنا بعض الإخوان في هذا المسجد وغيره يفعلون ذلك؟الجواب: لا شك أن رفع الصوت من المأموم إذا كان يشوش فهو مكروه على الأقل إن لم نقل: إنه حرام، لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما سمع أصحابه يقرءون ويجهرون نهاهم عن ذلك وقال: (لا يؤذين بعضكم بعضاً) فجعل هذا من الإيذاء.رفع الصوت مكروه، هو يناجي ربه وليس يناجي الخلق حتى يرفع صوته ليسمعوه، لكن الإمام يجهر في الصلاة السرية ويجهر أحياناً ببعض الآيات في الصلاة السرية. 

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi