Waspadalah Dari Mengikuti Hawa' Nafsu

WASPADALAH DARI MENGIKUTI HAWA' NASFU
Berikut ini diantara bentuk-bentuk mengikuti hawa nafsu:
1. Bersandar kepada akal atau pendapat dalam permasalahan aqidah, hukum, dakwah dan metode-metodenya, tidak mengambil dalil dari al quran, sunnah dan ijma' salaf.
2. Tidak tunduk terhadap dalil
3. Berargumentasi dengan dalil apapun walau tidak ada sisi  keserasian untuk menetapkan pendapatnya.
4.. Menta'wil dan tahrif (merubah makna atau maksud) dalil sesuai dengan yang diinginkan oleh hawa nafsunya. Ini sangat laris dikalangan ahlul ahwa'. "Berpendapat, membuat kaidah lalu cari-cari dalil"
5. Berpegang kepada ucapan seorang alim atau da'i walaupun menyelisihi dalil yang sudah jelas penyimpangannya.
Bahkan sebagian mereka "memutar leher-leher" dalil untuk dijadikan hujjah atas ucapan pembersarnya atau orang yang mengikutinya.
6. Bergabung dengan kelompok dan organisasi-organisasi rahasia,  mengikuti pendapat dan perintahnya. Tanpa melihat apakah sesuai dengan syari'at atau tidak.
7. Mengilzam (mengharuskan) para pengikutnya dengan pemikiran, pendapat atau kitab tertentu.
Dan mentarbiyyah mereka (para pengikutnya) di atas hal itu. Yakni yang menyelisihi syari'at dan dalil.
8. Menghalangi manusia-terkhusus para pengikutnya- untuk mendengar ucapan seorang alim salafi, membaca kitabnya atau berusaha mencegah tersebar kitabnya dengan berbagai cara.
9. Tidak mau menerima bantahan atau ucapan apapun yang ditujukan kepada duat yang diagungkan oleh mereka.
Mereka menjadikan bantahan atau ucapan tersebut sebagai bentuk hasad bukan kecemburuan terhadap agama dan nasehat untuk setiap muslimAtau untuk para pengikut mereka.
Karena suatu kaidah:  kritikan yang terjadi antara sesama rekan adalah  tertolak, karena hal itu dibangun diatas persaingan, hal itu dari satu sisi mereka mencela niat orang yang mengkritik, menjauh dari perintah Allah untuk bersikap husnudzdzon, dan dari sisi yang lain mereka "menghabisi " salah satu perinsip diantara perinsip agama yaitu membantah terhadap orang yang menyimpang .
Mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa:  "kritikan yang terperinci itu diambil dan didahulukan dari ta'dil (rekomendasi)"
10. Membakar kitab-kitab ahlus sunnah yang menjelaskan agama yang benar, membantah orang-orang yang menyimpang.
Maka orang-orang yang terdidik dengan hizbiyyah dan hawa nafsu membakar kitab-kitab tersebut, dan sebaliknya menyebarkan kitab-kitab ahli bid'ah.
11. Merusak nama baik ulama ditengah-tengah umum dan para pemuda islam dan menggelari mereka dengan gelar jelek dalam rangka menjauhkan manusia dari mereka.
Contohnya seperti gelar:  pegawai/petugas penguasa, tidak mengerti realita dan lain-lain.
12. Menjadikan dusta sebagai wasilah untuk menyebarkan dakwah mereka.
[Dinukil  secara ringkas dari kitab:  "Sallus suyuf wal Asinnah ala ahlil ahwa' wa ad'iyya'is sunnah, karya: Abdullah bin Sholfiq adz Dzofiri, Hal. (24-26) dengan sedikit perubahan]
Cilacap, 26 Muharram 1439
✒___ Abul Abbas Sholeh bin Zainal abidin
*WA Ibnul Qayyim Rawajaya*
||https://t.me/salafykawunganten
(08/11/2017)

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi