![[AUDIO] Bersegera Menuju Amalan Kebaikan dan Hasungan untuk Bersemangat dan Sungguh Sungguh Melakukannya (2) - Ustadz Luqman Baabduh [AUDIO] Bersegera Menuju Amalan Kebaikan dan Hasungan untuk Bersemangat dan Sungguh Sungguh Melakukannya (2) - Ustadz Luqman Baabduh](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0-WCenKVHBCuROygM0b_a6nRfCGRIqUaZaTx95vqRkjS8D0Fe47ku8F1zBwbOBvBv8XJot32yp1nVTUSAbbDIBnsYOuO_UgZMVXZmVq_q7aFK_h60Mp0TmPyGgbneNxXC2dgQJB7XSkc/s400/audio.png)
Kitab : Riyadhus Shalihin
Materi : Bersegera Menuju Amalan Kebaikan dan Hasungan untuk Bersemangat dan Sungguh Sungguh Melakukannya (2)
Pemateri : Ustadz Luqman Ba'abduh
Tempat : Jember
Tanggal : 25/03/2007
📢 Dengarkan audio
💾 Link download audio : https://drive.google.com/uc?id=1ARZhGP74v_mIDMUbHQVFzOSO27SiVeCj&export=download
dari luqmanbaabduh.com
Materi pembahasan :
Bab 10 : Bersegera menuju amalan amalan kebaikan serta himbauan untuk segera melakukannya dengan sungguh-sungguh tanpa ragu.
Lanjutan dalil-dalilnya
1. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seseorang bertanya kepada Nabi pada waktu Perang Uhud, ‘Beritahukanlah kepadaku, apabila aku terbunuh, di mana tempat tinggalku nanti?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Di surga.’ Lalu orang itu melemparkan beberapa butir kurma yang ada di genggaman tangannya, kemudian berperang sampai terbunuh.” (HR Bukhari dan Muslim)
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu anhu: “Ada seorang laki laki mendatangi Rasulullah, kemudian laki – laki tadi bertanya:”
يا رسول الله أي الصدقة أعظم فقال أن تصدق وانت صحيح شحيح تخشى الفقر وتأمل الغنى ولا تمهل حتى اذا بلغت الحلقوم قلت لفلان كذا ولفلان كذا ألا وقد كان لفلان
Wahai Rasulullah, shadaqah seperti apa yang paling besar pahalanya? Maka Rasulullah menjawab. “ Shadaqah yang paling besar pahalanya itu adalah, saat engkau bershadaqah itu kamu masih sehat bugar, kamu masih dalam kondisi pelit saat itu – yakni berat sekali mengeluarkan uang – saat itu kamu takut miskin – yakni eman (sayang) dengan uangnya- dan kamu bercita – cita menjadi orang kaya saat itu serta kamu tidak menunda – nunda infaqmu sampai ketika ajal di kerongkongan baru kemudian kamu keluarkan, – kemudian kamu kumpulkan keluargamu – dan bilang : “Nak, sekian ini untuk si fulan, sekian ini untuk si fulan – infaq maksudnya – padahal saat dia telah meninggal dunia harta itu sudah beralih tangan menjadi hak ahli waris.”
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi