Keadaan Makan Dan Minum Bersamaan Dengan Dikumandangkan Adzan Subuh

tafsir al quran, hadits, fatwa ulama, artikel, faidah, kata mutiara dan hikmah, serta tanya jawab kajian islam Keadaan Makan Dan Minum Bersamaan Dengan Dikumandangkan Adzan Subuh
<Penjelasan
Assyaikh Sulaiman Ar Ruhaili حفظه الله

Seandainya seorang meletakkan makan sahur di hadapannya bertepatan dengan berkumandangnya adzan - besar kemungkinan , muazdin adzan tepat pada waktunya- maka bolehkah dia makan sahur

. Jika dia baru meletakkan hidangan sahur,

maka tidak boleh memakannya, karena Nabi shalallahu'alaihiwasallam menjadikan adzan Ibnu Ummi Maktum sebagai penghalang sahur.

. Adapun jika dia telah memulai makan,

maka hendaklah menyempurnakan aktivitasnya. Dengan catatan, tidak mengawali dari awal ( ketika mendengar adzan).
Berarti, dalam hal ini ada dua bentuk :

Bentuk pertama : Seorang telah mengambil segelas air dengan tangannya. Dia telah memulai untuk meminumnya , lalu sang muadzin adzan, kondisi semacam ini dia menyelesaikan minumnya.

Bentuk yang kedua: Seorang telah mengangkat sesuap makanan ke mulutnya, kondisi semacam ini yang benar adalah memakannya.
Ini merupakan pendapat jumhur para ulama; bahwa kondisi yang pertama di gabungkan dengan kondisi yang kedua. Sebab penggabungannya adalah adanya keterkaitan jiwa untuk menjalankan sebab dan sudah memulai suatu perbuatan.

Adapun kalau baru memulai makan dan minum, maka janganlah menjulurkan tangan untuk mengangkat sesuap makanan atau segelas air, karena Nabi Shalallahu'alaihiwasallam bersabda :" Apabila salah seorang kalian mendengar adzan dalam keadaan segelas air berada di tangannya, maka jangan meletakkannya hingga dia menyelesaikan kebutuhannya ". Riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shaheh.

Yang serupa dengannya adalah

jikalau sesuap makanan telah diangkat ke mulutnya, maka boleh baginya untuk memakannya. Sabda beliau shalallahu'alaihiwasallam tersebut sebagai pengikat (catatan), dengan maksud untuk menolak selain kondisi semacam itu.

Sehingga andaikan wadah makanan masih di bumi atau yang serupa dengan ini, maka dia tidak boleh memamakannya .

Syarhu kitabis shiyam min manarissabil hal: 77-78

Diterjemahkan oleh:
Al ustaadz Zuhair syariyf Abu Muhammad
حفظه الله

Telegram.me/salafycurup

الشيخ أ.د. سليمان الرحيلي:

أحوال الأكل والشرب مع أذان الفجر .

للشيخ أ.د. سليمان الرحيلي.

ا•┈┈••✦✦••┈┈•ا

( لو أن الإنسان وَضَع سَحوره بين يديه وأذّن المؤذن -والمؤذن يؤذن على الوقت في غالب الظن- فهل له أن يأكل ؟

1- أما إن كان وَضَع السحور فقط = فإنه ليس له أن يأكل؛ لأن النبي ﷺ جعل أذان ابن أم مكتوم مانعًا من السحور.

2- أما إذا شَرَع في الفعل فإنه يكمل ما شرع فيه ولا يبتدأ.

ولهذا صورتان:

الصورة الأولى: أن يكون أَخَذ الإناء في يده، شَرَع في الطريق ليشرب، فأذّن المؤذن = هنا يُكمل فيشرب ما في الإناء.

الصورة الثانية: أن يكون رفع اللقمة إلى فيه، وهنا = يأكلها على الصحيح.
وهو قول جمهور أهل العلم: أنه يُلحَق هذا بهذا؛ بجامع تعلق النفس بكلٍّ مع بذل السبب والشروع في الفعل.

أما الابتداء فلا يبتدأ: لا يمد يديه ليرفع لقمة ولا يرفع يديه ليرفع إناء؛ لأن النبي ﷺ قال: «إذا سمع أحدكم النداء والإناء على يده؛ فلا يضعه حتى يقضي حاجته منه» رواه أبو داود بإسناد صحيح.

ومثله إذا كانت اللقمة قد رفعها إلى فيه فإن له أن يأكل، وقول النبي السابق = قيد، يُراد به دفع ما عداه ، فلو كان الإناء على الأرض أو نحو هذا فإنه لا يأكل .


[شرح كتاب الصيام من منار السبيل(ص٧٧_٧٨)]

ا•┈┈••✦✦••┈┈•ا
قناة فوائد الشيخ أ.د.سليمان الرحيلي.
https://goo.gl/ABwf0c

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi