Apakah Melarang Terorisme Berarti Agen Atau Mata-mata Pemerintah

tafsir al quran, hadits, fatwa ulama, artikel, faidah, kata mutiara dan hikmah, serta tanya jawab kajian islam Apakah Melarang Terorisme Berarti Agen Atau Mata-mata Pemerintah
<Asy Syaikh al 'Allamah Rabi' bin Hadi al Madkhali hafizhahullah

"Mengharamkan pemberontakan bukan berarti agen ataupun mata-mata (pemerintah) seperti yang dikatakan kaum khawarij (teroris) sekarang, tapi amalan ini dalam rangka menjalankan perintah Allah ﷻ dan berjalan di atas manhaj Allah ﷻ dan manhaj yang disyariatkan Rasulullah ﷺ yang mulia ini serta berjalan di atas jalan para imam pembawa petunjuk di setiap masa dan tempat.

Inilah Imam Ahmad rahimahullah, saat hakim dan khalifah di zamannya menyerukan dengan terang-terangan pendapat al Qur'an makhluk, keyakinan kafir, maka para ulama datang kepada beliau rahimahullah dalam rangka meminta nasehat beliau untuk melakukan pemberontakan, namun beliau menolak lalu mengatakan:

'Pemberontakan ini akan membinasakan kaum muslimin, akan menumpahkan darah mereka, merobek kehormatan mereka, dan demikian dan demikian, beliau menolak untuk memberontak!

Lantas apakah berarti Imam Ahmad bin Hanbal seorang agen?!

Apakah beliau mata-mata?!

Padahal beliau dipenjara dipukul, dipenjara saudara-saudaranya, mendapat ujian yang sangat berat, sebagian saudaranya dibunuh, meski demikian beliau memerintahkan untuk tetap bersabar.

Inilah manhaj (jalan) yang benar, meski sudah nampak kekufuran yang nyata, namun di saat tindakan pemberontakanmu itu merugikan kaum muslimin, jangan memberontak jika kerusakannya lebih besar dari masalahatnya, meski kafirnya itu kekufuran yang nyata namun selama pemberontakan itu membahayakan kaum muslimin dan mengakibatkan tertumpahnya darah mereka, robeknya kehormatan mereka, sehingga jangan engkau menjadi sebab kerusakan-kerusakan ini.

Adapun ahlussunnah komitmen dengan manhaj ini, tidak terkait dengan agen dan mata-mata seperti yang digambarkan musuh-musuh sunnah dan musuh-musuh manhaj ini.

Adz Dzari'ah Ilaa Bayan Maqasid Kitab asy Syari'ah 1/92

http://t.me/ukhwh


قال الشيخ العلامة الدكتور ربيع بن هادي المدخلي -سلمه الله من كل سوء :

« وتحريم الخروج ليس عمالة ولا جاسوسية -كما يقوله الخوارج الآن- وإنَّما هو امتثال لأوامر الله، وسيراً على منهج الله، والمنهج الذي شرعه هذا الرسول الكريم، وسار عليه أئمة الهدى في كلّ زمان ومكان.

فهذا أحمد بن حنبل؛ الحاكم والخليفة في زمانه أعلن الدعوة إلى القولِ بخلق القرآن، وهذا كفر، فكان العلماء يأتون إليه يستشيرونه في الخروج، فيأبى، ويقول:

هذا سَيُهلك المسلمين، سيسفك دماءهم، وينتهك أعراضهم، وكذا وكذا وأبى الخروج!.

فهل أحمد بن حنبل عميل؟!
هل هو جاسوس؟!.

لقد سُجِن وضُرِب وسُجن إخوانه، وامتُحنوا أشدَّ الإمتحان، وقُتِل بعضُهم، وهو مع ذلك يأمر بالصبر.

هذا هو المنهج الصحيح، حتى لو ظهر الكفر البواح، وفي خروجك ضرر بالمسلمين: لا تخرج إذا كانت المفسدة أكبر من المصلحة، ولو كان كافراً كفراً بواحاً فما دام الخروج يضر بالمسلمين، ويؤدي إلى سفك دمائهم، وانتهاك أعراضهم فلا تتسبب في هذه المفاسد.

وأهل السنة والجماعة ملتزمون بهذا المنهج، لا من منطلق عمالة وجاسوسية كما يصفهم أعداء السنة، وأعداء هذا المنهج».

الذريعة إلى بيان مقاصد كتاب الشريعة (ج: (1) ص: (92)).

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi