
<Syaikh Ibnul 'Utsaimin rahimahullah
"Perkataan penulis Zaad al Mustaqni': mencela makanan
yakni mencela makanan itu makruh (dibenci), karena Nabi ﷺ tidak pernah sedikitpun mencela makanan. Jika Beliau menyukainya, beliau makan, namun bila tidak suka beliau tinggalkan. Sehingga bila engkau mencelanya dengan mengatakan:
-makanan buatanmu asin
-teh buatanmu pahit
-kurmamu kering
maka semua celaan ini makruh.
Namun bila dia hendak mengkritik makanan di hadapan keluarganya sampai mereka tidak mengulangi hal yang sama, maka yang demikian ini boleh, bahkan ini bagian dari pengajaran. Jadi, pada kondisi ini dia tidak mencela makanan, tapi mengkritik karya keluarganya."
Asy Syarh al Mumti' 12/34
http://t.me/ukhwh
قال ابن عثيمين-رحمه الله- :
"قوله: «وعيب الطعام» أي أنه مكروه، وكان النبي صلّى الله عليه وسلّم لا يعيب الطعام، إن اشتهاه أكله، وإلا تركه، أما أن تعيبه وتقول: طعامك مالح! وشايك مر! وتمرك حشف! فهذا مكروه، أما إن أراد أن يعيبه عند أهله حتى لا يعودوا لمثل ذلك، فهذا جائز، بل هو من التعليم، وهنا لم يعب الطعام، ولكن عاب صنعة أهله."
الشرح الممتع 12/34
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi