Jauhilah Sifat Bangga Diri Wahai Saudaraku

tafsir al quran, hadits, fatwa ulama, artikel, faidah, kata mutiara dan hikmah, serta tanya jawab kajian islam Jauhilah Sifat Bangga Diri Wahai Saudaraku
<Assyaikh Al-Allamah Abdullah Ibnu Abdirrahim al-Bukhari hafidzahullah

Telah disebutkan banyak ungkapan-ungkapan dari imam-imam Sunnah yang memperingatkan dari bahaya sifat ingin terdepan, ambisi syahwat ingin terdepan, serta senang terhadap kepemimpinan, oleh karena ini tidak satu dari para imam mengatakan :

" Tidaklah kamu mendapati seseorang yang mencari jabatan dan kepemimpinan melainkan wal'iyadzubillah dia bangga terhadap dirinya ".

Kalau seandainya kamu membaca biografi para imam (ahlussunnah) niscaya kamu akan mendapati bahwa mereka menjauh dan memerangi sifat tersebut serta lari darinya sebagaimana larinya mereka dari singa,

Perhatikan imam satu ini , beliau tsiqah, Ubaidullah Ibnu Abi Ja'far almishri alfaqih yang beliau termasuk rawi yang disebutkan didalam kutubussittah, salah satu ulama yang terpercaya, sangat berilmu, beliau memiliki ungkapan-ungkapan yang agung,

Dan disebutkan di dalam biografinya bahwa beliau adalah salah satu dari cendekiawan, didalam ucapannya terdapat hikmah dan pelajaran, termasuk dari ucapan beliau yang disebutkan dalam biografinya didalam kitab tahdzibulkamal dan selainnya seakan-akan beliau membimbing penuntut ilmu beliau mengatakan :

"Apabila kamu didalam suatu majelis, kamu bangga terhadap dirimu disaat kamu berbicara maka diamlah ketika itu, dan jika kamu kagum terhadap dirimu ketika kamu diam maka berbicaralah " maknanya adalah lihatlah kepada dirimu, selisihilah dia.

Sifat bangga diri yang ada pada seseorang merupakan tanda bahwa akalnya adalah lemah,

Setiap seseorang yang bangga terhadap dirinya, cinta terhadap kepemimpinan dan ingin tampil dan selain itu (dari sifat-sifat yang semisalnya) maka dia telah membinasakan dirinya sebagaimana dikatakan oleh Al-Imam Ibnu Abdil Barr didalam kitab jami' bayanil'ilm wafadhlihi :

"Sifat bangga diri menghancurkan kebaikan-kebaikan semuanya" .

Jika kamu perhatikan sekumpulan dari para penghafal dan perawi hadits, sebagian mereka ada yang bangga terhadap dirinya, maka penyebutannya terpadamkan disebabkan rasa ujubnya, maka ini adalah penyakit dan musibah,

Sebagaimana disebutkan dalam biografi Ahmad Ibnu Kamil Al-Baghdadi, berkata Ad-Daraquthni tentangnya :

"Hafidz (seorang penghafal) terkadang menyampaikan hadits melalui hafalannya tanpa kitabnya, namun (sangat disayangkan) telah membinasakannya sifat ujub "

Dan berkata Adzdzahabi rahimahullah didalam assiyar :

"Beliau termasuk lautan ilmu namun sifat ujub menjadikannya tidak dikenal"

Wal'iyadzubillah

Demikian pula Ahmad Al-'Atthar sebagaimana disebutkan di dalam lisanulmizan, beliau juga dahulu termasuk dari ulama dan penghafal, dan berkata Al-Hafidz rahimahullah tentangnya :

"Telah membinasakannya sifat ujub " .

Berkata Al-Imam Malik Bin Anas rahimahullah :

"Apabila seseorang memuji dirinya sendiri maka telah hilang keindahannya"

Seperti (yang dikatakan ): tidaklah memuji diri sendiri melainkan orang yang bangga terhadap dirinya sendiri, senang terhadap kepemimpinan, ingin tampil dan terdepan, kita memohon keselamatan.

Ini adalah penyakit-penyakit dan kotoran, hendaklah kalian perhatian dengannya semoga Allah menjaga kalian, sifat-sifat ini tersembunyi, bisa jadi kamu dapati ada pemelihara (sifat tersebut) tersebar padamu dan dia menabur benih itu padamu , kemudian menyebarlah musibah ini disini dan disana, apabila kamu kembali ke negerimu perangilah jiwamu, perangilah jiwamu, perangilah jiwamu sampai kamu menang, dan jujurlah kepada Allah, bersandarlah kepadaNya dengan merendahkan diri dan memohon kepada Nya agar dihindarkan dari musibah ini apabila ada padamu, setiap orang bisa mengalahkan dirinya sendiri(dengan izin Allah), dia lebih tahu tentang dirinya, Barakallahu fiykum.

Sumber :
https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=160904

Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu'Umar غفر الله له.

https://t.me/alfudhail

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi