١٩٩٩ – حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: الصِّيَامُ لِمَنۡ تَمَتَّعَ بِالۡعُمۡرَةِ إِلَى الۡحَجِّ إِلَى يَوۡمِ عَرَفَةَ، فَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ هَدۡيًا وَلَمۡ يَصُمۡ صَامَ أَيَّامَ مِنًى. وَعَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ مِثۡلَهُ. تَابَعَهُ إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ سَعۡدٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ.
1999. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Puasa itu bagi siapa saja yang melakukan haji tamatuk dengan melaksanakan umrah sebelum haji hingga hari Arafah. Apabila ia tidak mendapatkan hewan hadyu dan belum berpuasa, maka ia berpuasa pada hari-hari Mina. Dan dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah semisal hadis tersebut. Dikuatkan pula oleh Ibrahim bin Sa’d, dari Ibnu Syihab.
dari ismailibnuisa.blogspot.com
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi