〰〰〰〰〰〰
Kajian Hadits: Syarh Arbain anNawawiyyah
Kajian Hadits: Syarh Arbain anNawawiyyah
HADITS KE-2 (Bag. ke 5)
بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ
الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ
وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي
عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ
الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ
فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ قَالَ مَا
الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى
الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي
الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي
يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
(Dari Umar bin alKhottob) : ‘Ketika kami sedang berada di samping
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari tiba-tiba
muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih,
rambutnya sangat hitam, tidak nampak padanya tanda safar, dan kami tidak
ada yang mengenalnya. Kemudian orang itu duduk (mendekati) Nabi
shollallahu ‘alaihi wasallam menyandarkan lututnya pada lutut Nabi dan
meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi dan berkata:
Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam. Maka Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam itu adalah engkau bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau menegakkan sholat, menunaikan
zakat, shoum (berpuasa) pada bulan Ramadlan, dan berhaji ke baitullah
jika engkau mampu melakukan perjalanan ke sana. Orang itu berkata:
Engkau benar. (Umar berkata) Kami heran dengan orang tersebut, ia
bertanya tapi ia yang membenarkan. (Orang itu) berkata: Beritahukan
kepadaku apakah iman itu? Nabi berkata: engkau beriman kepada Allah,
MalaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari akhir, dan beriman
kepada taqdir baik dan buruknya. (Orang itu) berkata: Engkau benar.
Kemudian ia berkata: Beritahukan kepadaku apakah ihsan itu? Nabi
bersabda: Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya.
Jika engkau tidak bisa melihatnya, sesungguhnya Ia melihatmu. (Kemudian
orang itu berkata) Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat (kapan
terjadinya). Nabi menyatakan: Tidaklah yang ditanya lebih tahu
dibandingkan orang yang bertanya. (Orang itu berkata) Beritahukan
kepadaku tentang tanda-tandanya. Nabi bersabda: Budak wanita melahirkan
tuannya, dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang
(kurang pakaiannya), miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba
meninggikan bangunan. Kemudian orang itu pergi. Setelah berlalunya
waktu, Nabi berkata: Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang
bertanya tadi? Umar menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Nabi
menyatakan: itu adalah Jibril, datang untuk mengajari agama kepada
kalian (H.R Muslim)
4. Iman kepada para Rasul Allah
Beriman bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memilih laki-laki tertentu untuk menjadi utusanNya menyampaikan risalah Allah kepada umat. Seluruh dakwah para Rasul itu memiliki prinsip/ landasan utama yang sama, yaitu mengajak umat untuk beribadah hanya kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan menjauhi thaghut [6]
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوْا اللهَ وَاجْتَنِبُوْا الطَّاغُوْتَ
“Dan sungguh telah kami utus pada setiap umat Rasul, supaya (menyeru ummatnya agar) menyembah Allah (semata) dan menjauhi thaghut “(Q.S AnNahl :36)
Prinsip utama para Rasul itu adalah sama, yaitu mentauhidkan Allah. Sedangkan rincian syariat masing-masing, seperti tata cara sholat, puasa, dan semisalnya berbeda-beda.
Para Rasul tersebut adalah manusia biasa yang memiliki sifat-sifat/keadaan manusiawi seperti makan, minum, menikah, sakit, dan semisalnya. Mereka tidak berhak untuk mendapatkan bagian untuk disembah/ diibadahi. Namun, para Rasul tersebut haruslah dihormati, dicintai karena Allah, didukung dan diperjuangkan ajarannya, karena mereka dimulyakan Allah dengan wahyuNya.
Ajaran dan syariat para Rasul sebelum Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam hanyalah berlaku untuk umat mereka masing-masing, sedangkan syariat Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam akan terus berlaku hingga hari kiamat. Syariat Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam adalah syariat yang paling sempurna dan terbaik. Beliau adalah penutup para Nabi dan utusan Allah.
5. Iman kepada Hari Akhir
Beriman terhadap seluruh tahapan-tahapan peristiwa kehidupan yang akan dijalani manusia setelah meninggal dunia yang dikabarkan dalam alQur’an maupun Sunnah Nabi yang shahihah.
_______________
Catatan kaki :
[6] Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah merangkumkan penjelasan para ‘Ulama terdahulu di antaranya dari kalangan para Sahabat dan tabi’in dalam mendefinisikan thaghut : “ segala sesuatu (makhluk) yang diperlakukan melampaui batas dalam hal disembah(diibadahi), diikuti, dan ditaati”
Catatan kaki :
[6] Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah merangkumkan penjelasan para ‘Ulama terdahulu di antaranya dari kalangan para Sahabat dan tabi’in dalam mendefinisikan thaghut : “ segala sesuatu (makhluk) yang diperlakukan melampaui batas dalam hal disembah(diibadahi), diikuti, dan ditaati”
Segala sesuatu yang disembah selain Allah (dalam keadaan ia ridla) adalah thaghut. Syaithan adalah thaghut. Manusia yang dikultuskan dan diikuti atau ditaati secara mutlak walaupun bertentangan dengan AlQuran dan AsSunnah, dan dia mengajak manusia secara terang-terangan untuk mengikuti penyimpangan dari AlQuran dan as-Sunnah, sehingga menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan yang dihalalkan Allah, maka dia termasuk thaghut.
Disalin dari Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain anNawawiyah). Penulis Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
〰〰〰〰〰〰〰
Salafy Kendari || https://telegram.me/salafykendari
Pada 18.11.2015
Salafy Kendari || https://telegram.me/salafykendari
Pada 18.11.2015